Dua gadis itu saling menceritakan masa kecil sampai sekarang secara bergantian.Dan saling bertukar nomor ponsel.
Tak terasa saat yang dinantikan telah tiba. Pengumuman hasil tes dan interview.
10 dari 70 orang telah diterima bekerja.Dan dua diantaranya Kiran dan Atun.
Mereka ditempatkan di bagian Staff gudang 1 dan 2, mereka diterima beda ruangan. Tapi mereka berjanji akan tetap bersahabat.
Mereka mulai bekerja besok pagi.
Atun mengajak Kiran pulang ke tempat kosnya.
Kiran menyanggupinya, tapi sebelumnya dia minta ijin pada kakaknya yang kebetulan hari ini libur kerja.
Mereka berdua bergerak menuju ke Perumahan tempat tinggal Ana. Dan mendapati Ana sedang nonton tivi.
Merekapun terus bercerita dari interview, awal pertemuan sampai bersepakat untuk bersahabat.
"Aku ijinkan kamu pergi..Tapi ingat, sebelum jam 8 harus segera pulang" pinta Ana. Kiran mengangguk menyetujuinya dan memeluk kakaknya.
Mereka berdua pun berjalan menuju tempat kos Atun yang jaraknya tak begitu jauh. Sebelum masuk ke kawasan kos, Atun mengajak ke sebuah warung kopi.
"Maaf ya Ran, di kos aku nggak ada dapurnya. Jadi kalau mau makan ya harus beli. Dan Warung kopi ini jadi langganan aku, selain harganya murah masakannya pas di lidah." jelas Atun.
Atun membeli dua bungkus nasi dan es teh "Hai Jack...pesan dua bungkus nasi seperti biasa sama es tehnya ya...!!" seru Atun ke penjualnya.
"wokey,.!"jawab yang dipanggil Jack. Kiran terkejut dan sedikit mundur kaget, karena yang dipanggil Jack itu cowok berambut panjang sampai bawah pinggul dengan di ikat satu ikatan.
Kiran tak terbiasa melihat seorang laki-laki berambut panjang, apa lagi sampai bawah punggung.
Jack melihat perilaku Kiran sedikit tersenyum. "Nampaknya temanmu bukan asli sini ya Tun?" tanya Jack pada Atun sambil menyiapkan pesanan.
"Dari Solo.." jawab Atun sambil ngemil gorengan diatas meja. "Oya Ran, ini Jaka panggilannya Jack, punya anak buah satu namanya Eko, yang biasa dipanggil Kodok.
Jangan heran ya,daerah sini kalau manggil pake nama samaran" jelas Atun.
"Lha..kodok mana?" tanya Atun pada Jack.
"Baru beli es batu" jawab Jack sambil menyerahkan bungkusan nasi dan es teh pesanan Atun.
Setelah selesai, Atun segera membayar dan kami pun bergegas ke tempat kos Atun.
Kamar kos Atun dilantai dua, jadi kami menyusuri anak tangga yang lumayan sempit.
Yang Andai berpapasan dengan penghuni yang mau turun, harus ada yang mengalah.
"Mengapa kamu nggak pilih kamar dibawah saja Tun?" tanya Kiran sambil menaiki anak tangga.
"Aku mencari privasi" jawab Atun
setelah sampai di lantai dua, ternyata kamar Atun berada yang paling ujung.
Tiba di depan pintu kamar, Atun segera mengambil kunci dari saku celananya.
Kiran melihat sekelilingnya dan di rasakannya angin sepoi-sepoi menerbangkan ujung rambutnya.
"Assalamu'alaikum..." salam kami saat membuka pintu kamar kos.
Kami segera melangkah masuk ke kamar yang ada satu tempat tidur, dengan satu lemari kecil dengan sebuah kaca diatasnya serta ada sebuah radio kecil samping kaca.
Atun duduk di atas tempet tidur, dan tangannya meraih radio kecil itu.
Di putarnya pada sebuah musik, yang kedengaran aneh ditelinga Kiran. Musiknya keras seperti musik rock.
"Ini musik apa ya? kok aneh?" tanya Kiran.
"Menurutmu?" Atun balik tanya.
"Seperti musik rock..?"jawab Kiran sambil berpikir.
"Musik Rock bawah tanah, Underground. Apa kamu terganggu?" tanya Atun.
"Ah tidak, cuma belum terbiasa saja" jawab Kiran yang kadang menutup telinganya.
"Besok kalau dah gajian,aku mau ke Sanggar, karena aku ada janji traktir Jack tiket masuk Sanggar. kamu ikut ya?" ajak Atun.
Kiran tidak segera menjawab, tapi dia masih meresapi musik dan lagu yang terdengar dari radio.
Dia tidak lagi menutup telinganya.
"Musik ini aliran keras, tapi aneh aku merasa tenang saat mendengarkannya?" batin Kiran.
"Benar saja Atun memilih kamar di sini, karena dia bisa mendengarkan musik ini tanpa di ganggu atau mengganggu tetangganya". lanjut kata dalam hati Kiran.
"RAN..Kiran..!" panggil Atun.
"Eh iya ada apa?" jawab Kiran agak lambat.
"Hadeuh..kirain dah molor. ha..ha.." kata Atun
"Gimana? ikut nggak?" tanya Atun.
"Eh..iya ikut. Aku penasaran pingin lihat secara live" jawab Kiran semangat.
Atun mengacungkan dua jempolnya sambil tersenyum.
Setelah itu mereka segera melahap bungkusan yang dibeli di warung kopi si Jack.
Setelah sholat Isya, Atun mengantarkan Kiran pulang ke rumah Ana.
***
Mohon like komentar, favorite dan votenya ya..
🙏😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Aris Pujiono
jangan sampai ada pelakor
2022-03-03
0
Fanie Azhary
Jejak dari Bukan Sekedar Sahabat
Semangat
2022-02-07
2
Senja Merona🍂
maafkan terlambat datang 🤭🤭🤭
2022-02-02
2