Gilang menepikan mobil yang di kemudikannya, setelah sampai di depan kawasan tempat kosnya Atun.
"Sudah sampai" kata Gilang sambil mematikan mesin mobilnya.
Tapi sepertinya kedua gadis itu, enggan beranjak dari tempat duduknya.
"Rasanya kok cepat banget ya? masih kepingin jalan-jalan lagi" kata Atun.
"Aku pun begitu, tapi kalian kan besok harus kerja" kata Gilang sambil menatap gadis pujaan hatinya.
"Julian, jangan lupa diminum obatnya ya.." kata Kiran.
"Tentu sayang" jawab Julian yang juga memandang pujaan hatinya.
"Sudah masuk sana, cepat istirahat" pinta Julian.
Kiran dan Atun pun mengangguk dan segera keluar mobil.
"Daaaaaaaa...sampai ketemu lagi" kata Kiran disusul Atun sambil melambaikan tangan mereka.
Dan mobil Julian putar balik dan berjalan menembus lampu-lampu jalan.
Kiran dan Atun pun segera masuk ke kawasan kos.
Sampai di dalam kos tak henti-hentinya mereka bercerita.
"Menurut kamu, bagaimana kedua pasangan kita tadi? padahal baru saja ketemu, kok kangen ya" kata Kiran.
"Iya ya, kok sudah kangen aja" kata Atun.
"Menurut aku, Julian itu sepertinya tipikal anak yang mandiri, sepertinya sosialnya tinggi. Itu karena Gilang yang cerita tadi." kata Atun.
"Kalau aku sih sependapat, walaupun awal-awalnya sempat ragu. Karena tadi kan kamu lihat sendiri, wajahnya pucat dan dia minum obat. Aku kira dia sedang sakaw atau apa sih yang itu lho... orang yang kecanduan narkoba itu lho..!!" kata Kiran.
"Aku kira juga begitu, tapi Gilang cuma bilang sakit parah, tapi tak mau bilang penyakitnya apa?!" kata Atun sedikit kecewa.
Mereka berdua pun menghela nafas dan berusaha memejamkan mata mereka.
Sementara itu, dua pria dalam mobil pun berbincang-bincang selama perjalanan mereka.
"Rasanya aku ingin putar balik lagi, menemui Kiran" kata Julian.
"Sama,aku juga. Wajah Atun terbayang-bayang di pelupuk mata ha..ha.." kata Gilang.
"Mereka besok kerja, kita juga kerja" lanjut Gilang.
"Benar-benar nggak nyangka, Kiran nggak mau jadi pacarku tapi maunya jadi istriku" kata Julian sambil tersenyum.
"Bagus dong, lebih cepat lebih baik. Mengingat kesehatanmu..." kata Gilang yang begitu mengkhawatirkan kondisi Julian.
Mereka berdua pun larut dalam pikiran masing-masing.
***
Sepulangnya dari kerja, Atun dan Kiran seperti biasa hendak membeli nasi di Warung kopinya si Jack.
Tapi Atun melihat sebuah mobil yang tak asing parkir di samping kawasan tempat kos mereka.
"Ran, itu bukannya mobil Julian?" tanya Atun menunjuk pada mobil itu.
"Iya, kita lihat yuk.." jawab Kiran sambil menarik tangan sahabatnya itu.
Kiran mengetuk pintu mobil, karena di lihatnya Julian tertidur.
"Sudah lama?" tanya Kiran saat Julian sudah bangun.
"Lumayanlah.." jawab Julian
"Ada apa kesini?" tanya Kiran.
"Kangen apa nggak boleh?" jawab Julian.
"Ciee baru tadi malam,dah kangen-kangen segala" sahut Atun sambil tersenyum.
"Kita sholat dan ganti baju dulu ya" pamit Atun yang gantian menarik lengan Kiran. Dan mereka menuju kamar kos mereka.
Julian pun tersenyum melihat kedua gadis yang meninggalkannya masuk ke kawasan kos.
Tak selang berapa lama, mereka sudah keluar dengan pakaian berbeda.
Kiran duduk di depan samping Julian yang sedang mengemudi. Atun di belakang mereka.
"Atun, Gilang dari semalam nggak berhenti mikirin kamu." kata Julian saat melajukan mobilnya.
"Hm...apa yang mengemudi ini juga mikirin aku ya?" kata Kiran sambil melirik ke arah Julian.
"Kalau nggak mikirin kamu, ngapain aku njemput kamu?" kata Julian sambil tersenyum.
Kiran pun tersenyum malu.
Atun pura-pura tak mendengar, dia menyibukkan diri dengan headsetnya.
"Sebetulnya kemarin itu aku kaget pakai banget kalau kamu ada di sanggar. Aku tahu kamu dari kalangan keluarga bagaimana, apa karena kalian kenal si Jack dan Kodok ya?" tanya Julian.
"Aku penasaran aja, bagaimana suasana disana. Karena Jack dan Kodok seru kalau sedang bercerita tentang aksi panggung band Underground." jawab Kiran.
"Hanya itu?" tanya Julian menyelidik.
"Em..." Kiran memandang ke arah Julian.
"Jawab saja nggak apa-apa" kata Julian yang pandangannya tetap ke depan dan sekali-kali melirik ke arah Kiran.
"Tapi jangan di tertawakan ya, sebetulnya kemarin aku ingin ikut headbanger atau teriak sekencang-kencangnya disana" jawab Kiran yang membuat Julian menghentikan laju mobilnya.
Kemudian Julian pun menepikan mobilnya, dan Atun pun tiba-tiba melepas headsetnya karena penasaran tentang apa yang terjadi.
"Aneh ya? aku kan terbiasa kalau ada masalah Sering teriak-teriak di sawah saat di kampung. Lumayan kan selain perasaan lega, bisa mengusir burung pemakan padi. ha..ha.." kata Kiran sambil tertawa.
"Memangnya kamu ada masalah apa? sepertinya masalah kamu besar?" tanya Julian.
"Aku mau cerita, kalau kamu mau cerita tentang sakit kamu.." kata Kiran yang mencoba memancing Julian membuka rahasianya.
Julian pun mendesah kecewa, dan kemudian melanjutkan perjalanan tanpa ada sepatah kata dari mereka.
Saat Kiran menoleh ke belakang, Atun telah kembali memasang headsetnya.
Tibalah mereka di sebuah rumah. "pimm.."Julian membunyikan klakson mobilnya.
Keluarlah seorang pria dari dalam rumah,dan kemudian melambaikan tangannya.
"Kalian masuklah, aku mau beli makanan dulu" kata Julian. Kemudian Atun dan Kiran pun turun dari mobil, Julian pun segera melajukan mobilnya.
Dua gadis itu segera melangkah ke arah rumah. Gilanh pun mempersilahkan mereka masuk.
Kiran dan Atun melihat-lihat suasana dalam rumah. Mereka melihat banyak tumpukan kaos, ada yang sudah dibungkus plastik ada yang belum.
"Ini usaha kalian ya?" tanya Kiran."iya, lebih tepatnya Julian bosnya.."kata Gilang.
"Kalian bisa partner begini, gimana ceritanya?" tanya Kiran yang masih melihat-lihat sekelilingnya.
***
He...he.. keterusan ngetiknya..
Mohon like dan dukungannya ya..
Terima kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Aris Pujiono
pepet terus gilang julian
2022-03-13
0
Yen Lamour
❤️❤️❤️❤️❤️
Msh di cicil dulu ya kak
Semangat💪
2022-01-25
1
lina
next yuli
2022-01-23
2