Episode 18

                                                    

 

“Dia sudah cukup cantik dengan gaya naturalnya. Dia tidak perlu polesan berlebihan.” Komentar Daylan santai.

Apa lagi ini? Kenapa laki-laki ini bersikap aneh seperti ini? Apa dia bermaksud melindungiku? Ya, Tuhan, aku merinding melihatnya. Ah, bukan, ini pasti hanya siasatnya saja! Harus ku akui, kau sangat hebat dalam hal ini, Daylan Allan Marendra…

“Tidak, Mama benar. Aku akan ikut untuk merefresh otak dan penampilanku.” Ungkap Akira etuju.

Nyonya Marendra tersenyum. “Ini dia menantuku!” katanya bangga.

Daylan hanya menoleh sejenak ke arah Akira lalu tersenyum. Ada apa dengan gadis ini? Bukankah dia tidak suka berpoles dengan make up dan pergi ke tempat seperti itu? Apa dia melakukannya hanya agar mama menyukainya? Baiklah, kita lihat saja, sejauh mana kau bisa bertahan, Akira Horison…

Nyonya Marendra tiba-tiba menutupkan kedua telapak tangannya ke mulut. “Mama ngantuk?” tebak Akira spontan.

Nyonya Marendra mengangguk. “Sepertinya begitu. Aku mungkin terlalu lelah setelah seharian ini kesana-kemari.” terangnya kemdian.

“Kalau begitu aku akan cek kamar untuk Mama. Tunggu sebenntar ya!” Akira mendorong mundur kursinya dan segera menuju kamar. Ya, hal pertama yang terlintas di benaknya saat Nyonya Marendra menguap adalah bahwa tugas akhirnya belum tuntas, dan otomatis harus segera ia tuntaskan.

“Dia sangat pengertian, bukan?” nyonya Marendra kembali membuka pembicaraan.

“Lumayan.”

“Apakah sejauh ini semuanya lancar?” Tanya Tuan Marendra.

“Ya, seperti yang Papa lihat.”

“Bagus! Kau harus lebih memerhatikannya dan menjaganya baik-baik!”

Daylan mengangguk. “Aku tahu.”

“Kamar tidurnya sudah siap! Silakan istirahat!” ucap Akira yang telah kembali dengan langkah tergesanya lalu berhenti beberapa langkah dari meja makan.

“Sepertinya aku juga lelah, aku istirahat dulu!” ucap daylan sembari beranjak.

“Ya, istirahatlah!” sahut Mamanya lembut.

Daylan berbalik menghampiri Akira yang masih berdiri di tempatnya dan tiba-tiba mengecup keningnya lembut. Mata Akira melebar. Apa yang dilakukan orang ini? Daylan!!! Jerit hati Akira yang hanya mematung tanpa kata.

“Aku akan ke kamar dulu. Cepatlah menyusul!” ucap Daylan sembari tersenyum sebelum meneruskan langkahnya beranjak ke kamar. Akira masih mematung sejenak. Tuan dan Nyonya Marendra hanya tersenyum melihatnya.

Akira segera tersadar. “Papa dan Mama silakan langsung ke kamar saja untuk istirahat! Aku akan membereskan ruangan ini.”

“Apa kau yakin kau tak perlu bantuan Mama, Sayang?”

“Oh, tidak perlu, Ma. Terima kasih. Mama pasti lelah, jadi cepatlah beristirahat!”

“Baiklah, jika begitu. Terima kasih, Sayang!” ungkap Nyonya Marendra sembari beranjak disusul Tuan Marendra di belakangnya.

“Huufftt…, sial! Apa yang dilakukan Daylan tadi?! Dia benar-benar curang! Aku bahkan beum pernah melakukannya. Dasar pencuri!” umpat akira jengkel. Diletakkannya piring yang ada di tangannya dan baru saja setengah ia bilas. Pikirannya sudah tidak bisa diajak kompromi. Ia benar-benar sudah tidak konsen.

Akira menyeret langkah cepatnya menuju kamar Daylan. Dibukanya pintu dengan kasar. Namun, Daylan hanya mengalihkan sedikit pandangannya dari buku yang tengah ia baca sembari duduk bersandar dipan dengan bed cover yang ia tari setengah badan untuk menutup pangkal hingga ujung kakinya di atas tempat tidur.akira segera

menghampirinya. Wajahnya merah padam. Magma yang ada dalam hatinya seolah telah meletup-letup meminta segera diluapkan.

“Daylan!” pekik Akira dengan nada marah.

“Hmm.” Sahut Daylan tenang, santai, tanpa menoleh, tanpa rasa bersalah.

“Sial, dia bahkan tidak merasa bersalah sama sekali, tidak minta maaf!! Apa aku sedang berhadapan dengan manusia sungguhan? Apa dia benar-benar manusia? Atau jangan-jangan…

“Hey, kenapa kau melakukannya?! Kau benar-benar curang?!” ungkap Akira memotong pikirannya yang mulai melantur dengan nada tinggi.

“Deklarasi nomor delapan.” Jawab Daylan enteng tanpa menoleh dari bukunya.

“Apa?! Tapi, tidak ada kata semacam mencium dan sebagainya! Lagi pula kau sendiri yang juga menulis bahwa jiwa dan raga adalah milik pribadi, jadi tidak perlu acara-acara semacam itu, aku tidak suka!”

“Kau ini benar-benar tidak bisa acting, ya?!” ledek Daylan masih tanpa menoleh.

“Acting kau bilang?! Untuk hal semacam itu tak ada acting! Dan asal kau tahu aku belum mendapatkan first kiss-ku, jadi bagaimana bisa aku terima jika yang melakukannya adalah orang seperti dirimu!”

“Hey, aku hanya mengecup keningmu! Yang seperti itu mana bisa disebut dengan kiss! Lagipula, di luar negri itu adalah hal yang biasa. Bukankah kau kuliah di Australia? Harusnya kau tahu hal semacam itu! Makanya jangan hanya berdiam diri di perpustakaan dan kamarmu saja, kau juga harus bergaul! Dan satu lagi, asal kau tahu, aku sama sekali tidak menikmatinya!”

Apa?! Pria ini benar-benar…!!! “Hhhh, mungkin bagi orang luar negri, bagi orang sepertimu, al seperti itu tidak penting. Tapi, bagiku itu lain. Kau mungkin sudah biasa melakukannya bahkan mungkin lebih dari yang kau lakukan padaku dengan pacarmu, tapi aku, ini yang pertama untukku dan kau melakukannya hanya untuk sebuah acting, kau pikir aku ini apa?!”

Daylan menoleh kesal. “Lalu apa maumu? Aku mengembalikannya lagi? Bagaimana caranya?! Dengan memberikan kecupan lagi atau kiss begitu?!”Daylan terdiam sejenak. “Dengar, aku bukan orang yang suka main-main dengan pacarku untuk hal semacam itu. Cinta itu mungkin buta, tapi logika masih bisa menuntunnya untuk tidak melakukan sesuatu yang melanggar aturan dan batasan. Ah, sudahlah! Lagipula secara hukum kau adalah istriku yang sah, aku bahkan sebenarnya boleh melakukan lebih dari itu, bukan?” Akira tersentak terperangah. “Jadi, berhentilah membahasnya! Aku lelah, aku mau istirahat.” Daylan meletakkan buku yang dibacanya dan menarik bed cover hingga pangkal lehernya lalu memejamkan mata.

“Hey, apa yang kau lakukan?! Kau harusnya tidur di sofa!” protes Akira.

“Heh, coba kau lihat! Ini kamarku, jadi aku berhak mutlak. Kau tidur saja di sofa itu! Atau jika kau mau, kau boleh tidur di sampingku.”

“Hhh, apa kau sudah gila?!”

“Aku hanya mengizinkan sebagai seorang laki-laki yang baik. Tapi, akan lebih bagus jika kau tidak mau. Aku bisa tidur dengan area yang lebih luas.”

“Apa?! Apa kau ini masih pantas disebut laki-laki?! Bagaimana bisa kau menyuruh seorang wanita tidur di sofa sedangkan kau bahagia tidur di tempat tidur?! Too bad![1]”

“Aku kan sudah menawarkanmuuntuk tidur di sampingku. Tapi, kau tidak mau, kan? Jadi, jangan salahkan aku! Anggap saja sebagai ganti malam pertama kita dan malam-malam seterusnya saat aku yang harus tidur di sofa. Kau juga harus merasakannya! Dan jika kau masih tak mau tidur di sofa, cepat naik dan tidur saja di sampingku!

Tak usah banayk komentar!”

“Benarkah aku boleh tidur di sampingmu?” Tanya Akira dengan nada meledek.

Daylan mendengus. “Kau pikir aku takut?” tantangnya. “Harusnya kau berpikir lebih jernih, siapa yang seharusnya lebih takut?! Dan sekarang kebaikanku sudah benar-benar habis, jadi, jika kau tetap nekat tidur di sampingku, lihat saja apa yang akan terjadi!” Daylan menutupkan selimut hingga atas kepalanya.

Akira menelan ludah. “Benar juga, jika sampai terjadi sesuatu, tentunya yang paling dirugikan adalah aku.” Batin Akira sambil berlalu menuju sofa di kamar Daylan. Ia duduk perlahan lalu memandang ujung ruangan. Sepertinya alat peredam suara itu berfungsi dengan baik. Setidaknya mama dan papa tidak mendengar apa yang baru saja terjadi. Semoga saja!

 

 

_______________

[1] Terlalu buruk!

Thanks my beloved readers. Please support Author by like, comment, vote, share, & favorite for notification update. See you next time on the next episode ^_^

Author don't own the picture.... Just hope you will be happier by it. it was taken from pinterest:)

Follow me on instagram : Nabila ubaidah

Oh ya, terima kasih banyak untuk para pembaca yang sudah memberikan dukugannya. In sya Allah cerita kesayangan kita ini sebentar lagi akan dikontrak dan bila lulus proses kelanjutan kontrak kita akan bisa lebih sering update. So, buat teman-teman, tolong untuk terus berikan dukungan berupa like, comment, vote, share, & favorite untuk Couple in Love ini ya ^_^

Love you,

Yurizhia Ninawa

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

kasihan bener akira

2020-05-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!