Warisan

Gadis itu sangat ingin tertawa dengan puas saat ini. Apa yang sudah lama diusahakannya akan membuahkan hasil maksimal. Namun, ia memilih untuk tertawa setelah masalah ini selesai.

Renne juga tahu, selama ini, cucu Kakek Zou sedang mengawasi mereka dari kejauhan, mengetes kelayakan dirinya untuk menjadi penerus dari profesi Legendary Bard yang sudah melegenda.

Renne sudah memastikan Kakek Zou benar-benar meninggal karena Poisonous Hunter Snake itu dan memilih untuk kembali menggenggam belati dari lpada mengeluarkan air mata buaya.

Renne tak ingin dicap sebagai gadis manja yang hanya berdiam diri dan menunggu seorang pahlawan untuk membantunya. Menangis juga akan mengurangi penilaian dari pria yang sedang mengawasinya saat ini. Gadis itu harus membuktikan pada cucu Kakek Zou bahwa ia layak mendapatkan dan mewarisi harta berharga tersebut.

Gadis itu menyerang tubuh ular yang memiliki bentuk seperti naga itu, namun karena perbedaan kekuatan yang jauh, ia lagi-lagi terpental ke dinding. Untuk ketiga kalinya, Renne berhasil selamat dari serangan berkat suara yang menggema itu.

Suara ini adalah senjata yang digunakan oleh Kakek Zou. Lebih tepatnya senjata yang berubah menjadi sebuah gua dan digunakan untuk berlindung serta memberikan dampak baik yang menguntungkan maupun merugikan bagi orang yang berada di dalamnya.

Saat ini terjadi, kekuatan dari ular naga itu menurun hingga batas terkecil dan pertahanan Renne meningkat hingga batas maksimal. Tetapi, untuk membuat hal ini layaknya nyata, Kakek Zou membiarkan kekuatan daya dorong dari serangan tersebut.

Inilah yang menjadi alasan semua kejanggalan yang terjadi selama ini. Lalu, bau tak sedap yang dicurigai oleh Renne sebelumnya juga merupakan ulah yang diakibatkan oleh kedua orang tersebut. Bau menyengat itu digunakan untuk menarik perhatian Poisonous Hunter Snake yang menyukainya karena sedang berada dalam musim kawin.

Semua hal menjadi jelas. Renne sudah mengetahui semua itu dan dalam hatinya ia tertawa terbahak-bahak. Hal itu sudah jelas sulit dilakukan tetapi ia dapat melakukannya hanya dalam sekali coba.

Dibalik itu semua, masih ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, alasan kenapa Kakek Zou harus mati dan kenapa cucunya tersebut membiarkan hal itu terjadi. Padahal ia hanya memiliki satu-satunya orang yang berharga baginya. Melihat orang terkasih mati di depan mata pasti akan sangat menyakitkan dan Renne tahu betul akan rasanya kehilangan.

Renne sudah mengambil kembali belati yang berada di sampingnya, selama ini ia sengaja untuk tidak menekan tombol notifikasi warisan itu agar membuat cucu Kakek Zou keluar dari persembunyiannya.

Dan benar saja, seperti yang diharapkan. Cucu Kakek Zou benar-benar keluar sembari menyerang dan membunuh ular tersebut hanya dalam satu kali serangan cepat yang sulit tangkap mata.

Pria itu memakai jubah hitam dengan sebuah corak berwarna emas yang merupakan pakaian yang dimiliki oleh seorang Justice Knight. Berambut hitam dengan mata cokelat yang besar. Memiliki hidung mancung serta terlihat gagah.

“Kenapa kau tak melakukan perlawanan?!” teriak pria itu. “Bukankah Kakek sudah mewariskan kekuatannya?” tanpa sadar ia membocorkan rahasianya sendiri dan dengan segera menutup mulutnya.

Renne merasa ini adalah saat yang tepat untuk memutarbalikkan keadaan serta menanyakan alasan dibalik semua ini.

“Bagaimana kau bisa tahu, apa alasanmu datang ke sini, siapa kau sebenarnya?”

****

Pada awalnya, cucu Kakek Zou terus menolak untuk mengatakan hal itu. Namun, karena sikap pantang menyerah Renne, ia berhasil mendesak hingga pria itu membuka suara.

Dari apa yang Renne dengar, sebagai seorang NPC untuk mewarisi sebuah profesi, maka ia diharuskan untuk berada dalam keadaan sangat sekarat dan sebentar lagi akan mati.

Lalu, awalnya pria itu juga menentang keras keinginan Kakek Zou untuk mati dengan cara tragis. Padahal di dunia ini banyak cara yang lebih baik untuk mati daripada di serang oleh ular naga. Dan juga, sebenarnya, ia bukanlah cucu kandung melainkan seorang anak yang diadopsi.

Pria itu juga menjelaskan jika selama ini yang dilakukan oleh Kakek Zou adalah rencana untuk mengetes kelayakan pemain untuk menjadi penerusnya.

Lalu, jika Renne bukanlah orang yang pantas untuk mendapatkan profesi Legendary Bard maka ia sendiri yang akan merampas kembali apa yang menjadi peninggalan dari orang tua angkatnya.

Setelah semua itu terjadi, pria itu meminta maaf sedalam-dalamnya atas apa yang menjadi keegoisan dari orang tua asuhnya itu. Dan mengatakan jika Renne adalah orang yang tepat untuk mewariskan hal itu.

“Lalu kenapa bukan kau saja orang yang mewariskan profesi ini?” Renne sendiri masih bingung dibalik rasa senangnya saat ini.

“Ada peraturan yang menyebutkan jika profesi Bard tidak diperbolehkan untuk bergabung dengan Justice Knight. Lagi pula aku lebih suka bermain pedang daripada memainkan alat musik.”

Renne membungkam mulutnya. Ia tak pernah tahu jika seorang Bard tidak diperbolehkan untuk bergabung dengan kelompok yang dinamai Justice Knight tersebut.

“Kau juga belum menerima warisan Kakek, cepatlah lakukan!” titah pria yang tak diketahui namanya itu.

Renne menghembuskan nafas kecil, “Kau benar. Aku sampai melupakan hal itu.” kemudian ia tersenyum kecil, meskipun saat ini ia merasa bersalah tetapi, ia mencoba untuk mengubur dalam-dalam perasaan seperti itu agar dapat membalaskan dendam.

「Terima.」

「Mendapatkan julukan Legendary Bard.」

「Terima.」

「Mendapatkan profesi Legendary Bard.」

Sebuah partikel-partikel kecil mulai membentuk sebuah bintang kecil yang kemudian mengelilingi seluruh bagian tubuh Renne secara perlahan-lahan. Sebuah lingkaran sihir juga naik-turun ditubuh untuk melakukan sebuah pemindaian.

Setelah cukup lama waktu berjalan, proses merepotkan itu sudah berhasil dilewatkan dengan sempurna. Renne merasa bangga sekaligus kagum karena tak seorang pun di kehidupan sebelumnya yang memiliki profesi yang ia sandang saat ini.

Namun, Renne tak sekalipun melepaskan topeng miliknya. Ia tak terlalu mengerti bagaimana cara orang ini akan merebut kembali profesi itu tetapi, setiap kata yang keluar dari mulutnya bukan sekedar omong kosong.

Renne kini berdiri sembari sedikit tersenyum, “Ayo kita berikan pemakaman yang layak untuk Kakek Zou,” ajaknya.

“Ya...”

****

Sudah beberapa jam berlalu sejak mereka mengubur Kakek Zou didekat makan istrinya yang berada di dalam gua tersebut. Pandangan Renne tak pernah terlepas dari kuburan kedua orang itu, untuk membuat pria yang tak diketahui namanya itu terkesan.

Pria itu berdiri kemudian mengulurkan tangan, “Ayo kita pergi. Matahari sebentar lagi terbenam dan akan berbahaya jika kita berlama-lama di sini,”

“Ya...” Renne menerima uluran tangannya dengan sebuah senyuman hangat yang melengkung di bibir.

Mereka berjalan meninggalkan gua itu. Renne tak berniat untuk mengambil senjata legendaris Kakek Zou yang berubah bentuk menjadi sebuah gua. Ia berniat untuk menyimpannya suatu saat serta kembali membuat pria itu terkesan padanya.

“Aku lupa mengatakan hal ini, tetapi sepertinya ini belum terlalu telat, bukan?”

Renne memiringkan kepala, “Apa yang ingin kau katakan?”

“Namaku Lagier, seseorang yang baru saja menjadi Justice Knight.”

“Aku Renne, seorang pemain.”

Terpopuler

Comments

John Singgih

John Singgih

berkenalan dengan cucu kakek zou...

2021-02-17

0

Orpmy

Orpmy

skill op [ingatan masa depan] belum aktif

2020-08-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!