mengisahkan tentang mantan pacar yang berubah menjadi saudara tiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dilafnp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lucas menggila, Mia punya pacar baru
setelah pembicaraan dari hati ke hati Lucas dan Mia di pantai hati itu, mereka berdua sudah sepenuhnya memutuskan berdamai, menjalani hidup sabagai anak yang baik bagi kedua orang tua mereka, sekaligus saudara satu sama lain.
"Lucas, Mia... sarapan.." panggil Sarah dari bawah.
mendengar itu, Lucas dan Mia buru-buru keluar dari kamar mereka.
Terlihat kedua orang itu berpapasan, tapi tidak ada emosi yang terpendam lagi, mereka hanya tersenyum ringan menatap satu sama lain, lanjut menuruni tangga bergantian.
"waahhh ga nyangka... kalian bisa akur banget sekarang ya.." ucap Adwin menatap senang ke arah Lucas dan Mia yang berdiri bersebelahan.
kedua orang itu tersenyum, menjawab semua ucapan Adwin dengan cara yang menyenangkan.
***
Di kelas, Mia juga mulai mendapatkan teman wanita. Jadi sekarang, selain Alvaro, Mia juga suka berkumpul dengan Alleta.
Sementara itu dikelas lain, Lucas tetap sama saja.. kalau ada kesempatan, dia tetap suka mengintip Mia dikelasnya, mencuri curi pandang menatap Mia dari kejauhan.
"Mia, liat noh.. mantan lo liatin lo lagi.." ucap Alleta dengan suara yang lumayan nyaring.
Mia menoleh, menatap Lucas yang memasang ekspresi tersenyum ke arahnya. Namun bukannya membalas senyum, Mia malah menunjukkan jari tengahnya ke Lucas, membuat pria yang menatapnya dari luar kelas itu hanya bisa tertawa kesal.
*tingg...
Pesan masuk di ponsel Mia.
[pulang sekolah tunggu gue di tempat biasa ya, adik nakal..] pesan dari Lucas.
Mia terkekeh membaca pesan itu, namun dia tidak berniat membalasnya.
Sesuai umur, Lucas memang lebih tua dari Mia, jadi wajar saja kalau dalam persaudaraan yang aneh ini, Lucas menjadi abang, dan Mia menjadi adik.
***
Setiap hari, Mia dan Lucas selalu pergi dan pulang barengan, dan kali ini seperti biasa, Lucas menunggu Mia ditempat janjian mereka.
. . .
. .
.
"ini anak kemana sih!! lama banget!!" ucap kesal Lucas sambil melihat jam ditangannya.
Setiap hari menunggu Mia, baru kali ini Lucas merasa Mia selama ini..
dengan tidak sabaran, Lucas mengeluarkan ponselnya dan hendak menelpon Mia.
....tuttt...tuuttt...tuutt...
Nomor Mia tersambung, namun entah kenapa sampai sambungan itu terputus, Mia tidak mengangkat telponnya.
"dia beneran marah lagi ke gue?" Lucas mencoba mengingat tingkah Mia yang marah dan menunjukan jari tengah kepadanya tadi.
tanpa berfikir panjang, Lucas akhirnya menghidupkan motornya, dan langsung membawanya kembali ke sekolah tempat dia menuntut ilmu.
.
"Mia, lo mau ga jadi cewek gue..."
"Terima.."
"Terima..."
"Terima..."
Mata Lucas membelalak, menyaksikan Mia yang berada ditengah lapangan ditembak oleh Alvaro.
bahkan pria itu tidak hanya tangan kosong, dia menyatakan cinta dengan penuh persiapan.
Bunga, banner, confetti, semua terlihat sangat meriah untuk anak sekolah yang menyatakan cinta.
Semua teman sebaya terlihat bersemangat, menyaksikan bagaimana Alvaro menyatakan cintanya ke Mia.
Dan dari semua itu, yang paling membuat Lucas terkejut. Mia mengangguk, menyetujui Alvaro menjadi pacarnya.
Sontak, satu lapangan menjadi ramai, sorak sorai terdengar dimana-mana, menyisakan Lucas yang terdiam dengan tatapan tak percaya di atas motornya.
Alvaro memeluk Mia, mencium dahi gadis yang baru saja menjadi pacarnya itu.
hal itu membuat Lucas semakin kesal, dengan sekuat tenaga dia mengepalkan tangannya, mencoba mengatur emosinya sendiri.
***
malam hari.
dirumah yang dihuni 4 orang ini, entah kenapa tiba-tiba merasa sepi.
Lucas yang biasanya ada dan selalu ikut makan malam bersama, entah kenapa sekarang belum pulang.
"yah.. coba kamu telpon baik baik.. kali aja dia lagi main dirumah temennya.. atau mungkin main ke warnet, lupa waktu.." ucap Sarah mencoba menenangkan pikiran Adwin..
"mm... Lucas itu berbeda, biasanya dia tidak seperti ini.. sejak kecil biasanya dia dengan patuh menunggu aku dirumah.. dia bahkan ga pernah melewatkan makan malam sama aku.." ungkap Adwin dengan nada khawatir.
"udah, kamu tenang aja.. Lucas itu cowok, sekarang udah gede.. telat telat pulang sedikit wajarlah.. yang penting dia bisa jaga diri.."
"mm.." jawab ayah Lucas dengan wajah masih terlihat cemas.
"udah.. sekarang kita makan aja dulu ya... aku yakin kok Lucas baik baik aja.. dia itu anak pinter yahh.."
mendengar istrinya yang berulang kali membujuk, akhirnya Adwin hanya bisa mengangguk setuju, sambil berusaha menepis kegelisahan dihatinya.
sementara itu, Mia yang baru saja mendapatkan pacar baru terlihat sangat sibuk dengan ponselnya.
Di atas meja makan, dia terus saja mencari kesempatan untuk membalas pesan Alvaro.
"Mia.. udah dulu main ponselnya.." ucap mama memarahi Mia.
Mia dengan patuh menurunkan ponselnya. "baik ma..." ucap Mia, masih sambil tangannya mengetik pesan ke Alvaro untuk terakhir kalinya.
***
Sampai tengah malam, Lucas belum kembali ke rumah.
Yang datang darinya hanyalah sebuah pesan singkat yang mengabarkan kalau dia baik baik saja.. tidak perlu khawatir..
Ayah Lucas cemas, namun mengingat umur Lucas yang sudah mencapai 18 tahun dan bukan anak kecil lagi, akhirnya dia mencoba membiarkan anaknya itu.
"hmm.. mungkin dia sedang asik dengan teman-temannya sekarang.. biarkanlah saja.." ucap batin ayah Lucas.
.
Sampai tengah dalu.
Lucas yang mabuk berat, pulang kerumah dalam ke adaan yang kacau.
Fikirannya hanya tertuju ke satu orang yaitu Mia.
Dengan langkah sempoyongan, Lucas menaiki tangga, menyusuri langkah demi langkah menuju kamar Mia.
"Mia... lo bener-bener tega sama gue.." ucap Lucas sembarangan.
dia membuka kamar Mia, yang kebetulan juga tidak dikunci oleh Mia.
berlahan mendekati tubuh Mia yang ada di atas ranjang.
"Mia, lo ga boleh sama dia.. lo harusnya sama gue.." ucap Lucas sembarangan lagi.
Lucas duduk di tepi ranjang, menatap Mia dengan pandangan aneh dan kepala pusingnya.
berlahan dia menarik selimut yang menutupi tubuh Mia.
"Mia... lo selamanya punya gue!!!" ucap Lucas terakhir, sebelum akhirnya dia menerkam Mia.
Lucas menindih tubuh Mia, mencium wajah dan lehernya dengan gila gilaan.
membuat Mia yang tertidur seketika terbangun.
Mia panik, merasakan tubuhnya dibawah tekanan tubuh Lucas, dia juga mencium aroma alkohol yang sangat kuat dari Lucas.
Sekuat tenaga Mia berteriak, meminta pertolongan, menjerit, dan sebisa mungkin mendorong tubuh Lucas.
"Mia... lo itu cuma punya gue..." ucap Lucas sekali lagi sambil tangannya berusaha menarik kasar pakaian Mia.
Mia berteriak, benar benar berteriak ketakutan.
Sampai, pada akhirnya Sarah dan Adwin yang berada dikamar bawah juga ikut terbangun.
kedua suami istri itu spontan langsung berlari ke arah kamar Mia, dan terkejut menyaksikan Lucas yang menyerang Mia.
Adwin langsung menarik putranya itu, mendorongnya sampai tubuh Lucas membentur lantai.
Sementara itu Sarah langsung memeluk putrinya, akibat ulah Lucas, pakaian yang dikenakan Mia bahkan sampai sobek dibagian depan.
"sialan!!!" Adwin menampar putranya itu, membuat Lucas yang tadi mabuk berat seketika sadar, telinganya bahkan berdengung saat menerima tamparan itu.
"apa yang kamu lakuin!!! anak kurang ajar!!" pekik Adwin sambil hendak menampar kuat wajah Lucas lagi.
namun kali ini Sarah menghentikannya.
"yah, udah yah.. bisa mati dia kalau kamu pake tenaga gitu.." ucap Sarah sambil masih memeluk Mia.
Adwin terdiam, dengan tatapan penuh kesakitan merasa menyesal menyaksikan putra yang dia besarkan berperilaku seperti ini, akhirnya dia hanya bisa membawa putra semata wayangnya itu ke kamar mandi dan menguyur anaknya dengan air dingin ditengah malam itu.
...****************...