NovelToon NovelToon
Ocean, Rain At The Midnight

Ocean, Rain At The Midnight

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:644
Nilai: 5
Nama Author: Yulyanee

Katanya satu yang hilang dapat diganti dengan seribu yang datang. Tapi jika yang hilang adalah ibu, siapa yang mampu menggantikannya?
Meskipun begitu, aku memiliki seseorang yang mendampingiku. Merekapun menyayangiku tanpa syarat. Namun sayangnya, mereka malah saling memperebutkan aku. Hal inilah yang membuatku ditempatkan pada situasi yang sulit untuk memilih salah satu diantara mereka. Aku harus memilih antara menetap dengan kakak tiriku yang sejak kecil menemaniku ataukah pergi bersama kekasihku yang sangat aku cintai. Keputusan akhir yang kuambil adalah memilih untuk menetap. Tapi takdir punya rencana lain, ia malah mendatangkan kembali orang baru ke hidupku. Aku kembali di tempatkan di situasi yang sama yaitu dipaksa untuk memilih lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulyanee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sesuatu yang Sulit diungkapkan

Dengungan hebat di telinganya disusul pandangannya yang memudar langsung membuat dirinya luruh.

Kemudian terbangun di tempat asing tentu amat sangat membingungkan. Memori terakhir yang diingat hanyalah kecelakaan tragis yang disaksikannya. Sesaat setelah terbangun, Findra menemukan dirinya berada di sebuah mansion mewah yang tidak ia ketahui siapa pemiliknya.

"Bagaimana ini, tidak ada satupun orang yang bisa ditanyai di sini. Tidak mungkin tempat ini tak berpenghunikan?"

Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan ini aku pun mulai berjalan meneliti setiap sudut tempat ini. Tapi, ada satu hal yang menarik perhatianku. Di ujung lorong sana terdapat potret besar dari seseorang yang kukenal.

"Apa-apaan itu, siapa pemilik tempat ini? Apakah Sanjaya?"

Terdapat nada sedikit getir dari lontaran Findra barusan. Ini akan menjadi tempat yang berbahaya jika tempat ini benar miliknya Sanjaya. Maka Findra tidak boleh membuang-buang waktu di sini. Secepatnya harus segera pergi dari tempat ini.

Di tempat lain, tepatnya di kediaman keluarga Fahar kedatangan seorang tamu yaitu Seriya. Ia ke sana untuk menjenguk Karissa yang sedang sakit.

"Nih aku bawa buah-buahan buat kamu...seriusan kamu jadi sakit gini gara-gara liat kecelakaan kemarin yang kamu ceritain?" tanyanya Seriya sambil tangannya mengupas kulit apel untuk Karissa.

"Yah you bayangin aja nih, you ngeliat orang hancur keseret mobil. Jalan raya jadi banjir darah."

Kecelakaan yang kemarin disaksikan Karissa membawa ingatan masa lalu yang tak pernah bisa ia lupakan. 

"Tapi I kayaknya ngeliat Findra deh di sana...atau I salah liat yah?" ucapnya tidak yakin.

Saking terkejutnya Karissa pada waktu itu dirinya sampai melupakan beberapa detail-detail kecil di sana. Karissa bahkan kesulitan mengingat apa warna dari mobil yang jadi penyebab huru-hara itu terjadi.

"Kamu ngga yakin itu Findra?" Seriya mencoba untuk memastikan kembali.

"Memori I soal kecelakaan itu jadi kabur, semuanya kerasa samar-samar."

Mereka pun kemudian memutuskan untuk berhenti membahas insiden mengerikan itu dan mulai membahas topik obrolan baru.

Sebenarnya ada hal yang ingin ditanyakan Karissa tentang Sanjaya pada Karissa. Tapi Karissa ragu serta sedikit takut perkataannya malah akan menyinggung Seriya.

"Ada apa? Kamu kayaknya ada sesuatu yang mau diobrolin yah sama aku?" spontan Seriya setelah menebak-nebak gestur dan mimik wajah Karissa.

"Ah engga, I cuma ... sedikit iri. I iri you bisa deket banget sama kakak you."

Seriya sedikit mengernyit karena Karissa tiba-tiba memuji hubungan diantara dirinya dan Sanjaya. Seriya pun hanya tersenyum, "Kamu kan juga deket sama adikmu kan?"

"Mana ada yang kayak gtu. You harus tahu dia itu suka kabur dari rumah. Ettan bakal pulang klo I secara kebetulan ketemu sama dia. Dia kan ngga pernah balas chat dari I. Tapi kayaknya I diblokir deh sama dia."

Hanya dengan berkata sampai sana saja Karissa mulai menitikkan air matanya, "Maaf yah Seriya..." isaknya.

"Karissa ... what happen? Tell me!" 

Seriya merasa ikut larut dalam kesedihannya Karissa hanya dengan melihat thise ocean eyes.

"Can I tell you? Can I?"

"Tell me everything!"

Alasan dari kesedihannya Karissa adalah Ettan itu sendiri. Karissa memang menyayangi Ettan, karena pada dasarnya Ettan memang tidak bersalah.

Kejadian itu sudah terasa samar-samar, entah karena itu sudah lama atau ini memang alam bawah sadarku yang tidak ingin lagi mengingat peristiwa di malam itu. 

Hari itu awalnya berjalan normal, aku pergi sekolah lalu belajar. Di waktu jam pulang sekitar sore hari hujan lebat tiba-tiba datang. Hujan itu menahan banyak siswa lain termasuk diriku. Satu-satunya yang bisa kulakukan hanyalah berdiam diri di sekolah. 

Hari ini ayah tiba bisa menjemputku pulang dan dengan berat menyuruhku untuk pulang menggunakan bus. Setelah hujan reda barulah aku berjalan ke halte bus terdekat. 

Sesampainya aku di sana aku langsung saja duduk. Belum lama dari aku duduk tepat di depan mataku terjadi kecelakaan yang melibatkan dua mobil yang beradu banteng. Salah satu mobil dari arah berlawanan tergelincir dan menabrak mobil lain yang berada di jalur yang berbeda. Keadaan bagian depan mobil keduanya hancur parah.

Di tengah-tengah itu terdengar suara tangisan anak laki-laki yang bersumber dari mobil yang tertabrak.

Karissa berkali-kali mengerjapkan matanya matanya berusaha untuk menyakinkan dirinya kalau mobil yang tertabrak bukanlah milik ayahnya.

Orang-orang mulai berkerumun lalu membuka paksa kedua pintu mobil yang masih terkunci dari dalam. Karissa bangkit dari duduknya untuk mendekati mobil yang di rasa adalah milik ayahnya. 

Mulai dari jalannya yang pelan lalu perlahan berubah menjadi larian kecil. Semua orang yang mehalanginya Karissa tabrak sampai ia mendapati sang ayah yang sudah terkulai lemah berbanjir darah di dalam mobilnya.

Air mata ini sudah bercucuran tak dapat lagi dibendung. Aku ingin memeluk ayah, aku ingin sekali menghapus noda darah yang terus mengalir tiada henti dari ujung kepala hingga ke perutnya ayah. Ayah masih sadar dan ia menatapku dengan mata yang berkaca-kaca. Suara sirine pun mulai terdengar semakin nyaring.

Ayahku di keluarkan dari mobil untuk dipindahkan ke dalam mobil ambulans. Di rasa ayahku sudah berada di sana aku hendak ikut masuk. Akan tetapi suara tangisan yang tadi kudengar membagi fokusku. Aku akhirnya memutuskan untuk memeriksa sekeliling tapi tak kutemukan anak kecil yang menangis. Semakin lama tangisan itu semakin jelas terdengar, yang anehnya suara itu bersumber dari mobil ayahku. 

Betapa terkejutnya aku saat mendapati ada seorang anak laki-laku yang berada di kursi belakang mobil ayah. Tanpa berlama-lama ku pangku lah dia untuk kupeluk. Alhasil aku pun membawanya bersamaku.

Sesampainya di rumah sakit, aku hanya bisa menunggu ayahku yang berada di IGD. Anak laki-laki tadi pun masih berada dipangkuanku. Ia sudah tidak menangis lagi.

"Siapa namamu? Kenapa kau bisa berada di dalam mobil ayahku anak kecil?" 

Karissa penasaran dengan apa hubungan antara ayahnya dengan anak laki-laki ini. Jika diperhatikan ia seperti baru berusia 4 tahun.

Tidak ada keluarga lain yang bisa dihubungi. Ibu juga masih sibuk dengan jadwal pameran museum. Ibukan seorang pelukis yang hebat. Jadi kuputuskan untuk tidak memberitahunya dulu.

Ayah memang selamat, tapi dokter bilang ayah akan lumpuh total. Terdapat cedera parah pada sumsum tulang belakangnya yang diakibatkan oleh benturan keras dari kecelakaan. Dokter juga melanjutkankan bahwa ini tidak dapat sembuh sepenuhnya. Meskipun demikian, ada beberapa upaya perawatan dan rehabilitas yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penderita dan memaksimalkan fungsi tubuh yang tersisa.

"Kau harus tahu ini Seriya. Di saat aku memberitahu ibuku, beliau sama sekali tidak peduli. Mereka juga menikah karena perjanjian orang tua mereka di masa lalu. Namun hubungan mereka sudah lebih baik tapi entah kenapa ibu mengatakan beliau tidak akan peduli lagi pada apapun yang menimpa ayah."

"Sorry to say, but sekarang ibu kamu dimana? Aku juga ngga tahu ayah kamu ada dimana. Kayaknya mereka ngga tinggal di sini yah?" tanya Seriya dengan hati-hati.

"Ibu memang udah ngga peduli sama ayah. Tapi karena tekanan dari orang tua ibu memutuskan keluar dari maskapai penerbangan. Padahal merekalah yang memaksa ibu untuk menjadi pramugari sebenarnya. Setelah itu, ibu pun mau tidak mau harus merawat ayah. Mereka ada di singapura untuk ayah berobat di sana."

"Tapi Ettan? Dia adalah ... ?"

"Dia adikku. Aku dan ayah sangat menyayanginya."

"Lalu bagaimana dengan ibumu?"

Karissa menyunggingkan seulas senyuman, "Dia membenci Ettan. Karena Ettan—wait ada orang di sana."

Karissa dan Seriya mendapati Daffin yang mengangkat kedua tangannya ke udara di susul Karissa yang menggigit bibirnya pelan. Kemudian Ettan pun muncul dari belakang tubuh tegap Daffin dengan wajah yang ditundukkan.

1
Yulyanee
Terima kasih yaa untuk supportnya(*^-^)
Nami/Namiko
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
(^~^)Ara~Ara_sempai
Buat yang belum baca, jangan nyesel ketinggalan! 👍🏻
Kaworu Nagisa
Mantap tenan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!