Mereka sudah memasuki kawasan The Forest untuk berkunjung ke gua yang dituju oleh Kakek Zou. Gadis itu masih bingung apa tujuan kakek itu pergi ke sana dan terus bertanya. Tetapi, ia tak kunjung mendapatkan jawaban dan kakek itu terus mengalihkan pembicaraan.
Merasa tak akan mendapatkan jawaban yang diinginkan setelah sekian lama berusaha dengan keras, gadis itu lantas memutuskan untuk menyerah dan lebih diam dari biasanya. Yang perlu dilakukan saat ini adalah memastikan keselamatan Kakek Zou dan menghindar dari segala mara bahaya.
Kakek Zou lantas tersenyum, “Kau sekarang lebih diam, ya.”
“Itu karena Kakek tak mau menjawab!” gadis itu cemberut kesal dan memalingkan wajahnya. Meskipun begitu, ia tetap menjalankan tugas.
“Kau akan mengetahui jawabannya nanti,” lanjut Kakek Zou.
Renne diam, diam seribu bahasa dan terus memperhatikan sekitar. Ia juga sudah menyiapkan senjata di tangan agar dapat langsung menyerang musuh yang datang dengan tiba-tiba. Jika musuh yang dihadapi cukup kuat, maka ia akan segera melarikan diri bersama Kakek Zou.
Sudah beberapa waktu mereka lalui bersama ditemani dengan ributnya hutan di siang hari. Berbagai suara menyeramkan terus terdengar di kejauhan tetapi tak seekor pun monster datang menyerang.
Hidung Renne berkerut ketika mencium bau tidak sedap yang berasal dari sekitar rumput-rumput lebat yang berada di sekitarnya. Ia pun memutuskan untuk mengecek namun tangannya dihentikan oleh Kakek Zou.
“Tidak mengetahui banyak hal adalah sesuatu yang baik.”
Renne menurut, lagi pula tak ada gunanya untuk mengetahui sumber dari bau menyengat yang menusuk hidung itu dan menganggap bahwa perkataan pria tua benarnya.
“Kek, apa masih jauh?” Renne akhirnya bertanya setelah sekian lama memendam pikiran itu di kepala.
“Sepertinya,” singkat Kakek Zou.
Jawaban itu bukanlah jawaban yang ingin ia dengar saat ini. Gadis itu butuh sebuah kepastian dan harus bergegas secepatnya. Sekarang ia sangat memikirkan perjalanan pulang nanti yang akan memakan banyak waktu. Memilih untuk menginap di hutan adalah suatu kebodohan bagi orang lemah sepertinya, setidaknya untuk saat ini.
Baru saja dirinya khawatir, seekor serigala datang menghampiri untuk menikam mereka berdua. Yang membuat serigala ini berbeda adalah warna kulitnya. Renne yang merupakan seorang pemain profesional tahu betul jika makhluk di depannya pasti akan sangat merepotkan dan kecil kemungkinan untuk menang.
「White Wolf
Level: 5
HP: 800/800」
Gadis itu menggigit bibirnya dan melepaskan pegangan dengan Kakek Zou secara lembut. Ia juga sudah menarik pisau dari sarungnya serta melakukan persiapan untuk menyerang. Sama halnya dengan Renne, serigala itu juga melakukan ancang-ancang untuk berlari dengan cepat dan menerkam gadis muda di depannya.
Mulailah mereka bertarung. Saling menyerang satu sama lain. Renne berlari secepat-cepatnya ke arah serigala untuk mengakhiri nyawanya. Namun di detik-detik terakhir, serigala itu malah melompat dan berhasil mengoyak baju gadis itu.
‘Uh, sakit benar. Inilah alasan aku menjadi Healer selama ini,’ batin Renne kesal.
Renne kembali berlari untuk menghampiri serigala itu dan menghasilkan sebuah serangan fatal. Kali ini ia sudah lebih siap dari sebelumnya. Karena hal itu juga, Renne berhasil meninggalkan luka di mata hewan itu.
Serigala itu merengek kesakitan dan berteriak. Setelah merasa terluka, ia memutuskan untuk pergi dan meninggalkan mangsanya empuknya. Renne tahu hal ini. Ini bukanlah sebuah kemenangan melainkan sebuah malapetaka yang akan datang.
White Wolf memiliki insting untuk bertahan hidup, ia akan menghindari musuh yang lebih kuat dan menyerang musuh yang lemah. Selain itu juga, mereka hidup berkelompok dan saling membantu satu sama lain. Jika saja salah satu dari mereka terluka, maka anggota lainnya akan datang secara bersama-sama untuk mengalahkan orang tersebut.
Renne menjadi cemas, “Kek, ayo kita pergi dari hutan ini sekarang!” ia menarik tangan Kakek Zou dengan segera.
“Tapi gua yang aku tuju sudah di depan mata.”
Hal itu sontak membuat Renne terkesiap, matanya berkeliling dan tak menjumpai apa pun selain pohon yang menjulang tinggi.
“Lihatlah itu baik-baik,” Kakek Zou menunjuk ke salah satu tempat.
Renne mengikuti arahannya, semakin ia lihat dengan saksama, semakin jelas pula terlihat sebuah bayangan-bayangan putih yang bergoyang.
Dengan segera Renne kembali menarik Kakek Zou untuk memasuki gua itu agar dapat berlindung, “Ayo cepat Kek!” ucapnya.
Pengap. Begitulah yang dirasakan gadis itu saat memasuki gua tersebut. Terlebih lagi tempat itu sangatlah gelap. Renne yang tak memiliki sihir apa pun menjadi tak berkutik karenanya.
“Gelap sekali,” ucap Renne sembari menapakkan kaki semakin dalam.
Tiba-tiba sebuah cahaya muncul tepat di belakang gadis itu dan sontak membuat ia berbalik badan.
“Aku tak menyangka jika Kakek bisa menggunakan sihir!”
Kakek Zou tak menanggapi perkataan Renne. Ia memilih untuk terus berjalan di depan dan menuntun arah ke mana mereka pergi. Setelah cukup lama menyusuri tempat itu, Renne dikejutkan dengan keberadaan ular raksasa yang tiba-tiba muncul di belakang.
「Poisonous Hunter Snake
Level: 28
HP: 70.000/70.000」
Tak ada angin, tak ada hujan, ular itu mencoba untuk menyerang mereka dan merayap dengan cepat. Hal itu sontak membuat Renne mendorong Kakek Zou agar tidak terkena serangan dan mencoba menahan serangan.
Karena Renne masih berlevel 2, ia tak dapat menahan serangan dan terpental ke dinding. Saat di sadari, ular itu kini mengincar Kakek Zou yang tergeletak di tanah.
Tak ingin membiarkan hal itu terjadi, Renne lantas berlari sekuat tenaga dan kembali menyerang ujung buntut dari Poisonous Hunter Snake tersebut.
“Keras sekali!”
Ular itu mengibaskan ekornya, membuat Renne kembali terpental ke dinding untuk kedua kalinya. Seharusnya, sebagai seorang pemula, ia sudah mati sejak serangan pertama dan hal itulah yang membuatnya bingung.
“Tenanglah Renne. Dari awal tujuanku memang mati di sini, tempat di mana istriku beristirahat. Bukankah kau sudah melihatnya dari jendela notifikasi? Dan lagi, aku sendirilah yang mengundang ular ini masuk ke dalam.” lirih Kakek Zou.
Suara itu menggema di telinga Renne, matanya membelalang dan pikirannya membuncah, “Jendela notifikasi mana?! Aku tak melihat satu pun!” teriak Renne.
Saat disadari, Kakek Zou sudah terkena racun dan tubuhnya membiru. Bersamaan dengan itu juga Kakek Zou tak kembali lagi untuk selama-lamanya, meninggalkan seorang cucu terkasih.
“Bahkan NPC juga memiliki sikap egois,” Renne membenturkan tangannya ke dinding dan setelah itu terjadi, sebuah notifikasi jendela muncul di hadapannya.
「Berhasil menyelesaikan Quest.
Hadiah: - Mendapatkan julukan Legendary Bard
- Mendapatkan profesi Legendary Bard.」
「Kakek Zou mewariskan julukan Legendary Bard, apakah Anda akan menerimanya?」
「Kakek Zou mewariskan profesi Legendary Bard, apakah Anda akan menerimanya?」
“Ah, begitu.. Jadi selama ini kakek Zou melindungi aku menggunakan suara yang menggema ini,”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
John Singgih
warisan kakek zou...
2021-02-17
0