To Daylan :
Dasar cowok egois! Emangnya loe pikir acara gue gak penting, so gua bisa batalin seenaknya gitu?! Lagian apa sih acara penting loe sampe bisa lebih penting dari orang tua loe? Mereka itu bukan orang tua gue, Day. So, seharusnya loe yang lebih perhatian sama mereka. Dan kalau loe tetep gak bisa tinggalin acara loe juga, biar adil kita sama-sama pulang larut aja. Tunggu gue di tempat biasa! Nanti kita jelasin, kalo loe gak berani jelasin sendiri. Dah, enough[1] gue capek!
Daylan mendecak kesal. Cewek ini emang pinter ngomong, ya! Dasar nyebelin! Daylan segera memutar stirnya ke arah tujuannya. Well, up to you![2]
********
Mobil Daniel tiba-tiba menepi. “Kenapa berhenti di sini?” Akita bertanya heran. Daniel tak menjawab dan langsung turun. Ia berlari kecil menuju pintu Akira lalu membukanya.
“Silakan turun!” anjurnya pada Akira kemudian. Akira melangkahkan kakinya untuk turun.
“Kita mau kemana?”
“Gaza…![3] Aku akan menunjukkan sesuatu yang indah padamu. Ikuti aku!” Daniel memimpin langkah di depan sedang Akira mengekor di belakang. “Tara! Kita sudah sampai!” seru Daniel sembari merentangkan tangannya.
Mata Akira menerawang jauh. “Indah sekali…” batinnya.
“Kau suka?”
“Pantai? Kau ingin memperlihatkan ini padaku?”
“Ya. Kenapa, kau tak suka?”” wajah Daniel setengah kecewa.
“Tidak… mmm maksudku tempat ini indah, sangat indah! Aku suka pantai dan laut, terutama yang sepi seperti ini. Suasananya lebih tenang dan nyaman. Tapi, ini pertama kalinya aku ke pantai sejak pertama tiba di Korea. Hhh, dan yang membuatku lebih terkejut adalah aku pergi ke sini hanya berdua dengan laki-laki yang aku tak tahu dari mana dia tahu aku sangat suka tempat ini…”
Daniel tersenyum. “Apa kau tidak ingin mengatakan bahwa aku adalah laki-laki yang pertama mengajakmu melihat pantai berdua seperti ini?”
“Heeeh… bagaimana kau tahu?”
“Joengmal?”[4] wajah Daniel yang tadi hanya berniat bercanda berubah menjadi lebih bahagia dengan senyum khasnya.
Akira mengangguk dengan senyum manisnya. “Kau pasti menertawakanku… dan tak percaya… aku benar-benar payah, ya…”
“Siapa bilang kau payah? Kau hebat dan keren untuk bisa seperti ini di usiamu dalam dunia yang sudah seperti ini! Dan lagi, aku tidak menertawakanmu, aku hanya tersenyum karena aku bahagia untuk tahu aku adalah laki-laki pertama yang mengajakmu ke pantai…” Daniel kembali tersenyum indah. Akira turut tersenyum. “Aku akan menunjukkan sesuatu yang lebih indah.” Lanjut Daniel kemudian.
“Apa itu?”
“Pejamkan matamu!”
“Untuk apa?”
“Sudah pejamkan saja!” Akira memejamkan mata dengan sesungging senyumnya. Tangan Daniel merogoh sesuatu dari sakunya. Sebuah kain putih panjang dengan motif hiasan elegan kini berada di tangannya. Tubuhnya memutar ke belakang Akira. Kedua tangannya memegang ujung kain itu, menutupkannya ke mata Akira lalu mengikatnya pelan namun cukup kuat untuk tak lepas begitu saja.
Tangan Akira menyentuh sesuatu yang tiba-tiba terasa menutup matanya yang terpejam. “Apa ini?” tanyanya kemudian.
“Ini hanya sebuah kain penutup mata.”
“Kenapa harus melakukannya? Aku sudah memejamkan mataku…”
“Sstt.” Daniel memutus ucapan Akira. “Aku percaya padamu, karena itu, bisakah bertahan sejenak untukku?” ucapnya kemudian.
Akira kembali menarik kedua ujung bibirnya, melukiskan kembali senyum indahnya penuh bahagia. Daniel memutar-mutar tubuh Akira. Akira tertawa ringan. “Kau tak perlu melakukan ini, aku benar-benar sudah tak bisa melihat.”
“Aku tahu. Tapi, ini akan lebih menyenangkan jika dilakukan seperti ini.” Daniel mulai menuntun Akira.
“Kau bilang kau mau memintaku menemanimu makan, kenapa malah pergi kemari?”
“Mmm, akhirnya kau bertanya juga…”
“Apa maksudmu?”
“Aku tidak ingin makan dengan menatap wajahmu yang enggan dan frustasi.” Bisik Daniel ke telinga Akira. Akira tersenyum terperanjat. Kalimat apa itu yang baru saja didengarnya?
Daniel mengakhiri langkahnya. Tangannya melepas Akira yang sedari tadi di tuntunnya lalu berdiri tepat di sampingnya. “Kita sudah sampai.” Terangnya kemudian.
“Kalau begitu, cepat buka tutup mataku!”
“Tidak. Masih ada yang harus kau lakukan. Dengar dan lakukan instruksiku!”
Akira mengangguk meski sedikit bingung. “Ya, baiklah.” Tambahnya.
“Pejamkan matamu, tarik napas dalam-dalam… hembuskan perlahan tiga sampai empat kali! Rileks dan tenanglah, nikmati alunan merdu pantai dan sekitarnya. Rasakanlah!”
Daniel tampak begitu menikmati suasana itu.dan entah mengapa Akira yang hanya menurut saja pada intruksinya mulai merasa rileks, tenang, dan damai. Tiba-tiba saja Akira merasa suasana ini sangat menyenangkan. Suasana yang ia cari belakangan ini. Jauh dari hiruk-pikuk kota, jauh dari gangguan dan kelakuan Daylan yang menyebalkan, dan… dekat dengan Daniel.
Bermenit-menit berlalu dengan pikiran dan perasaan mereka masing-masing. Keduanya begitu hanyut dan menikmatinya. Daniel membuka mata. “Waktunya sudah tiba.” Ucapnya mengembalikan kesadaran Akira. Tubuhnya gegas beralih ke belakang Akira lalu melepas ikatan kain yang menutup matanya perlahan. “Lihatlah ke depan!” perintah Daniel sebelum melepas ikatan terakhir kain itu.
Akira membuka matanya. Pandangannya menerawang jauh, menatap ke depan, dan diam tanpa kata. Daniel tak berkomentar. Akira begitu menikmati apa yang dilihatnya. Ia sampai-sampai hampir lupa untuk mengatakan sesuatu, “ Menakjubkan… terima kasih untuk memperlihatkannya padaku!” ungkapnya tanpa disadarinya kemudian.
Daniel tersenyum. “Aku senang kau menyukainya…”
“Apa kau sering datang ke sini?”
“Ya. Saat aku harus menghibur diri.”
“Apa orang sepertimu juga bisa frustasi dan butuh menghibur diri?”
Daniel tertawa lalu menatap Akira dalam. “Menurutmu aku tak butuh hiburan?”
Akira tersenyum sebelum menjawab pertanyaan Daniel. “Sepertinya kau begitu tegar dan dewasa saat menghadapi apapun.”
“Kau mungkin benar. Tapi, aku juga manusia biasa. Ada saat dimana aku benar-benar berada dalam titik puncak kesanggupanku untuk bertahan tetap tenang menghadapi sesuatu. Ada titik dimana aku benar-benar tak mampu lagi untuk menyembunyikan perasaanku. Aku butuh sesuatu, aku butuh seseorang.”
“Jadi, itu alasanmu setiap datang ke tempat ini? Sampai kapan kau akan seperti ini? kau tak selamanya akan tinggal di Korea, bukan?”
Daniel tersenyum. “Cukup sampai di sini. Aku tak ingin meneruskannya lagi.”
“Benarkah? Kenapa?”
“Karena mulai dari sekarang kau ada di sampingku. Aku sudah memiliki seseorang yang ku butuhkan. Aku tak perlu lagi datang jauh-jauh kemari, kecuali jika kau menolak untuk tinggal di sampingku. Kau mau tinggal di sampingku, kan?”
Mata Akira melebar tak percaya pada pendengarannya. Sepertinya ia salah dengar. Tapi, Daniel benar-benar mengatakannya. Otaknya masih memproses kata-kata yang baru saja Daniel lontarkan dengan mata tetap menatap Daniel tanpa kata.
“Kau mau, kan?” ulang Daniel sedikit khawatir dan nervous.
Akira tersenyum garing masih tak percaya. Apa lagi yang ku tunggu? Laki-laki yang ku sukai mengatakan hal seindah itu, aku harus menjawabnya dan mengiyakannya, kan? Akira kembali tersenyum dengan senyum yang berbeda. Namun, tiba-tiba wajah Daylan berkelebat di benaknya. Ya Tuhan, jangan! Jangan sekarang! Pikirnya
melayang jauh. Bagaimana jika Daniel tahu yang sebenarnya? Kenyataan bahwa ia telah menikah dengan Daylan. Ya Tuhan, haruskah ia mengingatnya sekarang? Tidak, kenapa begini? Lagi pula untuk apa memikirkan hubngan konyol itu?
Daniel masih menatap Akira lurus-lurus menanti jawaban. Namun, Akira masih diam dalam pikirannya sendiri. Daniel mengalihkan pandangannya lalu mendesah. “Senyummu itu, apa itu iya mu? Wanita biasa menjawab ia dengan diam atau tersenyum, kan? Tapi, kadang itu juga berarti penolakkan bagi sebagian wanita yang tak mampu
mengekspresikan perasaannya. Tapi, untuk senyummu, aku rasa kau butuh waktu untuk menjawabnya. Apa aku benar?”
Akira tertawa kecil. “ Lalu, jika aku butuh waktu, apa kau akan menungguku hingga aku menjawabnya?”
____________
[1] Cukup
[2] Ok, terserah kamu!
[3] Ayo…!
[4] Sungguh?
Thanks my beloved readers. Please support Author by like, comment, vote, share, & favorite for notification update. See you next time on the next episode ^_^
Author don't own the picture.... Just hope you will be happier by it. it was taken from pinterest:)
Follow me on instagram : Nabila ubaidah
Oh ya, terima kasih banyak untuk para pembaca yang sudah memberikan dukugannya. In sya Allah cerita kesayangan kita ini sebentar lagi akan dikontrak dan bila lulus proses kelanjutan kontrak kita akan bisa lebih sering update. So, buat teman-teman, tolong untuk terus berikan dukungan berupa like, comment, vote, share, & favorite untuk Couple in Love ini ya ^_^
Love you,
Yurizhia Ninawa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Triiyyaazz Ajuach
akira sama daniel aja
2020-05-27
1
Nani Naya
ayo up lagi
2020-03-16
1
Aulia Kanza Azahra
up lg thor
2020-03-14
1