Jurus Rahasia Terakhir Ilmu Muara Darah

Di alam meditasi

Ningrum menghantam tubuh keras Naga Guntur dengan sepuluh kali serangan bertubi - tubi menggunakan rangkaian 'jurus tanpa bentuk' yang dipadukan dengan 'jurus umbak secara

Lima pukulan dan lima tendangan menghantam telak tubuh Naga Guntur membuat tubuh besarnya terlempar tiga tombak ke belakang.

Tanpa disadari olehnya tenaga dalam Ningrum telah meningkat beberapa tingkatan, bahkan hampir menyamai kekuatan Sepasang Pendekar Naga. Hal itu merupakan kelebihan tersendiri dari tekhnik meditasi ganda di mana dua orang yang menggunakan tekhnik tersebut tenaga dalamnya akan meningkat dengan sangat cepat tanpa perlu bermeditasi sampai berpuluh - puluh tahun seperti kebanyakan pendekar pada umumnya.

"Kekuatanmu bertambah pesat seiring waktu, bocah manusia. Mungkin setelah kau keluar dari tempat ini nantinya kau sudah akan menjadi sekuat Kasih Pertiwi yang sekarang sebab aku melihat kau memiliki bakat yang lebih besar darinya" Puji Naga Guntur.

"Terimakasih atas pujiannya, tapi aku masih belum bisa berhenti sebelum mengalahkanmu"

Ningrum kembali mengatur kuda - kudanya bersiap melancarkan serangan terkuat.

***

"Cucuku, selamat karena telah berhasil mengalahkan Raja Naga dan mendapat persetujuannya untuk menjadikanmu sebagai majikannya menggantikan posisi Kamandaka" kata Mahardika Pradana sambil bangun dari singgasananya.

"Sebagai hadiah atas kemenanganmu, kakekmu ini akan menurunkan jurus rahasia terakhir dalam 'kitab muara darah'. Jurus ini bahkan ibumu pun tidak pernah mempelajarinya karena terlalu kejam. Jadi kakek memutuskan untuk melenyapkan jurus ini waktu itu" Raja Mahardika Pradana berhenti sebentar.

"Tetapi kakek fikir akan sangat disayangkan jika ilmu peninggalan leluhur kita ini sampai tidak memiliki pewaris. Jadi jurus ini akan kakek wariskan kepadamu. Kemarilah. . ."

Raja Mahardika Pradana menyentuh kening Argadana dengan jari telunjuk dan jari tengahnya. Seketika sebuah jurus sederhana terlintas di fikiran Argadana.

Kakek nya lalu menjelaskan

"Jurus itu bernama 'jurus manggala yudha'. Jika jurus itu kau kerahkan dengan telapak tangan akan mengeluarkan sebuah cakram kecil transparan. Serangannya tidak dapat dilihat tetapi hawanya dapat dirasakan. Efek jurus ini akan langsung membunuh lawan di tempat tanpa lawanmu menyadari karena kematiannya sangat cepat. Tekhnik ke duanya jika kau kerahkan dengan bentuk tinjuan akan mengeluarkan sebentuk pedang kecil yang juga transparan. Efeknya juga sama dengan yang pertama tadi" Argadana tercengang mendengar penjelasan panjang lebar dari kakeknya itu.

"Sebegitu mengerikannya jurus ini, pantas saja ibu tidak pernah mau mempelajarinya" Kata Argadana dalam hati.

"Baiklah, karena kakekmu sudah memberikan jurus itu ibu juga akan memberikan hadiah untuk keberhasilanmu" kata Dyah Ayu Pitaloka tidak mau kalah.

"Kemarilah, nak"

Argadana mendekat ke arah ibunya dan Dyah Ayu Pitaloka juga melakukan hal yang sama dengan Raja Mahardika Pradana.

Sebuah ingatan kemudian muncul di kepalanya tentang sebuah tekhnik memanipulasi waktu. Tekhnik yang hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang pernah memakan buah waktu dan orang yang masih memiliki garis darah dari keturunannya.

"Kau mewarisi garis darah keturunan ibu, jadi kau pasti bisa menguasai tekhnik itu" kata Dyah Ayu Pitaloka

"Nah, sekarang kau tinggal memasang segel darah di dahi Raja Naga dan semua ras para naga akan menjadi pengikutmu."

Raja Mahardika Pradana kemudian mengajarkan cara menyematkan segel darah di dahi Raja Naga.

Setelah semua proses segel darah selesai dilakukan seluruh tekhnik - tekhnik yang dikuasai Raja Naga masuk ke dalam ingatan Argadana menambah perbendaharaan pengetahuannya. Dari segel darah tersebut Argadana dapat memanggil Raja Naga untuk keluar dari pusaka Cambuk Raja Naga ke dunia manusia. Argadana bahkan dapat mempraktekkan semua ilmu - ilmu yang di kuasai oleh raja dari ras para naga itu. Ilmu tersebut bernama 'Tubuh Raja Api'

"Semua yang kami punya telah kau Terima, cucuku. Sudah saatnya kau membantu calon istrimu. Hehehe. . ." tawa mengekeh terdengar dari Raja Mahardika Pradana ketika mengucapkan kata 'calon istri'.

"E,eh. . . Kakek bicara apa? Di.. Dia itu cuma adik seperguruanku" kata Argadana. Wajahnya memerah karena jengah digoda oleh sang kakek. Sementara Dyah Ayu Pitaloka hanya tersenyum melihat putranya salah tingkah di hadapan sang kakek.

"Kau jangan berbohong pada kakekmu ini, cucuku. Kakekmu ini walau sudah tua tapi juga pernah muda dulu. Kau pasti menyukai gadis adik seperguruanmu itu kan?"

"Ee... Emmm.... Tapi, aku tidak yakin dia akan membalas perasaanku. Lagi pula, aku hanyalah orang yang tidak punya asal usul jelas di matanya" kata Argadana merunduk karena merasa rendah diri.

"Hehehe. . . Bagaimana kalau dia juga menyukaimu?" senyuman ibu dan kakeknya semakin melebar.

"Eh. . ." hanya keluhan yang terdengar dari mulut Argadana karena tersudutkan.

"Pergilah, dan bantu dia. Maka semua itu akan terjawab kan" perintah Dyah Ayu Pitaloka.

"E.. Emmm. . . Baiklah. Ibu, kakek, Raja Naga. Aku pamit dulu"

"Berjuanglah, cucuku. Kau pasti bisa, lagi pula kau juga adalah pemuda yang tampan. Tidak mungkin dia tidak menyukaimu. Hehehe. . ."

***

"Aku sudah tidak tahu berapa lama aku bertarung melawan Naga Guntur. Tetapi aku belum juga dapat mengalahkannya, bagaimana cara untuk menaklukkan Naga ini sebenarnya?" batin Ningrum

"Ayo, bocah manusia. Kerahkan lagi semua kemampuanmu, perasaan semua kekuatan yang ada di tubuhmu."

Naga Guntur sebenarnya sudah merasa takluk dengan keteguhan gadis di depannya ini. Tetapi sengaja tidak memperlihatkan kelemahannya pada Ningrum agar Ningrum dapat mengeluarkan potensi penuhnya di alam meditasi sehingga ketika dia keluar nanti di dunia nyatanya maka kekuatan dan keteguhannya akan menjadi yang sulit dicari bandingannya di dunia persilatan.

Ningrum hampir tenggelam dalam keputusasaan karena tidak kunjung dapat menaklukkan Naga Guntur, namun cuaca di alam tersebut mendadak berubah mendung. Hanya terlihat kegelapan, bahkan Ningrum tidak dapat melihat telapak tangannya sendiri.

"Apa lagi ini?" Ningrum mengeluh dalam hati.

'Tekhnik Muara Darah: Jurus Bulan Darah'

Ucap Naga Guntur bergetar.

"Itu artinya yang terpilih telah ditemukan, aku juga bisa merasakan aura milik Raja Naga"

Duarrr...!!!

Duarrr...!!!

Salakan petir bergantian berturut - turut saling membalas di langit alam meditasi. Ningrum merinding menyaksikan fenomena aneh tersebut.

Setelah beberapa lama cuaca normal kembali, terlihat di udara melayang turun sosok pemuda tampan bertubuh tegap berisi. Rambutnya berwarna kuning berkilauan seperti emas. Di tangannya tergenggam sebuah pedang merah memancarkan aura yang sangat mencekam dan dari ujung pedang tersebut selalu meneteskan darah. Pemuda itu adalah Argadana, pemuda yang dipilih Raja Naga untuk menjadi tuan mereka yang selanjutnya menggantikan Kamandaka yang telah meninggal beberapa ratus tahun yang lalu.

"Kakang. . ." panggil Ningrum melihat Argadana melayang turun di depannya. Ningrum memasang senyum terbaiknya melihat sang pujaan hati tampak tersenyum memancarkan wibawa seorang pemimpin.

"Kakang sudah berhasil menaklukkan Roh Pusaka Raja Naga?" tanya Ningrum kemudian. Argadana mengangguk.

"Benar, dinda. Sekarang aku datang untuk membantumu" kata Argadana sebelum mengalihkan perhatiannya pada Naga Guntur.

Naga Guntur dia sejenak menajamkan matanya menatap ke arah Argadana. Ketika Argadana maju selangkah Naga Guntur sontak saja merendahkan tubuhnya melata mengambil sikap bersujud di hadapan Argadana.

"Terimalah hormat hamba, Tuanku" kata Naga Guntur serendah mungkin. Argadana hanya membalas dengan anggukan.

"Bangkitlah, Naga Guntur. Aku mengerti apa yang kau risaukan. Jadi gunakan kekuatan penuhmu, biar ritual penyempurnaan ilmu cepat selesai" kata Argadana setengah memerintah.

Ningrum maju ke depan dan berhenti tepat di samping kiri Argadana. Kedua insan muda itu saling berpandangan dan mengangguk bersamaan.

Argadana dan Ningrum saling berpegangan. Pedang Siluman Darah miliknya menghilang begitu saja dari tangannya sesuai kehendak sangat pemilik. Penyatuan tenaga dalam keduanya menimbulkan gelombang kekuatan yang sangat dahsyat.

Setelah menyatukan hati dan segenap konsentrasi mereka kedua murid Sepasang Pendekar Naga itu melepaskan kekuatan gabungan keduanya.

'Pukulan Naga Murka'

Hawa tenaga dalam berwarna merah kehitaman melesat menghantam bola petir yang disemburkan Naga Guntur dengan kekuatan penuh.

Duarrr....!!!!

Ledakan keras mengakhiri benturan kedua pukulan. Naga Guntur terlempar dua puluh tombak ke belakang, sedangkan Ningrum dan Argadana hanya terjajar tiga langkah ke belakang.

Dengan demikian maka dalam pertarungan tersebut Naga Guntur mengakui kekalahannya.

"Karena Raja Naga telah memilih tuannya, pastinya gadis ini adalah pasangan meditasi ganda Tuan. Maka untuk melengkapi kekuatan meditasi ganda, gadis manusia ini akan menjadi majikan hamba seperti pesan suamiku, Raja Naga. Mohon Tuan membimbing Nyonya muda untuk membuat segel darah di dahi hamba" pinta Naga Guntur yang ternyata merupakan ratu atau permaisuri Raja Naga.

Begitulah... Di dalam alam meditasi Ningrum berhasil membuat segel darah seperti yang diajarkan Argadana di dahi Naga Guntur. Dengan demikian semua ilmu yang dikuasai naga itu masuk pula ke dalam tubuh Ningrum sehingga Ningrum akan dapat pula menggunakan kekuatan Naga Guntur yang sebelum - sebelumnya tidak pernah diberikan pada generasi sebelum mereka termasuk Dewi Obat. Ilmu itu bernama 'Tubuh Petir'

Terpopuler

Comments

Budi Efendi

Budi Efendi

lanjutkan thorrr

2023-02-02

1

Harman LokeST

Harman LokeST

seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss author

2022-10-23

1

Abdus Salam Cotho

Abdus Salam Cotho

mantap, sepasang pendekar, sepasang kekasih, dan kelak juga sepasang suami istri 👍🏿👍🏿👍🏿

2022-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Lalu Argadana
3 Ilmu Serat Darah
4 Seluruh Rakyat Berkabung
5 Memulai Perjalanan
6 Ajian Lintah Maut
7 Menjadi Murid Sepasang Pendekar Naga
8 Ramuan Tubuh Kebal Racun
9 Ujian Dari Dewi Obat
10 Menyembuhkan Putri Kerajaan Bima
11 Keinginan Raja Bima
12 Rintangan Dalam Perjalanan Pulang
13 Peri Malam
14 Getaran Aneh
15 Teknik Meditasi Ganda
16 Bertemu Kakek
17 Misteri Pedang Siluman Darah
18 Kekuatan Penuh Raja Naga
19 Jurus Rahasia Terakhir Ilmu Muara Darah
20 Adu Tanding Guru Dan Murid
21 Uji Kepandaian
22 Di Kedai Pak Shomad
23 Si Tangan Seribu
24 Ilmu Naga Guntur: Tubuh Petir
25 Pendekar Sakti Tongkat Mustika
26 Kedahsyatan Pusaka Cambuk Raja Naga
27 Bertarung Bersama Si Tangan Seribu
28 Bertarung Bersama Si Tangan Seribu 2
29 Perjalanan Baru
30 Perguruan Belibis Putih
31 Perguruan Belibis Putih 2
32 Kematian Deboq Kao
33 Wisesa
34 Pengasuh Harimau
35 Pengasuh Harimau 2
36 Ketua Besar Perguruan Siluman
37 Sang Pewaris
38 Berkumpulnya Seluruh Anggota Anak Naga
39 Pusaka Jubah Setan
40 Geger Rimba Persilatan
41 Menemukan Harta Karun
42 Ajian Seribu Naga
43 Jelang Ulang Tahun Putri Ningrum
44 Saudara Angkat
45 Pendeta Sinting
46 Keributan
47 Keributan 2
48 Argadana vs Ningrum
49 Perguruan Bayangan Malam
50 Kejutan Dari Argadana
51 Macao
52 Pendatang Dari Tempat Yang Sangat Jauh
53 Senjata Bedil dan Bom
54 Bedil Dan Bom
55 Bedil Dan Bom 2
56 Pemuda Aneh Pembawa Sial
57 Ajian Dewa Linglung Pemikat Nasib
58 Mengorek Informasi
59 Pecahan Kelemahan
60 Pertemuan
61 Kuntum Cinta Yang Merekah
62 Pendekar Tangan Hitam
63 Pendekar Tangan Hitam 2
64 Masa Kelam Sembilan Naga
65 Pengumuman
66 Kekuatan Sisik Naga Iblis
67 Bumi Terbelah Bala' Menimpa
68 Jurus Rahasia Pembunuh Naga
69 Masa Lalu Pendekar Sejoli Pembunuh Naga
70 Sepasang Pendekar Suci dari Lembah Hitam
71 Pendekar Abadi
72 Pendekar Abadi 2
73 Kematian Yang Mengenaskan
74 Kemunculan Raja Naga
75 Datu Gumi vs Sakra
76 Datu Gumi vs Sakra II
77 Hamba Putra Dyah Ayu Pitaloka
78 Kedatangan Raja Sangkala
79 Berita Kematian Panglima Askar
80 Bantuan Dari Anak Naga
81 Panggilan Raja Naga
82 Si Naga Kembar
83 Ningrum Vs Iblis Tongkat Baja
84 Harga Diri Seorang Pendekar
85 Argadana Vs Sepuluh Pendekar Taring Maut
86 Terbunuhnya Sepuluh Pendekar Taring Maut
87 Kemunculan Sepasang Pendekar Naga Dari Lembah Neraka
88 Pendekar Cambuk Naga Vs Singa Maruta
89 Gugup
90 Naga Iblis
91 Argadana VS Naga Iblis
92 Terbunuhnya Naga Sejati
93 Mendapatkan Seluruh Kekuatan Naga Sejati
94 Raga Semesta
95 Tubuh Raja Iblis
96 La Huda Terbunuh
97 Pernikahan Panglima Besar
98 Kereta Hantu
99 Nona Beracun
100 Klan Tokugawa
101 Surat Pesan Dari Sepasang Pendekar Naga
102 Jurus Angin Teluk Neraka
103 Kusir Setan
104 Merasa Bersalah
105 Kemarahan Yalina
106 Terimalah Pedang ku...!!!
107 Melawan Klan Tokugawa
108 Badai Petir Akhirat
109 Kekuatan Kutukan Darah Jendral Thalaba
110 Hancurnya Klan Tokugawa
111 Serangan Sembilan Ninja
112 Raja Teluh
113 Mengajarkan Ilmu Pukulan Naga Murka
114 Keanehan Ningrum Dan Yalina
115 Tuan Muda Klan Sakamoto
116 Kusir Setan Mulai Berulah
117 Jurus Pedang Pemusnah
118 Ningrum Vs Choziro
119 Meminta Tangan Kiri Sebagai Tebusan
120 Klan Koga
121 Anak Muda Vs Anak Tua
122 Dekrit Raja Siluman Darah
123 Perompak Hulu Ka Ryu
124 Shiroto Yagami
125 Lalu Hambali
126 Serangan Ninja Klan Koga
127 Hidup Mulia Atau Mati Syahid?
128 Jurus Pedang Raja Angkuh
129 Kekuatan Perasaan
130 Akhir Dari Penyerangan
131 Istri Pilihan Yalina Dan Ningrum Untuk Argadana
132 Pengelana Pedang Darah
133 Acnologia
134 Pertarungan Persahabatan
135 Argadana VS Fujihira Fukiaezu
136 Jurus Pedang Akhirat
137 Rencana Klan Koga
138 Serangan Di Tengah Hari
139 Dewa Topan Pelahap Jiwa
140 Kedatangan Pangeran Kenshin Fukiaezu
141 Perpecahan Perserikatan Samurai
142 Murid Pertama
143 Strategi Penyerangan
144 Prajurit Abadi
145 Iblis Api
146 Perang Dimulai
147 Tombak Emas
148 Kekuatan Bayangan Seribu Naga
149 Jurus Gabungan Sepasang Pendekar Suci
150 Ling Yun
151 Bencana Tak Terduga
152 Murid Murtad
153 Kematian Sang Guru
154 Saatnya Membalas Dendam
155 Rahasia Wu Qin Feng
156 Pertarungan Dua Raksasa
157 Tombak Pemburu Arwah
158 Bagian Dari Rencana Guru
159 Batal Mati
160 Fang Zi Jing
161 Karya Terburuk Wu Qin Feng
162 Kematian Liu Tong
163 Argadana VS Duo Raksasa
164 Jentikan Serat Dewi
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Perpisahan
2
Lalu Argadana
3
Ilmu Serat Darah
4
Seluruh Rakyat Berkabung
5
Memulai Perjalanan
6
Ajian Lintah Maut
7
Menjadi Murid Sepasang Pendekar Naga
8
Ramuan Tubuh Kebal Racun
9
Ujian Dari Dewi Obat
10
Menyembuhkan Putri Kerajaan Bima
11
Keinginan Raja Bima
12
Rintangan Dalam Perjalanan Pulang
13
Peri Malam
14
Getaran Aneh
15
Teknik Meditasi Ganda
16
Bertemu Kakek
17
Misteri Pedang Siluman Darah
18
Kekuatan Penuh Raja Naga
19
Jurus Rahasia Terakhir Ilmu Muara Darah
20
Adu Tanding Guru Dan Murid
21
Uji Kepandaian
22
Di Kedai Pak Shomad
23
Si Tangan Seribu
24
Ilmu Naga Guntur: Tubuh Petir
25
Pendekar Sakti Tongkat Mustika
26
Kedahsyatan Pusaka Cambuk Raja Naga
27
Bertarung Bersama Si Tangan Seribu
28
Bertarung Bersama Si Tangan Seribu 2
29
Perjalanan Baru
30
Perguruan Belibis Putih
31
Perguruan Belibis Putih 2
32
Kematian Deboq Kao
33
Wisesa
34
Pengasuh Harimau
35
Pengasuh Harimau 2
36
Ketua Besar Perguruan Siluman
37
Sang Pewaris
38
Berkumpulnya Seluruh Anggota Anak Naga
39
Pusaka Jubah Setan
40
Geger Rimba Persilatan
41
Menemukan Harta Karun
42
Ajian Seribu Naga
43
Jelang Ulang Tahun Putri Ningrum
44
Saudara Angkat
45
Pendeta Sinting
46
Keributan
47
Keributan 2
48
Argadana vs Ningrum
49
Perguruan Bayangan Malam
50
Kejutan Dari Argadana
51
Macao
52
Pendatang Dari Tempat Yang Sangat Jauh
53
Senjata Bedil dan Bom
54
Bedil Dan Bom
55
Bedil Dan Bom 2
56
Pemuda Aneh Pembawa Sial
57
Ajian Dewa Linglung Pemikat Nasib
58
Mengorek Informasi
59
Pecahan Kelemahan
60
Pertemuan
61
Kuntum Cinta Yang Merekah
62
Pendekar Tangan Hitam
63
Pendekar Tangan Hitam 2
64
Masa Kelam Sembilan Naga
65
Pengumuman
66
Kekuatan Sisik Naga Iblis
67
Bumi Terbelah Bala' Menimpa
68
Jurus Rahasia Pembunuh Naga
69
Masa Lalu Pendekar Sejoli Pembunuh Naga
70
Sepasang Pendekar Suci dari Lembah Hitam
71
Pendekar Abadi
72
Pendekar Abadi 2
73
Kematian Yang Mengenaskan
74
Kemunculan Raja Naga
75
Datu Gumi vs Sakra
76
Datu Gumi vs Sakra II
77
Hamba Putra Dyah Ayu Pitaloka
78
Kedatangan Raja Sangkala
79
Berita Kematian Panglima Askar
80
Bantuan Dari Anak Naga
81
Panggilan Raja Naga
82
Si Naga Kembar
83
Ningrum Vs Iblis Tongkat Baja
84
Harga Diri Seorang Pendekar
85
Argadana Vs Sepuluh Pendekar Taring Maut
86
Terbunuhnya Sepuluh Pendekar Taring Maut
87
Kemunculan Sepasang Pendekar Naga Dari Lembah Neraka
88
Pendekar Cambuk Naga Vs Singa Maruta
89
Gugup
90
Naga Iblis
91
Argadana VS Naga Iblis
92
Terbunuhnya Naga Sejati
93
Mendapatkan Seluruh Kekuatan Naga Sejati
94
Raga Semesta
95
Tubuh Raja Iblis
96
La Huda Terbunuh
97
Pernikahan Panglima Besar
98
Kereta Hantu
99
Nona Beracun
100
Klan Tokugawa
101
Surat Pesan Dari Sepasang Pendekar Naga
102
Jurus Angin Teluk Neraka
103
Kusir Setan
104
Merasa Bersalah
105
Kemarahan Yalina
106
Terimalah Pedang ku...!!!
107
Melawan Klan Tokugawa
108
Badai Petir Akhirat
109
Kekuatan Kutukan Darah Jendral Thalaba
110
Hancurnya Klan Tokugawa
111
Serangan Sembilan Ninja
112
Raja Teluh
113
Mengajarkan Ilmu Pukulan Naga Murka
114
Keanehan Ningrum Dan Yalina
115
Tuan Muda Klan Sakamoto
116
Kusir Setan Mulai Berulah
117
Jurus Pedang Pemusnah
118
Ningrum Vs Choziro
119
Meminta Tangan Kiri Sebagai Tebusan
120
Klan Koga
121
Anak Muda Vs Anak Tua
122
Dekrit Raja Siluman Darah
123
Perompak Hulu Ka Ryu
124
Shiroto Yagami
125
Lalu Hambali
126
Serangan Ninja Klan Koga
127
Hidup Mulia Atau Mati Syahid?
128
Jurus Pedang Raja Angkuh
129
Kekuatan Perasaan
130
Akhir Dari Penyerangan
131
Istri Pilihan Yalina Dan Ningrum Untuk Argadana
132
Pengelana Pedang Darah
133
Acnologia
134
Pertarungan Persahabatan
135
Argadana VS Fujihira Fukiaezu
136
Jurus Pedang Akhirat
137
Rencana Klan Koga
138
Serangan Di Tengah Hari
139
Dewa Topan Pelahap Jiwa
140
Kedatangan Pangeran Kenshin Fukiaezu
141
Perpecahan Perserikatan Samurai
142
Murid Pertama
143
Strategi Penyerangan
144
Prajurit Abadi
145
Iblis Api
146
Perang Dimulai
147
Tombak Emas
148
Kekuatan Bayangan Seribu Naga
149
Jurus Gabungan Sepasang Pendekar Suci
150
Ling Yun
151
Bencana Tak Terduga
152
Murid Murtad
153
Kematian Sang Guru
154
Saatnya Membalas Dendam
155
Rahasia Wu Qin Feng
156
Pertarungan Dua Raksasa
157
Tombak Pemburu Arwah
158
Bagian Dari Rencana Guru
159
Batal Mati
160
Fang Zi Jing
161
Karya Terburuk Wu Qin Feng
162
Kematian Liu Tong
163
Argadana VS Duo Raksasa
164
Jentikan Serat Dewi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!