Akting

Renne mendengarkan berbagai pujian-pujian dikeluarkan untuknya hingga membuat dirinya sendiri bosan akan hal itu. Ini juga disebabkan oleh tingkat kepercayaan dan ketenarannya yang sudah mencapai maksimal sehingga ia mendapatkan rasa hormat yang tinggi dari para penduduk.

Ia dikelilingi banyak orang yang sebelumnya berlindung diri di dalam rumah. Mereka mengeluarkan dan memberikan Renne berbagai macam hadiah sebagai tanda terima kasih. Meskipun sebagian besar dari itu tidak dibutuhkan, tetapi ia menerima untuk menghargai mereka.

Di satu sisi, Dyon terlihat menyerah saat mencoba untuk ikut berbicara dengan gadis yang mengetahui namanya. Ia sudah berusaha keras untuk menerobos dinding-dinding manusia itu. Namun, terus dihampiri oleh kegagalan.

“Terima kasih, Nak Renne.” Kepala desa memberikan rasa terima kasihnya dengan sungguh-sungguh sambil sedikit membungkukkan tubuh, diikuti oleh orang-orang lainnya.

“Tidak, tidak. Aku tidak melakukan apa pun, pria itulah yang mengalahkan para perampok itu.” Renne menunjuk Dyon. Hal itu sontak membuat seluruh pandangan penduduk mengarah tajam kepada pria itu.

“Tidak perlu rendah diri, Nak. Semua ini berkatmu. Jika saja kau tidak menggunakan keterampilan yang dimiliki, para perampok itu pasti akan menjarah habis desa serta beberapa gadis lainnya.” ujar kepala desa.

“Ya itu benar!”

“Semua ini berkat Nona Renne.”

“Jika dia tidak ada, entah bagaimana nasib desa ini ke depannya.”

Penduduk desa lainnya membenarkan ucapan kepala desa dan hal inilah yang membuat gadis itu merasa tidak nyaman. Jika saja tingkat kepercayaan dan ketenaran dapat dihapus dengan instan, ia pasti akan segera melakukannya. Lagi pula, Renne dapat mendapatkan hal itu kembali.

Renne kemudian membungkuk, memberikan hormat untuk segera beranjak pergi dari kerumunan merepotkan ini dan berkata, “Aku ingin segera beristirahat, terima kasih untuk hadiah yang kalian berikan.”

“Baiklah kalau begitu. Jangan sungkan untuk datang kembali. Datang saja ke kami jika kau menginginkan misi.”

Renne mulai berjalan pergi ke arah rumah peninggalan Kakek Zou. Ia sebenarnya bermaksud untuk kembali ke Kerajaan Vemore, tetapi ia terpaksa untuk menginap sekali lagi karena hari sudah hampir gelap. Lalu, saat ini para perampok itu telah diikat dengan sangat kuat dan akan diserahkan kepada para pihak berwajib untuk segera ditangani.

Menyadari keberadaan Renne yang sudah beranjak pergi dari kerumunan itu, sontak membuat Dyon berlari untuk menghampiri. Ia juga meminta untuk berhenti, namun tak digubris sedikit pun.

“Tunggu!” Dyon menghentikan langkah kaki gadis itu dengan memegang pundaknya.

Renne menoleh lalu menatap tajam, kemudian hal itu sontak membuat Dyon melepaskan tangannya dari pundak, “Ah, maaf.”

“Bagaimana kau tahu namaku dan lagi kau memanggil seperti seseorang yang sudah sangat mengenal diriku.”

Renne memperlambat langkah kaki dan tersenyum, ia merasa jika mendapatkan kepercayaan Dyon adalah hal yang sangat bagus. Dengan begitu, ia dapat mengkhianatinya dengan cara yang sama seperti apa yang sudah dilakukan olehnya beberapa tahun mendatang.

Renne tercenung, ‘Tapi, aku harus menjawab seperti apa?’ batin gadis itu.

“Halo!”

Hal itu lantas membuat Renne gelagapan, dan membuatnya mengada-ada, “Kau lupa menyembunyikan namamu kemarin, itulah kenapa aku mengetahuinya.”

‘Ah, semoga ia tidak curiga...’ harap Renne.

“Benarkah begitu? Padahal sudah menyembunyikannya sejak pertama kali bermain...”

“Ya, setiap orang pasti mudah melupakan sesuatu. Aku pun begitu, terkadang untuk hal penting saja dapat lupa, apa lagi dengan sebaliknya.”

“Tapi, kenapa kau mengucapkan namaku setiap kali bertemu? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Dyon menilik gadis itu.

Renne kembali berpikir keras untuk menjawab pertanyaan yang dilemparkan kepadanya. Dyon memakai nama aslinya dan lagi, ia tak mengubah tampilan tubuh sedikit pun.

“Hmm, aku kurang tahu.” Renne memilih untuk tidak mengatakan apa pun karena tak ada satu kalimat yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan pria berambut hitam itu.

“Oh, begitu.”

“Apa kau mau mampir ke rumahku? Aku bisa memasakkan makanan sebagai rasa terima kasihku.” ajak Renne. Ia bermaksud untuk mendapatkan kepercayaan Dyon.

Setahu Renne, ia seharusnya bertemu dengan Dyon beberapa bulan lagi saat di mana ia diselamatkan dari seekor naga yang menyerang. Dyon juga orang yang ramah dan baik hati serta mudah untuk mendapatkan kepercayaan darinya. Namun, siapa sangka kalau itu hanyalah sebuah akting belaka.

“Ya,” Dyon mengangguk setuju.

****

Renne saat ini sedang memasak di dapur menggunakan bahan masakan yang ia dapatkan saat berada di alun-alun desa. Berkat julukan dan profesi yang ia dapatkan, Renne tidak akan mengalami kesulitan apa pun dibandingkan dengan pemain lainnya. Mendapatkan sebuah kepercayaan juga sangatlah sulit untuk dilakukan karena tak seluruh NPC memberikan quest. Dan berkat julukan serta profesi Legendary Bard, gadis itu dapat mematahkannya dengan mudah.

「Berhasil membuat Steamed Salmon with a Dash of Salt and Pepper.」

「Berhasil membuat Grilled Chicken with Melted Cheese and Chili On Top.」

「Berhasil membuat Young Coconut Ice with Milk and Chocolate.」

「Berhasil membuat Fried Egg and Melted Cheese.」

「Masak 94 makanan lagi untuk mendapatkan keterampilan Beginners Cooking.」

Renne menghidangkan makanan-makanan itu ke atas meja. Saat ia selesai dan kembali lagi dari dapur, ia menyadari jika Dyon sedang berada di pikirannya. Oleh karena itu, ia berniat untuk mengerjainya.

“Dor!”

Gadis itu muncul dari belakang Dyon dengan tiba-tiba dan memegang pundak pria itu. Seperti yang diharapkan, Dyon terkejut hingga membuatnya terperanjat dan terpaksa keluar dari dunia imajinasi.

Renne cengar-cengir dengan jahil. Melihat ekspresi kaget dari pria yang akan menjadi target balas dendamnya itu terlihat sangat menyenangkan. Meskipun jauh dalam di ulu hati, Renne masih menyimpan rasa dengannya.

“Ayo makan,” ajak Renne sambil tersenyum jahil.

“Y-ya.”

Dyon mulai memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Wajahnya berubah seperti yang Renne harapkan. Dan saat ini ia sangat menantikan sebuah pujian yang keluar untuk dikatakan. Namun, kali ini wajah pria itu berbeda dengan wajah orang yang sudah merasakan masakannya.

“Bagaimana?”

“Tidak enak, campah. Kau tidak memiliki bakat dalam bidang ini.”

Renne terkejut sekali mendengar perkataan pria itu dan sebuah ingatan tiba-tiba kembali masuk ke dalam otak yang sudah penuh itu. Ia kembali ingat lagi, Dyon itu juga memiliki mulut yang jujur dan sangatlah pedas.

“Penampilannya memang menarik dan sepertinya kau sangat hebat dalam menghias sesuatu. Lebih baik kau berhenti bermain game ini dan menjadi seorang perias. Aku yakin kau akan mendapatkan banyak uang.” tambah Dyon.

‘Ahh, menyebalkan sekali! Mendengarnya saja sudah hampir membuatku ingin memutilasi mulutnya itu.’ batin Renne, berteriak sekencang-kencangnya di dalam hati.

“Tapi, telur ceplok ini lumayan. Selagi kau menjadi seorang perias, ada baiknya membuka usaha telur ceplok untuk menjamin masa tuamu.”

Terpopuler

Comments

Orpmy

Orpmy

dari mana semu bahan itu berasal? bukankah dia masih pemula

2020-08-30

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!