NovelToon NovelToon
EXONE Sang EXECUTOR

EXONE Sang EXECUTOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Dunia Lain
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aegis zero

Seorang penembak jitu tewas kerena usia tua,dia mendapatkan dirinya bereinkarnasi kedunia sihir dan pedang sebagai anak terlantar, dan saat dia mengetahui bahwa dunia yang dia tinggali tersebut dipenuhi para penguasa kotor/korup membuat dia bertujuan untuk mengeksekusi para penguasa itu satu demi satu. Dan akan dikenal sebagai EXONE(executor one) / (executor utama) yang hanya mengeksekusi para penguasa korup bahkan raja pun dieksekusi... Dia dan rekannya merevolusi dunia.



Silahkan beri support dan masukan,pendapat dan saran anda sangat bermanfaat bagi saya.
~Terimakasih~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aegis zero, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

gamma dan venus

“Aku minta kalian bersiap,” ujar Arya dengan nada tegas.

Dina menoleh curiga. “Bersiap apa?”

“Kenapa, Kak?” tanya Gamma, ikut cemas.

Arya tak menjelaskan lebih lanjut. “Pokoknya jangan lengah. Teleportasi!”

Sekejap kemudian, mereka bertiga muncul di tengah hutan dekat kota Oiter.

Gamma menyapu pandangan ke sekeliling. “Di mana ini…?”

Dina melipat tangan. “Kenapa sih harus pakai teleportasi, Ar?”

Arya menunjuk ke belakang mereka. “Lihat ke arah itu.”

Terdengar suara gemuruh kecil. Sosok wanita muncul di balik semak. Rambut panjangnya acak-acakan, dan ekspresinya tampak kesal.

“Di mana ini?! Kenapa tiba-tiba aku ada di hutan?!” Venus berteriak panik. “Sialan! Kalian bisa sihir teleportasi?! Kalian kelompok yang mengerikan!” Ia mengangkat tangan. “Water Cannon!”

“Semuanya menghindar!” pekik Arya.

Gamma tergelincir ke samping. “Wah!”

“Terima kasih, Kak Dina,” ucapnya lega.

“Sama-sama,” jawab Dina cepat. Matanya menatap Venus tajam. “Jadi dia yang bernama Venus?”

Arya mengangguk. “Ya. Dari tadi dia menatap kita dengan... penuh nafsu.”

“Nafsu? Jijik banget!” dengus Dina.

“Ke-kenapa Kak Venus menyerang?” gumam Gamma ragu.

Venus menatap Gamma dengan ekspresi getir. “Reisa-chan... aku menyayangimu dan menganggapmu seperti adikku. Tapi ternyata kamu pengkhianat dari Exone, ya?”

Gamma menggeleng cepat. “Bukan begitu, Kak! Kak Arya... bisakah kita tidak membunuh Kak Venus? Dia sudah banyak membantuku. Kami sudah cukup lama bersama…”

Arya mendesah. “Tidak dibunuh? Kalau dibiarkan, bisa-bisa kita yang dibunuh.”

Venus menatapnya marah. “Apa yang kamu omongkan, Reisa-chan? Kita ini musuh!” Ia meluncurkan Water Ball ke arah Gamma.

“Apa?!”

“Swap! Ice Shot!” seru Arya.

Air yang mengarah ke Gamma langsung membeku.

Gamma berdiri membatu, tubuhnya gemetar. “Kak... Venus... kenapa kau mencoba membunuhku? Aku... aku percaya padamu…”

Venus menunduk. “Kau mengkhianati kami, Reisa-chan…”

“Aku tidak mengkhianatimu… Aku hanya… tidak bisa diam melihat orang-orang disiksa!”

Dina maju selangkah. “Kau berani-beraninya menyerang Gamma? Wind Step! Fire Slash!”

Venus menghindar sambil terkekeh. “Ara~ anak muda yang penuh semangat.”

Arya mengangkat tangannya, menahan Dina. “Tunggu dulu. Gamma, ini keputusanmu. Kalau kau ingin menyelamatkannya… buat dia menyerah. Tapi jika dia melakukan gerakan mencurigakan… aku tidak akan ragu.”

Gamma mengangguk. “Baik... Maaf, Kak Venus. Aku akan menghentikanmu… bukan membunuhmu.”

Venus menyipitkan mata. “Ara~ kalau kau tak ingin membunuhku, maka kaulah yang akan mati! Water Cannon!”

Tapi saat itu, ia berpaling sedikit, ragu. Dalam hati: “Menghindarlah, Reisa-chan...”

“Vanish!” Gamma menghilang.

Venus mengerutkan kening. “Menghilang, ya? Tapi hanya lima detik…” Ia bersiap melepaskan Water Ball.

Namun, tiba-tiba—

“String Binding!” Suara Gamma terdengar dari belakang.

Benang-benang halus menjerat tubuh Venus.

“A-apa ini? Bukankah hanya lima detik?!” teriak Venus panik.

Gamma menatapnya datar. “Informasi palsu lebih mematikan daripada tak tahu apa-apa.”

Venus terpaku. “Kau… sudah membohongiku sejak awal?”

“Maafkan aku, Kak...”

Venus menarik napas panjang, lalu tersenyum pahit. “Bunuh aku! Kau sudah menang!”

“Tidak,” jawab Gamma tegas. “Kakak tadi menahan diri, bukan? Kau tidak sungguh-sungguh ingin membunuhku.”

“Kita ini musuh! Kenapa aku harus menahan diri?! Bunuh aku!”

“Aku tahu... betapa menyeramkannya kau saat menghadapi musuh. Tapi tadi, kau ragu. Kau tak ingin membunuhku, kan?” Suaranya melemah. “Aku tahu itu…”

“Kenapa kau bersimpati padaku?!” bentak Venus. “Hei, kau pria muda!” Ia menatap Arya. “Kau pemimpin mereka, bukan?! Bunuh aku!”

Arya menarik napas panjang. “Aku tidak ingin membuat adikku menangis. Dan kau... juga menganggapnya sebagai adik, bukan?”

“T-tidak sama sekali!!” jerit Venus, air mata mulai mengalir. “Dia bukan adikku! Aku... juga ingin... punya adik…”

Gamma memandangnya lembut. “Kak Venus... maukah kau jadi kakak tertuaku? Karena aku juga menganggapmu kakak.”

Venus terpaku.

“Apa?!” Dina berseru. “Wanita cabul itu kakaknya Gamma?!”

Arya menoleh pelan. “Baiklah, Venus. Tapi kau harus diawasi. Akan ada perjanjian.”

Venus menyipitkan mata. “Perjanjian?”

“Sihir kontrak,” jawab Arya. “Dari sihir kegelapan. Pernah kubaca di sebuah buku kuno.”

“Kau juga punya sihir seperti itu?!”

“Isinya sederhana. Kau tak boleh menyakiti atau mengkhianati kami. Dan kau harus keluar dari Seven Eclipse.”

Venus membuang muka. “Kau pikir aku pengkhianat?! Tidak akan!”

“Lalu, kau mau bagaimana?” tanya Arya datar. “Bergabung bersama Gamma… atau tetap menjadi anggota Seven Eclipse?”

Venus gemetar. “Bunuh saja aku! Aku… tak punya tempat kembali. Kalau bukan bersama Seven Eclipse… siapa aku?”

“Kak Venus…” bisik Gamma. “Kau tidak sendirian lagi. Sekarang kau bersama kami.”

Hening sejenak.

Lalu Venus menghela napas. “Baiklah… Tapi jangan salahkan aku kalau aku berubah pikiran di kemudian hari…”

Arya mengangguk. “Kalau begitu... bersiaplah. Soul Chain!”

Dari udara, cahaya hitam keunguan turun mengikat tubuh Venus seperti rantai roh. Sihir kontrak itu selesai dalam dua menit.

Venus mendesah pelan. “Jadi sekarang... aku milik kalian, ya?”

Arya menggeleng. “Bukan milik. Tapi bagian dari kami.”

Gamma langsung memeluknya sambil menangis. “Kak Venus!”

Dina menghela napas. “Baiklah… kuizinkan juga. Tapi kalau kau berani menyakiti Gamma… aku tak akan segan-segan.”

“Setelah ini, kita ke mana, Ar?” tanya Dina.

“Seperti rencana awal. Ke delapan kota yang telah kita selamatkan,” jawab Arya mantap.

Venus tertawa kecil. “Kalian ini benar-benar gila… Melawan seluruh kerajaan hanya bertiga.”

“Hahaha! Jangan terlalu memuji kami!” Arya menyeringai bangga.

“Memuji, ya?” Venus mengangkat alis.

Gamma ikut tertawa pelan. “Hehehe…”

“Hahaha!” Dina menimpali, ikut larut dalam kehangatan yang mulai tumbuh di antara mereka.

Di markas Seven Eclipse…

Noctis menatap kosong ke luar jendela. Senyum tipis menghiasi wajahnya.

“Begitu… Jadi Venus memilih jalur itu.” Ia menutup mata. “Pilihan yang bijak… adikku.”

Dari tujuh anggota Seven Eclipse, kini hanya tersisa dua yang masih menjadi musuh.

Dan permainan... belum selesai.

1
luisuriel azuara
Karakternya hidup banget!
Nandaal: terimakasih banyak
total 1 replies
Ani
Gak sabar pengin baca kelanjutan karya mu, thor!
Nandaal: terimakasih banyak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!