NovelToon NovelToon
Jadi Budak Karena Hutang

Jadi Budak Karena Hutang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Paksa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:23.5k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

Fitri terpaksa bersedia ikut tuan Tama sebagai jaminan hutang kedua orang tuanya yang tak mampu mwmbayar 100 juta. Dia rela meski bandit tua itu membawanya ke kota asalkan kedua orang tuanya terbebas dari jeratan hutang, dan bahkan pak Hasan di berikan uang lebih dari nominal hutang yang di pinjam, jika mereka bersedia menyerahkan Fitri kepada sang tuan tanah, si bandit tua yang beristri tiga. apakah Fitri di bawa ke kota untuk di jadikan istri yang ke 4 atau justru ada motif lain yang di inginkan oleh tuan Tama? yuk kepoin...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gadis Konyol

         "byur....!!" Air shower langsung muncrat mengenai kepala Devan, Devan terkejut bukan main saat air dingin itu membasahi kepalanya.

         "sialan lo, Fitri! dingin tauk!!" pekik Devan.

          "maaf, tuan mud. Lupa gak di pencet air hangat." Fitri cengengesan menanggapi saat melihat Devan kedinginan. Ia pun lekas merubah tombol shower menjadi hangat.

          "Fit.. Fit.. cukup. Gue bilang cukup. Gue bisa mandi sendiri." Pekik Devan sembari mendorong tangan Fitri agar menjauh darinya.

          "gak bisa, tuan. Tanggung, sekalian saya ambil sabun buat membersihkan tubuh tuan." Fitri mengambil sabun cair dan di tuangkan di tangannya.

          "Fit, cukup. Gue bisa mandi sendiri. Lo keluar saja. Lo tunggu di luar. Pliss!!" Devan berkata dengan memohon, ia merasa tak nyaman di saat seorang gadis memandikan dirinya.

     "tuan yakin? Ntar kalau saya keluar, tuan gak jadi mandi. Inget tuan, saya rasa tuan muda sudah lama gak mandi, ya? soalnya bau banget." ujar Fitri.

      "sok tau lo! sana pergi. gue mau mandi sendiri. Lo tunggu sebentar." usir Devan.

       "okey, saya tunggu di luar. Nanti saya periksa lagi, kalau tidak bersih, nanti saya akan memandikan tuan."

       "cerewet lo!" sungut Devan.

      "Fitri tersenyum, akhirnya diapun keluar dari kamar mandi, sambil menunggu Devan keluar dari kamar mandi Fitri memutuskan untuk membersihkan kamar itu.

          "Tuan Devan, gimana kamu bisa mau cepat sembuh, kamarmu saja berantakan seperti ini. Pantas saja karena ini akan menjadi sarang penyakit." Gerutu Fitri sembari melipat beberapa pakaian yang berantakan dan berserakan. Fitri memisahkan antara pakaian bersih dan Pakaian kotor dan meletakkan beberapa barang sesuai pada tempatnya.

          Setelah beberapa menit akhirnya Fitri sudah berhasil membereskan kamar Devan yang semula berantakan seperti kapal pecah dan kini sekarang menjadi bersih dan rapi. "nah, kan sekarang sudah terlihat rapi dan bersi. Kan sedap dipandang." Fitri bermonolog sembari menatap hasil kerjanya yang sudah terlihat rapi. tak terasa waktu berlalu 30 menit tapi tuan Devan belum juga keluar dari kamar mandi. Fitri jadi cemas, Ia pun segera ke kamar mandi untuk melihat majikannya. "tuan muda, Apakah anda baik-baik saja?" tanya Fitri sembari mengetuk pintu kamar mandi dari luar.

          Gadis itu merasa cemas karena Devan belum juga keluar dari kamar mandi, tak mau menunggu lama akhirnya Fitri mendorong pintu itu untuk melihat keadaan Devan di dalam. "Astaghfirullahaladzim, tuan Devan! Tuan bikin saya cemas." kata Fitri saat melihat Devan duduk termenung dalam keadaan kondisi tubuh basah kuyup,

Devan menatap ke arah Fitri, "ini semua gara-gara lo!" pekik Devan penuh amarah.

"saya? loh memangnya saya kenapa, tuan?" Fitri menanggapi dengan acuh. Mana bisa hanya karena di suruh mandi, Fitri harus di salahkan. Gadis itu tentunya tidak mau.

"cepat bantu saya keluar dari kamar mandi ini!" pekik Devan dengan bibir gemetar kedinginan.

Tak mau melewati waktu lebih lama lagi, Fitri lekas menarik kursi roda Devan, dan segera menarik handuk yang tergantung di kamar mandi. Dengan lihai, Fitri langsung mengganti kain yang membalut tubuh Devan. Sambil membuang muka, Fitri melakukannya tanpa melihat bagian tubuh Devan. "Ayoo, tuan.!"

Setelah selesai dari kamar mandi, Fitri lekas mengambilkan kaos atasan dan celana santai. Fitri benar-benar bisa melakukannya dengan cekatan. Sedangkan Devan diam, dia tak banyak memberontak atau mengomel karena sedang kedinginan. "selesai...!!" Seru Fitri terlihat kegirangan.

Saling bahagianya, tanpa sadar Fitri mengambil ponselnya dan mengabadikan momen itu di ponselnya.

"tuan, senyum dong..!"

"CEKLEK..!!"

"Lo apa apaan sih, Fitri. Hapus, nggak!!" pekik Devan kesal saat ia menyadari di ambil gambarnya foto berdua bersama Fitri.

"saya simpan di hape saya, ya tuan. Itung itung buat kenangan!" kata Fitri sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Devan haya menggeleng Kepala di saat melihat kekonyolan pembantu yang satu ini. Padahal, para pembantu yang sebelum sebelumnya banyak yang mengundurkan diri di saat Devan marah dan mengusirnya. Tapi, gadis yang satu ini benar-benar berbeda.

"Setelah itu kita makan ya tuan." ucap Fitri.

"Aku masih kenyang, Aku tak berselera makan." ucapnya ketus.

"Apa tuan tidak ingin minum obat?" tanya Fitri.

"gak. Aku malas. Aku malas minum obat setiap hari. Obat itu rasanya sangat pahit, sedangkan aku tidak ada perkembangan sama sekali. Aku tidak kunjung sembuh" keluh Devan.

Fitri mendengarkan dengan seksama. "pantas saja tuan tak sembuh sembuh. Itu sebenarnya bukan obat yang menyembuhkan, malah memperpanjang penyakitnya bertahan di tubuh tuan. Kasihan sekali tuan Devan. Ini pasti ada yang tidak menginginkan tuan Devan sembuh. Aku harus bantu tuam Devan, sesuai janji nyonya Arumi, dia akan membebaskan aku dan keluargaku." Fitri menatap Devan sembari tersenyum penuh arti.

"kenapa, lo? Senyum senyum sendiri. Gak jelas!" Devan memutar bola matanya malas.

"tuan, kali ini saya dukung keinginan tuan." kata Fitri.

"keinginan? keinginan yang mana?" Devan tak mengerti apa maksud yang di katakan Fitri.

"untuk tidak minum obat." sahut Fitri dengan si iringi kekehan kecil.

"hah...?" Devan melebarkan bola mata tak percaya. Baru kali ini pengasuh konyol ini justru mendukung perilakunya yang bisa di bilang tidak baik.

"tumben, kenapa?" sinis Devan.

"ya, menurut aku sih, kalau tuan tiap hari konsumsi obat ini, tapi tidak ada hasil, ya buat apa? Gak ada gunanya, kan? Mending obatnya di buang saja. Cuma saran saya, tuan harus rajin tetapi, latihan berjalan dan yang paling utama, harus jaga kebersihan. Karena menurut ustadz saya, Beliau berkata, An nadzofatuh minal iman." Kata Fitri.

"apa artinya?" tanya Devan.

"kebersihan itu sebagian dari iman. Jadi, tuan Devan itu harus menjaga kebersihan diri dan kamar ini. Buat kamar ini senyaman mungkin, sehingga sarang penyakit akan sirna dari tempat ini. Dan itu akan berpengaruh besar pada kesehatan tuan muda. Bagaimana?"

"sok tau, lo!" sinis Devan. Entah mengapa di dalam hati, Devan membenarkan apa yang baru saja di katakan oleh gadis ini.

"ya sudah, kamu boleh keluar, gue mau duduk di sana sambil baca buku." kata Devan.

"tuan muda yakin saya boleh pergi?" tanya Fitri.

"bawel, loh. Ya sudah sana pergi!" ketus Devan.

"baik, tuan. saya akan keluar, nanti kalau terjadi sesuatu, tuan panggil saya. Saya akan datang." sahut Fitri dengan terkekeh.

Pada akhirnya Fitri pun keluar dan meninggalkan Devan di kamarnya. Ia merasa lega karena sudah selesai tugasnya, meski ini masih di awal tantangan baginya.

****

"ma, bagaimana kinerja anak itu di sini?" tanya Wira Tama setelah seminggu lamanya membawa Fitri ke rumah itu.

"maksud papa?" tanya Arumi.

"Fitri, gadis kecil itu."

"dia baik, dan mama lihat, kinerjanya juga baik di rumah ini. Dia juga sangat ceria orangnya." sahut Arumi.

"oh, syukurlah!" sahut Tama dengan nafas berat.

Sejenak ia menatap istrinya itu dengan penuh empati, Sebisanya, pria yang sudah banyak beruban itupun menarik nafas dalam, Ada sesuatu yang ingin dia sampaikan kepada sang istri. "ma, Papa mau mau minta ijin sama mama." katanya dengan suara serak.

"ijin? Ijin apa, pa?" dahi Arumi berkerut dalam. Kata kata ini tentu membuat hati Arumi berdebar kencang. Terakhir, kata kata ini pernah terlontar dari mulut suaminya setahun yang lalu. Dimana saat itu, Tama meminta ijin untuk menikahi Tasya, gadis remaja yang saat itu berprofesi sebagai sekretaris suaminya di kantor.

"papa mau menikah lagi!" Sahut Wira Tama dengan mantap.

1
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
bukan hamil tapi mual ngebayangin malam pertama ketemu yang kisut😂
mince
terlalu pusing terus muntah
Galih Galvin
bagus Thor ceritanya tp masa iya harus nikah sama pak tua gak seru Thor
Akhmad Soimun: malah jadinya seru Kak,bikin penasaran bgt.. ini tuh si Fitri dibuat nggak bisa menjelaskan ke siapapun..jdi kita yg baca makin penasaran kira² kejadian apa yg bikin Fitri nggak jd istri Kakek Wira😃❤️❤️
Arish_girl: di simak aja kaka, pasti nanti akan seru
total 2 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
kenapa gak jujur aja Fitri biar tuh aki2 ga jadi nikahin kamu
mince
semoga fitri gak jadi menikah sama juragan wira
Arish_girl: iya kaka
total 1 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
astaga tuh kakek tua kapan ngacanya ya. cari istri ko ABG🙄
Yani Aulia
lanjut...mkin seru
Galih Galvin
dari pada Fitri nikah sama pak tua mending Fitri nikah sama cucunya yang lumpuh itu Thor
Akhmad Soimun
Fitri itu bwt cucu Anda Kakek, Anda gak pantas di bilang baik karna matanya terlalu jelalatan
mince: fitri jangan sampai menikah dg juragan tama mendingan sama devan aja yg seumuran biarpun lumpuh kan masih bisa srmbuh
total 1 replies
⸙ᵍᵏTitian 𝐙⃝🦜pirman🦈
bagus ceritanya
Yani Aulia
ayooo lnjutt,seru. semangat
Ibrahim Efendi
sejauh ini, saya suka ceritanya. gak bertele-tele dan gak mendramatisir yang gak perlu. alur cerita mengalir normal. pemilihan kata/bahasa juga cukup baik.
mince
lanjut kak ceritanya bagus
Arish_girl
bagaimana karya ini menurut pendapat anda? silakan tinggalkan jejak di kolom komentar dan bagikan ulasan anda agar author tambah semangat dalam berkarya. Jangan lupa rekomendasikan karya ini pada orang lain
mince: karyanya bagus kak
total 1 replies
Yani Aulia
semangat kk
Yani Aulia
ya
Yani Aulia
lanjutkan
Yani Aulia
ayoo
Yani Aulia
kasihan
Yani Aulia
next
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!