Love In Underground
"Akhirnya lulus juga.." kata seorang gadis yang berambut panjang sambil menarik nafas dalam dan mengeluarkannya pelan-pelan, Kiran nama gadis itu.
Gadis itu saat ini berada di ruang makan bersama seorang wanita setengah baya yang tak lain adalah ibunda dari gadis itu.
"Kiran, setelah lulus kamu mau kemana? kalau kuliah terus terang Bunda nggak sanggup biayain. Tahu sendiri, Bunda cuma jualan jamu dan sekarang sudah nggak sanggup lagi nerusin jualannya." kata wanita paruh baya yang dengan logat medok Jawanya sambil menyiapkan makan malam di meja makan dengan dibantu oleh Kiran.
"Ya Bun, Kiran paham. Nanti Kiran ikut ke Surabaya, cari kerja disana. Syukur-syukur dapat kerjaan yang bisa sambil kuliah" jawab Kiran sambil meletakkan piring dan sendok diatas meja.
"Iya, bunda doakan semoga kamu cepat dapat pekerjaan dan bisa kuliah di Surabaya!" ucap dan do'a dari ibunda Kiran.
"Aamiin ya Robbal alaamiin." balas Kiran seraya meletakkan satu baskom yang berisikan sayuran masakan ibundanya.
"Sekarang cepat panggil bapak sama mas kamu sana!" perintah Bunda Kiran seraya meletakkan bakul nasi diatas meja makan.
"Baik Bu" jawab Kiran sambil berlalu meninggalkan ibundanya, dan dia mencari keberadaan dari Bapak dan kakaknya.
"Bapak....! mas ILO....!" panggil Kiran sambil berjalan.
"Kami di teras Kiran!" jawab seorang laki-laki setengah baya dari teras depan rumah.
"Bapak, mas ILO! Makan malam sudah siap" kata Kiran pada saat menjumpai Ayah dan kakaknya ada diteras rumah mereka.
Keduanya sedang "ngadem" yaitu mencari angin, karena cuaca mendung tapi tak menjatuhkan hujan.
"Yo nduk!" jawab laki-laki setengah baya yang tak lain bapak Kiran.
"Ayo Lo kita makan, perutku dari tadi konser terus, minta di isi. He...he...!" kata laki-laki paruh baya itu sambil terkekeh dan bergegas masuk ke rumah disusul laki-laki muda umur 22 tahunan. ILO namanya,kakak kedua Kiran.
"Inggih pak!" jawab ILO sembari melangkahkan kakinya masuk ke rumah.
"Yang terakhir masuk rumah, tutup pintu..! week....!" kata ILO setengah berlari, sambil menjulurkan lidah mengejek adiknya.
"Wekk....!" Kiran membalas kakaknya sambil menutup pintu. Karena dia memang yang paling akhir masuk rumahnya.
Mereka melangkahkan kaki masuk ke ruang makan, dimana makanan dan minuman sudah disiapkan oleh Ibunda Kiran dan juga Kiran baru saja.
Keluarga kecil itu pun makan malam bersama.walaupun dengan menu yang sederhana tapi kebahagiaan menghiasi mereka.
Ada canda dan tawa yang menghiasi makan malam mereka.
Setelah selesai makan, mereka berbincang-bincang sejenak dan kemudian melangkahkan kaki mereka ke kamar masing-masing untuk beristirahat.
***
Keesokan harinya, seperti biasa Bapaknya Kiran dan kakak laki-lakinya sudah berada di sawah untuk mengerjakan tugas keseharian mereka.
Sementara Kiran dan ibundanya sibuk divdapur serta berberes-beres rumah.
Matahari hampir berada diatas kepala, Kiran dan ibundanya selesai mengerjakan tugasnya.
Sedangkan Bapak dan juga ILO, juga baru saja pulang dari sawah.
Setelah menaruh cangkul dan keranjang yang berisi rumput untuk pakan kambing.Ayah dan ILO pun berbincang-bincang diteras, sambil mengusir keringat dengan caping mereka.
"Huh akhirnya sampai di rumah juga!" seru bapak Kiran.
"Iya pak! Alhamdulillah." sahut ILO yang berjalan di belakang bapaknya.
Setelah meletakkan rumput ke tempatnya, mereka duduk di teras rumah.
"Berangkat ke Surabaya nya kapan Lo?" tanya Laki-laki paruh baya itu pada anak laki-lakinya dan masih mengipas tubuhnya dengan caping, penutup kepala yang biasa di pakai ke sawah atau ladang.
"In syaa Allah besok pagi pak!" jawab ILO yang juga ikut mengipasi tubuhnya.
"Ajak adikmu. Carikan dia pekerjaan yang baik. Biar nggak kelamaan nganggur!" seru bapak ILO seraya menatap ILO dan tetap dalam posiai mengipasi dirinya.
"Inggih pak!" jawab ILO.
"Oya, nanti sampai di Surabaya langsung ke rumah mbak Ana saja. Soalnya kamu kan ngekos, nanti adikmu dikira pacarmu. Bisa-bisa digrebek warga. Jadi panjang urusannya! Ha...ha...ha..." imbuh bapak ILO sambil tertawa.
"Inggih pak." jawab ILO ikut tertawa karena perkataan bapaknya itu.
Tak berapa lama datanglah ibunda kiran.
"Ayo dimakan dulu ini, buat ganjal perut.pasti lapar ya dari sawah" Kata wanita paruh baya saat keluar dari rumah menghampiri mereka berdua sambil membawa dua piring singkong rebus bersama anak gadisnya.
"Wah ramenya sampai kedengaran dari dalam rumah lho!" kata gadis yang baru lulus SMA yang hari ini dengan rambutnya yang sengaja dikepang dua.
Gadis itu adalah Kiran yang kemudian menghampiri mereka sambil membawa teko berisi teh manis dan beberapa gelas.
"Gadis manis berkepang dua...berkepang dua.." goda ILO pada adiknya dengan lagu tempo dulu sambil memainkan rambut kepangan adiknya.
Tahu di goda kakaknya, setelah menaruh teko Kiran pun mendaratkan cubitan pada lengan kakaknya.
"Auw..sakit nih!" seru ILO sambil meringis kesakitan.
"Biarin,Wek....!" jawab Kiran sambil menjulurkan lidahnya.
"Sudah-sudah, ayo di habiskan roti sumbunya!" seru Bunda Kiran sambil melerai anak-anaknya.
"Iya Bu!" jawab Kiran dan Iko yang bersamaan.
Mereka pun melahap roti sumbu yang tak lain singkong rebus sambil bercengkrama.
"Nduk, Nanti ke Surabaya kamu tidur di rumahnya mbak yu mu." kata bapak kiran.
"Kiran mendengarkan sambil memakan roti sumbunya.
"Di Surabaya hati-hati jaga diri.Jangan mudah kena bujuk rayu orang, jaga pergaulanmu. Nurut sama mbakmu masmu. Jangan bikin ulah atau merepotkan. Aku doakan semoga cepat dapat kerjaan yang baik ya Nduk" nasehat Ayah Kiran dengan logat jawanya yang menandakan sangat perhatian pada putrinya.
"Ya pak! Mohon doa restunya semoga cepat dapat pekerjaan yang sesuai kemampuan Kiran" ucap Kiran sambil mengulas senyum.
"Itu pasti Nduk, iya kan bu ne!" balas bapak Kiran sambil menoleh ke arah istrinya.
"Iya pak! orang tua kan selalu menginginkan yang terbaik buat putra dan putrinya. Jadi doa kami tak putis-putus untuk kalian bertiga." ucap ibunda Kiran setelah meminum teh manis buatannya.
"Dengar tuh! jadi nanti jangan pacaran dulu ya!" seru ILO seraya melempar serabut/sumbu singkong ke arah adiknya.
"Iya, mas ILO juga!" balas Kiran yang juga membalas melempar kemali serabut/sumbu singkongnya pada kakaknya.
"Mas kan sudah kerja, jadi boleh pacaran! week...!" seru ILO yang kembali menggoda adiknya dengan menjulurkan lidahnya.
"Sudah-sudah! habiskan singkongnya dan kita tidur!" seru bapak kiran.
"Iya pak!" jawab Kiran dan ILo bersamaan.
Dan mereka pun lanjut menghabiskan kue sumbunya sambil bercerita dan tertawa bersama.
...~¥~...
...Mohon dukungannya untuk para Readers , terutama yang telah dukungan berupa like/komen/favorite/rate 5/gift maupun votenya pada novel LOVE IN UNDERGROUND ini....
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan...
...Allah Subhana Wa Ta'alla...
...Aamiin Ya Robbal alaamiin...
...Terima Kasih...
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Aris Pujiono
pertama
2022-02-28
1
🎤K_Fris🎧
lanjut kaak
2022-02-09
2
Elwi Chloe
hadir
like and masuk favorit
salam dari Transmigrate 🌹
2022-02-06
2