Tak pernah terbayangkan dengan apa yang saat ini di jalani, bergerak tanpa arah, dan melangkah tanpa tujuan.
Terasa sesak di dalam dada mengingat semua kisah yang sulit untuk di lupakan, Namun terasa sakit saat mencoba untuk menerima semua yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10
...Luka batin seperti tinta tak tampak, terlihat kosong tapi membekas selamanya di halaman jiwa......
...━━━━━━༺༻ ━━━━━━...
... ...
Tatapan kosong, mata terlihat begitu sendu. Saat ia melihat seseorang seketika ia tersenyum seakan tak terjadi apa-apa. Menutupi luka dengan berpura-pura tegar, menutupi sakit dengan senyuman di sudut bibirnya. Langit begitu cerah, seakan menyambut dirinya yang saat ini memberanikan diri untuk meninggalkan luka yang tak terlihat, Cuaca seakan mendukung untuk membawa dirinya bahagia dan melupakan semua masalah yang saat ini ia rasakan. Langit indah, cuaca mendukung akan tetapi Emily terlihat seakan masih terbawa oleh rasa yang tak pernah ia pikirkan tuk melupakan.
Emily masih terbayang bagaimana Aidan yang memberikan janji setia, akan tetapi nyatanya semua adalah kepalsuan yang tak akan pernah bisa menjadi nyata. Sebuah janji membina rumah tangga, setia sampai akhir dan tak akan menodai ikatan pernikahan, akan tetapi nyatanya semua hanyalah sebuah janji yang tak akan pernah nyata. Anak dan juga suaminya dengan mudahnya membandingkan dirinya dengan wanita yang baru mereka temui, merendahkan bahkan membuat dirinya seakan tak punya harga diri. Bukan kemewahan yang ia inginkan melainkan sebuah pengakuan dan kedekatan dalam keluarga.
Perlahan dan pasti kini perubahan yang ada di dalam rumah tangganya membuat dirinya menyadari bahwa sesuatu yang di paksa sendirian tak akan berujung kebahagiaan. Dan kini ia perlahan melepaskan semua yang membuatnya merasa sesak, meninggalkan semua yang tak lagi menjadi alasan.
"Emily... " panggil Rehan yang saat ini menatap Emily yang melihat ke arah jendela memperhatikan jalanan yang mereka lewati.
"Iya Kak, kenapa.? "tanya Emily yang saat ini melihat Rehan yang ada di sampingnya.
"Mau turun apa mau di mobil saja.? "tanya Rehan.
"Turun, udah lama banget rasanya gak pernah ke sini lagi. " ucap Emily dengan tersenyum melihat Rehan. Lalu menatap ke arah depan yang memperlihatkan pantai yang telah terbentang luas di hadapannya.
Rehan pun menganggukkan kepalanya, ia tersenyum saat menatap wanita yang ada di hadapannya terlihat sumringah.
Emily pun dengan cepat membuka pintu mobil, ia terlihat benar-benar begitu bahagia saat menatap ombak yang seakan menyambut dirinya.
"Wowww... sungguh sudah sepuluh tahun aku benar-benar tidak kesini. Dan sekarang baru datang ke sini kembali. " gumam Emily dengan menatap indahnya pemandangan yang ada di hadapannya.
"Maka nikmati saja pemandangan yang ada sekarang. Karna telah kamu kembali bergabung dengan kami kemungkinan besar akan sulit kamu untuk kembali menikmati pemandangan yang ada di hadapan kamu. " ucap Rehan yang saat ini melihat Emily.
sedangkan Emily yang mendengarkan ucapan Rehan mendongakkan kepalanya menatap lelaki yang ada di hadapannya.
"Bagaimana mungkin tidak akan bisa kesini kembali kak, sedangkan pekerjaan pasti akan ada hari liburnya kan. " ucap Emily dengan polosnya menatap Rehan.
"Ya, tapi kamu kan seperti anak baru. jadi akan sulit untuk menolak semua tambahan pekerjaan. " jawab Rehan dengan menatap Emily dengan wajah yang terlihat serius.
"Ckkk... sungguh setelah sampai di sana akan ku tanyakan semuanya pada Kak Yunda... " ucap Emily dengan wajah yang terlihat serius.
sedangkan Rehan yang mendengarkan ucapan Emily terlihat tertawa, tangannya seketika mengacak-acak rambut Emily.
"Dasar bocah... " ucap Rehan dengan tersenyum menatap Emily.
"Aku bukan anak kecil loh, kita beda hanya tiga tahun saja. " jawab Emily dengan tangan yang saat ini merapikan kembali rambutnya.
"Tapi bagi kami kamu adalah anak kecil yang tak kan pernah bisa dewasa. " jawab Rehan dengan tersenyum dan sorot mata. yang begitu hangat saat menatap Emily.