Kimberly Lansonia, Gadis cantik berasal dari keluarga kaya raya, Merupakan putri tunggal dari keluarga Lansonia. Dia tumbuh dengan kasih sayang berlimpah, Begitu di cintai dan di perlakukan dengan layaknya seorang ratu dalam keluarga tersebut.
Namun pernah dia memimpikan untuk memiliki seorang adik perempuan, Siapa sangka jika tuhan mengabulkan keinginannya, Namun sebuah fakta terungkap tentang jati dirinya.
Fakta tersebut menunjukkan jika dia memiliki adik sesuai keinginannya, Namun adiknya dalam kondisi tidak baik baik saja.
Membuatnya secara paksa masuk kedalam keluarga Fillmore membantu adiknya mendapatkan kembali miliknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia berada jauh di bawahku
Sekarang untuk nama Kimberly telah di ganti dengan nama Alethea
Semua orang jelas saja terkejut melihat sosok gadis muda yang kini ada dihadapan mereka. Sosok yang dikabarkan terbaring tidak berdaya kini duduk dengan begitu sombongnya dengan menyilangkan kaki indahnya.
Alethea menarik senyum tipis di bibirnya, Matanya tampak menukik tajam memperhatikan setiap orang yang saat ini ada di hadapannya.
Gadis itu tidak terlihat sedang sakit, Melainkan tampak sehat walafiat dengan tubuh bugar dan seksinya.
"Sepertinya kalian tidak menyukai kehadiranku"
Alethea tampak terkekeh sinis, Gadis itu tanpa tanggung tanggung duduk di kursi CEO tanpa merasa canggung sedikitpun, Mengacuhkan Chaiden dan Zeeana yang menatapnya dengan tatapan kemarahan.
"Ohh Zeeana lama tidak bertemu, Aku kira kau akan bahagia melihatku tapi melihat ekspresimu sepertinya aku salah besar"
Sahut Alethea membuat Zeeana gelagapan di buatnya
"Tentu saja tidak seperti itu Alethea, Aku tentu saja merasa senang melihatmu"
Jawab gadis itu yang berusaha untuk memaksakan senyumnya
Alethea tentu saja tidak bodoh, Seperti tebakannya Zeeana tidak sebaik dari yang dikatakan oleh tuan besar Fillmore, Gadis itu hanya begitu cerdik bermain peran dan itu membuat Alethea tertantang sejauh mana gadis itu bisa memainkan perannya.
"Baiklah karna sepertinya aku datang diwaktu yang sangat tepat bukan?"
Alethea terlihat berdiri dari posisinya, kemudian berjalan mendekati mereka.
"Bagaimana kalau kita membahas peresmian ku menjadi CEO dari Fillmore group"
Gadis itu berbicara dengan begitu tiba tiba, Membuat semua orang saling pandang antara satu dengan yang lainnya.
"Itu tidak mungkin, Kita tidak boleh gegabah nona muda Alethea"
Baron dengan cepat menyela perkataan Alethea di tentu saja tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Alethea bisa menebak dengan baik, Jika pria paruh baya itu berada di pihak Chaiden dan Zeeana
Alethea yang mendengar itu mengangkat ujung alisnya.
"Kenapa tidak? Bukankah katamu kosongnya kursi CEO benar benar mempengaruhi saham dari Fillmore group, Lalu kenapa sekarang kau tidak menyetujuinya"
Sarkas Alethea kemudian
Baron terdiam ketika mendengar perkataan Alethea, Tidak menyangka jika gadis itu benar benar mampu membalikkan perkataannya.
"Alethea, Bukan hanya baron yang tidak setuju tapi kami semua masih ragu apakah kau mampu membawa kejayaan bagi Fillmore group, Kau jelas tau ini tidak akan mudah"
Chaiden juga membuka suaranya, Mata pria itu tampak memerah menatap Alethea.
"Aku tidak mengerti dengan kalian, kalian mengadakan rapat yang begitu tiba tiba untuk membahas pergantian posisi CEO di Fillmore group karna berfikir saham akan turun dengan itu, Namun melihat kehadiranku di sini kalian langsung tidak menyetujuinya"
"Sebenarnya apa yang kalian inginkan? Membuat Zeeana duduk di kursi CEO karna merasa dirinya lebih pantas?"
Kini suara Alethea terdengar begitu dingin, membuat semua orang terdiam dalam beberapa waktu, Ada banyak dari mereka yang tidak berani membuka mulutnya terlebih saat ini pria tua Fillmore yang berkuasa itu hanya terdiam dalam posisinya. Dia tampak mengamati keadaan sekitar.
"Perlu ku jabarkan dengan jelas? Saat kondisi kesehatan ku yang tidak baik baik saja, Kalian menekan kakekku agar membuat Zeeana duduk di kursi CEO yang sejak awal telah menjadi milikku, Tapi ketika aku kembali kalian seolah meragukan kemampuan ku"
Lanjut Alethea kembali dia menatap satu persatu semua orang yang ada disana.
"Perlu aku ingatkan, Zeeana selalu jauh di bawahku, Setiap pencapaiannya adalah hal yang biasa bagiku, Ketika dia menjadi juara 2 aku telah menjadi juara pertama dalam 3 tahun, Dan ketika dia siswa berprestasi di sekolah, Maka aku siswa berprestasi yang bisa membawa nama sekolah berada di kanca internasional"
Lanjutnya lagi membuat semua orang terdiam tanpa ada yang berani membuka mulutnya.
Sedangkan Zeeana jelas saja dalam emosi yang tidak baik baik saja, Alethea seolah menginjak harga dirinya di hadapan semua orang, Seolah membakar dan menghanyutkan setiap pencapaian yang telah susah dia dapatkan.
Tangan gadis itu terkepal kuat, Membiarkan Kuku indah miliknya tertancap dengan keras melukai kepalan tangannya.
"Kakek buat peresmianku dalam satu minggu kedepan"
Alethea berkata dengan begitu tiba tiba mengejutkan semua orang yang ada disana.
"Jika dalam waktu enam bulan aku tidak bisa membuat saham dari Fillmore group naik, Maka aku akan menyerahkan posisiku dengan suka rela pada Zeeana"
Lanjut Alethea
Semua orang tidak tau harus berkata apa lagi, Ini benar benar diluar perkiraan mereka. Semua orang hanya menatap pria tua Fillmore untuk menentukan bagaimana kelanjutan dari kedepannya.
"Baik peresmian mu akan dilakukan di minggu depan"
Putus Silvester Fillmore kemudian.
Lalu apakah ada yang bisa membatah perkataan pria itu? Tentu saja tidak, Sekuat kuatnya Chaiden namun seorang Silvester Fillmore itu tetap penguasa dari Fillmore group dan bergerak sedikit saja mereka bisa hengkang tanpa membawa apapun dari Fillmore group.
Lagi pula siapa yang tidak tau bagaimana sejarahnya seorang Silvester Fillmore dimasa lalu, yang terkenal dengan sifatnya tempramental nya.
Alethea menyunggingkan bibir tipisnya
"Mari bermain, Aku ingin lihat sampai mana kalian bisa menyingkirkan ku"
Batin Alethea yang menyeringai senang.
Lantas merasa tidak ada yang perlu dibahas Alethea memilih untuk pergi dari sana, Meninggalkan mereka yang masih terdiam dengan pikiran mereka masing masing.
Disaat semua orang telah pergi meninggalkan ruangan rapat hanya ada Chaiden dan Zeeana yang ada disana.
"Daddy, Bagaimana ini?"
Zeeana bertanya dengan penuh kekhawatiran, Dia tentu saja ingin membatah keputusan sang kakek, Namun dia mengurungkannya demi menjaga citranya menjadi sepupu yang baik dan cucu yang penurut hingga dirinya memilih untuk diam.
"Tenanglah, Bukankah gadis sialan itu mengatakan akan mundur jika saham Fillmore group tidak naik dalam waktu enam bulan, Maka kita hanya perlu memikirkan bagaimana agar saham Fillmore turun dalam masa jabatannya"
Ucap Chaiden kemudian yang berusaha meyakinkan putrinya tersebut. Menurutnya ini cukup mudah karna Alethea sendiri yang mengutarakan janjinya, Dimana Chaiden yakin jika gadis itu tidak memiliki pengalaman apapun dalam mengelola perusahaan.
Namun sayang sekali perkiraannya gagal, Jika Alethea Fillmore tidak memiliki pengalaman apapun dalam mengelola perusahaan maka tidak bagi seorang Kimberly Lansonia, Gadis cantik itu telah dibekali bahkan telah ikut serta dalam mengelola Lansonia group sejak remaja, Bahkan perusahaan milik ayahnya berkembang pesat karna nya.
Dan saat ini yang menjadi lawannya adalah seorang Kimberly. Gadis yang tidak pernah mereka fikirkan sebelumnya.
Sedangkan di negara yang berbeda.
Dalam sebuah perusahaan yang begitu megah, Tampak terjadi keributan yang membuat semua orang merasakan takut yang luar biasa. Dimana kejadian tersebut terjadi ditempat seseorang yang tidak bisa sentuh oleh siapapun kecuali orang terdekatnya.
Para security berusaha menenangkan ketiga gadis yang tampak mengamuk bahkan mencaci tuan mereka.
"Nona mohon tenanglah, Bicarakan baik baik kami akan"
Disaat security berusaha menenangkan mereka, Gadis tersebut memotong perkataannya.
"Apa yang perlu dibicarakan baik baik ha, Atasanmu itu menculik temanku lagi lagi lagi dan untuk kesekian laginya lagi, lalu bagaimana kami bisa diam ha"
Seorang gadis dengan rambut hitam panjangnya tampak menatap sangar kearah security tersebut.
"Just tell me where your damn boss is, We need to talk to him"
(Katakan saja dimana atasan sialanmu itu, Kami perlu bicara dengannya)
Gadis dengan rambut blonde itu juga tampak kesal meneriaki security tersebut.
"Cepat panggilkan atasanmu atau kami akan menerobos masuk"
Gadis dengan rambut hitam berponi itu juga berbicara dengan kesal.
Sedangkan security tersebut tampak frustasi dengan keadaan, Bagaimana mereka bisa memanggilnya sedangkan saat ini bos mereka juga sedang melakukan rapat, dan yang paling buruk adalah mood bos mereka akhir akhir ini begitu buruk sehingga mereka harus berusaha keras untuk tidak membuat kesalahan.
Tapi sepertinya tiga gadis ini tidak takut dengan hal itu, Mereka bahkan tanpa tanggung tanggung mengatai bos mereka dengan kata sialan.
Dia bisa saja mengusir ketiga gadis ini, Tapi itu tentu saja tidak mungkin dia lalukan mengingat ketiga gadis ini sering mondar mandir di perusahaan, Dan merupakan kerabat dari orang penting dari bos mereka.
"Ohh tuhan tolong bantu aku"
Security itu meringis dalam hatinya.