Kekuatan Penuh Raja Naga

Tekhnik meditasi ganda berfungsi untuk mempercepat proses memasuki alam meditasi. Seperti namanya, tekhnik ini hanya bisa dilakukan dengan dua orang dalam hal ini dilakukan oleh pria dan wanita seperti saat ini yang sedang dilakukan oleh Argadana dan Mingrum.

Ningrum di alam meditasi nya sedang berkutat melawan Naga Guntur agar bisa secepatnya menyelesaikan misi terakhir dan membantu Argadana dengan kekuatan bathinnya.

Argadana di sisi lain sedang menghadapi Raja Naga untuk menyelesaikan tugasnya. Di luar dugaan karena kekuatan Kamandaka jauh lebih besar dari sembilan naga, aturan yang ditetapkan alam meditasi yaitu tidak dapat menggunakan jurus yang dipelajari pada orang selain pemegang senjata pusaka naga sebelumnya menjadi tidak berfungsi. Argadana dapat mengerahkan jurus - jurus muara darahnya.

'Jurus Tapak Darah'

Argadana menyerang Raja naga dengan serangan tapaknya yang berhasil dihindari oleh Raja Naga.

Bawahan terkuat Kamandaka itu memberikan serangan balik mematikan dengan ekornya. Yang diserang tidak tinggal diam, Argadana memadukan 'jurus tapak darah' dengan 'jurus sembilan langkah ajaib' untuk bertahan sekaligus melakukan serangan balik.

Liukan ekor dan patukan kepala Raja Naga tidak dapat mengenai Argadana karena keunikan 'jurus sembilan langkah ajaib'. Tubuh pengguna jurus itu akan terlihat seperti orang mabuk, jalan sempoyongan, dan beberapa kali terlihat hendak jatuh tetapi justru jika diserang bisa tiba - tiba menghindar dengan sangat cepat.

Tubuh Argadana bergerak sempoyongan ke arah kanan ketika ekor Raja Naga menyerang sisi kirinya dan dalam hitungan dua tarikan nafas sebuah serangan dari 'jurus pembelah matahari' bersarang di tubuh Raja Naga membuatnya terjajar tiga langkah ke belakang.

"Jurus yang sangat hebat, Tuanku. Tetapi ini masih belum apa - apa. Mari hamba tunjukkan yang kekuatan penuh hamba yang sesungguhnya. Tuanku harap berhati - hati" kata Raja Naga sopan. Tidak lama setelah Raja Naga mengumpulkan seluruh kekuatannya...

Wusss.....

Kesiuran angin menerpa rambut emas Argadana hingga berkibar tertiup angin kencang pengaruh dari hawa kekuatan penuh Raja Naga.

"Raja Naga ternyata sangat kuat. Aku tidak menduka kalau kau sehebat ini, kekuatan penuhmu membuat tubuhku sedikit bergetar. Tetapi jika hanya seperti itu saja, kurasa aku akan bisa mengalahkanmu setelah bertarung lima puluh jurus" kata Argadana tersenyum tanpa menyombongkan diri.

"Mari, Tuan. Perkenalan kita akan diawali dari pertarungan ini setelah pemanasan tadi" kata Raja Naga bersemangat.

"Baik. Kerahkan kemampuan terbaikmu, Raja Naga" seru Argadana.

Berbeda dengan sebelumnya ketika Argadana memulai serangan lebih dulu, kali ini Raja Naga yang lebih dulu membuka serangan dengan dengan kuku - kuku di kedua tangannya yang kokoh dan amat keras.

Titik yang ditujukan serangan itu adalah bagian vital yaitu bagian tenggorokan. Argadana dengan cepat memalangkan tapak tangannya di depan leher untuk menangkap jari - jari Raja Naga dan mematahkannya. Tetapi Raja Naga juga tidak bodoh, ia membatalkan serangannya dan melanjutkannya dengan kibasan melingkar ekornya yang tidak sempat diantisipasi oleh Argadana.

Serangan Raja Naga itu menghantam dengan telak rusuk bagian kiri Argadana membuatnya terdorong lima langkah.

Argadana kembali membentuk kuda - kuda kokoh tangan kiri di tarik kebelakang membentuk siku menutupi sebagian wajahnya, tangan kanan terkepal mempersiapkan 'jurus bulan darah'.

Cuaca yang tadinya terang di tempat itu seketika berubah menjadi gelap, Raja Naga merasa gemetar melihat keanehan jurus calon tuannya yang baru ini. Beberapa detik kemudian cuaca yang gelap tersebut berubah lagi yang tadinya dipenuhi warna hitam gelap kini alam seperti menjadi merah berhiaskan darah.

'Jurus bulan darah' adalah jurus yang mengutamakan kekuatan batin untuk menciptakan ilusi yang dapat mempengaruhi kemampuan bertarung lawan. Jadi wajar saja jika Raja Naga merasa gemetaran, itu karena efek dari ilusi 'jurus bulan darah'.

"Hiaat... "

Argadana melakukan tendangan melingkar mengincar kepala Raja Naga, maka dengan refleks Raja Naga pun menghindari serangan kaki kanan Argadana. Namun ternyata serangan itu hanya tipuan belaka karena begitu Raja Naga menghindar Argadana dengan cepat memutar arah tendangannya.

Karena tidak sempat lagi menghindar Raja Naga terpaksa mengibaskan ekornya untuk menangkis tendangan itu. Namun Raja Naga lagi - lagi terkejut setelah menyadari bahwa tenaga tangkisannya jadi melemah karena sebab yang tidak diketahui oleh Raja Naga. Hasilnya, dalam adu kekuatan Raja Naga kalah telak dan terlempar bergulingan sejauh sepuluh tombak lebih karena tendangan Argadana disertai seperempat bagian dari tenaga dalamnya.

Beruntung di alam meditasi itu rasa sakit, lapar dan lelah tidak ada. Jika tidak, mungkin Raja Naga setidaknya akan terluka dalam karena serangan kuat dan pengaruh dari 'jurus bulan darah' yang dikerahkan Argadana.

"Tuanku sangat luar biasa, hamba merasa takhluk. Tetapi hamba masih ingin mengetahui sampai di mana kekuatan penuh Tuanku. Hamba akan menggunakan jurus terkuat yang hamba milik, harap tuan bersiaplah"

"Baiklah, Raja Naga. Sesuai keinginanmu" sambut Argadana bersemangat.

Raja Naga kembali memfokuskan konsentrasi penuh akan kekuatannya setelah Argadana menarik efek dari 'jurus bulan darah'. Perlahan - lahan tubuh Raja Naga mulai dipenuhi kobaran api berwarna putih, jenis api tertinggi yang ada di dunia. Tingkat panasnya berada di bawah api hitam yang merupakan api neraka. Api putih memiliki tekanan suhu dua tingkat di atas api merah, dan setingkat lebih panas dari api biru sehingga apapun yang ditemuinya pasti akan meleleh tidak terkecuali besi dan logam.

Hanya saja di alam dimensi ini menekan semua rasa sakit sehingga Argadana hanya merasakan sensasi hangat saja dari api putih milik Raja Naga. Mungkin lain lagi halnya jika di dunia nyata, Argadana meskipun memang lebih kuat dari Raja Naga juga akan tetap kerepotan untuk mengalahkannya karena keberadaan api putih itu.

Raja Naga menyerang Argadana dengan semburan api putih yang dengan cepat dihindari oleh Argadana. Murid Sepasang Pendekar Naga itu pun kembali melesat cepat ke arah Raja Naga yang tengah dipenuhi kobaran api putih. Tubuh Argadana seolah menghilang karena tengah mengerahkan jurus ke empat dari ajaran gurunya di lembah neraka yaitu 'jurus tanpa bentuk' yang sangat jarang digunakan oleh Sepasang Pendekar Naga sekalipun. Tinjunya mendarat dengan telak di tubuh Raja Naga tetapi yang terjadi sungguh mencengangkan. Bukan saja serangan Argadana tidak berefek pada Raja Naga, tetapi juga kekuatan penuh dari tinju Argadana dalam pengerahan 'jurus tanpa bentuk' memantul dan berbalik menyerang dirinya.

Argadana bergulingan sebelas tombak jauhnya karena terkena efek balik dari jurusnya sendiri.

"Jika kekuatan Raja Naga sebesar ini, kurasa aku pasti akan kesulitan untuk mengalahkannya jika di dunia nyata. Tetapi di alam dimensi ini aku bisa mengalahkannya dalam lima puluh jurus karena di alam batin semua rasa sakit dan lelah tidak akan terasa. Jadi mungkin aku akan dapat mengalahkannya dengan menggunakan 'ajian gugur gunung' ajaran guru Anung Pramana" kata Argadana membatin.

"Kau sangat kuat, Raja Naga. Di dunia nyata, aku mungkin akan sedikit kesulitan untuk mengalahkanmu, tetapi di tempat ini di mana semua rasa sakit dan lelah tidak dirasakan. Aku masih tetap bisa mengalahkanmu dengan mudah"

"Tuanku terlalu memuji. Padahal jika hamba tidak salah, Tuan belum menggunakan jurus terkuat Tuan" kata Raja Naga merendah.

Argadana memang belum menggunakan jurus terkuatnya yaitu 'jurus pengendali darah'. Hal itu sengaja tidak dilakukan nya karena jurus itu sangat kejam. Meskipun memang Raja Naga tidak merasakan sakit di alam meditasi ini tetapi tetap saja itu adalah jurus yang sangat kejam, dan Argadana tidak menyukai kekejaman.

"Hehe. . . Kalau begitu kau coba dulu 'ajian gugur gunung'ku in"

Argadana menyilanhkan kedua tangannya di depan dada lalu mengalirkan tenaga dalam dari pusarnya ke kedua tangan hingga tangan Argadana berubah warna menjadi hitam legam.

Raja Naga juga ikut mempersiapkan bola api putih berukuran besar yang keluar dari mulutnya.

'Ajian gugur gunung' dilepaskan Argadana dengan kekuatan penuh melepaskan semburat cahaya berwarna hitam pekat melesat cepat ke arah Raja Naga yang juga telah menyemburkan bola api putih dari mulutnya.

Akhirnya kedua energi tenaga dalam itu bertubrukan satu sama lain dan. . .

Duarr.....!!!

Terdengarkah ledakan dahsyat dan dua sosok yang terpental saling berlawanan arah.

Argadana segera melakukan salto dua kali ke belakang untuk mengimbangi kekuatan dorongan yang merupakan efek ledakan yang ditimbulkan oleh ajian pamungkas antara dirinya dan Raja Naga.

Hasil dari pertemuan dua kekuatan tadi adalah Argadana terpental sejauh tujuh tombak sedangkan Raja Naga sejauh delapan tombak. Jadi pertarungan itu dimenangkan oleh Argadana.

"Hamba merasa takhluk, Tuanku" ucap Raja Naga tertunduk.

"Tuan telah menyelesaikan ujian kesempurnaan ilmu Tuan. Sekembalinya tuan dari alam meditasi Tuan semua kemampuan Tuan akan meningkat dua kali lipat dari sebelumnya" kata Raja Naga menjelaskan.

***

Plok... Plok... Plok...

Terdengar suara tepuk tangan dari Raja Mahardika Pradana yang tampak bangga pada cucunya. Bekas Raja Kerajaan Siluman Darah itu lalu berjalan bersama putrinya ke arah Argadana begitu melihat cucunya itu berjalan bersama Raja Naga memasuki istana di dalam dimensi Pedang Siluman Darah. Memang pertarungan mereka dilakukan di alam meditasi, jadi Mahardika Pradana dan Dyah Ayu Pitaloka tidak dapat menyaksikannya secara langsung sebab terhalang oleh dimensi lain yang menutupi alam meditasi. Dan mereka berdua tahu bahwa Argadana tidak akan pergi dari alam itu sebelum dapat mengalahkan Raja Naga. Jadi ketika mereka melihat Argadana keluar bersama Raja Naga mereka tahu bahwa itu artinya pertarungan telah dimenangkan oleh Raja Kerajaan Siluman Darah itu.

"Hahahaha. . ." terdengar suara tawa kegirangan Raja Mahardika Pradana.

"Bagus, cucuku. Kau menyelesaikannya dengan sangat baik"

"Putraku tidak mengecewakanmu kan, ayah?" Dyah Ayu Pitaloka terlihat sangat bangga dengan keberhasilan putranya.

"Yah. . . Benar, putriku. Cucuku tidak mengecewakan aku. Untuk itu sebelum dia pergi dari sini aku akan memberinya oleh - oleh" kata Mahardika tersenyum.

"Apa itu, ayah?" tanya Dyah Ayu Pitaloka

"Hehehe. . . Kalian akan segera mengetahuinya" kata Mahardika berpura - pura misterius.

Terpopuler

Comments

Budi Efendi

Budi Efendi

mantap

2023-02-02

1

Harman LokeST

Harman LokeST

Argadana mendapatkan oleh oleh dari kakeknya

2022-10-23

1

Abdus Salam Cotho

Abdus Salam Cotho

mantap, dapat menguasai pusaka cambuk Raja Naga, sekaligus tambahan dari sang kakek 👍🏿👍🏿👍🏿

2022-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Lalu Argadana
3 Ilmu Serat Darah
4 Seluruh Rakyat Berkabung
5 Memulai Perjalanan
6 Ajian Lintah Maut
7 Menjadi Murid Sepasang Pendekar Naga
8 Ramuan Tubuh Kebal Racun
9 Ujian Dari Dewi Obat
10 Menyembuhkan Putri Kerajaan Bima
11 Keinginan Raja Bima
12 Rintangan Dalam Perjalanan Pulang
13 Peri Malam
14 Getaran Aneh
15 Teknik Meditasi Ganda
16 Bertemu Kakek
17 Misteri Pedang Siluman Darah
18 Kekuatan Penuh Raja Naga
19 Jurus Rahasia Terakhir Ilmu Muara Darah
20 Adu Tanding Guru Dan Murid
21 Uji Kepandaian
22 Di Kedai Pak Shomad
23 Si Tangan Seribu
24 Ilmu Naga Guntur: Tubuh Petir
25 Pendekar Sakti Tongkat Mustika
26 Kedahsyatan Pusaka Cambuk Raja Naga
27 Bertarung Bersama Si Tangan Seribu
28 Bertarung Bersama Si Tangan Seribu 2
29 Perjalanan Baru
30 Perguruan Belibis Putih
31 Perguruan Belibis Putih 2
32 Kematian Deboq Kao
33 Wisesa
34 Pengasuh Harimau
35 Pengasuh Harimau 2
36 Ketua Besar Perguruan Siluman
37 Sang Pewaris
38 Berkumpulnya Seluruh Anggota Anak Naga
39 Pusaka Jubah Setan
40 Geger Rimba Persilatan
41 Menemukan Harta Karun
42 Ajian Seribu Naga
43 Jelang Ulang Tahun Putri Ningrum
44 Saudara Angkat
45 Pendeta Sinting
46 Keributan
47 Keributan 2
48 Argadana vs Ningrum
49 Perguruan Bayangan Malam
50 Kejutan Dari Argadana
51 Macao
52 Pendatang Dari Tempat Yang Sangat Jauh
53 Senjata Bedil dan Bom
54 Bedil Dan Bom
55 Bedil Dan Bom 2
56 Pemuda Aneh Pembawa Sial
57 Ajian Dewa Linglung Pemikat Nasib
58 Mengorek Informasi
59 Pecahan Kelemahan
60 Pertemuan
61 Kuntum Cinta Yang Merekah
62 Pendekar Tangan Hitam
63 Pendekar Tangan Hitam 2
64 Masa Kelam Sembilan Naga
65 Pengumuman
66 Kekuatan Sisik Naga Iblis
67 Bumi Terbelah Bala' Menimpa
68 Jurus Rahasia Pembunuh Naga
69 Masa Lalu Pendekar Sejoli Pembunuh Naga
70 Sepasang Pendekar Suci dari Lembah Hitam
71 Pendekar Abadi
72 Pendekar Abadi 2
73 Kematian Yang Mengenaskan
74 Kemunculan Raja Naga
75 Datu Gumi vs Sakra
76 Datu Gumi vs Sakra II
77 Hamba Putra Dyah Ayu Pitaloka
78 Kedatangan Raja Sangkala
79 Berita Kematian Panglima Askar
80 Bantuan Dari Anak Naga
81 Panggilan Raja Naga
82 Si Naga Kembar
83 Ningrum Vs Iblis Tongkat Baja
84 Harga Diri Seorang Pendekar
85 Argadana Vs Sepuluh Pendekar Taring Maut
86 Terbunuhnya Sepuluh Pendekar Taring Maut
87 Kemunculan Sepasang Pendekar Naga Dari Lembah Neraka
88 Pendekar Cambuk Naga Vs Singa Maruta
89 Gugup
90 Naga Iblis
91 Argadana VS Naga Iblis
92 Terbunuhnya Naga Sejati
93 Mendapatkan Seluruh Kekuatan Naga Sejati
94 Raga Semesta
95 Tubuh Raja Iblis
96 La Huda Terbunuh
97 Pernikahan Panglima Besar
98 Kereta Hantu
99 Nona Beracun
100 Klan Tokugawa
101 Surat Pesan Dari Sepasang Pendekar Naga
102 Jurus Angin Teluk Neraka
103 Kusir Setan
104 Merasa Bersalah
105 Kemarahan Yalina
106 Terimalah Pedang ku...!!!
107 Melawan Klan Tokugawa
108 Badai Petir Akhirat
109 Kekuatan Kutukan Darah Jendral Thalaba
110 Hancurnya Klan Tokugawa
111 Serangan Sembilan Ninja
112 Raja Teluh
113 Mengajarkan Ilmu Pukulan Naga Murka
114 Keanehan Ningrum Dan Yalina
115 Tuan Muda Klan Sakamoto
116 Kusir Setan Mulai Berulah
117 Jurus Pedang Pemusnah
118 Ningrum Vs Choziro
119 Meminta Tangan Kiri Sebagai Tebusan
120 Klan Koga
121 Anak Muda Vs Anak Tua
122 Dekrit Raja Siluman Darah
123 Perompak Hulu Ka Ryu
124 Shiroto Yagami
125 Lalu Hambali
126 Serangan Ninja Klan Koga
127 Hidup Mulia Atau Mati Syahid?
128 Jurus Pedang Raja Angkuh
129 Kekuatan Perasaan
130 Akhir Dari Penyerangan
131 Istri Pilihan Yalina Dan Ningrum Untuk Argadana
132 Pengelana Pedang Darah
133 Acnologia
134 Pertarungan Persahabatan
135 Argadana VS Fujihira Fukiaezu
136 Jurus Pedang Akhirat
137 Rencana Klan Koga
138 Serangan Di Tengah Hari
139 Dewa Topan Pelahap Jiwa
140 Kedatangan Pangeran Kenshin Fukiaezu
141 Perpecahan Perserikatan Samurai
142 Murid Pertama
143 Strategi Penyerangan
144 Prajurit Abadi
145 Iblis Api
146 Perang Dimulai
147 Tombak Emas
148 Kekuatan Bayangan Seribu Naga
149 Jurus Gabungan Sepasang Pendekar Suci
150 Ling Yun
151 Bencana Tak Terduga
152 Murid Murtad
153 Kematian Sang Guru
154 Saatnya Membalas Dendam
155 Rahasia Wu Qin Feng
156 Pertarungan Dua Raksasa
157 Tombak Pemburu Arwah
158 Bagian Dari Rencana Guru
159 Batal Mati
160 Fang Zi Jing
161 Karya Terburuk Wu Qin Feng
162 Kematian Liu Tong
163 Argadana VS Duo Raksasa
164 Jentikan Serat Dewi
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Perpisahan
2
Lalu Argadana
3
Ilmu Serat Darah
4
Seluruh Rakyat Berkabung
5
Memulai Perjalanan
6
Ajian Lintah Maut
7
Menjadi Murid Sepasang Pendekar Naga
8
Ramuan Tubuh Kebal Racun
9
Ujian Dari Dewi Obat
10
Menyembuhkan Putri Kerajaan Bima
11
Keinginan Raja Bima
12
Rintangan Dalam Perjalanan Pulang
13
Peri Malam
14
Getaran Aneh
15
Teknik Meditasi Ganda
16
Bertemu Kakek
17
Misteri Pedang Siluman Darah
18
Kekuatan Penuh Raja Naga
19
Jurus Rahasia Terakhir Ilmu Muara Darah
20
Adu Tanding Guru Dan Murid
21
Uji Kepandaian
22
Di Kedai Pak Shomad
23
Si Tangan Seribu
24
Ilmu Naga Guntur: Tubuh Petir
25
Pendekar Sakti Tongkat Mustika
26
Kedahsyatan Pusaka Cambuk Raja Naga
27
Bertarung Bersama Si Tangan Seribu
28
Bertarung Bersama Si Tangan Seribu 2
29
Perjalanan Baru
30
Perguruan Belibis Putih
31
Perguruan Belibis Putih 2
32
Kematian Deboq Kao
33
Wisesa
34
Pengasuh Harimau
35
Pengasuh Harimau 2
36
Ketua Besar Perguruan Siluman
37
Sang Pewaris
38
Berkumpulnya Seluruh Anggota Anak Naga
39
Pusaka Jubah Setan
40
Geger Rimba Persilatan
41
Menemukan Harta Karun
42
Ajian Seribu Naga
43
Jelang Ulang Tahun Putri Ningrum
44
Saudara Angkat
45
Pendeta Sinting
46
Keributan
47
Keributan 2
48
Argadana vs Ningrum
49
Perguruan Bayangan Malam
50
Kejutan Dari Argadana
51
Macao
52
Pendatang Dari Tempat Yang Sangat Jauh
53
Senjata Bedil dan Bom
54
Bedil Dan Bom
55
Bedil Dan Bom 2
56
Pemuda Aneh Pembawa Sial
57
Ajian Dewa Linglung Pemikat Nasib
58
Mengorek Informasi
59
Pecahan Kelemahan
60
Pertemuan
61
Kuntum Cinta Yang Merekah
62
Pendekar Tangan Hitam
63
Pendekar Tangan Hitam 2
64
Masa Kelam Sembilan Naga
65
Pengumuman
66
Kekuatan Sisik Naga Iblis
67
Bumi Terbelah Bala' Menimpa
68
Jurus Rahasia Pembunuh Naga
69
Masa Lalu Pendekar Sejoli Pembunuh Naga
70
Sepasang Pendekar Suci dari Lembah Hitam
71
Pendekar Abadi
72
Pendekar Abadi 2
73
Kematian Yang Mengenaskan
74
Kemunculan Raja Naga
75
Datu Gumi vs Sakra
76
Datu Gumi vs Sakra II
77
Hamba Putra Dyah Ayu Pitaloka
78
Kedatangan Raja Sangkala
79
Berita Kematian Panglima Askar
80
Bantuan Dari Anak Naga
81
Panggilan Raja Naga
82
Si Naga Kembar
83
Ningrum Vs Iblis Tongkat Baja
84
Harga Diri Seorang Pendekar
85
Argadana Vs Sepuluh Pendekar Taring Maut
86
Terbunuhnya Sepuluh Pendekar Taring Maut
87
Kemunculan Sepasang Pendekar Naga Dari Lembah Neraka
88
Pendekar Cambuk Naga Vs Singa Maruta
89
Gugup
90
Naga Iblis
91
Argadana VS Naga Iblis
92
Terbunuhnya Naga Sejati
93
Mendapatkan Seluruh Kekuatan Naga Sejati
94
Raga Semesta
95
Tubuh Raja Iblis
96
La Huda Terbunuh
97
Pernikahan Panglima Besar
98
Kereta Hantu
99
Nona Beracun
100
Klan Tokugawa
101
Surat Pesan Dari Sepasang Pendekar Naga
102
Jurus Angin Teluk Neraka
103
Kusir Setan
104
Merasa Bersalah
105
Kemarahan Yalina
106
Terimalah Pedang ku...!!!
107
Melawan Klan Tokugawa
108
Badai Petir Akhirat
109
Kekuatan Kutukan Darah Jendral Thalaba
110
Hancurnya Klan Tokugawa
111
Serangan Sembilan Ninja
112
Raja Teluh
113
Mengajarkan Ilmu Pukulan Naga Murka
114
Keanehan Ningrum Dan Yalina
115
Tuan Muda Klan Sakamoto
116
Kusir Setan Mulai Berulah
117
Jurus Pedang Pemusnah
118
Ningrum Vs Choziro
119
Meminta Tangan Kiri Sebagai Tebusan
120
Klan Koga
121
Anak Muda Vs Anak Tua
122
Dekrit Raja Siluman Darah
123
Perompak Hulu Ka Ryu
124
Shiroto Yagami
125
Lalu Hambali
126
Serangan Ninja Klan Koga
127
Hidup Mulia Atau Mati Syahid?
128
Jurus Pedang Raja Angkuh
129
Kekuatan Perasaan
130
Akhir Dari Penyerangan
131
Istri Pilihan Yalina Dan Ningrum Untuk Argadana
132
Pengelana Pedang Darah
133
Acnologia
134
Pertarungan Persahabatan
135
Argadana VS Fujihira Fukiaezu
136
Jurus Pedang Akhirat
137
Rencana Klan Koga
138
Serangan Di Tengah Hari
139
Dewa Topan Pelahap Jiwa
140
Kedatangan Pangeran Kenshin Fukiaezu
141
Perpecahan Perserikatan Samurai
142
Murid Pertama
143
Strategi Penyerangan
144
Prajurit Abadi
145
Iblis Api
146
Perang Dimulai
147
Tombak Emas
148
Kekuatan Bayangan Seribu Naga
149
Jurus Gabungan Sepasang Pendekar Suci
150
Ling Yun
151
Bencana Tak Terduga
152
Murid Murtad
153
Kematian Sang Guru
154
Saatnya Membalas Dendam
155
Rahasia Wu Qin Feng
156
Pertarungan Dua Raksasa
157
Tombak Pemburu Arwah
158
Bagian Dari Rencana Guru
159
Batal Mati
160
Fang Zi Jing
161
Karya Terburuk Wu Qin Feng
162
Kematian Liu Tong
163
Argadana VS Duo Raksasa
164
Jentikan Serat Dewi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!