NovelToon NovelToon
Tunangan Pria Obsesif

Tunangan Pria Obsesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Romansa Fantasi / Transmigrasi / Dark Romance
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: dewisl85

Reina masuk kedalam tubuh sang tokoh antagonis yang merupakan tunangan dari tokoh utama pria yang sangat obsess pada sang tokoh wanita. Takdir dari buku yang dibacanya harus mati dengan keadaan menyedihkan. Tapi Reina tidak ingin takdir buruk itu terjadi. Salah satunya dengan merubah takdirnya dengan memutuskan pertunangannya dengan Nico sang tokoh utama. Sayangnya perubahannya membuat pria gila berbarik tertarik padannya dan berjanji tidak akan melepaskan. Rencana hidup tenangnya harus hancur dengan pria gila yang malah obsesi padanya bukan pada kekasih kakaknya. Tidak sampai disitu saja masalah dalam hidupnya silih berganti. Berbagai karakter muncul yang tak seharusnya ada di cerita.
"Mari kita batalkan pertunangan ini."
"Tidak akan pernah, kamu sudah masuk ke dalam duniaku dan cara untuk keluar hanya dengan kematian. Sayangnya aku tidak akan membiarkan kematian merenggut kelinci kesayangan itu."
"Kenapa alurnya jadi berubah."
"Semua usahaku sudah selesai , mari kita putus."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewisl85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 10

Semua angannya untuk bermalas-malasan gagal begitu saja. Seakan pria itu tidak pernah membiarkan Reina jauh darinya. Bagaimana tidak hampir setiap pria itu datang mengganggu waktunya. Entah itu alasan olahraga, pesta kliennya atau memaksannya untuk ikut ke kantornya. Bukannya Reina tak mau menolak, tapi pria itu dengan mudah mengangkat tubuhnya yang sudah tak lagi kurus ini. Alur cerita tidak berubah, Reina tetap mengikuti pria seperti anak itik. hanya satu yang berbeda dimana saat ini ia dipaksa oleh Nico. sedangkan dulu ia sukarela mengikuti pria itu.

"kenapa kamu menatapku seperti itu? " tanya Nico pada Reina yang sejak tadi pagi duduk di salah satu sofa yang ada ruang kerja pria itu. Sedangkan pria itu masih asik dengan tumpukan dokumen yang ada di mejannya. Reina benar-benar dijadikan hiasan di ruang kerja ini.

"cih, pikir sendiri pakai otak cerdas-mu itu. " ucap Reina dengan nada juteknya. sedangkan lawan bicarannya sama sekali tidak tersinggung dengan sikap Reina.

"saya tidak bisa menebak perasaanmu nona laksana. " ucap pria itu yang sekarang menatap ke arah wanita yang selama beberapa waktu ini membuatnya tak tenang.

"jangan datang lagi besok untuk membawaku keluar dari rumah. aku tidak mau mati bosan seperti saat ini. " ucap Reina yang hanya dianggukan oleh pria itu.

"bagaimana kalau kamu menjadi asisten saya saja? "

"No besar. "tolak Reina, ia tidak bisa membayangkan setiap hari selama hari dalam seminggu bersama pria itu. Diman ia harus tunduk dan patuh atas perintah Nico.

"bukankah kamu tidak mempunyai pekerjan. kesibukan kamu hanya tidur dan makan saja. " ucap Nico yang membuat Reina menatap tajam pria itu.

"Terserah anda mau berkata apapun mengenai saya. Satu hal yang pasti, saya tidak akan pernah mau menjadi tangan kananmu. Pria gila. " ucap Reina sebelum meninggalkan ruangan pria itu. Beruntungnya saat itu Vino masuk. jadi dia bisa kabur dari ruang kerja Nico.

"Tuan... "

"kamu mengganggu rencanaku. " sabggah Nico yang membuat lawan bicarannya menatap bingung padanya.

"Apa saya melakukan kesalahan? "

"Pergi dan bereskan semua pekerjaan menumpuk ini. " ucap Nico sebelum meninggalkan Vino.tangan kana Nico menatap tumpukan dokumen yang ditinggalkan begitu saja oleh sang pemiliknya.

Dimana akhir-akhir ini pria itu memilih meninggalkan pekerjaanya pada tangan kanannya. sedangkan dia sibuk mengejar tunangannya yang berubah menjadi bocah tantrum.

Entah sebuah karunia atau malapetaka dengan perubahan Reina. tuannya yang berhati dingin itu perlahan berubah menjadi hangat. walaupun hal itu hanya berlaku pada satu orang yang tak lain Reina. bahkan Vino tekejut melihat sikap kurang ajar wanita itu pada tuannya Anehnya Nico tidak marah dengan berbagai sikap aneh wanita itu. Lihatlah hari ini, pria itu memilih meninggalkan pekerjaannya dibandingkan membiarkan Reina jauh darinya.

"Dasar pria bucin. " umpat Vino yang sudah membayangkan nasibnya beberapa jam kedepan. dimana ia sudah lembur satu minggu untuk membereskan pekerjaan tuannya.

Akhirnya dia bisa lari dari tempat membosankan itu. bagaimana tidak dari pagi ia hanya duduk menatap orang yang sibuk dengan kegiatannya. Benar-benar menyebalkan pikirnya. tapi ia harus segera kabur karena pria itu pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.

"Pak, antarkan aku ke taman kota ." ucap Reina pada supir taxi. Beruntungnya saat ia keluar ada taxi yang lewat. Jadi ia tidak perlu menunggu lama dan khawatir Nico menarik kembali ke dalam tempat membosankan itu.

"Kenapa semuannya bisa berubah seperti ini !." gumamnya sambil menatap langit siang ini yang terlihat mendung tidak seperti beberapa hari lalu. Sekarang ia mempertanyakan pilihannya, semuannya menjadi berubah karena Reina mengambil langkah yang tak seharusnya. Tapi ia juga tidak mau pasrah menunggu takdir kematiannya. Lagi pula ia tidak akan bisa berakting menjadi wanita yang tergila-gila pada seorang pria. Karena ia pun tidak belum pernah tertarik dengan lawan jenis sebesar Reina dalam cerita ini.

Kehidupannya dulu, ia tipe wanita suka mengagumi lawan jenis dalam diam. Tak pernah berani menyatakan perasaanya dan membiarkan semua itu menjadi rahasia untuknnya. Hingga akhirnya pria yang disukainnya menikah dengan teman dekatnya. Rasa sakit tentu ia merasakan hal itu. Tapi ia tidak mengutamakan perasaan itu karena reina sudah tahu pria yang disukainya juga tak memiliki perasaan padannya.

Rasanya hidup menjadi Reina di novel ini lebih melerahkan dibandingkan kehidupan pertamannya. Kalau kehidupannya dulu disibukkan dengan drama pekerjaan sampai ia tidak memiliki waktu mengenai percintaan. Sekarang ia terlibat dalam drama percintaan yang membuatnya selalu tidak tenang. Karena nyawannya dipertahankan, salah sedikit ia mengambil langkah. Hidupnnya akan berakhir seperti alur cerita yang dibacannya.

"Nona kita sudah sampai." ucap pak supir yang menyadarkan lamunannya.

"Ah ternyata dekat. Pak saya bayarnya Qris ya!" Ucap Reina yang dianggukkan lawan bicarannya. Setelah selesai melakukan pembayaran, ia segera keluar. Tapi perkataan pak supir menahannya sesaat.

"Sepertinya cuaca hari ini kurang baik nona, Sebaiknya anda membeli payung bila ingin berlama di taman kota." Saran pak supir pada Reina.

"Terimakasih atas sarannya pak, akan saya ingat. Hati-hati di jalan pak." ucap Reina sebelum meninggalkan taxi.

Ia menatap langit, Perkataan bapaknya benar, Langit terlihat gelap, Awan hitam menutupi langit. Seakan mereka memahami setiap perasaannya. Rasa gundah dengan keadaan yang mendukung perasaanya. Reina melanngkah ke salah satu toko swalayan di sebrang taman kota. Reina melakukan saran dari bapak tadi. Setelah mendapatkannya, ia segera menuju taman kota yang terlihat besar. Langkahnya terhenti di depan sebuah danau yang cukup besar di tengah kota. Padahal disekitarnya dikelilingi oleh gedung-gedung pencakar langit.

Ternyata menatap danau yang tenang memberikan ketenangan untuk dirinya.  Ia menikmati setiap pemandangan di taman kota di siang hari dengan langit yang mendung. Tak banyak orang yang beraktivitas di taman karena mereka takut hujan turun sewaktu-waktu. Tapi Reina tidak memperdulikan hal itu.

"Apa yang dilakukan seorang nona di pinggir danau? Langit sedang buruk, anda tidak takut terkena hujan." tanya seorang pria asing pada Reina. Tapi dia tidak berminat untuk membalikkan badannya ke sumber suara. Rasannya ia lebih memilih menikmati waktu tenang ini. Karena ia yakin tak ada akan lagi keadaan seperti ini kedepannya.

"Apakah nona tidak memahami perkataan saya?" sindir pria itu yang masih mencoba mengalihkan fokus wanita di depannya. Sayangnya wanita di depannya masih tidak mengeluarkan suara apapun.

"Nona masih hidupkan?"

"Tidak saya sudah mati."

"Berarti anda arwah gentayangan ?"

"Ya, anda tidak takut bisa melihat saya." jawab Reina seadannya. Sebenarnya ia malah meladeni pria asing di belakangnya ini.

"Tidak , hari ini masih siang kalau malam mungkin saya takut." ucap pria itu yang entah sejak kapan sudah duduk di samping Reina. Wanita itu berminat untuk melilik pria disampingnya.

"Bukankah anda sangat tidak sopan?"

"Ini tempat umum, siapa saja boleh duduk di tempat ini." ucap pria itu pada wanita disampingnya.

"PERGI DARI TEMPAT INI." teriak Reina. Wanita itu menatap pria disampingnya dengan wajah terkejut. Sedangkan pria yang berhasil memancing amarah Reina hanya tersenyum lebar. Seakan-akan kejadian tadi sebuah kesenangan untuknnya.

"Ternyata kamu benar Reina. Apa kabar Rei?." tanya pria itu pada Reina yang masih terdiam. Wanita itu masih menatap lawan bicarannya tanpa mengeluarkan sepatah kata dari bibir manisnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!