NovelToon NovelToon
Skenario Cinta : Kisah Setelah Patah Hati

Skenario Cinta : Kisah Setelah Patah Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Vampir / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan / Harem
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Katsumi

Mengisahkan kehidupan seorang siswa laki-laki yang telah mengalami patah hati setelah sekian lamanya mengejar cinta pertamanya. Namun, setelah dia berhenti ada begitu banyak kejadian yang membuatnya terlibat dengan gadis-gadis lain. Apakah dia akan kembali ke cinta pertamanya, atau akankah gadis lain berhasil merebut hatinya?

Ini adalah kisah yang dimulai setelah merasakan patah hati 💔

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Katsumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelarian

Di sebuah mall, Ferdi bersama beberapa temannya Bayu, Adit, Aldi, dan Fino sedang jalan-jalan. Cuci mata, istilahnya. Mereka memilih pergi ke game center, katanya sih buat bantu Ferdi move on. Atau... setidaknya itu niat awalnya.

"Yee~ ada yang nyerah nih kayaknya," celetuk Aldi dengan gaya usilnya, sambil melirik Ferdi yang tampak murung.

"Bacot, tai," balas Ferdi ketus.

"Sudah, sudah... kita ke sini mau refreshing, bukan mau ribut," Bayu buru-buru melerai, seperti biasa jadi penengah.

Fino melirik Ferdi dengan tatapan penasaran.

"Tapi serius deh, kenapa tiba-tiba nyerah gitu, Fer? Lu kan biasanya keras kepala, nggak gampang nyerah."

Ferdi terdiam sejenak. Pandangannya kosong, seakan melamun di tengah riuhnya suara mesin-mesin game.

"Yah... sesuatu yang mustahil nggak bakal bisa didapetin meskipun dipaksain," ucapnya akhirnya, dengan senyum tipis, senyum yang jelas-jelas sedang menutupi perasaan yang ia pendam.

Fino menepuk punggung Ferdi beberapa kali, ringan namun hangat.

"Kalau gitu... hari ini kita senang-senang sepuasnya!"

"Gua isi saldo kartunya dulu, ya," ujar Adit, lalu berjalan ke arah mesin isi ulang sambil membawa beberapa kartu game.

.

.

.

Suasana di game center mulai ramai. Lampu warna-warni dan suara mesin yang berdentum-dentum makin membakar semangat mereka.

"Oke, gua tantang lu main balap!" teriak Aldi sambil menunjuk mesin game balapan yang kosong.

"Lu ngajak ribut?" Ferdi tertawa kecil, semangatnya mulai bangkit.

"Kalah push-up lima kali!" Fino ikut menantang, langsung duduk di sebelah kanan mesin satunya.

Ferdi langsung duduk dan memasukkan kartunya. Mesin menyala, suara deru mesin mobil memenuhi telinga mereka.

3... 2... 1... GO!!

Mereka mulai balapan dengan teriakan dan cemoohan saling bersahutan.

"Woi jangan nyalip gua, bangke!"

"Makanya jangan ngelamun! Fokus, woy!"

"Gas, Fer! Gaskeun!!"

Setelah beberapa ronde balapan, mereka lanjut ke game tembak-tembakan, lalu ke basket hoop, bahkan sempat main dance dance revolution meski hasilnya ngaco.

Ferdi tertawa lepas. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, dia merasa ringan, seolah luka di dadanya memudar, walau hanya sesaat.

Waktu terasa cepat berlalu. Satu per satu mereka mulai kelelahan dan duduk di bangku istirahat sambil minum.

"Anjing, pegel banget kaki gua!" keluh Adit sambil selonjoran.

"Lu pikir gua kagak? Main joget-jogetan padahal kagak bisa," timpal Ferdi sambil ketawa.

Bayu menepuk pundaknya, "Setidaknya sekarang lu ketawa lagi."

Ferdi mengangguk kecil. "Makasih, serius."

Setelah selesai bermain di game center, mereka semua mulai bubar. Beberapa temannya memilih pulang lebih dulu, yang lain masih ingin jalan-jalan. Ferdi memutuskan untuk menyendiri, katanya sih mau cari angin, padahal pikirannya masih penuh.

Ia berjalan santai di dalam mall, mencoba menikmati suasana. Lampu-lampu toko menyilaukan matanya, musik lembut dari speaker mall menemani langkahnya. Tanpa sadar, ia berhenti di depan sebuah toko buku.

"Ah... liat-liat bentar, deh."

Begitu masuk, aroma khas buku menyambutnya. Tenang, damai, dan hangat. Suasana yang kontras dengan bisingnya game center tadi.

Ferdi melangkah perlahan melewati rak demi rak. Hingga akhirnya matanya tertuju pada seseorang di bagian rak novel remaja.

Seorang gadis berdiri tegak, mengenakan seragam sekolah. Tapi yang paling mencolok... rambutnya. Panjang, rapi, dan berwarna silver. Sorotan matanya tajam tapi teduh, seolah bisa membaca isi buku hanya dari menatap sampulnya.

Ferdi memicingkan mata. Wajah itu terasa familiar.

"Eh..."

Itu... Ketua OSIS di sekolahnya.

Ia sempat berdiri di samping Ferdi saat di minimarket tempo hari. Tapi kali ini, suasananya berbeda. Ia tampak lebih santai, tak segarang saat memimpin di sekolah.

Ferdi ragu-ragu. Mau nyapa? Atau pura-pura gak lihat?

Tapi sebelum ia sempat ambil keputusan, si gadis menoleh. Tatapan mereka bertemu.

"Eh... kamu?" ucap gadis itu pelan, sedikit terkejut.

"Anak SMA 2, kan?"

Ferdi menggaruk tengkuknya.

"Iya... eh, kebetulan banget ya."

Gadis itu tersenyum tipis. "Aku Hina."

"Ferdi," balasnya, menyambut senyum itu walau sedikit kikuk.

"Suka baca juga?" tanya Hina.

"Kadang... kalau lagi butuh kabur dari dunia nyata," jawab Ferdi jujur.

Hina mengangguk pelan.

"Kita sama."

Ada jeda. Sunyi tapi tak mengganggu. Canggung tapi tidak menyakitkan.

Ferdi melirik ke arah novel di tangan Hina. "Itu... bagus?"

"Belum tahu. Tapi sinopsisnya menarik. Tentang seseorang yang berusaha sembuh, tapi nggak sadar kalau dia udah sembuh dari lama. Dia cuma belum bisa memaafkan dirinya sendiri."

Ferdi terdiam. Rasanya... kayak bukan cuma novel yang sedang dibicarakan.

"Kamu biasanya baca apa?" tanya Hina dengan nada lembut.

"Novel atau komik fantasi, sih... kadang juga romance," jawab Ferdi sambil sedikit menunduk, merasa agak canggung membicarakan genre terakhir itu.

"Oh, ada rekomendasi?" Hina kembali bertanya. Sikapnya begitu ramah, seolah tak ada jarak sama sekali. Tak seperti ketua OSIS yang biasanya terlihat tegas di sekolah.

"Eh...? Ah..." Ferdi mendadak bingung. Ditanya begitu langsung membuat pikirannya blank.

"Eemm..." Ia memegangi dagunya, berpikir keras mencari cerita yang cocok. Harus bagus, aman buat cewek, dan tentunya... nggak bikin dia makin mellow.

"Ngomong-ngomong, kamu pengen baca cerita yang kayak gimana dulu? Nanti aku kasih tahu yang cocok," ucap Ferdi, mencoba mengalihkan fokusnya ke selera Hina.

"Humm... Romance school gitu ada nggak? Cerita tentang seseorang yang udah ngejar tapi akhirnya ditolak, gitu, nah nanti ada drama setelah itu," ucap Hina polos.

Jleb!

Kalimat itu langsung menusuk dada Ferdi. Rasanya seperti... ada yang melempar garam ke luka yang masih terbuka.

Aku tahu dia nggak bermaksud... tapi tetap aja. batinnya.

"Eh? Kamu nggak apa-apa?" tanya Hina, sedikit khawatir melihat Ferdi yang tiba-tiba kehilangan keseimbangan.

"Nggak apa-apa, cuma... kaget dikit," balas Ferdi, buru-buru menormalkan ekspresi. "Cerita kayak gitu ya... gimana kalau ini."

Matanya menyapu rak dan akhirnya menarik sebuah komik dan menyerahkannya pada Hina.

"Ini?" Hina menatap sampulnya, lalu melirik ke Ferdi.

"Iya, alurnya mirip sama yang kamu bilang. Harusnya cocok," jawab Ferdi sambil tersenyum tipis.

"Kalau gitu aku beli volume satunya dulu, ya," ucap Hina, melangkah ke arah kasir.

"Kalau mau baca, aku punya lengkap di rumah. Kamu boleh pinjam kalau mau," ucap Ferdi refleks, tanpa berpikir panjang.

"Eh? Boleh?" tanya Hina, tampak senang dan sedikit terkejut.

Ferdi ikut terkejut dengan dirinya sendiri. "I-iya..." jawabnya cepat.

"Kalau gitu, aku pinjam dari kamu aja," Hina tersenyum manis, senyum yang bikin waktu serasa berhenti sebentar.

Ferdi terdiam, menatap Hina tanpa sadar. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. Lalu ia tersadar, cepat-cepat menggelengkan kepala.

"Aku bawa ke sekolah nanti. Kamu di kelas mana?"

"Nanti aku aja yang ambil. Tapi... tolong ditutupi ya bukunya," ujar Hina sambil terkekeh kecil.

"Ya...?" Ferdi mengangguk pelan, meski dalam hati masih bingung kenapa harus ditutupi.

1
Saiful Anwar
jadi Ferdi itu vampir. tunggu, jika dia vampir, apa itu setengah vampir/vampir murni?? tapi kok Ferdi baik" ajah saat terkena sinar matahari.
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
asekk di ulti
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
ini ilusnya pake ai kan? gimana caranya biar kek gtu?
Katsumi: yah di ketik di prompt
total 1 replies
Saiful Anwar
kalau Yuka tau si Ferdi udh punya tunangan bisa marah+cemburu=patah hati
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
oh wow, akhirnya ada pov 1🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
pake nanya🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
jdi keinget yg di yumemiru🗿
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊: tpi bagus sih, bikin keinget jdi pen nonton ulang 🗿
total 1 replies
ꪱׁׁׁׅׅׅᥴհíᥒ᥆ׅ꯱ꫀׁׅܻ݊
dari ferisu jadi ferdi🗿suka bet huruf 'f' keknya
Katsumi: Gak tau, pengen aja
total 1 replies
Saiful Anwar
darling??
kayaknya bertambah saingannya
Mizuki
Temen w yang namanya ferdi terakhir kali bilang gini ke cwek random hasilnya malah kena gampar
Katsumi: wkwkwkw
total 1 replies
Mizuki
scene ngompori temen dari dulu emang jadi template banget😑
Mizuki
Menyelam sedalam Palung Mariana demi Loli
Mizuki
masih menyelam
Mizuki
Langsung saja, yandere, loli, ama tsundere bab berapa?
Mizuki: btw, ini si Yuka gak ada di cover gak sih, w baca di awal-awal gak ada deskripsinya, kek npc banget daripada penggerak plot awal🗿
total 1 replies
bysatrio
jadi, mulai masuk fantasinya? vampir? mereka berlima? apa sama cewek²nya juga nanti?
Katsumi: iya masuk kayak siluman, iblis dan malaikat
total 1 replies
Saiful Anwar
lah ini baru prolog nya? gua kira udah mulai.
Katsumi: iya masih prolog itu v;
total 1 replies
Saiful Anwar
Hhmm saya mencium aroma misteri
bysatrio
apakah ada konflik lain yang sempat terlupa,
Saiful Anwar
dari alurnya hina dan Ferdi kayaknya teman masa kecil
ラマSkuy
nah kan udah kaya ibu ibu aje ngerumpi, akhirnya didatangin langsung sama yang dirumpiin kan🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!