Liam Ang atau Liam Halley Anggara adalah seorang model majalah remaja yang menjadi idola para remaja perempuan.
Liam yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Halley adalah sosok yang supel, humoris, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Yumi Arishta, seorang gadis gendut, pendek, dan pemalu yang kuliah dan merantau seorang diri di luar kota.
Pertemuan tak sengaja antara Yumi dan Liam di suatu malam, membuat keduanya terlibat dalam sebuah hubungan yang sulit dijelaskan.
Liam yang merasa berhutang budi pada Yumi, terus berusaha mendekati gadis pemalu tersebut. Meskipun beragam penolakan terus saja Yumi lontarkan karena Yumi merasa tidak sepadan dengan Liam yang tampan, kaya, terkenal, dan punya banyak teman.
Perbedaan antar Yumi dan Liam itu bagaikan bumi dan langit. Jadi bagaimana bisa seorang Yumi menjadi kekasih dari Liam Ang?
Bagaimana akhirnya hubungan Yuni dan Liam?
Apakah keduanya akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JATUH CINTA?
Yumi segera mendorong Liam agar menjauh darinya saat tiba-tiba Abi datang dan memasang wajah bingung.
"Apa Abi baru saja mengganggu sebuah moment penting?" Tanya Abi dengan raut polos.
"Ya! Kau baru saja menggagalkan ciuman kami berdua!" Jawab Liam blak-blakan.
"Liam!" Tegur Yumi yang wajahnya sudah bersemu merah sekarang.
"Baiklah, tak masalah! Abi akan keluar dan kalian bisa melanjutkan ciuman kalian yang terganggu!" Ucap abi yang langsung meletakkan bungkusan yang tadi ia bawa dan melangkah untuk keluar lagi dari kost-an Yumi.
"Nggak usah lebay, Bi! Nggak ada yang mau berciuman, kok!" Seru Yumi sebelum Abi benar-benar keluar.
Gadis itu sudah beranjak dari duduknya dan mengambil piring serta sendok dari rak.
Yumi membongkar makanan yang dibawa Abi dan memberikannya masing-masing satu bungkus pada Liam dan Abi.
"Kuliah semester berapa, Yum?" Tanya Abi memecah keheningan di antara mereka bertiga.
Yumi baru akan menjawab saat Liam sudah menyela dengan cepat.
"Ngapain kamu kepo tanya-tanya? Suka sama Yumi?"
Abi sontak tersedak makanannya sendiri saat Liam menuduhnya sembarangan.
"Dia ini sudah menikah dan punya istri, Yum! Jadi kamu jangan dekat-dekat dengan Abi!" Liam memperingatkan Yumi dengan lebay.
"Abang seperti bocah sedang kasmaran saja!" Kekeh Abi yang masih belum berhenti batuk-batuk.
"Abi hanya bertanya pada Yumi, bukan berarti Abi suka pada Yumi, Bang!" Sambung Abi lagi yang kini ganti tergelak.
Liam hanya memutar bola matanya.
Abi melirik jam di tangannya.
"Sial! Sudah jam lima lebih!" Abi membereskan makanannya dengan cepat.
"Mau kemana memangnya?" Tanya Liam sebelum menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
Sementara Yumi yang duduk di dekat Liam hanya diam dan menikmati makanannya.
"Ada janji mau ngajak Anne jalan-jalan. Bisa ngambek itu adik kesayangan Abang," jawab Abi yang kini sudah memakai kembali tas ransel ke punggungnya.
"Abi pulang dulu, Bang! Selamat berpacaran!" Pamit Abi yang sudah keluar dari kostan Yumi.
"Adik iparmu sok tahu banget!" Gerutu Yumi yang juga sudah selesai makan.
"Kau masuk kerja part time lagi malam ini?" Tanya Liam mengalihkan topik pembicaraan.
"Nggak! Tugas banyak. Aku mau kerjain tugas," jawab Yumi sdmbari mencuci piring bekas mereka makan tadi.
"Kerjakan disini saja! Kan sudah lengkap peralatannya," ucap Liam dengan nada santai.
"Nggak sekalian kamu bantu aku juga ngerjaian tugasnya?" Timpal Yumi sedikit sinis.
"Aku bantu lihatin," sahut Liam seraya terkekeh.
"Jadi, kapan kamu mau pergi dari sini?" Tanya Yumi sekali lagi yang kini sudah duduk di hadapan Liam seraya meletakkan sebuah mangkuk berisi air hangat dan sebuah washlap.
"Kapan kamu berhenti mengusirku dari kost-mu?" Liam malah balik bertanya.
"Ish! Aku nanya, malah kamu balik nanya!" Gerutu Yumi yang kini sudah meraih dagu Liam dan memeriksa lebam di wajah Liam yang sebenarnya sudah berangsur hilang.
Yumi menyeka dengan hati-hati lebam itu memakai washlap yang sudah dicelupkan ke air hangat.
"Sedikit lagi sembuh. Jadi kamu bisa segera pergi dari sini setelah sembuh. Bukan begitu?" Gumam Yumi sambil masih terus menyeka wajah Liam dengan washlap basah.
"Memang kenapa kalau aku tetap ingin tinggal disini? Kamu nggak suka?" Tanya Liam seraya menahan tangan Yumi dan menatap ke arah manik mata Yumi.
"Kita kan nggak ada hubungan apa-apa! Jadi tentu saja aku nggak suka kalau kamu tinggal disini dalam waktu lama!" Sahut Yumi cepat dengan bibir yang sudah merengut.
"Berarti kalau kita ada hubungan apa-apa, aku boleh dong tinggal disini?" Tanya Liam yang lebih ke arah menggoda. Liam sudah kembali mendekatkan wajahnya ke arah Yumi.
"Jadi kabarnya, Liam itu lagi liburan bersama Chelsea. Bukan menghilang! Kemarin ada itu di berita kalau Liam dan Chelsea itu sedang dekat dan kabarnya mereka juga berpacaran dan akan bertunangan sebentar lagi."
"Chelsea yang jadi model jam tangan bareng Liam itu? Cantik juga sih, serasi sama Liam yang ganteng."
Kalimat dari para mahasiswi yang Yumi dengar siang tadi, mendadak berkelebat di benak Yumi.
"Liam, stop!" Yumi kembali harus menahan wajah Liam yang hanya tinggal beberapa centi dari wajahnya.
"Kenapa?"
"Kita tidak ada hubungan apa-apa dan tidak akan pernah menjalin hubungan apa-apa! Jadi sebaiknya kau cepat keluar dari kost-ku, karena aku tidak mau terlibat skandal apapun denganmu!" Cecar Yumi seraya meraih laptop dari atas meja belajar dan membawanya masuk ke kamar.
"Skandal apa maksudmu, Yum? Kamu bicara apa, sih?" Tanya Liam bingung.
Yumi tak menjawab dan segera menutup pintu kamar dan bersandar di balik pintu kayu tersebut, berusaha menata hatinya yang mendadak terasa sakit karena obrolan para mahasiswi di kampus siang ini.
Tidak mungkin kan Yumi jatuh cinta pada seorang Liam Ang?
Yumi bahkan baru mengenalnya dua hari yang lalu.
Mustahil jika Yumi langsung bisa jatuh cinta.
"Yumi!" Liam mengetuk pintu kamar Yumi meminta sang empunya kamar untuk keluar.
Namun Yumi tetap bergeming dan enggan membuka pintu tersebut.
Yumi membuka laptop dan tengkurap di atas kasur busanya, berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah, meskipun pikiran Yumi sedang tidak berada di tempatnya sekarang.
Liam masih mengetuk pintu hingga beberapa saat.
Namun pada akhirnya, Liam menyerah dan tak lagi mengetuk pintu kamar Yumi.
Mungkin pria itu sudah tidur.
Besok pagi saja Yumi keluar dan melihat Liam.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
meskipun orang yang berada,tapi tidak memandang rendah yang kurang mampu
apalagi seorang YUMI yang punya badan berisi.
pada umumnya pasti jadi bahan Bullying.
Tapi seorang Liam tidak seperti itu🖤
saking sukanya🖤🖤
tetaangganya gx pd julidddd
terimakasih author 👍👍👍😍😍😍😍