NovelToon NovelToon
Dengki

Dengki

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Balas Dendam / Lari dari Pernikahan / Konglomerat berpura-pura miskin / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:26.1k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Siapa yang tidak menginginkan harta berlimpah. Segala keinginan dapat diraih dengan mudah. Tak heran banyak orang berfoya-foya dengan harta.

Berbeda dengan keluarga Cherika. Mereka menggunakan hartanya untuk menolong sesama dan keluarga.

Tapi tidak disangka, karena harta lah Cherika kehilangan harta keluarganya. Orang tuanya menghilang sejak mendapatkan kecelakaan. Hanya Cherika yang selamat.

Cherika kemudian tinggal bersama saudara ibunya. Dan tanpa sengaja, Cherika mendengar penyebab tentang kecelakaan orang tuanya.

Kabar apakah itu?

Ikuti jalan ceritanya !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10 Nyai

Mizan terjatuh ke lantai. Dhika terus menyerang Mizan tanpa ampun. Laudya marah melihat kekasihnya tergeletak tidak berdaya. Laudya membantu melepaskan Dhika. Laudya membalas dengan melayangkan sebuah tamparan keras ke pipi Dhika.

Dhika mulai kehilangan kendali. Dhika memukul Laudya dan menendang Mizan. Pengunjung dan karyawan toko roti berusaha melerai perkelahian. Situasi di toko roti sangat tidak kondusif.

Dhika untuk sementara dimasukkan ke dalam ruangan mushola yang ada di toko roti. Dhika mengamuk dan berteriak. Mizan dan Laudya disuruh meninggalkan toko roti demi keselamatan mereka. Mizan mengikuti Laudya pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Laudya berteriak memanggil Susi dan Cakra. Laudya dengan kesalnya memberitahu kedua orang tuanya. Laudya tidak akan pernah sudi menikah dengan Dhika. Laudya juga menunjukkan kepada kedua orang tuanya luka yang dia dapat dari Dhika.

"Aku gak mau nikah sama orang gila!" Teriak Laudya.

"Gak bisa! Kamu harus menikah!" Cakra memberikan perintah.

"Menikah?" Mizan memandangi Laudya.

Laudya di hadapan orang tuanya menceritakan semuanya kepada Mizan. Gara-gara Cherika bercerai, papanya Dhika meminta kembali mahar yang sudah diberikan kepada kedua orang tuanya.

"Kembalikan saja uang maharnya, kan beres," sahut Mizan.

"Masalahnya, Mama dan Papa lebih sayang uang daripada anak kandungnya sendiri!" Laudya memegangi wajahnya yang sedikit sakit.

"Uang mahar? Kenapa gak minta sama Cherika?" tanya Mizan.

"Mizan, jika kamu serius sama Laudya, tolong bayarkan utang Om. Kalo tidak, Laudya akan dinikahkan dengan Dhika," tanpa malu Cakra meminta kepada Mizan.

Mizan hanya diam. Susi dan Cakra meninggalkan Mizan dan Laudya di ruang tamu. Mizan bertanya berapa utang yang harus dibayar kepada Dhika. Laudya bilang 200 juta. Mizan menutup wajahnya. Mizan tidak punya uang sebanyak itu.

Setelah mendengar cerita Laudya, Mizan juga sadar betapa materialistis orang tua Laudya. Mizan juga baru mengetahui betapa liciknya orang tua Laudya. Dia yang berutang tapi Cherika yang harus menanggung semuanya. Laudya juga menyalahkan apa yang terjadi kepada Cherika.

Mizan memandangi Laudya. Mizan dan Laudya tiga tahun menjalani hubungan cinta. Tapi, Mizan tidak akan sanggup membayar utang Cakra. Mizan kemudian berpikir, mungkin dia dan Laudya tidak ada lagi harapan.

"Sayang, terima kasih atas waktu yang telah kau berikan selama tiga tahun ini. Aku rasa, hubungan kita tidak bisa dipertahankan."

"Sayang, apa maksudnya?" Laudya mengernyitkan keningnya.

"Maaf, aku tidak bisa mempertahankanmu. Aku tidak punya uang sebanyak itu. Kamu tau kan, aku masih pengangguran. Aku yakin orang tuamu tidak akan menerimaku karena aku tidak bisa memenuhi keinginan mereka. Mulai hari ini kita putus."

Sontak saja Laudya merasakan sakit di hatinya. Laudya sangat mencintai Mizan. Laudya pernah berharap Mizan akan menjadi suaminya. Laudya memegangi lengan Mizan. Laudya meminta maaf dan memohon agar Mizan tidak memutuskan hubungan.

Mizan tetap dengan keputusannya. Mizan berdoa, semoga Laudya mendapatkan seseorang yang lebih baik darinya. Laudya terus memohon kepada Mizan agar tidak memutuskan hubungan. Laudya mengajak Mizan untuk pergi dari kota Zamrud. Laudya dan Mizan bisa pergi ke kota Safir. Dan mereka akan tinggal bersama, mencari pekerjaan di sana.

"Laudya, maaf, aku tidak bisa. Sejak awal, hubungan kita memang tidak direstui orang tuamu. Aku pamit ya," Mizan memberikan pelukan perpisahan kepada Laudya.

Hancur hati Laudya. Laudya meraung sejadi-jadinya. Cakra dan Susi kembali ke ruang tamu. Cakra mendapat telepon dari Ravi. Saat ini Dhika berada di kantor polisi. Ravi minta, Cakra dan Laudya segera menemuinya di kantor polisi untuk membebaskan Dhika.

"Boleh saja, dengan syarat, batalkan pernikahan!" Laudya berharap orang tuanya kali ini mendengarkannya.

PLAK!

Untuk pertama kalinya, Cakra memukul Laudya. Cakra tetap memaksa Laudya untuk menikah dengan Dhika. Cinta tidak cinta, pernikahan tetap dilaksanakan. Susi memeluk Laudya. Susi membawa Laudya masuk ke dalam mobil karena Cakra ingin masalah Dhika di kantor polisi segera diselesaikan.

...----------------...

Dhika dan Laudya akhirnya berdamai. Laudya dengan amat terpaksa menerima lamaran dari Dhika. Mereka melaksanakan resepsi pernikahan dengan amat sangat sederhana. Pernikahan yang hanya dilaksanakan di kantor KUA.

Ravi tidak mau lagi melaksanakan pesta pernikahan yang mewah seperti sebelumnya. Cakra dan Susi juga terlalu pelit untuk mengeluarkan biaya pernikahan. Mereka hanya membagikan nasi bungkus kepada petugas di KUA.

Laudya menjalani hari-harinya sebagai istri dari Dhika Adli. Siapa sangka, Dhika memperlakukan Laudya bak ratu di rumahnya. Laudya dilarang melakukan pekerjaan rumah tangga. Tugas Laudya hanya satu, yaitu melayani Dhika.

Dhika memanjakan Laudya dengan banyak membelikan tas, perhiasan dan mengisi uang di dalam rekeningnya. Tapi, satu hal yang membuat Laudya kesal sampai sakit hati. Semua yang Dhika lakukan bukan karena dia menganggap Laudya adalah istrinya. Dhika melakukan itu semua karena Dhika menganggap Laudya adalah Cherika.

Laudya kesal, bahkan di saat mereka melakukan kewajiban mereka sebagai suami istri, Dhika selalu memanggilnya dengan nama Cherika. Laudya kehilangan kesabaran. Laudya yang selama ini diam, mulai berontak.

"Dhika! Sadar! Gue ini Laudya! Gue benci lu!"

Laudya pergi meninggalkan Dhika yang terdiam di dalam kamar. Laudya mengambil tas dan ponselnya. Laudya masuk ke dalam mobil, dengan perasaan emosi dia meninggalkan rumah. Laudya berteriak di dalam mobil.

"Kurang ajar lu Cheriiiiiiii!" Laudya memukul setir mobilnya.

Laudya menangis. Laudya meratapi betapa sedih nasibnya. Selama menikah, Laudya mendapatkan materi yang berlimpah dari Dhika. Tapi, materi itu dia dapatkan setelah Dhika melakukan KDRT. Tanpa sebab akibat, Dhika sering bertindak kasar.

Laudya sering mengadu kepada mertuanya. Ravi selalu rutin membawa Dhika untuk terapi psikologis. Pengobatan itu sepertinya tidak berhasil. Laudya juga pernah mengadu kepada orang tuanya. Dan lagi-lagi mereka menyuruh Laudya untuk bertahan dan sabar.

Laudya berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah. Tanpa sengaja, Laudya melihat di sebelah kanan mobilnya. Cherika bersama Bobby dan Vian. Cherika terlihat semakin cantik dan ceria. Laudya diam-diam mengikuti mobil Vian dari belakang.

Mobil Vian terlihat masuk ke dalam mall. Laudya mencari parkiran yang sedikit agak jauh dari mobil Vian. Laudya terus mengikuti dan memperhatikan Cherika yang bergandengan tangan dengan Vian.

Laudya lelah melihat kemesraan mereka. Laudya cemburu melihat kebahagiaan Cherika. Laudya meninggalkan Cherika dan masuk ke dalam restoran cepat saji. Laudya memesan burger, kentang goreng dan juga minuman cola.

Laudya tidak menyadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikannya. Wanita itu telah lama memperhatikan Laudya dan dia pun menghampiri dan dengan sopan menyapa Laudya.

"Permisi, bolehkah saya duduk di sini?" pintanya.

Laudya tertegun sejenak. Laudya hanya kebingungan menatap wanita itu yang tiba-tiba muncul di hadapannya. Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai 'orang pintar'.

"Maaf Mba. Saya tidak tertarik sama kebohongan," sahut Laudya.

Wanita itu lama menatap wajah Laudya.

"Suami kamu setengah gila, sering KDRT. Dan sekarang kamu stres. Kamu ingin kabur, tapi dia selalu memberikan materi berlimpah. Apakah kamu ingin suami kamu tunduk? Aku bisa melakukannya."

"Omong kosong," Laudya tertawa.

"Bagaimana membuat kamu percaya?"

"Ha, ha, ha. Baiklah, jika Mba bisa membuat wanita yang pake baju merah di sana kesurupan, aku akan percaya," Laudya menunjuk ke arah Cherika yang lagi asik makan di seberang restoran cepat saji.

"Ok. Jangan panggil saya dengan Mba. Panggil saya Nyai."

Nyai mengubah posisi duduknya yang tadi berhadapan dengan Laudya kini memutar sedikit ke arah kiri menghadap Cherika yang duduk di restoran seberang sana. Laudya memperhatikan mulut Nyai yang komat kamit.

Laudya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Cherika. Cherika yang tadinya tersenyum bahagia, tiba-tiba saja diam. Bobby dari kejauhan menepuk pundak Cherika. Dan tanpa diduga, Cherika naik ke atas meja makan restoran sambil berteriak.

"LAPAAAAAAAAAR!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Mauk
😭
Mauk
Laudya blm move on
Al!f
😱😱😱😱😱😱
Fang
Tunangan gadungan 🤣
Al!f
🤣🤣🤣🤣
Al!f
Pasti Nyai lagi
Fang
Anak haram ?
Al!f
ngaku² tunangan , pdhl bukan
Al!f
cemburu
Fang
😍
Fang
Kasian Abang bakso
Al!f
Laudya terhindar dari bencana 🤭
Al!f
😭😭😭😭😭😭
Mauk
Dhika kumat
Mauk
Kalo ada CCTV dlm toilet bahaya
Mauk
Balas dendam di mulai
Mauk
Waaaaaw🤭
Tuti
Dijinakkin pake black magic 🤭
Baby
Syukur in
Al!f
😱😱😱😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!