Ksatria Lembah Neraka

Ksatria Lembah Neraka

Perpisahan

Hutan larangan, sejak zaman dahulu merupakan hutan yang terkenal kramat di kalangan masyarakat penduduk Desa Senyiur. Bukan saja karena namanya yang berkesan angker tetapi karena menurut sebagian besar penduduk sekitar telah banyak orang dunia persilatan yang mencoba memasuki hutan tersebut untuk mencari senjata pusaka berbentuk pedang yang konon menurut para cenayan terkenal merupakan senjata pusaka tanpa tanding bernama 'Pedang Siluman Darah'.

Menurut para cenayan pusaka tersebut merupakan pedang yang dapat memancarkan hawa yang sangat mengerikan, berwarna merah dan ujungnya senantiasa meneteskan darah segar. Mereka menambahkan bahwa siapapun yang mendapatkan senjata tersebut akan menjadi rajanya dunia persilatan karena takkan ada yang sanggup mengalahkannya. Maka tak ayal banyak para pendekar bergelar berbondong - bondong menyatroni Hutan Larangan untuk mengundi nasib.

Namun malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Dari sekian banyaknya pendekar yang memasuki hutan tersebut tidak ada satupun lagi yang terdengar kabarnya. Menurut para tetua kampung Senyiur kemungkinan besar para pendekar tersebut telah tewas terbunuh karena menyinggung jin penghuni hutan larangan.

Sepuluh tahun sudah berlalu tanpa kabar dari para pendekar yang memasuki Hutan Larangan. Akhirnya para pendekar baik aliran putih maupun hitam sepakat bahwa kabar tentang pedang siluman darah hanyalah merupakan cerita bualan kosong belakang, namun demikian dengan banyaknya pendekar hebat yang menghilang membuat kesan angker Hutan Larangan semakin menjadi. Lambat laun tempat itu menjadi tempat pantangan bagi orang-orang tanpa terkecuali.

"Dinda, ini akan menjadi pertemuan terakhir kita. Setelah hari ini mataku mungkin akan kehilangan kemampuanku untuk melihat wajahmu, tapi percayalah hati dan jiwaku tidak akan kehilangan kemampuan untuk mengenang dirimu"

Seorang pemuda tampan berusia sekitar 25 tahun berkata sambil mengusap air mata seorang gadis cantik dalam rangkulannya. Pasangan yang serasi, bagaikan dua sejoli.

Sang pemuda tampan berkulit putih kecoklatan akibat terpapar cahaya matahari. Pakaiannya yang merupakan seragam kebesaran panglima kerajaan Datu Gumi menambah kesan gagahnya.

Sedang Sang gadis berhidung bangir. Warna kulit nya seputih salju. Pakaiannya yang terbuat dari emas mengkilat menyilaukan. Warna rambutnya sangat berbeda dengan orang - orang pada umumnya yang berwarna hitam, warna rambut si gadis justru berwarna emas seolah rambut itu memang terbuat dari emas. Pemandangan itu memiliki daya tarik tersendiri menambah keanggunan gadis itu.

Ya, mereka adalah sepasang kekasih dari dua bangsa yang berbeda. Sang pemuda bernama Lalu Askar Wirajaya, panglima termuda kerajaan Datu Gumi. Sedangkan Sang gadis adalah Dyah Ayu Pitaloka, seorang wanita dari bangsa siluman darah. Lebih tepatnya ratu Siluman darah.

"Aku mengerti, kakang. Hubungan kita ini adalah hubungan yang menentang kodrat alam" Kata Dyah Ayu Pitaloka tersendat di antara isak tangisnya.

"Setelah kau menjalani ruqiahmu kau takkan lagi bisa melihat maupun merasakan kehadiranku. Meskipun harus berakhir duka, tapi aku tidak akan menyesali pertemuan kita dulu dan semua yang telah terjadi malam itu." Si gadis semakin deras derai air matanya mengenang pertemuan pertama mereka yang mengawali cinta di antara kedua makhluk dari bangsa berbeda itu.

Panglima Askar Wirajaya adalah panglima termuda yang terkenal di Kerajaan Datu Gumi bukan saja karena ketampanannya yang memikat banyak gadis. Melainkan juga karena kegagahan dan kepiawaiannya dalam mengatur strategi peperangan sehingga banyak gadis dari kalangan bangsawan secara diam-diam maupun secara terang-terangan menunjukkan rasa suka kepada sang panglima muda.

Tetapi sang panglima selalu menghindar dengan alasan karena masih ingin mewujudkan cita - citanya untuk mendamaikan negerinya dari peperangan melawan Kerajaan Sakra

Tujuh tahun yang lalu Panglima Termuda Askar memimpin lima ribu prajurit menuju Provinsi Sendaq guna mengatasi kekacauan yang ditimbulkan oleh para pemberontak. Akan tetapi di perjalanan pasukan yang dipimpinnya diserang oleh pasukan penyergap Kerajaan Sakra berjumlah sepuluh ribu orang, dua kali lipat lebih banyak dari jumlah pasukan yang dibawanya.

Ternyata kekacauan itu merupakan siasat yang disusun oleh pasukan Panglima Sembalun dari Kerajaan Sakra untuk menjebak para pasukan Panglima Askar.

Pertempuran kedua kubu pecahlah, dentang senjata pedang dan perisai para prajurit mengiringi teriakan - teriakan kematian para prajurit dua Kerajaan.

Pertempuran ini merupakan kekalahan pertama Panglima Askar Wirajaya. Namun di sinilah terlihat kelihaian Lalu Askar Wirajaya, kehebatannya dalam mengatur strategi perang yang dalam keadaan terdesak oleh jumlah lawan sekalipun tetap saja tidak kehilangan ketenangannya.

Lima ribu pasukan yang dibawanya memang terbunuh tanpa sisa, tetapi di pihak Panglima Sembalun Kerajaan Sakra juga mengalami kerugian yang bahkan lebih besar dari Kerajaan Datu Gumi.

Sepuluh ribu pasukan yang dibawa dalam penyergapan tersisa hanya tiga ribu lima ratus. Kerugian itu sekaligus meredam sementara serangan Kerajaan Sakra.

Dalam pertempuran itu Panglima Askar terluka parah dan melarikan diri jauh ke tengah hutan hingga tanpa sadar telah memasuki hutan larangan. Di sanalah dia jatuh tak sadarkan diri dan diselamatkan oleh Dyah Ayu Pitaloka.

Itulah awal mula pertemuan mereka. Kelembutan Dyah Ayu Pitaloka juga kesopanan yang ditunjukkan Panglima Kerajaan Datu Gumi tersebut mulai menumbuhkan benih - benih cinta di antara keduanya. Sejak pertemuan pertama mereka Panglima Askar sudah diberitahu oleh Dyah Ayu Pitaloka bahwa gadis kekasihnya itu adalah gadis dari bangsa siluman. Namun cinta telah membutakan mata keduanya hingga pada suatu malam terjadilah hal yang tidak seharusnya terjadi.

Setelah kepulangannya Askar tak pernah bisa melupakan wajah Dyah Ayu Pitaloka, kekasihnya. Rasa rindu itu kemudian menyulut hasrat mereka untuk terus bertemu secara diam-diam hingga akhirnya tiga tahun kemudian Dyah Ayu Pitaloka pun mengandung.

Hubungan mereka lambat laun diketahui oleh Ki Rupani, guru Askar. Ki Rupani lalu menasehati muridnya dan menjelaskan bahwa hubungan antara manusia dan siluman merupakan hubungan yang melanggar kodrat alam dan merupakan sebuah dosa besar. Ki Rupani juga memerintah muridnya untuk memutuskan hubungan mereka. Akhirnya dengan berat hati keduanya harus rela memutuskan ikatan dosa yang telah mereka jalin selama berbulan-bulan.

"Dinda. Kau adalah duniaku. Setelah ruqyah nanti aku tidak akan bisa melihatmu, yang artinya aku akan kehilangan duniaku. Maka atas nama cinta kita setelah hari ini aku bersumpah. Dengan sapu tangan ini yang kau rajut dari serat duka, aku akan menjalani kehidupan gelap gulita di sepanjang usiaku"

Duarrr...!!!

Terdengar sambaran petir membahana seolah mendengarkan sumpah Sang Panglima.

Dyah Ayu Pitaloka dengan diringi derai air mata berkata dengan suara parau.

"Setelah hari ini semua cerita tentang kita hanyalah akan menjadi sejarah panjang. Tetapi biarlah, cinta kita akan tetap tumbuh di dalam tubuh anak kita ini" kata Dyah Ayu Pitaloka sambil mengelus perutnya yang mulai membuncit.

Dyah Ayu Pitaloka tersenyum pahit.

"Sebelum kita berpisah, Kakang berilah nama untuknya sebagai tanda pengenal nya kelak ketika dia mencarimu setelah dewasa nanti" Dyah Ayu Pitaloka mencoba bersikap setegar mungkin.

Kemudian Askar Wirajaya menghela napas panjang sebelum menjawab

"Baiklah, dinda. Kelak jika anak kita perempuan berilah dia nama Baiq Ayra, dan jika dia laki-laki berilah nama Lalu Argadana"

"Aku anggap kedua nama itu sebagai hadiah darimu pada pertemuan terakhir kita ini" kata Dyah Ayu Pitaloka menambah kesedihan di hati sangat kekasih.

"Aku takkan sanggup membayangkan bagaimana aku harus menghabiskan usiaku tanpa dirimu, kakang. Suatu hari jika kau menemukan ada wanita yang mau mencintaimu setulus hati maka nikahilah dia" Dyah Ayu Pitaloka berpesan kepada Askar Wirajaya.

Angin beliung bertiup kencang seolah memberi tanda pada sepasang kekasih itu bahwa waktu berpisah telah tiba.

"Aku akan membesarkan anak kita. Sampai tiba masanya nanti akan ada seorang pemuda mendatangimu dengan pedang merah yang ujungnya senantiasa meneteskan darah. Dia adalah anak kita. Tolong jaga dan rawat dia baik-baik untukku"

"Kau akan lenyap dari pandanganku, tapi tidak dari hatiku. Nama dan wajahmu akan terukir dalam di sana selamanya" kata Askar Wirajaya.

"Mungkin peruntungan jodoh kita hanya sampai di sini saja, kakang. Jika ada kehidupan kedua, aku berharap akan bisa mencintaimu seutuhnya sebagai gadis manusia"

"Perpisahan ini akan menjadi awal bagi perjalanan kita yang baru, sayang" kata Askar dan Dyah Pitaloka bersamaan dan mulai melangkah saling menjauhi namun tangan mereka seolah enggan untuk saling melepaskan.

"Selalu baik-baik lah kau tanpaku, dinda"

"Selamat tinggal, kakang"

"Selamat tinggal, cinta"

Terpopuler

Comments

Mbak Shity

Mbak Shity

bagus ceritanya🥰

2024-03-18

0

Bang Roy

Bang Roy

bagus nih cerita kayaknya

2023-05-03

1

nur kholifah

nur kholifah

gak jelas daerah mana yaoi katanya nusantara

2023-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Lalu Argadana
3 Ilmu Serat Darah
4 Seluruh Rakyat Berkabung
5 Memulai Perjalanan
6 Ajian Lintah Maut
7 Menjadi Murid Sepasang Pendekar Naga
8 Ramuan Tubuh Kebal Racun
9 Ujian Dari Dewi Obat
10 Menyembuhkan Putri Kerajaan Bima
11 Keinginan Raja Bima
12 Rintangan Dalam Perjalanan Pulang
13 Peri Malam
14 Getaran Aneh
15 Teknik Meditasi Ganda
16 Bertemu Kakek
17 Misteri Pedang Siluman Darah
18 Kekuatan Penuh Raja Naga
19 Jurus Rahasia Terakhir Ilmu Muara Darah
20 Adu Tanding Guru Dan Murid
21 Uji Kepandaian
22 Di Kedai Pak Shomad
23 Si Tangan Seribu
24 Ilmu Naga Guntur: Tubuh Petir
25 Pendekar Sakti Tongkat Mustika
26 Kedahsyatan Pusaka Cambuk Raja Naga
27 Bertarung Bersama Si Tangan Seribu
28 Bertarung Bersama Si Tangan Seribu 2
29 Perjalanan Baru
30 Perguruan Belibis Putih
31 Perguruan Belibis Putih 2
32 Kematian Deboq Kao
33 Wisesa
34 Pengasuh Harimau
35 Pengasuh Harimau 2
36 Ketua Besar Perguruan Siluman
37 Sang Pewaris
38 Berkumpulnya Seluruh Anggota Anak Naga
39 Pusaka Jubah Setan
40 Geger Rimba Persilatan
41 Menemukan Harta Karun
42 Ajian Seribu Naga
43 Jelang Ulang Tahun Putri Ningrum
44 Saudara Angkat
45 Pendeta Sinting
46 Keributan
47 Keributan 2
48 Argadana vs Ningrum
49 Perguruan Bayangan Malam
50 Kejutan Dari Argadana
51 Macao
52 Pendatang Dari Tempat Yang Sangat Jauh
53 Senjata Bedil dan Bom
54 Bedil Dan Bom
55 Bedil Dan Bom 2
56 Pemuda Aneh Pembawa Sial
57 Ajian Dewa Linglung Pemikat Nasib
58 Mengorek Informasi
59 Pecahan Kelemahan
60 Pertemuan
61 Kuntum Cinta Yang Merekah
62 Pendekar Tangan Hitam
63 Pendekar Tangan Hitam 2
64 Masa Kelam Sembilan Naga
65 Pengumuman
66 Kekuatan Sisik Naga Iblis
67 Bumi Terbelah Bala' Menimpa
68 Jurus Rahasia Pembunuh Naga
69 Masa Lalu Pendekar Sejoli Pembunuh Naga
70 Sepasang Pendekar Suci dari Lembah Hitam
71 Pendekar Abadi
72 Pendekar Abadi 2
73 Kematian Yang Mengenaskan
74 Kemunculan Raja Naga
75 Datu Gumi vs Sakra
76 Datu Gumi vs Sakra II
77 Hamba Putra Dyah Ayu Pitaloka
78 Kedatangan Raja Sangkala
79 Berita Kematian Panglima Askar
80 Bantuan Dari Anak Naga
81 Panggilan Raja Naga
82 Si Naga Kembar
83 Ningrum Vs Iblis Tongkat Baja
84 Harga Diri Seorang Pendekar
85 Argadana Vs Sepuluh Pendekar Taring Maut
86 Terbunuhnya Sepuluh Pendekar Taring Maut
87 Kemunculan Sepasang Pendekar Naga Dari Lembah Neraka
88 Pendekar Cambuk Naga Vs Singa Maruta
89 Gugup
90 Naga Iblis
91 Argadana VS Naga Iblis
92 Terbunuhnya Naga Sejati
93 Mendapatkan Seluruh Kekuatan Naga Sejati
94 Raga Semesta
95 Tubuh Raja Iblis
96 La Huda Terbunuh
97 Pernikahan Panglima Besar
98 Kereta Hantu
99 Nona Beracun
100 Klan Tokugawa
101 Surat Pesan Dari Sepasang Pendekar Naga
102 Jurus Angin Teluk Neraka
103 Kusir Setan
104 Merasa Bersalah
105 Kemarahan Yalina
106 Terimalah Pedang ku...!!!
107 Melawan Klan Tokugawa
108 Badai Petir Akhirat
109 Kekuatan Kutukan Darah Jendral Thalaba
110 Hancurnya Klan Tokugawa
111 Serangan Sembilan Ninja
112 Raja Teluh
113 Mengajarkan Ilmu Pukulan Naga Murka
114 Keanehan Ningrum Dan Yalina
115 Tuan Muda Klan Sakamoto
116 Kusir Setan Mulai Berulah
117 Jurus Pedang Pemusnah
118 Ningrum Vs Choziro
119 Meminta Tangan Kiri Sebagai Tebusan
120 Klan Koga
121 Anak Muda Vs Anak Tua
122 Dekrit Raja Siluman Darah
123 Perompak Hulu Ka Ryu
124 Shiroto Yagami
125 Lalu Hambali
126 Serangan Ninja Klan Koga
127 Hidup Mulia Atau Mati Syahid?
128 Jurus Pedang Raja Angkuh
129 Kekuatan Perasaan
130 Akhir Dari Penyerangan
131 Istri Pilihan Yalina Dan Ningrum Untuk Argadana
132 Pengelana Pedang Darah
133 Acnologia
134 Pertarungan Persahabatan
135 Argadana VS Fujihira Fukiaezu
136 Jurus Pedang Akhirat
137 Rencana Klan Koga
138 Serangan Di Tengah Hari
139 Dewa Topan Pelahap Jiwa
140 Kedatangan Pangeran Kenshin Fukiaezu
141 Perpecahan Perserikatan Samurai
142 Murid Pertama
143 Strategi Penyerangan
144 Prajurit Abadi
145 Iblis Api
146 Perang Dimulai
147 Tombak Emas
148 Kekuatan Bayangan Seribu Naga
149 Jurus Gabungan Sepasang Pendekar Suci
150 Ling Yun
151 Bencana Tak Terduga
152 Murid Murtad
153 Kematian Sang Guru
154 Saatnya Membalas Dendam
155 Rahasia Wu Qin Feng
156 Pertarungan Dua Raksasa
157 Tombak Pemburu Arwah
158 Bagian Dari Rencana Guru
159 Batal Mati
160 Fang Zi Jing
161 Karya Terburuk Wu Qin Feng
162 Kematian Liu Tong
163 Argadana VS Duo Raksasa
164 Jentikan Serat Dewi
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Perpisahan
2
Lalu Argadana
3
Ilmu Serat Darah
4
Seluruh Rakyat Berkabung
5
Memulai Perjalanan
6
Ajian Lintah Maut
7
Menjadi Murid Sepasang Pendekar Naga
8
Ramuan Tubuh Kebal Racun
9
Ujian Dari Dewi Obat
10
Menyembuhkan Putri Kerajaan Bima
11
Keinginan Raja Bima
12
Rintangan Dalam Perjalanan Pulang
13
Peri Malam
14
Getaran Aneh
15
Teknik Meditasi Ganda
16
Bertemu Kakek
17
Misteri Pedang Siluman Darah
18
Kekuatan Penuh Raja Naga
19
Jurus Rahasia Terakhir Ilmu Muara Darah
20
Adu Tanding Guru Dan Murid
21
Uji Kepandaian
22
Di Kedai Pak Shomad
23
Si Tangan Seribu
24
Ilmu Naga Guntur: Tubuh Petir
25
Pendekar Sakti Tongkat Mustika
26
Kedahsyatan Pusaka Cambuk Raja Naga
27
Bertarung Bersama Si Tangan Seribu
28
Bertarung Bersama Si Tangan Seribu 2
29
Perjalanan Baru
30
Perguruan Belibis Putih
31
Perguruan Belibis Putih 2
32
Kematian Deboq Kao
33
Wisesa
34
Pengasuh Harimau
35
Pengasuh Harimau 2
36
Ketua Besar Perguruan Siluman
37
Sang Pewaris
38
Berkumpulnya Seluruh Anggota Anak Naga
39
Pusaka Jubah Setan
40
Geger Rimba Persilatan
41
Menemukan Harta Karun
42
Ajian Seribu Naga
43
Jelang Ulang Tahun Putri Ningrum
44
Saudara Angkat
45
Pendeta Sinting
46
Keributan
47
Keributan 2
48
Argadana vs Ningrum
49
Perguruan Bayangan Malam
50
Kejutan Dari Argadana
51
Macao
52
Pendatang Dari Tempat Yang Sangat Jauh
53
Senjata Bedil dan Bom
54
Bedil Dan Bom
55
Bedil Dan Bom 2
56
Pemuda Aneh Pembawa Sial
57
Ajian Dewa Linglung Pemikat Nasib
58
Mengorek Informasi
59
Pecahan Kelemahan
60
Pertemuan
61
Kuntum Cinta Yang Merekah
62
Pendekar Tangan Hitam
63
Pendekar Tangan Hitam 2
64
Masa Kelam Sembilan Naga
65
Pengumuman
66
Kekuatan Sisik Naga Iblis
67
Bumi Terbelah Bala' Menimpa
68
Jurus Rahasia Pembunuh Naga
69
Masa Lalu Pendekar Sejoli Pembunuh Naga
70
Sepasang Pendekar Suci dari Lembah Hitam
71
Pendekar Abadi
72
Pendekar Abadi 2
73
Kematian Yang Mengenaskan
74
Kemunculan Raja Naga
75
Datu Gumi vs Sakra
76
Datu Gumi vs Sakra II
77
Hamba Putra Dyah Ayu Pitaloka
78
Kedatangan Raja Sangkala
79
Berita Kematian Panglima Askar
80
Bantuan Dari Anak Naga
81
Panggilan Raja Naga
82
Si Naga Kembar
83
Ningrum Vs Iblis Tongkat Baja
84
Harga Diri Seorang Pendekar
85
Argadana Vs Sepuluh Pendekar Taring Maut
86
Terbunuhnya Sepuluh Pendekar Taring Maut
87
Kemunculan Sepasang Pendekar Naga Dari Lembah Neraka
88
Pendekar Cambuk Naga Vs Singa Maruta
89
Gugup
90
Naga Iblis
91
Argadana VS Naga Iblis
92
Terbunuhnya Naga Sejati
93
Mendapatkan Seluruh Kekuatan Naga Sejati
94
Raga Semesta
95
Tubuh Raja Iblis
96
La Huda Terbunuh
97
Pernikahan Panglima Besar
98
Kereta Hantu
99
Nona Beracun
100
Klan Tokugawa
101
Surat Pesan Dari Sepasang Pendekar Naga
102
Jurus Angin Teluk Neraka
103
Kusir Setan
104
Merasa Bersalah
105
Kemarahan Yalina
106
Terimalah Pedang ku...!!!
107
Melawan Klan Tokugawa
108
Badai Petir Akhirat
109
Kekuatan Kutukan Darah Jendral Thalaba
110
Hancurnya Klan Tokugawa
111
Serangan Sembilan Ninja
112
Raja Teluh
113
Mengajarkan Ilmu Pukulan Naga Murka
114
Keanehan Ningrum Dan Yalina
115
Tuan Muda Klan Sakamoto
116
Kusir Setan Mulai Berulah
117
Jurus Pedang Pemusnah
118
Ningrum Vs Choziro
119
Meminta Tangan Kiri Sebagai Tebusan
120
Klan Koga
121
Anak Muda Vs Anak Tua
122
Dekrit Raja Siluman Darah
123
Perompak Hulu Ka Ryu
124
Shiroto Yagami
125
Lalu Hambali
126
Serangan Ninja Klan Koga
127
Hidup Mulia Atau Mati Syahid?
128
Jurus Pedang Raja Angkuh
129
Kekuatan Perasaan
130
Akhir Dari Penyerangan
131
Istri Pilihan Yalina Dan Ningrum Untuk Argadana
132
Pengelana Pedang Darah
133
Acnologia
134
Pertarungan Persahabatan
135
Argadana VS Fujihira Fukiaezu
136
Jurus Pedang Akhirat
137
Rencana Klan Koga
138
Serangan Di Tengah Hari
139
Dewa Topan Pelahap Jiwa
140
Kedatangan Pangeran Kenshin Fukiaezu
141
Perpecahan Perserikatan Samurai
142
Murid Pertama
143
Strategi Penyerangan
144
Prajurit Abadi
145
Iblis Api
146
Perang Dimulai
147
Tombak Emas
148
Kekuatan Bayangan Seribu Naga
149
Jurus Gabungan Sepasang Pendekar Suci
150
Ling Yun
151
Bencana Tak Terduga
152
Murid Murtad
153
Kematian Sang Guru
154
Saatnya Membalas Dendam
155
Rahasia Wu Qin Feng
156
Pertarungan Dua Raksasa
157
Tombak Pemburu Arwah
158
Bagian Dari Rencana Guru
159
Batal Mati
160
Fang Zi Jing
161
Karya Terburuk Wu Qin Feng
162
Kematian Liu Tong
163
Argadana VS Duo Raksasa
164
Jentikan Serat Dewi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!