NovelToon NovelToon

Love In Underground

Lulus SMA

"Akhirnya lulus juga.." kata seorang gadis yang berambut panjang sambil menarik nafas dalam dan mengeluarkannya pelan-pelan, Kiran nama gadis itu.

Gadis itu saat ini berada di ruang makan bersama seorang wanita setengah baya yang tak lain adalah ibunda dari gadis itu.

"Kiran, setelah lulus kamu mau kemana? kalau kuliah terus terang Bunda nggak sanggup biayain. Tahu sendiri, Bunda cuma jualan jamu dan sekarang sudah nggak sanggup lagi nerusin jualannya." kata wanita paruh baya yang dengan logat medok Jawanya sambil menyiapkan makan malam di meja makan dengan dibantu oleh Kiran.

"Ya Bun, Kiran paham. Nanti Kiran ikut ke Surabaya, cari kerja disana. Syukur-syukur dapat kerjaan yang bisa sambil kuliah" jawab Kiran sambil meletakkan piring dan sendok diatas meja.

"Iya, bunda doakan semoga kamu cepat dapat pekerjaan dan bisa kuliah di Surabaya!" ucap dan do'a dari ibunda Kiran.

"Aamiin ya Robbal alaamiin." balas Kiran seraya meletakkan satu baskom yang berisikan sayuran masakan ibundanya.

"Sekarang cepat panggil bapak sama mas kamu sana!" perintah Bunda Kiran seraya meletakkan bakul nasi diatas meja makan.

"Baik Bu" jawab Kiran sambil berlalu meninggalkan ibundanya, dan dia mencari keberadaan dari Bapak dan kakaknya.

"Bapak....! mas ILO....!" panggil Kiran sambil berjalan.

"Kami di teras Kiran!" jawab seorang laki-laki setengah baya dari teras depan rumah.

"Bapak, mas ILO! Makan malam sudah siap" kata Kiran pada saat menjumpai Ayah dan kakaknya ada diteras rumah mereka.

Keduanya sedang "ngadem" yaitu mencari angin, karena cuaca mendung tapi tak menjatuhkan hujan.

"Yo nduk!" jawab laki-laki setengah baya yang tak lain bapak Kiran.

"Ayo Lo kita makan, perutku dari tadi konser terus, minta di isi. He...he...!" kata laki-laki paruh baya itu sambil terkekeh dan bergegas masuk ke rumah disusul laki-laki muda umur 22 tahunan. ILO namanya,kakak kedua Kiran.

"Inggih pak!" jawab ILO sembari melangkahkan kakinya masuk ke rumah.

"Yang terakhir masuk rumah, tutup pintu..! week....!" kata ILO setengah berlari, sambil menjulurkan lidah mengejek adiknya.

"Wekk....!" Kiran membalas kakaknya sambil menutup pintu. Karena dia memang yang paling akhir masuk rumahnya.

Mereka melangkahkan kaki masuk ke ruang makan, dimana makanan dan minuman sudah disiapkan oleh Ibunda Kiran dan juga Kiran baru saja.

Keluarga kecil itu pun makan malam bersama.walaupun dengan menu yang sederhana tapi kebahagiaan menghiasi mereka.

Ada canda dan tawa yang menghiasi makan malam mereka.

Setelah selesai makan, mereka berbincang-bincang sejenak dan kemudian melangkahkan kaki mereka ke kamar masing-masing untuk beristirahat.

***

Keesokan harinya, seperti biasa Bapaknya Kiran dan kakak laki-lakinya sudah berada di sawah untuk mengerjakan tugas keseharian mereka.

Sementara Kiran dan ibundanya sibuk divdapur serta berberes-beres rumah.

Matahari hampir berada diatas kepala, Kiran dan ibundanya selesai mengerjakan tugasnya.

Sedangkan Bapak dan juga ILO, juga baru saja pulang dari sawah.

Setelah menaruh cangkul dan keranjang yang berisi rumput untuk pakan kambing.Ayah dan ILO pun berbincang-bincang diteras, sambil mengusir keringat dengan caping mereka.

"Huh akhirnya sampai di rumah juga!" seru bapak Kiran.

"Iya pak! Alhamdulillah." sahut ILO yang berjalan di belakang bapaknya.

Setelah meletakkan rumput ke tempatnya, mereka duduk di teras rumah.

"Berangkat ke Surabaya nya kapan Lo?" tanya Laki-laki paruh baya itu pada anak laki-lakinya dan masih mengipas tubuhnya dengan caping, penutup kepala yang biasa di pakai ke sawah atau ladang.

"In syaa Allah besok pagi pak!" jawab ILO yang juga ikut mengipasi tubuhnya.

"Ajak adikmu. Carikan dia pekerjaan yang baik. Biar nggak kelamaan nganggur!" seru bapak ILO seraya menatap ILO dan tetap dalam posiai mengipasi dirinya.

"Inggih pak!" jawab ILO.

"Oya, nanti sampai di Surabaya langsung ke rumah mbak Ana saja. Soalnya kamu kan ngekos, nanti adikmu dikira pacarmu. Bisa-bisa digrebek warga. Jadi panjang urusannya! Ha...ha...ha..." imbuh bapak ILO sambil tertawa.

"Inggih pak." jawab ILO ikut tertawa karena perkataan bapaknya itu.

Tak berapa lama datanglah ibunda kiran.

"Ayo dimakan dulu ini, buat ganjal perut.pasti lapar ya dari sawah" Kata wanita paruh baya saat keluar dari rumah menghampiri mereka berdua sambil membawa dua piring singkong rebus bersama anak gadisnya.

"Wah ramenya sampai kedengaran dari dalam rumah lho!" kata gadis yang baru lulus SMA yang hari ini dengan rambutnya yang sengaja dikepang dua.

Gadis itu adalah Kiran yang kemudian menghampiri mereka sambil membawa teko berisi teh manis dan beberapa gelas.

"Gadis manis berkepang dua...berkepang dua.." goda ILO pada adiknya dengan lagu tempo dulu sambil memainkan rambut kepangan adiknya.

Tahu di goda kakaknya, setelah menaruh teko Kiran pun mendaratkan cubitan pada lengan kakaknya.

"Auw..sakit nih!" seru ILO sambil meringis kesakitan.

"Biarin,Wek....!" jawab Kiran sambil menjulurkan lidahnya.

"Sudah-sudah, ayo di habiskan roti sumbunya!" seru Bunda Kiran sambil melerai anak-anaknya.

"Iya Bu!" jawab Kiran dan Iko yang bersamaan.

Mereka pun melahap roti sumbu yang tak lain singkong rebus sambil bercengkrama.

"Nduk, Nanti ke Surabaya kamu tidur di rumahnya mbak yu mu." kata bapak kiran.

"Kiran mendengarkan sambil memakan roti sumbunya.

"Di Surabaya hati-hati jaga diri.Jangan mudah kena bujuk rayu orang, jaga pergaulanmu. Nurut sama mbakmu masmu. Jangan bikin ulah atau merepotkan. Aku doakan semoga cepat dapat kerjaan yang baik ya Nduk" nasehat Ayah Kiran dengan logat jawanya yang menandakan sangat perhatian pada putrinya.

"Ya pak! Mohon doa restunya semoga cepat dapat pekerjaan yang sesuai kemampuan Kiran" ucap Kiran sambil mengulas senyum.

"Itu pasti Nduk, iya kan bu ne!" balas bapak Kiran sambil menoleh ke arah istrinya.

"Iya pak! orang tua kan selalu menginginkan yang terbaik buat putra dan putrinya. Jadi doa kami tak putis-putus untuk kalian bertiga." ucap ibunda Kiran setelah meminum teh manis buatannya.

"Dengar tuh! jadi nanti jangan pacaran dulu ya!" seru ILO seraya melempar serabut/sumbu singkong ke arah adiknya.

"Iya, mas ILO juga!" balas Kiran yang juga membalas melempar kemali serabut/sumbu singkongnya pada kakaknya.

"Mas kan sudah kerja, jadi boleh pacaran! week...!" seru ILO yang kembali menggoda adiknya dengan menjulurkan lidahnya.

"Sudah-sudah! habiskan singkongnya dan kita tidur!" seru bapak kiran.

"Iya pak!" jawab Kiran dan ILo bersamaan.

Dan mereka pun lanjut menghabiskan kue sumbunya sambil bercerita dan tertawa bersama.

...~¥~...

...Mohon dukungannya untuk para Readers , terutama yang telah dukungan berupa like/komen/favorite/rate 5/gift maupun votenya pada novel LOVE IN UNDERGROUND ini....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan...

...Allah Subhana Wa Ta'alla...

...Aamiin Ya Robbal alaamiin...

...Terima Kasih...

...BERSAMBUNG...

Berangkat ke Surabaya

Dan mereka pun lanjut menghabiskan kue sumbunya sambil bercerita dan tertawa bersama.

...****...

Keesokan harinya, Kiran dan ILO berangkat ke Surabaya dan diantar kedua orang tua mereka ke terminal Tirtonadi.Terminal kebanggan kota Solo, yang juga jadi salah satu judul lagu sang Maestro Campursari Didi kempot.

Saat ini mereka berada di ruang tunggu Terminal Tirtonadi.Kiran dan Ilo hanya membawa tas ransel di punggung masing-masing dan satu buah kardus yang berisi oleh-oleh buat kakak perempuan mereka di Surabaya.

Tak berapa lama bus jurusan Yogyakarta-Surabaya sudah tiba, Kiran dan Ilo beroamitan dengan kedua orang tua mereka.

"Ayah bunda ,ILO dan Kiran berangkat. Mohon doanya semoga selamat sampai tujuan" pamit ILO sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya, di susul dengan adiknya Kiran.

"Ya nak, hati-hati dompet dan hp kalian. keluarkan uang secukupnya saja" pesan ayah Kiran pada anak-anak mereka.

"Iya Yah" jawab ILO dan Kiran secara bersamaan.

Kemudian mereka melangkahkan kaki menuju ke sebuah bus jurusan Surabaya.

Setelah naik dan mendapat kursi tempat mereka duduk, kemudian Kiran menengok keluar jendela bus yang mereka tumpangi.

Dan Kiran mendapati kedua orang tuanya berada di luar bis yang mereka tumpangi.

Kedua orang tua mereka melambaikan tangan, Kiran pun ikut melambaikan tangannya.

"Siapa?" tanya Ilo yang mendekatkan wajahnya ke jendela bus dan melihat kedua orang tuanya yang melambaikan tangan.

"Ayah dan bunda!":jawab Kiran yang menoleh ke arah kakaknya.

Setelah tahu ayah bundanya yang melambaikan tangan, Ilo juga ikut melambaikan tangannya.

Kemudian ayah mereka memberi tanda pada anak-anaknya, kalau mereka pulang duluan dengan isyarat menggunakan tangannya.

ILO dan Kiran mengerti dan mereka melambaikan tangan pada kedua orang tuanya. Setelah itu kedua orang tua Ilo dan Kiran melangkahkan kaki meninggalkan posisis mereka berdiri.

Kemudian mereka pun memposisikan duduknya di kursi masing-masing.

Kiran duduk di sebelah pinggir dekat dengan jendela bus dan kakaknya ILO berada di sampingnya.

Bus belum juga berangkat, karena kursi penumpang yang masih kosong. Kesempatan itu digunakan pedagang asongan dan pengamen menjajakan dagangan dan suara mereka bergantian.

Membuat suasana pagi menjelang siang itu riuh dan bertambah panas.

"Minum" kata ILO sambil menyodorkan botol air mineral yang tadi dibawanya dari rumah.

"Wah.. kakak yang pengertian" kata Kiran yang menerima botol air mineral itu dan kemudian memutar tutup botol sambil melirik ke arah kakaknya dengan mengulas senyum simpulnya.

Sang kakakpun mengalihkan pandangan, pura-pura tidak mendengar dan melihat adiknya itu.

Tak berapa lama bus berangkat, dan melaju dengan pelan-pelan keluar dari terminal dengan diiringi nyanyian seorang pengamen yang menyanyikan lagu Tirtonadi.

"Nalikane ing tirtonadi....!"

Sayup-sayup suara pengamen yang menyanyikan salah satu lagi ciptaan sang Maestro Campur sari, alm.Didi kempot yang berjudul Tirtonadi.

Setelah itu pengamen itu menyanyikan lagu-lagu lainnya. Dan ketika sudah selesai menyanyi, pengamen yang terdiri dua orang itu menarik uang dari para penumpang.

ILO pun memberikan uang receh ya pada mereka. Dan pengamen itu menerimanya dengan senang hati.

Sementara itu pandangan Kiran jauh menuju ke arah luar jendela bus yang dia tumpangi.

"Selamat tinggal kota Solo ku tercinta, entah kapan kita akan jumpa lagi!" kata Kiran dalam hati.

Setelah bis melaju beberapa saat, kondektur bis menarik ongkos tiap penumpang busnya.

Kiran melirik kakaknya sudah menyiapkan beberapa lembar uang kertas untuk membayar ongkos bis yang mereka tumpangi.

Kemudian gadis itu mengambil ponsel dan headsetnya yang sejak tadi disimpan di tas ranselnya.

Lalu Kiran mulai mengotak-atik ponsel, mencari lagu favoritnya.

Setelah ketemu, dia kembali mengarahkan pandangan ke luar jendela bus.

"Karcis, karcis baru!" seru kondektur saat berada di samping ILo dan mengeluarkan uang dari sakunya.

"Surabaya dua orang Pak" kata ILO pada kondektur itu.

"Sama pacar ya? lumayan cantik, hati-hati bawa anak orang" kata kondektur sambil memberikan secarik kertas serta uang kembalian.

"Adik saya Pak" jawab ILO saat menerima uang kembalian dan kertas karcis dari kondektur bus.

"Ya iyalah anak orang, masak anak siluman?" gerutu ILO dalam hati.

"O.....!" ucap kondektur itu yang kemudian melanjutkan tugasnya.

Sedangkan Kiran masih asyik dengan headsetnya, tak berapa lama kedua mata Kiran semakin lama semakin sayu. Akhirnya dia pun tertidur bersandarkan dengan tangan sebelah kiri untuk sandarannya di samping jendela bus.

Tak berapa lama Kiran masuk ke dalam alam mimpinya.

...☁️☁️☁️☁️...

"Kenapa ini? gelap, apakah sedang mati lampu?" tanya Kiran dalam hati.

Gadis itu kemudian meraba-raba ruang hampa yang ada dihadapannya.

"Mas ILO, jangan bercanda deh! nyalain lampunya!" seru Kiran yang menebak, karena seperti biasa kakaknya sering menggoda dia seperti itu.

Kiran melangkahkan kaki perlahan-lahan, dan tanpa sengaja dia terjatuh.

"Aduh!" seru Kiran sambil menahan sakit di lutut kakinya.

Tiba-tiba pintu terbuka, nampak sesosok pria membawa lilin.

"Mas ILO kah itu? eh bukan. Siapakah dia?" kata Kiran dalam hati, karena di lihatnya sesosok pria itu berambut sebahu. Sementara kakaknya berambut cepak.

Pria itu mengulurkan tangannya, dan membantu Kiran memposisikan berdiri berhadapan dengan sebuah lilin yang menyala diantara mereka.

"Terima kasih, saya ada dimana dan siapa anda?" tanya Kiran pada laki-laki tersebut.

Yang di tanya hanya mengulas senyum dan mereka pun saling beradu pandang.

"Manis, ganteng sekali dia!" kata Kiran dalam hati yang tak menentu.

Tiba-tiba seperti ada gempa, dan lilin yang di bawa pria itu pun terjatuh dan mati.

"Yah..gelap lagi deh..!!" gumam Kiran dalam hati saat guncangan itu masih terasa olehnya.

Tiba-tiba saja kepalanya membentur sesuatu.

"Dugh....!"

...☁️☁️☁️☁️...

"Auw...sakit" kata Kiran lirih. Ternyata benar, kepala Kiran membentur kaca jendela bis. Dan saat ini gadis yang bernama

Kiran itu terbangun dari mimpinya.

"Ha....ha....! dasar jomblowers, sampai-sampai kursi saja kamu cium!" goda ILO sembari tertawa lepas.

"Mas ILO! adik ya sakit kok malah di ketawaiin sih!' seru Kiran dengan geram.

"Ha.... ha.... ha...! habisnya lucu saja!" seru Ilo yang masih saja tertawa lepas.

"Dasar mas yang tak punya rasa sayang!" gerutu Kiran dengan kesal seraya mengusap dahinya yang sakit karena terbentur tadi.

"Iya deh! ma'af ya adikku sayang! sayang.... sayayang... sayanga...!" ucap ILO seraya mencubit kedua pipi Kiran.

...~¥~...

...Mohon dukungannya untuk para Readers , terutama yang telah dukungan berupa like/komen/favorite/rate 5/gift maupun votenya pada novel LOVE IN UNDERGROUND ini....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan...

...Allah Subhana Wa Ta'alla...

...Aamiin Ya Robbal alaamiin...

...Terima Kasih...

...BERSAMBUNG...

Berangkat ke Surabaya ll

"Auw...sakit" kata Kiran lirih. Ternyata benar, kepala Kiran membentur kaca jendela bis. Dan saat ini gadis yang bernama

Kiran itu terbangun dari mimpinya.

Setelah membuka kedua mata dan nyawanya terkumpul, Kiran mulai bertanya pada kakaknya. Kenapa bus yang mereka tumpangi tiba-tiba berhenti.

"Ada apa ya Mas? kok tiba-tiba berhenti?" tanya Kiran seraya melihat situasi disekitarnya.

"Entahlah, sepertinya bus-nya sedang mengalami pecah ban" jawab ILO sambil berdiri melihat para penumpang antri untuk keluar dari bus tersebut.

Dan benar saja, salah satu ban belakang bis yang ditumpangi mengalami pecah ban.

Kemudian para penumpang pun turun dari bus, dan mereka ramai-ramai menghirup udara persawahan guna membuang rasa penat dan pegal waktu beberapa jam perjalanan dalam bus tadi.

Tak ketinggalan pula ILO dan Kiran yang turun di urutan yang terakhir.

Kiran menebar pandangan ke sekelilingnya. Dilihatnya penumpang bis yang turun ada yang bersandar di pohon pinggir jalan, ada yang duduk dirumput, ada juga yang duduk di bekas warung pinggir jalan.

Di lihatnya juga Sopir dan kernet bis yang sibuk mengganti ban.

"Turun dimana nak?" tanya seorang laki-laki paruh baya yang berada di dekat mereka, bertanya pada ILO.

"Surabaya Pak, kalau Bapak juga turun dimana?" Ilo menjawab dan ganti bertanya pada orang tersebut.

"Jombang" jawab laki-laki paruh baya itu.

"Oh sebentar lagi sampai ya Pak?" tanya ILO

"Iya" jawab laki-laki itu sambil mengangguk dan matanya masih memperhatikan Sopir dan kernet bis yang sedang mengganti ban.

Kurang lebih satu jam lamanya, akhirnya selesai juga sopir dan kernet mengganti ban. Kemudian mereka dan penumpang bergegas masuk ke dalam bus.

Beberapa menit kemudian bus melaju melanjutkan perjalanan ke arah Surabaya.

"Lapar nggak?" tanya ILO pada adiknya selang beberapa menit kemudian.

Yang ditanya hanya menggelengkan kepala, padahal dalam hati sebetulnya gadis itu sangatlah lapar.

Tapi kondisi perutnyalah yang tidak mau diisi.

"Dari pada nanti mual trus muntah, malah ngrepotin mas Ilo!" kata dalam hati Kiran.

Kemudian ILO menyodorkan permen pelega tenggorokan pada adiknya. Kiran pun menerimanya dengan mengulas senyumnya.

"Makasih mas ganteng dan baik hati" kata Kiran merayu.

"Dasarvkamu ini ya!" seru Ilo sambil mencubit pipi adiknya itu dengan gemas.

"Auw sakit!" pekik Kiran sambil mengelus pipinya yang memerah karena bekas cubitan kakaknya.

Setelah membuka bungkus permen itu, Kiran memasukan permennya ke dalam mulutnya.

Kembali dia mendengarkan lagu favoritnya lewat headsetnya.

Tak terasa gadis itu kembali larut dalam mimpinya.

...☁️☁️☁️☁️...

Banyak bunga di hamparan taman bunga.

"Dimana ini? mengapa begitu banyak bunga? apa yang terjadi? kenapa bajuku seperti ini?"

Pertanyaan bertubi-tubi menghiasi pikiran Kiran, sontak dia kaget karena dirinya berada ditengah taman bunga dengan udara sejuknya serta mendapati dirinya memakai baju dan berhias mahkota putri raja seperti dalam dongeng.

Kiran pun tak ambil pusing, bergegas dia berlari kecil dengan sekali-memutarkan tubuhnya serasa menari menikmati kesejukan dan keindahan taman bunga tersebut.

Kiran pun berkeliling menyelusuri taman bunga.sesekali menghirup wangi bunga didekatnya.

Pandangannya tiba-tiba tertuju pada seorang laki-laki berpakaian bak ksatria negeri dongeng. Parasnya tampan rambutnya sebahu, sedang melatih jurus pedangnya.

Karena penasaran, Kiran mencoba mendekatinya perlahan-lahan.

Mengetahui ada yang memperhatikan, Ksatria itu menghentikan latihannya. Dan mencari orang yang sedari tadi memperhatikannya.

Setelah ketemu yang dicari, Ksatria tersebut tersenyum pada Kiran.

Ksatria itu melakukan gerakan salam Ksatria. Dan Dia bergegas menuju ke seekor kuda putih yang ditambatkan pada sebuah pohon dekat taman bunga.

Beberapa detik kemudian Kesatria itu menaiki kuda tersebut. Tahu Ksatria itu mau pergi, Kiran berlari mengejarnya.

Tanpa Kiran sadari, gadis itu menabrak dahan pohon yang melintang.

...☁️☁️☁️☁️...

"Dugh..!"

"Aduh sakit!_’’&_&_&&" pekik Kiran pelan sambil menahan rasa sakit di kepalanya.

Melihat kejadian itu, ILO menahan tawa sampai keluar air matanya.

"Cup..cup.. sayang,cup..cup" kata ILO sambil meluk dan usap kening adikknya.

"Ih mas ILO, malu tau!" seru Kiran dengan pipi memerah.

Kiran terbangun dari mimpinya, karena terkantuk kursi depannya pada saat bus sedang mengerem mendadak.

Setelah nyawanya terkumpul, Kiran baru menyadari apa yang terjadi dengannya.

"Barusan aku mimpi lagi, eh! mimpiku bertemu dengan orang yang sama. Cuma beda penampilan saja, apa artinya ya?" tanya Kiran dalam hati sambil mengelus dahi kepalanya yang masih sakit karena tadi yang terbentur kursi penumpang,

Bus itu terus melaju melewati beberapa terminal dan kota, dan sampai di terminal Jombang. Bapak yang tadi bicara dengan ILO saat bus yang mereka tumpangi tadi yang sedang mengalami pecah ban.

"Ah, perjalanan masih jauh! lebih baik aku tidur lagi!" gumam dalam hati ILO yang kemudian menutup kedua matanya.

Sementara itu Kiran ukuran mendengarkannya seraya melihat bang sesekali melihat keadaan kakaknya, masih asyik mendengarkan lagu-lagu favoritnya. Dan kali ini dia mendengarkan lagu dari Bunga Citra lestari. Yaitu Cinta sejati, dimana saat ini Kiran memandang ke arah luar jendela bus yang mereka tumpangi.

...Cinta Sejati"...

...Manakala hati menggeliat mengusik renungan...

...Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta...

...Suara sang malam dan siang seakan berlagu...

...Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku...

...Saat aku tak lagi di sisimu...

...Ku tunggu kau di keabadian...

...Aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu...

...Kau tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku...

...Sukmaku berteriak, menegaskan ku cinta padamu...

...Terima kasih pada maha cinta menyatukan kita...

...Saat aku tak lagi di sisimu...

...Ku tunggu kau di keabadian...

...Cinta kita melukiskan sejarah...

...Menggelarkan cerita penuh suka cita...

...Sehingga siapa pun insan Tuhan...

...Pasti tahu cinta kita sejati...

...Saat aku tak lagi di sisimu...

...Ku tunggu kau di keabadian...

...Cinta kita melukiskan sejarah...

...Menggelarkan cerita penuh suka cita...

...Sehingga siapa pun insan Tuhan...

...Pasti tahu cinta kita sejati...

...Lembah yang berwarna...

...Membentuk melekuk memeluk kita...

...Dua jiwa yang melebur jadi satu...

...Dalam kesunyian cinta...

...Cinta kita melukiskan sejarah...

...Menggelarkan cerita penuh suka cita...

...Sehingga siapa pun insan Tuhan...

...Pasti tahu cinta kita sejati...

...Perlahan-lahan kedua mata Kiran menutup dan kembali gadis itu tidur diatas kursi yang dia duduki....

Beberapa jam kemudian bus yang mereka tumpangi, sudah memasuki wilayah Surabaya.

ILO bangun dari tidurnya dan kemudian membangunkan adiknya Kiran yang masih terlelap dalam tidurnya.

Walaupun sempat terkejut, Kiran berusaha mengumpulkan nyawanya untuk kembali ke tubuhnya.

...~¥~...

...Mohon dukungannya untuk para Readers , terutama yang telah dukungan berupa like/komen/favorite/rate 5/gift maupun votenya pada novel LOVE IN UNDERGROUND ini....

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan...

...Allah Subhana Wa Ta'alla...

...Aamiin Ya Robbal alaamiin...

...Terima Kasih...

...BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!