Bertemu Kakek

Ningrum terbangun di sebuah tempat seperti ruangan namun tidak terdapat dinding pembatas apapun di dalamnya. Sejauh mata memandang yang terlihat hanya warna putih saja.

"Bocah manusia. . ." Ningrum menoleh ke arah datangnya suara, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat seekor naga berukuran sangat besar berwarna hitam legam. Penampilannya sangat menyeramkan menurut Ningrum, taring - taring panjangnya mencuat keluar dari sela bibir naga tersebut bagaikan pedang tajam yang siap merobek - robek tubuh lawannya.

"Apakah kau yang dikirim kemari oleh Kasih Pertiwi sebagai pewarisnya?" Naga Guntur bertanya pelanggan namun suaranya bergema di tempat itu.

Ningrum walaupun merasa takut setengah mati namun tidak lantas menjadi gugup. Gadis itu lalu menjawab

"Benar, aku datang kemari atas perintah guruku untuk menyempurnakan ilmu ajarannya dengan cara mengalahkanmu" katanya dengan tegas tanpa terlihat takut sedikitpun.

"Hmm. . . Baiklah, kita tidak usah berbasa - basi lagi. Akan memakan banyak waktu nanti. Mari perlihatkan semua yang sudah kau dapatkan dari Kasih Pertiwi kepadaku"

"Baiklah, Naga Guntur. Bersiaplah, aku akan memulai" teriak Ningrum berapi - api.

Ningrum mengawali serangannya dengan Jurus Umbak Segara yang menitik beratkan pada serangan dengan gerakan ringan namun bertubi - tubi saling susul seolah tanpa henti. Untuk melakukannya seseorang haruslah mencapai kecepatan tertentu baru bisa mengerahkan potensi terbaik dari jurus ini.

Beberapa kali pukulan dan tendangan Ningrum mendarat di tubuh Naga Guntur tetapi serangan gencar Ningrum tampak tidak berarti apa - apa di hadapan Naga Guntur.

Karena terlalu serius memikirkan bagaimana cara mengalahkan Naga Guntur, Ningrum jadi sedikit lengah. Naga Guntur memanfaatkan hal tersebut untuk melancarkan serangan dengan ekornya yang mengandung energi petir sangat kuat.

Desss. . .

Ningrum terlempar bergulingan sejauh enam tombak ke belakangbelakang namun tidak merasakan sakit sedikitpun.

"Penguasaan jurus yang bagus, bocah. Kau melebihi gurumu dulu di saat dia menghadap kepadaku" puji Naga Guntur

"Naga ini sangat tangguh. Beruntung di alam ini aku tidak merasakan sakit atau pun lelah"

Ningrum berkata dalam hati sebelum melanjutkan Berbeda dengan yang sebelumnya, kali ini Naga Guntur berinisiatif menyerang lebih dulu.

Mulut Naga Guntur terbuka membentuk sebuah bola bercahaya terang yang penuh dengan energi petir. Roh Pusaka Penghuni Pedang Naga Guntur itu menyemburkan bola petir itu ke arah Ningrum.

Sementara Ningrum yang diserang dengan energi petir yang sangat kuat itu pun tidak tinggal diam, gadis itu melawan serangan dengan menggunakan Jurus Segulung Ombak Menerpa Karang. Ningrum mendorong kan kedua tangannya ke arah bola petir.

Seberkas sinar kebiruan melesat keluar dari tangan Ningrum dan bertabrakan dengan energi petir Naga Guntur.

Duaaarr.....!!!

Ledakan keras terjadi. Akibat bentrokan kekuatan itu Ningrum terjajar mundur tiga langkah, sedangan Naga Guntur hanya sedikit bergoyang tubuhnya.

***

Kita beralih pada Sepasang Pendekar Naga.

Anung Pramana dan Kasih Pertiwi dengan tenang mengawasi proses meditasi Argadana dan Ningrum yang sepertinya telah memasuki titip terdalam yaitu alam meditasi.

Ketika Anung Pramana mengalihkan pandangannya pada Argadana tiba - tiba memancarlah seberkas sinar merah di dahi pemuda ituitu sehingga membuat silau mata Anung Pramana. Kasih Pertiwi juga ikut terkejut melihat keanehan itu. Jendral Thalaba yang melihat kejadian tersebut ketika sedang berdiri seketika berbaring merunduk seolah - olah sedang bersujud menghormati pada Argadana.

"Kakang, cahaya apa yang memancar di dahi Argadana?" tanya Kasih Pertiwi sembari menutup kedua mata dengan telapak tangan kirinya dan menoleh ke arah samping karena tak kuat memandang cahaya yang memancar dari dahi murid laki - lakinya.

"Entahlah, dinda. Aku juga tidak mengerti. Setahuku guru dulu tidak pernah menjelaskan tentang hal ini. Yang kuingat hanyalah ketika meditasi ganda dilakukan semua benda pusaka jenis apapun yang menempel di tubuh akan ikut keluar meski di sembunyikan di balik pakaian sekalipun. Tetapi yang terjadi pada Argadana aku tidak pernah mendengarnya dari guru. Dan juga harimau ini tampaknya mengetahui sesuatu, sayangnya dia tidak bisa berbicara" kata Anung Pramana seolah berbicara pada dirinya sendiri karena heran dengan tingkah Jendral Thalaba.

"Kakang lihat, cahayanya mulai mengecil" tunjuk Kasih Pertiwi.

Dan benar saja tidak lama kemudian cahaya menyilaukan di dahi Argadana mengecil dan perlahan - lahan membentuk gambar sebuah pedang berwarna merah. Apa yang sebenarnya terjadi?

Sebenarnya seperti yang telah dijelaskan oleh Anung Pramana ketika meditasi ganda dimulai semua benda pusaka yang menempel di tubuh penggunanya akan ikut tertarik keluar meskipun telah disembunyikan di balik pakaian. Akan tetapi dalam kasus Argadana ini sedikit berbeda. Yaitu Pedang Siluman Darah memang tersembunyi di dalam tubuhnya, hanya saja kemunculannya tertahan oleh sebuah segel berbentuk pedang merah di dahi Argadana yang diciptakan oleh Dyah Ayu Pitaloka dulu sesaat sebelum dia menggunakan ilmu lebur raga dan menyatu dengan Pedang Siluman Darah.

Untuk mempertahankan keberadaan pedang di dalam tubuh Argadana agar tidak terekspos keluar, maka kekuatan Dyah Ayu Pitaloka di dalam segel tersebut menyesuaikan dengan kekuatan yang mencoba mendobrak segel sehingga ketika Argadana melakukan meditasi ganda segel pedang merah memancarkan cahaya terang. Dan secara tidak sengaja pula melalui meditasi ganda tersebut Argadana membuka salah satu misteri tentang Pedang Siluman Darah.

***

Ketika Argadana membuka mata, yang terlihat olehnya hanyalah sebuah pekarangan rumah yang sangat megah. Lebih tepatnya sebuah istana, dan istana itu sangat mirip dengan istana Kerajaan Siluman Darah.

Hal ini tentu saja membuatnya merasa sangat penasaran, karena tidak dapat menahan keingintahuannya Argadana melanjutkan langkahnya memasuki gedung istana tersebut yang memang tampak tidak ada bedanya penataan ruangnya dengan yang berada di istana Kerajaan Siluman Darah.

Argadana terus memasuki ruang singgasana raja dan terkejut menemukan dua orang sedang tersenyum menatap ke arahnya. Tidak jauh dari kedua orang itu seekor naga berwarna keemasan melingkarkan tubuh besarnya dalam jarak sepuluh tombak di hadapan mereka. Jelas dia terkejut karena kedua orang itu salah satunya adalah orang yang sangat dikenalnya. Itu adalah seorang wanita berambut emas, sama seperti Argadana. Jubah putih panjang menjuntai sampai ke lantai menambah wibawa tersendiri darinya. Kulitnya putih bagaikan kapas.

Ya, dia adalah orang yang selama ini dirindu - rindukan oleh Argadana. Dia adalah Dyah Ayu Pitaloka, ibu kandung Argadana. Dan di sebelahnya duduk seorang lelaki yang meskipun sudah tampak sangat tua namun tubuhnya tegap kekar berisi. Warna rambutnya juga sama, warna emas.

"Kau sudah datang, nak?" sapa Dyah Ayu Pitaloka lembut.

Argadana gemetar seluruh tubuhnya. Selama pengembaraannya selain ayah kandung, satu - satunya orang yang sangat dirindukannya hanyalah sosok sang ibu. Pasalnya ketika dia masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu, dia justru dihadapkan pada kenyataan pahit yang mau tidak mau harus diterimanya. Ibu meninggal, dan ayah pun masih harus dicari keberadaannya.

Air mata mengalir deras di pipi Argadana, dia sudah tidak lagi mengingat ajaran sang ibu dulu yang mengajarkan bahwa seorang lelaki boleh mengeluarkan pedang, tetapi sekali - sekali tidak boleh mengeluarkan air mata. Argadana berlari menubruk ke arah sang ibu melepaskan kerinduannya selama beberapa tahun terakhir berpisah darinya.

"Ibu. . . Aku merindukan Ibu" lirih Argadana

Dyah Ayu Pitaloka membiarkan putra semata wayangnya itu memeluk nya lebih lama untuk melepaskan kerinduan yang selama ini membuncah di hatinya.

Setelah puas Argadana lalu melepaskan pelukannya di tubuh Dyah Ayu Pitaloka.

"Ibu, maafkan anak tak berbakti ini karena tidak menuruti ajaranmu untuk tidak menitikkan air mata"

"Hik.. Hik.. Hik... Anak Ibu sudah besar rupanya, sudah tumbuh menjadi anak yang tampan" kata Dyah Ayu Pitaloka tersenyum.

"Nah, perkenalkan dulu. Ini adalah kakekmu" katanya memperkenalkan orang tua di sampingnya yang duduk di singgasana itu yang tidak lain adalah Ayahnya, Raja Mahardika Pradana, kakek Argadana.

"Ah... Kakek, terimalah salam hormat cucumu" kata Argadana seraya menjabat dan mencium tangan Raja Mahardika Pradana.

"Cucuku benar - benar tampan. Hehehe..." Raja Mahardika Pradana tertawa mengekeh.

"Benar, yang mulia. Cucu yang mulia sangat tampan, hamba merasa terhormat karena dapat menjadi tunggangannya kelak" ucap naga berwarna emas tadi.

Dahi Argadana berkerut karena memikirkan sesuatu yang baru saja teringat olehnya. Menurut kedua gurunya setelah memasuki titik terdalam dalam meditasinya dia akan memasuki sebuah alam yang disebut alam meditasi tetapi mengapa dia malah masuk ke istana yang tidak dia pahami sama sekali?

Ada apa sebenarnya? Apakah meditasinya gagal? Tunggu kelanjutannya pada chapter berikutnya 😁😁😁

Terpopuler

Comments

Harman LokeST

Harman LokeST

seeeeeeeeeeeeeeemmmaaaaaaaaaannngggaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaTtttttttttttttttttt teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss meditasi nya

2022-10-23

1

Abdus Salam Cotho

Abdus Salam Cotho

dan ternyata ruh2 pusaka pendekar naga adalah para leluhur Lalu Argadana...

2022-10-11

1

Salt Eater

Salt Eater

Salah satu novel yang gaya bahasanya enak. 👍

2022-06-02

1

lihat semua
Episodes
1 Perpisahan
2 Lalu Argadana
3 Ilmu Serat Darah
4 Seluruh Rakyat Berkabung
5 Memulai Perjalanan
6 Ajian Lintah Maut
7 Menjadi Murid Sepasang Pendekar Naga
8 Ramuan Tubuh Kebal Racun
9 Ujian Dari Dewi Obat
10 Menyembuhkan Putri Kerajaan Bima
11 Keinginan Raja Bima
12 Rintangan Dalam Perjalanan Pulang
13 Peri Malam
14 Getaran Aneh
15 Teknik Meditasi Ganda
16 Bertemu Kakek
17 Misteri Pedang Siluman Darah
18 Kekuatan Penuh Raja Naga
19 Jurus Rahasia Terakhir Ilmu Muara Darah
20 Adu Tanding Guru Dan Murid
21 Uji Kepandaian
22 Di Kedai Pak Shomad
23 Si Tangan Seribu
24 Ilmu Naga Guntur: Tubuh Petir
25 Pendekar Sakti Tongkat Mustika
26 Kedahsyatan Pusaka Cambuk Raja Naga
27 Bertarung Bersama Si Tangan Seribu
28 Bertarung Bersama Si Tangan Seribu 2
29 Perjalanan Baru
30 Perguruan Belibis Putih
31 Perguruan Belibis Putih 2
32 Kematian Deboq Kao
33 Wisesa
34 Pengasuh Harimau
35 Pengasuh Harimau 2
36 Ketua Besar Perguruan Siluman
37 Sang Pewaris
38 Berkumpulnya Seluruh Anggota Anak Naga
39 Pusaka Jubah Setan
40 Geger Rimba Persilatan
41 Menemukan Harta Karun
42 Ajian Seribu Naga
43 Jelang Ulang Tahun Putri Ningrum
44 Saudara Angkat
45 Pendeta Sinting
46 Keributan
47 Keributan 2
48 Argadana vs Ningrum
49 Perguruan Bayangan Malam
50 Kejutan Dari Argadana
51 Macao
52 Pendatang Dari Tempat Yang Sangat Jauh
53 Senjata Bedil dan Bom
54 Bedil Dan Bom
55 Bedil Dan Bom 2
56 Pemuda Aneh Pembawa Sial
57 Ajian Dewa Linglung Pemikat Nasib
58 Mengorek Informasi
59 Pecahan Kelemahan
60 Pertemuan
61 Kuntum Cinta Yang Merekah
62 Pendekar Tangan Hitam
63 Pendekar Tangan Hitam 2
64 Masa Kelam Sembilan Naga
65 Pengumuman
66 Kekuatan Sisik Naga Iblis
67 Bumi Terbelah Bala' Menimpa
68 Jurus Rahasia Pembunuh Naga
69 Masa Lalu Pendekar Sejoli Pembunuh Naga
70 Sepasang Pendekar Suci dari Lembah Hitam
71 Pendekar Abadi
72 Pendekar Abadi 2
73 Kematian Yang Mengenaskan
74 Kemunculan Raja Naga
75 Datu Gumi vs Sakra
76 Datu Gumi vs Sakra II
77 Hamba Putra Dyah Ayu Pitaloka
78 Kedatangan Raja Sangkala
79 Berita Kematian Panglima Askar
80 Bantuan Dari Anak Naga
81 Panggilan Raja Naga
82 Si Naga Kembar
83 Ningrum Vs Iblis Tongkat Baja
84 Harga Diri Seorang Pendekar
85 Argadana Vs Sepuluh Pendekar Taring Maut
86 Terbunuhnya Sepuluh Pendekar Taring Maut
87 Kemunculan Sepasang Pendekar Naga Dari Lembah Neraka
88 Pendekar Cambuk Naga Vs Singa Maruta
89 Gugup
90 Naga Iblis
91 Argadana VS Naga Iblis
92 Terbunuhnya Naga Sejati
93 Mendapatkan Seluruh Kekuatan Naga Sejati
94 Raga Semesta
95 Tubuh Raja Iblis
96 La Huda Terbunuh
97 Pernikahan Panglima Besar
98 Kereta Hantu
99 Nona Beracun
100 Klan Tokugawa
101 Surat Pesan Dari Sepasang Pendekar Naga
102 Jurus Angin Teluk Neraka
103 Kusir Setan
104 Merasa Bersalah
105 Kemarahan Yalina
106 Terimalah Pedang ku...!!!
107 Melawan Klan Tokugawa
108 Badai Petir Akhirat
109 Kekuatan Kutukan Darah Jendral Thalaba
110 Hancurnya Klan Tokugawa
111 Serangan Sembilan Ninja
112 Raja Teluh
113 Mengajarkan Ilmu Pukulan Naga Murka
114 Keanehan Ningrum Dan Yalina
115 Tuan Muda Klan Sakamoto
116 Kusir Setan Mulai Berulah
117 Jurus Pedang Pemusnah
118 Ningrum Vs Choziro
119 Meminta Tangan Kiri Sebagai Tebusan
120 Klan Koga
121 Anak Muda Vs Anak Tua
122 Dekrit Raja Siluman Darah
123 Perompak Hulu Ka Ryu
124 Shiroto Yagami
125 Lalu Hambali
126 Serangan Ninja Klan Koga
127 Hidup Mulia Atau Mati Syahid?
128 Jurus Pedang Raja Angkuh
129 Kekuatan Perasaan
130 Akhir Dari Penyerangan
131 Istri Pilihan Yalina Dan Ningrum Untuk Argadana
132 Pengelana Pedang Darah
133 Acnologia
134 Pertarungan Persahabatan
135 Argadana VS Fujihira Fukiaezu
136 Jurus Pedang Akhirat
137 Rencana Klan Koga
138 Serangan Di Tengah Hari
139 Dewa Topan Pelahap Jiwa
140 Kedatangan Pangeran Kenshin Fukiaezu
141 Perpecahan Perserikatan Samurai
142 Murid Pertama
143 Strategi Penyerangan
144 Prajurit Abadi
145 Iblis Api
146 Perang Dimulai
147 Tombak Emas
148 Kekuatan Bayangan Seribu Naga
149 Jurus Gabungan Sepasang Pendekar Suci
150 Ling Yun
151 Bencana Tak Terduga
152 Murid Murtad
153 Kematian Sang Guru
154 Saatnya Membalas Dendam
155 Rahasia Wu Qin Feng
156 Pertarungan Dua Raksasa
157 Tombak Pemburu Arwah
158 Bagian Dari Rencana Guru
159 Batal Mati
160 Fang Zi Jing
161 Karya Terburuk Wu Qin Feng
162 Kematian Liu Tong
163 Argadana VS Duo Raksasa
164 Jentikan Serat Dewi
Episodes

Updated 164 Episodes

1
Perpisahan
2
Lalu Argadana
3
Ilmu Serat Darah
4
Seluruh Rakyat Berkabung
5
Memulai Perjalanan
6
Ajian Lintah Maut
7
Menjadi Murid Sepasang Pendekar Naga
8
Ramuan Tubuh Kebal Racun
9
Ujian Dari Dewi Obat
10
Menyembuhkan Putri Kerajaan Bima
11
Keinginan Raja Bima
12
Rintangan Dalam Perjalanan Pulang
13
Peri Malam
14
Getaran Aneh
15
Teknik Meditasi Ganda
16
Bertemu Kakek
17
Misteri Pedang Siluman Darah
18
Kekuatan Penuh Raja Naga
19
Jurus Rahasia Terakhir Ilmu Muara Darah
20
Adu Tanding Guru Dan Murid
21
Uji Kepandaian
22
Di Kedai Pak Shomad
23
Si Tangan Seribu
24
Ilmu Naga Guntur: Tubuh Petir
25
Pendekar Sakti Tongkat Mustika
26
Kedahsyatan Pusaka Cambuk Raja Naga
27
Bertarung Bersama Si Tangan Seribu
28
Bertarung Bersama Si Tangan Seribu 2
29
Perjalanan Baru
30
Perguruan Belibis Putih
31
Perguruan Belibis Putih 2
32
Kematian Deboq Kao
33
Wisesa
34
Pengasuh Harimau
35
Pengasuh Harimau 2
36
Ketua Besar Perguruan Siluman
37
Sang Pewaris
38
Berkumpulnya Seluruh Anggota Anak Naga
39
Pusaka Jubah Setan
40
Geger Rimba Persilatan
41
Menemukan Harta Karun
42
Ajian Seribu Naga
43
Jelang Ulang Tahun Putri Ningrum
44
Saudara Angkat
45
Pendeta Sinting
46
Keributan
47
Keributan 2
48
Argadana vs Ningrum
49
Perguruan Bayangan Malam
50
Kejutan Dari Argadana
51
Macao
52
Pendatang Dari Tempat Yang Sangat Jauh
53
Senjata Bedil dan Bom
54
Bedil Dan Bom
55
Bedil Dan Bom 2
56
Pemuda Aneh Pembawa Sial
57
Ajian Dewa Linglung Pemikat Nasib
58
Mengorek Informasi
59
Pecahan Kelemahan
60
Pertemuan
61
Kuntum Cinta Yang Merekah
62
Pendekar Tangan Hitam
63
Pendekar Tangan Hitam 2
64
Masa Kelam Sembilan Naga
65
Pengumuman
66
Kekuatan Sisik Naga Iblis
67
Bumi Terbelah Bala' Menimpa
68
Jurus Rahasia Pembunuh Naga
69
Masa Lalu Pendekar Sejoli Pembunuh Naga
70
Sepasang Pendekar Suci dari Lembah Hitam
71
Pendekar Abadi
72
Pendekar Abadi 2
73
Kematian Yang Mengenaskan
74
Kemunculan Raja Naga
75
Datu Gumi vs Sakra
76
Datu Gumi vs Sakra II
77
Hamba Putra Dyah Ayu Pitaloka
78
Kedatangan Raja Sangkala
79
Berita Kematian Panglima Askar
80
Bantuan Dari Anak Naga
81
Panggilan Raja Naga
82
Si Naga Kembar
83
Ningrum Vs Iblis Tongkat Baja
84
Harga Diri Seorang Pendekar
85
Argadana Vs Sepuluh Pendekar Taring Maut
86
Terbunuhnya Sepuluh Pendekar Taring Maut
87
Kemunculan Sepasang Pendekar Naga Dari Lembah Neraka
88
Pendekar Cambuk Naga Vs Singa Maruta
89
Gugup
90
Naga Iblis
91
Argadana VS Naga Iblis
92
Terbunuhnya Naga Sejati
93
Mendapatkan Seluruh Kekuatan Naga Sejati
94
Raga Semesta
95
Tubuh Raja Iblis
96
La Huda Terbunuh
97
Pernikahan Panglima Besar
98
Kereta Hantu
99
Nona Beracun
100
Klan Tokugawa
101
Surat Pesan Dari Sepasang Pendekar Naga
102
Jurus Angin Teluk Neraka
103
Kusir Setan
104
Merasa Bersalah
105
Kemarahan Yalina
106
Terimalah Pedang ku...!!!
107
Melawan Klan Tokugawa
108
Badai Petir Akhirat
109
Kekuatan Kutukan Darah Jendral Thalaba
110
Hancurnya Klan Tokugawa
111
Serangan Sembilan Ninja
112
Raja Teluh
113
Mengajarkan Ilmu Pukulan Naga Murka
114
Keanehan Ningrum Dan Yalina
115
Tuan Muda Klan Sakamoto
116
Kusir Setan Mulai Berulah
117
Jurus Pedang Pemusnah
118
Ningrum Vs Choziro
119
Meminta Tangan Kiri Sebagai Tebusan
120
Klan Koga
121
Anak Muda Vs Anak Tua
122
Dekrit Raja Siluman Darah
123
Perompak Hulu Ka Ryu
124
Shiroto Yagami
125
Lalu Hambali
126
Serangan Ninja Klan Koga
127
Hidup Mulia Atau Mati Syahid?
128
Jurus Pedang Raja Angkuh
129
Kekuatan Perasaan
130
Akhir Dari Penyerangan
131
Istri Pilihan Yalina Dan Ningrum Untuk Argadana
132
Pengelana Pedang Darah
133
Acnologia
134
Pertarungan Persahabatan
135
Argadana VS Fujihira Fukiaezu
136
Jurus Pedang Akhirat
137
Rencana Klan Koga
138
Serangan Di Tengah Hari
139
Dewa Topan Pelahap Jiwa
140
Kedatangan Pangeran Kenshin Fukiaezu
141
Perpecahan Perserikatan Samurai
142
Murid Pertama
143
Strategi Penyerangan
144
Prajurit Abadi
145
Iblis Api
146
Perang Dimulai
147
Tombak Emas
148
Kekuatan Bayangan Seribu Naga
149
Jurus Gabungan Sepasang Pendekar Suci
150
Ling Yun
151
Bencana Tak Terduga
152
Murid Murtad
153
Kematian Sang Guru
154
Saatnya Membalas Dendam
155
Rahasia Wu Qin Feng
156
Pertarungan Dua Raksasa
157
Tombak Pemburu Arwah
158
Bagian Dari Rencana Guru
159
Batal Mati
160
Fang Zi Jing
161
Karya Terburuk Wu Qin Feng
162
Kematian Liu Tong
163
Argadana VS Duo Raksasa
164
Jentikan Serat Dewi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!