Di masa tua nya, anak anak asih dengan tega nya membuang ibu nya ke tempat penitipan lansia. mereka tak ingin merawat ibu nya lagi. karena di anggap menyusahkan.
apalagi asih juga sakit sakitan, dan membutuhkan biaya pengobatan yang tak sedikit. bagaimana kisah cerita tentang asih. yuk simak bersama sama.....
kisah ini aku buat dengan penuh ketegangan, dan juga sedih ya. jadi kalau ga suka bisa langsung skip. selamat membaca!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.18
Sampailah buk asih di depan sebuah gedung yang menjulang tinggi, dengan decakan kagum nya. Apartemen tempat Fatih tinggal.
sangat besar, dan membuat nya begitu terpukau melihat gedung gedung yang menjulang tinggi, itu.
"Masyaallah, cantik sekali." gumam nya sambil melirik ke atas dengan penuh rasa takjub.
Dia pun menghampiri satpam yang bertugas menjaga di area bawah.
"Selamat siang ibu. Ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam dengan ramah nya.
"Pak, apakah ini alamat yang ada di kertas ini?" tanya asih yang menyodorkan sebuah kertas dengan alamat yang lengkap.
"sebentar, boleh saya liat isi nya?"
"iya pak. Silahkan."
"hum, ini memang benar alamat nya Bu. Kalau boleh tau, kamar tamu kami nomor berapa ya, ibu mau berkunjung untuk siapa?" tanya satpam dengan wajah ramah nya.
"Anak saya pak. Namanya Fatih. Dia tinggal di sini. Kalau kamar tamu nya nomor 056" ucap asih yang mencatat dengan detail nya.
"Yaudah tunggu sebentar ya Bu, biar saya konfirmasi kan ke orang nya terlebih dahulu." ucap satpam dengan wajah ramah nya.
"Terima kasih ya pak, sudah membantu, saya."
"Sama sama Bu. Sebentar ya."
Satpam pun, langsung bertanya kepada petugas nya, tentang orang yang di cari oleh ibu asih ini.
Fatih yang sedang menikmati tidur siang nya kaget mendengar suara telpon dari kamar apartemen nya.
"Hoam,...siapa sih, ganggu aja!" gerutu nya yang merasa kesal.
Kehidupan yang membuat nya berubah, membuat sifat Fatih lupa diri. Dia berlagak, menjadi anak orang kaya, dengan bergaul bersama teman teman yang kaya nya. Farid, juga memberikan nya sebuah motor sport, keluaran terbaru, untuk menunjang hidup adik nya itu.
"Selamat siang dek. Maaf menganggu waktu nya. Kami ada sedikit keperluan, kepada dek Fatih. apakah boleh kami bertanya?"ucap petugas yang menelpon dari bawah.
"Ada apa ya pak?"tanya Fatih dengan raut wajah bingung nya.
"ada yang ingin bertemu dengan dek Fatih, di lobby."
"Baiklah, saya akan turun 5 menit lagi." ucap nya dengan nada penuh ketegasan.
"Baik terima kasih atas kerjasamanya. Maaf bila kami mengganggu waktu nya."
"Tut....
Dengan perasaan yang kesal, dan sedikit dongkol, Fatih bersiap siap memakai baju, dan langsung mengambil dompet nya yang berada di nakas lemari di sebelah tempat tidur nya itu.
"siapa ya. Kok tumben banget ada tamu untuk gue. Perasaan teman teman gue ga pernah ga hubungi gue dulu, kalau mau nongkrong di sini." gumam nya bertanya tanya.
"Deg......
"Bunda." gumam nya dengan wajah panik, saat melihat siluet asih yang sedang berdiri di lobby, dengan tatapan cemas dan sendu nya.
"Aduh, gimana ini. Kalau ketahuan sama bang Farid, bisa kacau ini." gumam nya dengan tatapan kacau nya.
Ternyata selama ini, Farid dan juga Fatih bersepakat menyembunyikan fakta bahwa ibu nya masih hidup, oleh orang tua nya Farid. awalnya Fatih, merasa ragu, dengan keputusan Abang nya itu. tapi, farid, selalu berusaha menyakinkan dan memberikan uang untuk uang tutup mulut, agar adik nya tak membuka mulut bahwa ibu nya masih hidup.
Farid takut, kalau seandainya orang tua Vita tau, bahwa ibu nya masih hidup, pasti akan sangat kecewa, dan marah pada nya. dia tak ingin mertua nya memikirkan hal yang macam macam tentang nya.
Kasian wita suster yg baik semoga suatu saat wita bisa ktmu ma bu asih..