Penjahat

Renne sudah bersiap-siap dan kini berlari ke arah desa untuk segera mengatasi perampok-perampok itu. Ia juga memerintahkan kepada penduduk yang datang untuk meminta bantuan, tetapi ada pula orang yang memaksa untuk ikut agar dapat melihat dengan langsung kehebatan dari Legendary Bard dengan bola mata mereka sendiri.

Gadis itu mengeluarkan Harp of the Golden Lion yang didapatinya dari Mysterious Box sebelumnya.

Sebuah harpa yang sangat pas dengan ukuran tangannya sehingga dapat dipegang dan dimainkan dengan sangat mudah. Berwarna emas dengan simbol kepala singa di salah satu ujungnya. Lalu senar yang dipakai terlihat sangat tipis dan berkilauan. Meskipun begitu, senar ini terlihat sangat kuat dan sulit untuk diputuskan.

Renne mencoba untuk mengingat-ingat. Dulu sekali ia memiliki seorang teman yang menggunakan profesi Bard karena sangat menyukai musik. Namun, dia juga termasuk dalam kamus balas dendam yang harus dikerjakan oleh Renne.

Renne akhirnya ingat, sebuah keterampilan yang dapat digunakan untuk menangkap perampok itu tanpa harus bersusah payah asalkan orang yang dituju mendengarkan suara yang dihasilkan oleh alat musik yang dimainkan.

Sleeping Lullaby sebuah keterampilan yang memaksa pendengarnya untuk tertidur. Mungkin lebih tepatnya, lantunan nada yang dihasilkan sangatlah tenang hingga membuat pendengar merasa mengantuk. Dibalik kehebatan itu, terdapat pula sebuah kekurangan. Keterampilan ini tidak akan berfungsi jika orang yang menjadi musuh tidak mendengarkan ataupun menutup telinganya.

Akhirnya mereka sampai di balai desa. Terlihat suasana yang sangat kacau. Salah satu rumah penduduk terbakar dan setiap halaman rumah mereka luluh lantak. Setelah beberapa saat membuat matanya berkeliling, para perampok itu mulai berdatangan.

Seseorang yang terlihat sebagai pemimpin dari kelompok itu tertawa, “Hei, lihatlah gadis cantik itu. Kita akan menangkapnya dan membuat ia melayani kita malam ini.”

Hal itu kemudian ditanggapi oleh anak buahnya dengan suara gelak tawa serta pujian yang terdengar seperti sedang menjilat.

“Menjijikkan,” Renne melengos dan meludah.

“Sombong!” teriak pria berotak otot tersebut.

Renne menanggapi perkataan pria itu dengan sebuah senyuman pahit. Ia berhasil memancing emosi musuh dan membuatnya naik pitam.

“Sleeping Lullaby!”

Renne mulai menjentikkan jari untuk memainkan harpa yang berada di tangan. Berdasarkan yang ia ketahui, sistem akan otomatis memberikan pengarahan bagi pengguna untuk melakukan penggunaan keterampilan.

Benar saja, sebuah petunjuk otomatis mulai terlihat memberikan arahan agar Renne dapat memainkan keterampilan yang ingin digunakan. Gadis itu menerima arahan dan mulai bermain alat musik.

Sebenarnya, sebagai seorang pemula, Renne tak memiliki satu keterampilan apa pun yang dapat ia gunakan. Lalu sistem yang memberinya arahan juga hanya berlaku jika ia berada di bawah level lima. Jadi saat Renne sudah berada pada tingkatan yang jauh berbeda dari sekarang, ia harus belajar keterampilan untuk dapat bertarung.

Dan hal inilah yang menjadi alasan kenapa profesi seorang Bard memiliki sedikit peminat meskipun menjadi sebuah profesi yang langka sekalipun. Bahkan, tak jarang orang menolak untuk menjadi seorang Bard.

Renne kini menjadi bahan olokan para perampok itu. Lagu yang ia mainkan benar-benar bukanlah lagu tidur melainkan sebuah lagu kematian bagi orang yang mendengarnya, setidaknya itulah yang perampok itu pikirkan.

Kini, penduduk desa nampak menjadi ragu dengan keberadaan Renne. Mereka merasa jika gadis yang mencoba untuk menyelamatkan bukanlah orang yang layak untuk menyandang gelar Legendary Bard yang diwariskan oleh kakek Zou.

Salah seorang perampok itu berlari ke arah Renne sembari mengangkat pedangnya tinggi menjulang langit. Ia berniat untuk melukai Renne dengan satu kali serangan. Namun, seseorang menangkis serangan tersebut.

“Hei, bisakah kalian menghargai gadis ini? Bukankah ia sudah berusaha untuk menghibur kalian?”

Suara itu sudah akrab di telinga Renne. Meskipun ia tak melihat wajah orang yang menangkis serangan itu, tetapi ia dapat mengetahuinya.

“Dyon...”

Lagi-lagi kata itu keluar dari mulutnya dengan tanpa sengaja. Renne yang memiliki dendam sekaligus cinta pada orang itu kini mengalami dilema pada saat yang bersamaan.

“Kau lagi-lagi memanggil namaku, aku tak mengenalmu tapi akan lebih baik jika kau menceritakan semuanya setelah ini.”

Dyon mendorong pedangnya yang saat ini sedang menahan serangan musuh. Ia lantas menendang pria di hadapannya dengan kaki hingga ia terjatuh. Tak lama setelah itu, Dyon membuat orang itu pingsan menggunakan sebuah item berbentuk mirip dengan botol Health Potion ataupun Mana Potion.

“Hei, cobalah keluarkan skill itu lagi. Aku tidak akan bisa melawan banyak musuh dalam waktu bersamaan.”

Renne tersadar dari lamunannya. Ia mengangguk dan kembali menggunakan keterampilan seperti sebelumnya dan memasuki sebuah mode bimbingan seperti sebelumnya.

Awalnya, permainan Renne sangatlah kacau. Namun, seiringnya waktu berjalan, ia berhasil menguasai sedikit demi sedikit. Efek mengantuk yang ditimbulkan juga mulai berdampak pada para perampok tersebut meskipun belum cukup kuat untuk membuat mereka tertidur.

Di satu sisi, Dyon semakin kewalahan untuk menghadapi lebih dari 10 musuh sekaligus. Ia juga sudah terkena beberapa serangan di beberapa bagian tubuh sehingga menurunkan kekuatannya. Meskipun begitu, pemuda itu masih mencoba untuk melawan hingga batas titik darah penghabisan.

Renne semakin mengerti cara memainkan harpa itu untuk mengeluarkan keterampilan Sleeping Lullaby, dampak yang diberikan serta lantunan lagu itu mulai membuat beberapa perampok mengantuk dan tertidur. Menyisakan pria berotot itu seorang diri.

“Kau yang terakhir,” ucap Dyon.

“Jangan sombong anak muda. Aku tidaklah lemah seperti yang kau pikirkan!”

Pria itu melompat tinggi ke arah Dyon sembari memusatkan kekuatan pada pedang besar yang dimiliki olehnya. Ia bermaksud untuk membuat tubuh Dyon terbelah dan memberikan efek Instant Death padanya.

Namun, dengan keberadaan pria itu yang melompat di ketinggian, itu akan memudahkan Dyon untuk mengalahkannya. Ia mengeluarkan satu pedang lagi dengan bentuk yang sama dan melemparkan pedang itu dengan segera.

Seperti yang diinginkan oleh Dyon, ia berhasil melukai lutut pria berotot itu dan membuatnya terjatuh. Dan karena Renne belum berhenti memainkan harpa itu, maka hal ini lantas memberikan efek Sleep pada pria tersebut.

「Karena telah memainkan alat musik di depan penduduk dalam waktu lama, tingkat kepercayaan mereka meningkat hingga batas maksimal.」

「Ketenaranmu meningkat karena sudah dipercayai seluruh penduduk desa dan sudah menyebar ke desa-desa lainnya.」

Renne masih tak percaya dengan notifikasi itu. Jika ia dapat meningkatkan tingkat kepercayaan hingga batas maksimal hanya dalam beberapa menit, maka dapat dipastikan ini akan sangat menguntungkan bagi dirinya sendiri.

Sorakan dari penduduk desa mulai terdengar baik dari belakang Renne maupun rumah-rumah yang menjadi tempat perlindungan tersebut. Beberapa orang yang meragukan Renne saat itu juga meminta maaf langsung dengan bersujud dan hal ini lantas membuat ia merasa tidak nyaman.

Renne berpikir jika mereka terlalu melebih-lebihkan hal itu. Namun, untuk sekali lagi Renne terpaksa menerimanya karena sistem memang mengatur mereka untuk melakukan hal seperti itu.

「Berhasil menyelesaikan misi.

Hadiah: - 10 koin perak.

- 1.000 poin pengalaman.

- Kepercayaan seluruh penduduk desa meningkat.

- Mendapatkan julukan Village Pride.」

「Naik level 3.」

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

misi berhasil...

2021-02-17

0

Orpmy

Orpmy

mungkin akhirnya bakalan clbk

2020-08-30

1

follow ig:@im_storykan

follow ig:@im_storykan

semangat


#FA

2020-06-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!