BTTH: SISTEM MC

Desert Metal Mercenary Company sebuah perusahaan pembunuh bayaran kelas rendah. Itu diciptakan oleh xiao ding dan xiao li, karena saudara mereka yaitu Xiao yan dikenal sebagai anak yang lemah dalam kultivasi, sehingga bisa menjadi tempat tujuan xiao yan jika tidak diterima klan. Mereka sudah banyak membantu disaat Xiao yan terpuruk.

"Xiao yan" Teriak Xiao ding memeluk.

"Adik ketiga sudah besar hm" Balas Xiao li mengelus rambut Xiao yan.

"Hei sudah hentikan, aku bukan adik kecil kalian lah. Aku sudah dewasa dasar" Balas Xiao yan Merasa tidur enak diperlakukan seperti ini.

Cai lin hanya memperhatikan dibelakang percakapan antara tiga saudara itu, wajahnya menampilkan ekspresi raut dingin tak menentu. Xiao ding dan xiao li menyadari kalau adik mereka membawa sosok lain, jadi keduannya menoleh. Cai lin hanya bersedekap dada sambil memandang ke arah jendela.

"Psstt...kau nemu pacar dimana?" Tanya Xiao li menggoda.

"Jika xuner tau, dia akan marah loh" Timpal Xiao ding menggoda Sambil menakuti.

"Berisik" Balas Xiao yan malu.

Cai Lin mengangkat alisnya perlahan, tatapannya dingin seperti biasa tapi ada kilatan tajam saat mendengar nama "Xun'er" disebut. Xiao Yan langsung menyadari bahaya dari suasana itu. Ia menoleh dengan kaku, berusaha tertawa, walau udara di sekeliling mereka mendadak terasa lebih dingin meskipun mereka ada di gurun.

"Pacar?" Tanya cai lin dingin. "Apa kau menganggap ratu ini sebagai kekasih kecilMu?" Lanjutnya menatap tajam.

"Bukan!. Bukan!. Jangan salah paham" Balas Xiao yan cepat.

Xiao Ding dan Xiao Li langsung saling melirik, lalu mundur setengah langkah ke belakang secara refleks. Rasanya wanita memakai pakaian merah itu bukan manusia biasa melainkn iblis kejam yang menyamar dalam balutan kecantikan tanpa tandingan. Senyum tipis terukir di wajah Cai Lin. Bukan senyum hangat, lebih seperti senyum seseorang yang menyadari posisinya sebagai predator di tengah kawanan domba.

Cai Lin tetap diam, lalu dengan langkah tenang berjalan melewati mereka bertiga, memberi isyarat agar Xiao Yan mengikutinya. Tak ada kata lain, hanya tatapan perintah yang tidak bisa dibantah. Xiao Ding dan Xiao Li kembali saling menatap, lalu berkata bersamaan.

“Dia lebih menyeramkan dari Xun’er" Gumam Xiao ding.

"Cai lin" Panggil Xiao yan mengikuti wanita itu.

"Aku ingin pil kelas enam malam ini, tidak ada alasan untuk mu membantahnya" ucap cai lin melirik. "Dan pil kelas lima tiga butir" Lanjutnya mengutarakan keinginannya.

"Hei dari mana kamu tau aku baru saja naik alkemis bintang enam" Heran Xiao yan.

Cai Lin berhenti melangkah, lalu menoleh perlahan. Tatapan matanya setajam jarum dan seolah menembus langsung ke dalam pikiran Xiao Yan.

"Aku tahu segalanya tentangmu, Xiao Yan," ucap cai lin datar. "Setiap gerakan Dou Qi-mu, fluktuasi api surgawi, bahkan aroma pil yang kau hasilkan semuanya bisa kubaca" Lanjutnya melirik.

“Baik, baik… satu pil kelas enam dan tiga kelas lima. Tapi kau tahu kan, membuat pil tingkat tinggi itu butuh waktu dan fokus—" ucap Xiao yan terpotong oleh ucapan tajam.

"Kalau kau gagal," potong Cai Lin tanpa ampun. "Aku akan membunuh mu" Lanjutnya mengancam.

"Ancaman yang sama untuk kesekian kalinya" Gumam Xiao yan.

Tiba-tiba keduanya mendengar suara orang jatuh. Baik Xiao yan ataupun cai lin melihat seorang gadis muda dengan rambut dikepang dua, ia baru saja menjatuhkan beberapa kentang yang dibawa nya, Xiao yan ingat dalam donghua nya itu adalah Qing lin. Cai lin tiba-tiba merasakan sesuatu.

"Campuran ras manusia dan manusia ular" ucap cai lin merasakan darah Qing lin.

Sebagai ratu ras manusia ular, cai lin dengan mudah mengenalinya. Umumnya persilangan kawin antara ras manusia dan manusia ular tidak mungkin melahirkan sesuatu, tapi Qing lin adalah pengecualian. Qing lin yang mendengarnya mundur ketakutan kebelakang.

"Kak Xiao li bilang ibunya hamil setelah ditangkap oleh Laki-laki ras manusia ular dan Qing lin di buang oleh ibunya karena hal itu" ucap Xiao yan berjalan mendekati cai lin.

Cai Lin berdiri membatu, matanya menatap tajam ke arah gadis kecil yang tubuhnya gemetar, dengan kentang-kentang berserakan di sekelilingnya. Sorot matanya tak bisa ditebak—campuran dari kejutan, kemarahan, dan mungkin… simpati yang terlalu dalam untuk diungkapkan.

"Anak campuran..." gumam cai lin pelan, hampir seperti berbicara kepada diri sendiri. "Itu seharusnya mustahil..." Lanjutnya berucap.

Xiao Yan menatap wajah Cai Lin dengan hati-hati. Ini bukan kemarahan seperti biasanya. Ada sesuatu yang lain kali ini, bekas luka lama dari sejarah panjang antara ras manusia dan ras manusia ular yang mungkin baru saja menganga kembali.

"Dia tidak bersalah," ucap Xiao Yan lembut, melangkah perlahan ke samping Cai Lin. "Qing Lin cuma anak kecil… yang bahkan dibuang oleh ibunya sendiri. Dia tidak minta dilahirkan begitu" Lanjutnya.

Qing Lin terisak pelan, tangannya menutupi wajah. Rambut dikepang duanya jatuh ke depan, menutupi sebagian air matanya. Tapi dia tidak lari. Meski ketakutan, dia bertahan berdiri.

Cai Lin menatapnya lama, lalu berjalan mendekat. Xiao Yan refleks ingin menahan, tapi berhenti ketika melihat wanita itu berlutut. Dengan satu jari, Cai Lin mengangkat dagu Qing Lin. Mata abu-abu itu menatap langsung ke dalam mata sang gadis kecil.

Tanpa sengaja pelindung tangan Qing lin terbuka memperlihatkan sisik berwarna hijau. Qing lin buru-buru menutup lengan nya, dia benci sosok itu, dia benci terlahir campuran. Xiao yan berlutut didepan Qing lin.

"Sisik mu itu indah. Dengar yah, hiduplah untuk mu sendiri, jangan terlalu memikirkan orang lain" ucap Xiao yan tersenyum. "Aku sering dipukuli cai lin, Orang-orang menganggap ku masokis, tapi aku menikmatinya" Lanjutnya.

Tiba tiba cai lin mencubit keras di perut Xiao yan, bukan cubitan biasa karena sampai memutar membuatnya dua kali lebih sakit. Xiao Yan langsung meringis kesakitan, tubuhnya melengkung seperti udang rebus.

"AAARGH…! Lihat? Ini yang aku maksud… dia penyayang, cuma caranya unik" keluh Xiao yan dengan napas terengah, sambil tetap mencoba tersenyum ke arah Qing Lin.

"Coba katakan itu lagi. Kupastikan tulang rusuk mu patah" Bisik cai lin Cai Lin hanya berdiri di belakangnya dengan wajah datar, jari masih mencubit sisi perut Xiao Yan sambil berbisik.

Qing Lin menatap mereka dengan bingung. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia melihat interaksi aneh tapi… hangat. Tak ada hinaan karena sisik di tubuhnya. Tak ada tatapan jijik karena darah campuran.

Pelan-pelan, tangan kecil Qing Lin meraih pelindung tangan yang sedikit terbuka dan tidak lagi buru-buru menutupnya. Ia menatap Xiao Yan dan Cai Lin. Matanya sedikit membasah, tapi bukan karena takut melainkan rasa lega.

"Intinya hidup sesuai aturan mu sendiri, asal jangan jadi penjahat" ucap Xiao yan memberikannya jempol tangan kanannya. "Ingat itu baik-baik" Lanjutnya melirik sambil tersenyum.

​