Episode 15

                          

“Mmm, ngomong-ngomong kau sudah lancar berbahasa korea?”

“Lumayan. Ya, karena aku suka belajar bahasa asing, jadi tidak begitu sulit.”

“Wah, begitu ya orang-orang pintar!”

“Bukannya kau juga orang pintar?” sahut Akira mengembalikan kata-kata Daniel.

Daniel tertawa. “Mugkin…” lanjutnya.

“Itu dia apartemenku! Berhenti saja di depan!” pinta dan arah Akira. Daniel menepikan mobilnya disusul turunnya Akira.

“Jika ada apa-apa hubungi saja aku!” Daniel mengulurkan kartu namanya. “Senang bertemu denganmu!” lanjutnya.

“Terima kasih! Aku juga senang bertemu pemuda tampan dan baik sepertimu!”

Daniel tersenyum bahagia mendengar komentar itu dari orang yang diinginkannya. “Baiklah, aku pulang sekarang…” Daniel menghidupkan mobilnya.

“Ya, hati-hati!” Akira melambaikan tangan dan mengantar kepergian mobil yang baru saja mengantarnya hingga ujung jalan.

*******

 

Mata Akira berkelana selama dua jam menyusuri dunia maya yang ada di hadapannya. Ia membaca dan mengingat-ingat resep masak yang ditemuinya kemudian menge-save-nya baik-baik di memorinya.

“Akira, kau itu pintar, cantik, apalagi kalau mau sedikit memoles wajahmu, dan semuanya tampak sempurna kecuali satu, masak. Kau sedikit payah di situ. Kau harus benar-benar memperbaiki ketrampilan memasakmu! Apalagi kau sudah menikah. Laki-laki suka wanita yang pandai memasak!” pesan Mom pada Akira sebelum ia dan Daylan berangkat ke Korea. Ya, sejak saat itulah Akira sedikit demi sedikit mulai belajar memasak. Walaupun untuk seminggu ini ia belum pernah mencoba untuk memasak. Tapi, ia akan mencobanya besok, tekadnya. Ya, walaupun ia sendiri juga tak mengerti pernikahan macam apa yang tengah ia jalani. Setidaknya belajar memasak untuk suami masa depan… eh, bukan… pacar maksudnya… tapi, bukan juga... ah, entahlah! Yang jelas untuk orang yang kelak ia cintai dan mencintainya. Itulah yang dipikirkannya.

“Tit.” Laptop di hadapan Akira mati sesaat setelah Akira memasukkan perintah shut down.

Kaki Akira membawanya melangkah menyusuri indahnya Insadong. Hitung-hitung menuju Lotte Mart sambil jalan-jalan malam di Insadong.

Keindahan Insadong dalam balutan gemerlap malam membuatnya tak merasa telah berjalan begitu jauh dan sampai pada tujuannya. Tangannya mengambil sebuah trolly lalu berjalan mendorongnya  sambil mencari barang yang telah ia tulis dalam daftar urut di kertas yang ia bawa untuk bahan menu yang akan ia masak malam ini dan besok. Suasana yang begitu tenang, santai, dan nyaman.

“Enak juga hidup sendirian seperti ini. Ah, andai saja tak ada Daylan, mungkin hidupku akan lebih damai dan bahagia.” Batin Akira sembari menikmati suasana belanja.

Cklek. Akira membuka pintu apartemen usai pulang belanja. Ia segera membawa belanjaannya ke dapur lalu meletakkan bahan yang akan ia gunakan untuk masak di samping kompor dan menata bahan untuk besok di kulkas.

Jemari Akira mengikat rambut gelombangnya cepat lalu menyingsingkan dua lengan bajunya. Akira mulai mengupas beberapa bawang lalu mengirisnya tipis-tipis. Ia juga memotong dan mengiris bahan yang perlu untuk dipotong dan diiris.

“Srreeng…” Akira memasukkan irisan bawang ke dalam Teflon berisi minyak yang telah ia panaskan. Tangannya terus mengaduk bawang yang telah menguning.

Cklek. Suara pintu terbuka disusul munculnya Daylan. Namun, Akira tak menyadarinya.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Daylan heran.

“Apa lagi? Tentu saja masak.”

“Heeh… kau bisa masak?!” Daylan menarik ujung kanan bibirnya mengejek lalu mendekat. Ke dapur. “Ya ampun! Apa yang kau lakukan?!” tangan Daylan menyahut spatula di tangan Akira cepat lalu segera mengecilkan api.

“Kenapa? Apa yang salah?” Tanya Akira yang masih terkejut dan heran. Daylan melepas jaketnya lalu melemparkannya ke Akira dan segera menyingsingkan lengan kemejanya sambil mengaduk irisan bawang pelan lalu memasukkan bumbu lain yang telah diiris.

“Lain kali jangan membiarkan bawang berwarna terlalu kuning kecoklatan seperti ini! cukup hingga beraroma harum lalu segera masukkan bumbu-bumbu lain. Karena jika terlalu kuning seperti tadi itu akan membuatnya gosong dan mengurangi kelezatan masakanmu. Jangan lupa untuk tidak menyalakan api terlalu besar.” Terang Daylan panjang lebar.

Akira masih terdiam heran memandang Daylan yang tengah memasak dengan lihai. “Ambilkan saus!” perintah Daylan menyadarkan Akira. Tangan Akira segera meraih botol saus dan menyerahkannya pada Daylan. “Bereskan meja makan!” perintah Daylan lagi.

“Apa?”

“Bereskan meja makan dan duduk manislah di sana, mengerti?”

Akira hanya berlalu dengan wajah cemberut dan sebalnnya menuju meja makan dengan jaket Daylan di tangannya. “Lihat saja, suatu saat kau pasti akan memujiku karena aku pandai memasak dan lezatnya masakkanku! Tunggu saja, dasar menyebalkan!” gerutu Akira dalam hati sembari membereskan meja makan.

Akira terduduk manis memandang Daylan yang tengah memasak dari kejauhan. Ternyata pemuda macam Daylan bisa masak juga, ya? Dan kalau diperhatikan, sebenarnya dia itu memang sangat tampan. Ah, ada-ada saja! Mana mungkin, aku pasti sudah gila!

“Makanlah!” Daylan menyodorkan hasil masakannya dengan hiasan sederhana yang membuatnya nampak mewah.

“Kau tidak makan?”

“Heeh, kau memintaku untuk makan masakanku sendiri? Kau tidak tahu jika orang yang masak merasa kenyang bahkan mereka makan karena mereka sendiri yang membuatnya?”

“Benarkah? Aku tidak tahu hal seperti itu. Mom selalu makan bersama kami setelah dia masak untuk kami.”

“Ahh, kau benar-benar tak paham hal seperti itu, ya? Tentu saja ia akan makan bersama untuk menghormati suami dan menunjukan sayangnya pada anak-anaknya! Tapi, laki-laki itu berbeda, itulah mengapa ia tidak dianjurkan untuk mendapat tugas memasak. Dan satu hal lagi…” Daylan mendekatkan wajahnya ke Akira. “Tawari aku makan saat kau sendiri yang memasaknya…” bisik Daylan yang kemudian berlalu.

Akira terdiam sejenak memerah. “Sial, dia tidak adil! Dia bersikap seperti itu seenaknya sendiri! Jika dia tidak menyukaiku…. Apa yang aku pikirkan?! Aku sudah bertemu orang yang ku sukai pagi tadi. Dia baru saja mengantarku pulang… bagaimana bisa aku kembali memikirkan lelaki dengan kebaikan menyebalkannya yang ada di hadapanku… aku harus berhenti…”

Daylan berbalik menoleh kembali ke Akira. “Masih belum memakannya? Apa tampilan rasanya buruk?”

“Oh… maaf, aku akan memakannya…” sahut Akira sembari menyuapkan makanan itu ke mulutnya. –Dia benar-benar membuatku malu!-

“Saranghae… saranghea…” satu panggilan masuk terpampang di layar handphone Daylan. Klik.

“Halo, siapa?” Tanya Daylan pada nomor asing yang masuk.

“Halo, ini Mama, Sayang!” sahut suara dari sebrang.

“Hah, M-mama?! Kok nomor telponnya nomor korea?”

“Oh, Mama belum bilang ya? Kalau gitu sekarang Mama bilang deh! Mama ada di Busan untuk visit dan kontrol perusahaan sama Papa. Sekalian jenguk kamu sama Akira.”

“Hah, jenguk kita?! Ya Allah, Mama, kita ini udah nikah, kita bukan anak-anak lagi, jadi Mama sama Papa nggak perlu jenguk segala! Nanti…”

“Eh, katanya udah besar, kok masih gitu cara ngomongnya ke Mama…”

Daylan tercekat. “Sial, aku kalah tersekak seperti ini…” ia membatin kemudian.

“Baiklah, maafkan aku… kapan Mama akan datang?”

“Mmm, berdasarkan jadwal, besok sore Mama akan tiba di Incheon.”

“Baiklah, aku akan jemput Mama di sana. Jangan lupa telpon saat sudah sampai!”

“Hmm, pasti. Mama sayang, Daylan…”

“Hmm, aku tahu. Aku juga sayang Mama…”

KLIK. Sambungan diputus oleh Nyonya Marendra sembari membatin. “Dia tak pernah berubah. Selalu seperti ini. Bagaimana bisa dia sudah menikah secepat ini dan sikapnya yang masih seperti itu…”

________________

Thanks my beloved readers. Please support Author by like, comment, vote, share, & favorite for notification update. See you next time on the next episode ^_^

Author don't own the picture.... Just hope you will be happier by it. it was taken from pinterest:)

Oh ya, terima kasih banyak untuk para pembaca yang sudah memberikan dukugannya. In sya Allah cerita kesayangan kita ini sebentar lagi akan dikontrak dan bila lulus proses kelanjutan kontrak kita akan bisa lebih sering update. So, buat teman-teman, tolong untuk terus berikan dukungan berupa like, comment, vote, share, & favorite untuk Couple in Love ini ya ^_^

Love you,

Yurizhia Ninawa

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

wach seru klau mamanya nginep kan kmrnya cma 2

2020-05-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!