Episode 9

                                                      

 

“Maaf… aku salah… aku tidak akan mengulanginya jika kau tak suka…dan bisakah kita berjalan bersama seperti tadi?”

“Baiklah, aku maafkan! Tapi, sebenarnya akulah yang harus mita maaf karena menjadi partner jalan yang kaku. Dan satu lagi, kau tak perlu merubah kepribadianmu hanya karena kau merasa aku tidak menyukainya. Dirimu adalah dirimu. Tak peduli bagaimanapun kau harus jujur tentang itu. Kau tak perlu merubahnya selama itu baik.”

Daylan tersenyum penuh arti. “Baiklah, baiklah…. mari kita lanjutkan….!” Ucap Daylan mencairkan suasana.

Keduanya kembali berjalan bersama mencari kebutuhan mereka dengan selingan pembicaraan yang mengharmoniskan suasana. Apa ini? Akira sendiri tak mampu menjawab tanya yang bermunculan dari lubuk hatinya. Ia hanya merasa perjalanan kali ini, menonton kali ini, belanja bersama kali ini terasa amat berbeda. Aneh… tapi menyenangkan. Ada rasa yang mungkin tak mampu ia ungkapkan.

Dan setelah merasa cukup, keduanya pun mengantri untuk membayarnya di kasir. Akira mengeluarkan kartunya yang dengan cepat didahului Daylan.

“Hey, aku akan membayarnya sendiri!” protes Akira.

“Simpan saja uangmu! Kau bisa memakainya untuk keinginanmu yang lainnya.”  Tangan Daylan menerima kartu ATM-nya yang telah digesekkan dan digunakan untuk membayar seluruh belanjaan mereka dari salah seorang pramuniaga.

“Kalau begitu aku yang akan membawa barang-barangnya!”

Daylan tersenyum lalu menyentil dahi Akira dengan jari telunjuk dan ibu jari kanannya, “Itu melukai harga diriku sebagai laki-laki…” tangan Daylan lalu menerima dua plastik besar berisi barang-barang mereka dan mengangkatnya keluar area kasir. Akira mengekor di belakang. Ia memandang Daylan yang berjalan beberapa langkah di depannya. “Daylan, tolong berhenti bersikap seperti ini…” batinnya.

Daylan menoleh, “Hey, cepatlah sedikit! Itu akan berbahaya jika kau hilang!”

Akira bergegas menyamai Daylan. “Hey, Day…” Akira bermaksud menanyakan sesuatu sembari mengawalinya dengan senyum dan sapaan.

“Hmm… kenapa?”

“Apa kau akan baik-baik saja jika pacarmu tahu kita berjalan berdua seperti ini?”

Daylan tersenyum, “Kau sungguh belum pernah pacaran, ya?”

“Ya, seperti ku bilang waktu itu…”

“Kalau begitu tanyakan sendiri pada dirimu bagaimana jika kau melihat orang yang menjadi pacarmu berjalan dengan gadis lain? Bagaimana perasaanmu?”

“Aku… aku… mungkin akan menangis…”

“Kau yakin tak akan marah?”

“Tentu saja aku marah… tapi jika…”

“Jika apa?”

“Jika dia lebih memilih untuk bersama wanita itu… aku mungkin hanya akan memendamnya dalam diam…”

Daylan tersenyum palsu dengan mata hampir merah tertahannya, “Dengar Akira, aku sebenarnya bukan seorang laki-laki seperti yang beberapa waktu lalu berjalan bersamamu…”

“Hah…?” Akira tak paham.

“Aku bukan nice guy seperti yang mungkin sedang kau pikirkan. Dan pacarku, tentu saja dia akan marah dan menangis jika mengetahui ini. Tapi… apa kau tidak lebih peduli pada dirimu sendiri?”

“Hey Daylan… Aku tak mengerti maksudmu… apa yang sebenarnya ingin kau katakan?”

Daylan meletakkan barang yang di bawanya di samping mobil lalu membuka pintu tengah dan memasukkan barang yang dibawanya tanpa menjawab tanya Akira. “Ah, aku lupa, jam tanganku tertinggal di kamar kecil….” Daylan mengalihkan pembicaraan.

“Hah…? Ketinggalan ?! Bagaimana bisa kau lupa…" Akira menyahut disusul larinya keduanya ke arah masuk menuju bioskop.

Akira menghentikan langkahnya di tengah jalan. “Dia mengalihkan pembicaraan! Dia sengaja tak menjawab pertanyaanku.” Akira membantin.

Daylan menoleh ke belakang. “Hey, Akira...” mata Daylan terbelalak. “Awas...!” Akira mengangkat pandangannya terperangah seolah tak mampu menghindar dan hanya berdiri terdiam membiarkan waktu berjalan. Daylan berlari mengilat.

“Ssseet... buugg... wwuuusshh... Tiiinnnn....” bunyi klakson panjang itu mengakhiri kejadian itu.

“Ouch... mmm...” Akira menahan sakit yang sedikit ia rasakan.

“Hoi, sampai kapan kau mau tetap di posisi seperti ini, Akira?!” ucapan Daylan menyadarkan Akira yang terkejut akan posisinya dan Daylan lalu sontak ia beranjak duduk dan meminta maaf.

“Maaf, aku...”

“Bodoh! Apa yang kau pikirkan di tengah jalan seperti itu?! Kau hampir kehilangan nyawamu, tahu! Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu? Apa yang harus ku lakukan? Aish!” Daylan berdiri. “Syukurlah pelakunya langsung pergi tanpa sempat marah-marah...” lanjutnya. Akira masih terdiam tanpa respon. “Kita harus cepat pergi dari sini...” ucap Daylan lagi sembari melangkah.

Namun karena Akira tak beranjak dan apa yang baru terjadi di depan matanya Daylan segera kembali melangkah duduk berjongkok menyamai Akira. “Kau marah?” tebaknya kemudian.

“Kau mengalihkan pembicaraanku... kau tak menjawab pertanyaanku...” jawab Akira lemah.

Daylan tercekat. Gadis ini memintanya mengatakannya? “Apa kau benar-benar memaksaku untuk mengatakannya dengan jelas di depanmu? Kau ingin mendengar hal yang bahkan aku tak ingin kau mendengarnya?”

“Aku ingin kau menjawabnya, aku ingin tahu kebenarannya…”

Daylan tercekat. “Sial, aku membawa perasaannya terlalu jauh…!” batinnya kemudian. “Dengar Akira, sebenarnya aku tak pernah ingin mengatakannya padamu. Tapi, karena kau tetap insist[1] untuk tahu, aku akan memberitahumu. Aku melakukan semuanya karena…” Daylan menghentikan kalimatnya sejenak lalu menatap Akira -Aku gila jika aku mengatakannya! Apa aku bahkan masih pantas disebut punya hati setelah mengatakannya?

“Kau tidak perlu berpikir bagaimana untuk mengatakannya tanpa menyakitiku… katakan saja dengan dirimu yang sesungguhnya…”

“Akira…”

“Aku bilang dengan dirimu…”

“Dengan diriku? Hhh, aku hanya tak mengerti diriku yang mana yang kau maksud. Tapi, baiklah, dengar… Menurutmu, bagaimana rasanya saat seseorang meminta bantuan pada orang lain yang merupakan calon istrinya untuk membatalkan pernikahan mereka demi bisa bersama wanita lain lalu meninggalkan calon istri yang sudah membantu keinginan egoisnya itu tanpa bahkan sempat berbuat baik padanya? Menurutmu, bagaimana rasanya?”

“Hhh… bodoh…!” Akira berkomentar lemah. Daylan terperanjat. “Kalau itu hanya rasa kasihan maka harusnya kau bilang dari awal! Tak perlu menyusahkan dirimu sendiri dengan menjadi orang lain seperti ini… cukup jadi diri mu! Dan satu lagi, jangan berbuat baik pada wanita sembarangan…” Akira berdiri lalu beranjak lebih dulu beberapa langkah di depan Daylan.

“Akira, maksudku itu bukan…”

“Jangan meneruskannya…! Aku tak perlu mendengarnya…”

Keduanya lalu berjalan dengan Akira di depan dan Daylan mengikuti di belakang. Terus begitu hingga visual Daylan menangkap sesuatu yang seketika membuatnya terbelalak tak percaya.

“Oh, My God!” Daylan membatin. Akira tetap berjalan santai, meski suasana hatinya tak sebaik itu. “Akira lari!” perintah Daylan menghentikan langkah Akira.

Akira menoleh. “Apa?” tanyanya bingung.

“Aish!” Daylan menyahut lengan kanan Akira lalu menariknya mengikuti lari cepatnya.

“Hey, kenapa lari-lari gini sih, Day?!” Tanya Akira sembari terus berlari.

“Ada orang-orang suruhan papa gue!”

“Dari mana loe tahu?”

“Gue kenal sebagian dari mereka. Kita harus cepet-cepet pergi dari sini!”

“Day, berhenti sebentar!”

“Kenapa sih?” Daylan menoleh dan melihat Akira yang mulai tergopoh dengan high heel dan tas punggungnya.

“Hosh…hosh…hosh…” Daylan menghentikan langkah dan keduanya mulai mengatur napas.

 

 

 

 

 

 

 

 

_______________________

[1] Bersi keras/ kukuh

Terima kasih telah mampir dan membaca novel ini. Tolong like, vote, comment dan share ya. See you in next episode ^_^

Author don't own the picture.... Just hope you will be happier by it. it was taken from pinterest:)

Oh ya, terima kasih banyak untuk para pembaca yang sudah memberikan dukugannya. In sya Allah cerita kesayangan kita ini sebentar lagi akan dikontrak dan bila lulus proses kelanjutan kontrak kita akan bisa lebih sering update. So, buat teman-teman, tolong untuk terus berikan dukungan berupa like, comment, vote, share, & favorite untuk Couple in Love ini ya ^_^

Love you,

Yurizhia Ninawa

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

haiyah pkai high heel kok disuruh lari ngos"an lah

2020-05-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!