NovelToon NovelToon
Pembalasan Dendam Sang Tumbal

Pembalasan Dendam Sang Tumbal

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Kutukan / Hantu / Tumbal
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Melati, mantan atlet bola pingpong, menjadi tersangka pembunuhan sepupunya sendiri yang adalah lawan terakhirnya dalam turnamen piala walikota. Setelah keluar dari tahanan, ia dibantu teman baiknya, Aryo, berusaha menemukan pelaku pembunuhan yang sebenarnya.

Namun ternyata Melati bukan hanya menghadapi licik dan bengisnya manusia, namun juga harus berurusan dengan hal-hal gaib diluar nalarnya.

"Dia, arwah penuh dendam itu selalu bersamamu, mengikuti dan menjagamu, mungkin. Tapi jika dendamnya tak segera diselesaikan, dibatas waktu yang ditentukan alam, dendam akan berubah menjadi kekuatan hitam, dia bisa menelanmu, dan mengambil kehidupanmu!" seru nenek itu.

"Di-dia mengikutiku?!" pekik Melati terkejut.

Benarkah Aryo membantu Melati dengan niat yang tulus?
Lalu, siapa pelaku yang telah tega menjejalkan bola pingpong ke dalam tenggorokan sepupunya hingga membuatnya sesak napas dan akhirnya meninggal?

Mari berimajinasi bersama, jika anda penasaran, silahkan dibaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mika

Sang pelatih berjalan menuju ke lemari penyimpanan, lalu membuka pintunya, sejenak memperhatikan deretan obat dan alat suntik baru.

Kemudian ia mengambil ponsel dari sakunya. "Halo, Dokter! Anda dimana? Maafkan aku, ada yang terjadi disini, satu atletku merasa sakit diperutnya, dia bilang sedang datang bulan hari pertama. Apa yang harus aku lakukan?" serunya berbohong.

"Oh, maaf pelatih Man, saya sedang diutus Pak Kepala sekolah untuk mengisi seminar, apa Anda membicarakan Mika? Dia memang selalu seperti itu setiap kali masa periodik ya tiba, tolong buka lemari penyimpan obat, lalu carilah obat pereda rasa nyeri,”

Sang pelatih mengangguk, "Baiklah, Dokter. Saya akan mencari obat pereda rasa nyeri untuk Mika."

Sang pelatih mencari obat yang dimaksud, lalu membacakan nama obatnya kepada dokter melalui telepon. "Ah, ya. Saya menemukannya. Namanya... "

Tiba-tiba, Mika yang masih pingsan mulai sadar. "Apa... apa yang terjadi?" gumamnya dengan suara lemah.

Sang pelatih tersenyum, lalu mendekati Mika. "Kamu pingsan, Mika. Jangan khawatir, aku sudah menghubungi dokter dan aku akan memberimu obat untuk mengurangi rasa sakit."

Mika masih terlihat lemah, tapi dia mencoba untuk bangun. "Terima kasih, Pak."

Sang pelatih membantu Mika untuk duduk, lalu memberinya obat, namun bukan obat yang seharusnya. "Minum ini, Mika. Ini akan membantu mengurangi rasa sakitmu."

“Akan aku ambilkan air putih, kamu duduklah di sini dengan tenang!" ujar Pelatih Man.

Mika pun menurut, meski ia menahan rasa takut. Tak lama kemudian Pelatih Man kembali. "Ini air putihnya," ucapnya sembari mengulurkan segelas air putih.

Namun belum tepat tangan Mika menerima gelas itu, Pak Man tampak sengaja melepaskan gelas dari tangannya, membuat air putih itu tumpah mengenai baju Mika.

"Aduh, maaf. Aku tidak sengaja!" seru Pelatih Man berpura-pura, bahkan melanjutkan aktingnya membantu membereskan baju olahraga yang tampak menempel di kulit Mika, menonjolkan lekukan bagian tubuh gadis itu.

Pelatih Man menelan ludah, lalu menatap sadis pada gadis itu. "Ada dua pilihan untukmu."

Gadis itu gemetar ketakutan, pasalnya ini bukan pertama kalinya sang pelatih begitu tega mengancam dirinya. "P-pak, ampuni saya!" pekik Mika ketakutan, lalu luruh bersimpuh dilantai memohon dengan dua tangan terkatup.

"Sebelumnya aku sudah pernah mengampunimu, jadi kali ini aku juga harus melakukannya kah?" ucapnya dengan kejam. "Baiklah. Kalau begitu, ambil ponselmu, suruh ibumu yang cantik itu untuk memberikan uang tambahan karena aku melatihmu hingga larut malam, atau kau terpaksa harus menghabiskan malam ini bersamaku, atau ibumu yang harus menggantikanmu!”

Pelatih Man tersenyum menyeringai, ‘Akan kudapatkan semuanya jika kau berani memberontak!’ pikirnya begitu yakin akan menang.

Mika masih berpikir dengan tubuh yang gemetar. Saat ini, ia tahu kondisi keuangan sang ibu sedang tidak baik-baik saja, sedangkan ayahnya tengah sakit keras. Tapi tekanan keluarga besarnya yang menuntut kesuksesan Mika sebagian atlet, sungguh membuatnya tak ada pilihan.

“Sa-saya… tolong ampuni saya kali ini saja, Pak. Saya akan melakukan apa saja, tapi tidak dengan uang.” ucap pilu Mika.

“Ah, aku lebih menyukai uang dari ibumu daripada tubuh bocah sepertimu. Tapi sepertinya kamu tidak memberiku pilihan?” serunya berpura-pura kecewa. “Sekarang naiklah ke ranjang, jangan menyesal karena ini pilihanmu!”

Pelatih Man kembali menyunggingkan senyum bengis, memandangi setiap lekukan tubuh gadis belia yang terisak tak mampu melawan.

Namun, tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang menyala merah penuh amarah, mengawasi keduanya sejak awal, berdiam diri di salah satu sudut gelap ruangan itu.

Kemudian tiba-tiba getaran hebat terjadi, menggetarkan seluruh ruangan beserta benda-benda yang ada di sana.

Brak!

Pelatih Man menoleh kaget ke arah pintu. "Apa yang terjadi?"

Bahkan pintu UKS yang telah dikunci oleh pelatih Man pun kini terbuka lebar. Sosok itu menggunakan kekuatan kemarahannya untuk membantu Mika keluar dari situasi itu.

Melihat ada kesempatan untuk kabur, Mika pun bergegas berlari keluar, lari sekencang mungkin tanpa menoleh lagi ke belakang.

Situasi itu tentu membuat pelatih Man murka. “Gempa bumi sialan!” umpatnya sembari melindungi kepalanya masih bersembunyi di bawah meja.

Setelah keadaan tenang, pelatih Man keluar dari tempatnya berlindung. Ia terkejut saat tak mendapati Mika di ruangan itu, “Sialan! Dia kabur! Gempa bumi sialan!” umpatnya lagi semakin kesal seraya mendaratkan kepalan tinjunya di atas meja kerja dokter UKS.

Sementara sosok yang mengawasi itu tersenyum puas lalu menghilang begitu saja seakan menyatu dengan partikel udara.

Mikha berlari sekencang mungkin. namun karena panik, ia tadi tak sempat mengenakan sepatunya. Ia berjalan di jalanan berbatu hanya dengan kaos kakinya. Gelap, sunyi dan menakutkan, karena tanpa sadar Mika memilih jalur dibelakang sekolah, dimana jalur itu adalah perkebunan kopi yang rimbun. Hal pertama yang dipikirkannya hanyalah agar bisa melarikan diri diantara semak-semak, berharap sang pelatih keji tak menemukannya.

Namun ternyata semua itu tak mudah yang ia duga.

“Mika, aku tahu kamu bersembunyi di sekitar sini, aroma tubuh indahmu, tercium olehku. Kamu memilih keluar dari tempatnya bersembunyi, atau kutelpon saja ibumu, lalu kubilang kau kabur saat latihan!” ancam pelatih Man. “Kau tahu kan kalau itu terjadi? Jantung ayahmu yang lemah itu akan meledak, boom!” Dengan keji pelatih Man tak segan mengintimidasi Mika.

“Lalu ibumu yang begitu membanggakan reputasinya sebagai seorang pengacara ternama, aku rasa aku tak bisa membayangkan bagaimana reaksi ibumu.”

Pelatih Man begitu tahu kelemahan setiap anak didiknya, sehingga ia akan memanfaatkan hal itu untuk mencapai tujuannya. Kali ini Mika pun kembali bimbang dengan keputusannya. Ia yang semula hendak berlari sekencang mungkin, kini kembali teringat dengan sang ayah yang masih terbaring lemah di rumah sakit.

‘Jika aku menyerah jadi atlet, Ayah pasti akan sangat kecewa, tapi jika aku meneruskannya, itu artinya aku harus kehilangan….’ batin Mika begitu pilu, pundaknya bergetar, menahan tangis.

Di ujung jalan, Aryo dan Melati berjalan santai menuju ke rumah sambil sesekali mengobrol ringan. Namun tiba-tiba Melati menghentikan langkahnya.

“Ssst! Kau dengar itu?” lirihnya.

Aryo pun diam, lalu menajamkan pendengarannya, mencari-cari suara apa yang kiranya dimaksudkan oleh Melati. Namun segera menggeleng sembari mengangkat kedua bahunya karena tak mendengar suara aneh apapun, kecuali jangkrik malam yang berderik.

“Tuh! Ada suara orang nangis, samar-samar sih, rasanya dari dalam perkebunan itu!” seru Melati masih merasa yakin dengan pendengarannya.

“Jangan membuatku takut, ini hampir tengah malam, Mela!” seru Aryo mengedarkan pandangnya ke sekeliling tempat itu.

“Ssst! Aku serius, pasti ada sesuatu disana!” shut Melati lalu melangkahkan kaki memasuki areal perkebunan yang sebenarnya tak begitu luas.

Namun baru beberapa langkah ia masuk, ia dikejutkan dengan kemunculan Mika yang berjalan berjingkat karena tak memakai alas kaki.

“Maaf!” seru Mika lalu segera berlari menjauh tanpa memberi kesempatan bagi Melati untuk balas menyapa atau sekedar bertanya.

“Aneh, gadis itu tadi masih berseragam lengkap, tapi tanpa sepatu,” ucap Aryo yang juga heran memandang punggung Mika yang semakin menjauh.

“Yang lebih aneh, ngapain malam-malam begini, dia keluar dari perkebunan seorang diri?” sahut Melati sedikit berpikir.

“Entahlah, mungkin ada kegiatan sekolah, udah yok, kita lanjut pulang saja,” ajak Aryo yang mulai merasa ngantuk.

Sementara di antara rimbunnya pepohonan kopi, pelatih Man mengawasi. “Sialan! Siapa dua orang itu, karena mereka mangsaku lepas! Awas saja besok, tak akan ada ampun!” umpatnya kesal.

...****************...

Bersambung.

Alurnya lambat banget kan, kupikir biar detail 😁

1
Kustri
negara konoha, memutar balikkan fakta🤔
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
waduuuuh..... piye iki...???
mika digondol PK man... 🤣🤣🏃🏃🏃
Ai Emy Ningrum: air es ato air mata 👀
total 5 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
maaf saya tidak mendengar bnyk... cuma tau doang apa yang kalian bahas..🤣🤣🤣🏃🏃🏃🏃
Ai Emy Ningrum: ya harus nya gitu 😋
total 3 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
dokternya aneh bngt ya. semua orang mencurigakan nggak sih...
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕: lhoo kok aq
total 4 replies
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
sebenernya kepala sekolah baik atau enggak..?
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
makin penasaran... lanjut pk othor...
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
Aryo sebenarnya baik gak sih .😄
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
kenapa sih.. pemuda ini../Scare/
❤️⃟Wᵃf_Yuli a
kenapa tuh cowok ya..? kok aneh. 🤭
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕
lhaaa mika kmn coba

ahh semua masih misteri deh
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅☕: @Ai Emy Ningrum yoo kipasan too bermdam dang
total 6 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
wo'o.. kalian ketahuan... wkwkwkwkwkwk...
ayo melati.. akting yg bagus y..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
suntik bius kali y.. biar mika nggak ngoceh kesan kemari.. kasihan sekali kau mik... mau jadi tumbal..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
lah.. alah... niat menolong malah dituduh-tuduh... males banget mel....
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
sebenarnya gimana ini ya... kok si pemuda juga baik.. trus siapa yang jahat ya..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
sebenarnya gimana ini ya... kok si pemuda juga baik.. trus siapa yang jahat ya..
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
Laila kok gitu sih...🤣🤣
Ai Emy Ningrum: Laila knp siih gituh mulu 🙄😙
total 5 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
kok nggak tau sih Laila....
Ai Emy Ningrum: Laila tau nggak kok sih 😳
total 3 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
maksudnya nenek si Laila kan.. dendam laila
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
piye Iki Yo... makin kesini kok makin kesana...🚶🚶🚶
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳: wkwkwkwkwkwk...😙 laper .
total 4 replies
❤️⃟Wᵃf~YULIA🏡s⃝ᴿ☘𝓡𝓳
piye Iki Yo... makin kesini makin kesono
Ai Emy Ningrum: gak usah gmn 🙄🤔🤔
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!