NovelToon NovelToon
Alenia Cinta Milik Juliette

Alenia Cinta Milik Juliette

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Suatu rangkaian perasaan untuk menjadi sebuah kisah cinta yang sempurna milik Juliette. Bermula dari pertemuan dengan seorang pria yang bernama Ronald sehingga mereka menjalin hubungan asmara yang diisi dengan suka duka, up and down, intrik dan terkuatnya sebuah rahasia. Mampukah Juliette mempertahankan hubungan asmaranya yang tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka? Di rangkaian kata - kata kisah cinta milik Juliette inilah tertulis sehingga terbentuk Alenia Cinta Milik Juliette.
Happy reading 😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mainanku

Memandang pemandangan dari balik dinding kaca pada musim salju, seperti dongeng yang hidup. Salju menari-nari dengan simponi yang lembut yang diselimuti oleh tiupan angin. Dalam keheningan malam yang penuh misteri. Musim salju memberikan keindahan yang tiada tara. Namun di balik keindahan, ada juga kesan damai. Dalam kesunyian musim salju yang teduh. Ada kedamaian yang menyelimuti bumi.

Mengalihkan pandangannya ke susunan gedung yang sebagiannya ditutup oleh salju. Cahaya redup dari lampu-lampu yang menyinari kota Malibu dan Laguna hills. Sungguh indah pemandangan dari sebuah restoran tertinggi yang terletak di bagian barat Mississippi. Juliette tersenyum senang memandang pemandangan yang tersakiti di hadapannya melalui dinding kaca.

"Permisi Tuan dan Nona," ucap salah satu pramu saji di restoran itu dengan sopan dan ramah yang mengalihkan pandangan Juliette, kemudian satu per satu pesanan Ronald dan Juliette mulai tersaji di atas meja mereka.

"Silakan menikmati Tuan dan Nona," ucap pramusaji itu.

"Terima kasih," ujar Juliette dan Ronald kompak.

Tak lama kemudian pramusaji itu membalikkan badannya, lalu berjalan meninggalkan Ronald dan Juliette. Di atas meja menampilkan hidangan kontemporer khas Amerika yang dibuat langsung oleh seorang executive chef bernama Javier Lopez. Ada yellowfin tuna crudo, grilled ribeye, crispy octopus, heritage pork, chocolate cremeux, dua botol air mineral dan dua gelas.

Juliette mengambil satu porsi grilled ribeye. Mengambil pisau makan dan garpu, lalu memotongnya menjadi potongan kecil-kecil. Juliette menyantap makan malamnya dengan lahap karena tadi siang dia hanya meminum jus alpukat dan selama lima jam berkutat di ruang operasi sebelum jam kerjanya selesai.Dia tidak peduli jika Ronald akan merasa tidak nyaman melihatnya makan dengan rakus.

Tetapi di matanya Ronald, Juliette terlihat begitu menggemaskan saat makan dengan lahap, dengan wajah yang berseri-seri dan mata yang berbinar. Pandangan kedua matanya Ronald tak lepas dari Juliette yang dengan santai menyantap makan malamnya, dengan perhatian yang penuh dan takjub. Ronald mengulas senyum yang senang melihat sikap polosnya Juliette.

"Ronald," sapa seorang wanita cantik dan seksi yang menghampiri mereka dengan langkah santai dan percaya diri.

Wanita itu dengan santai mencium pipinya Ronald setelah dia menghentikan langkah kakinya di samping kirinya Ronald. Ronald tampak tak risih atau pun menolak hal itu, seolah-olah sudah terbiasa dengan perilaku wanita itu. Juliette mengalihkan perhatiannya ke arah mereka berdua sebentar, setelah itu dia melanjutkan makannya tanpa memperdulikan hal itu, seolah-olah tidak ingin terlibat dalam percakapan mereka.

"Sudah lama kamu tidak mencariku," ucap seorang wanita seksi itu dengan nada yang sedikit kesal dan mengharapkan perhatian dari Ronald.

"Aku sibuk," ujar Ronald dengan singkat sambil memandang Juliette yang tetap santai menyantap makan malamnya, seolah-olah lebih tertarik dengan Juliette daripada wanita itu.

Wanita itu merasa kesal karena diacuhkan oleh Ronald. Wanita itu mengikuti arah pandang kedua matanya Ronald. Dia melirik Juliette dari ujung kaki hingga kepala dengan tatapan yang merendahkan Juliette. Tatapan sinis dari wanita itu disadari oleh Juliette. Juliette merasa sedikit tidak nyaman dengan perilaku wanita itu, tapi tidak ingin menunjukkan reaksinya.

"Kamu lapar?" tanya Juliette basa-basi dengan mulut penuh makanan.

Wanita itu hanya menatapnya dengan sinis dan tidak menjawab pertanyaan dari Juliette. Dia tidak ingin terlibat dalam percakapan dengan Juliette. Wanita itu mengalihkan pandangannya ke Ronald dengan harapan bahwa Ronald akan memihaknya. Wanita itu mengelus senyum manis ke Ronald yang sedang mengunyah makanan.

"Hubungi aku jika kamu sudah bosan dengan mainan barumu," ucap wanita itu sambil melirik sinis ke Juliette dengan tatapan mata yang menghina.

"Dia sudah bosan denganmu, itu sebabnya dia tidak pernah menghubungimu," ucap Juliette dengan wajah menyebalkan untuk memancing emosi wanita itu dan untuk membuat wanita itu merasa tidak nyaman.

Hal itu membuat Ronald tersenyum tipis karena dia menyukai cara Juliette menangani situasi tersebut. Dia sudah tahu bahwa Juliette bukan tipe cewek yang bisa ditindas jika seseorang menyinggungnya. Ronald semakin tertarik dengan sikap dan keberanian Juliette.

"Kamu..., ujar wanita itu dengan nada suara yang kesal dan marah.

"Pergilah, kamu mengganggu makan malam kami," sela Ronald dengan nada yang tegas yang membuat Juliette tersenyum menyeringai untuk mengejek wanita itu.

"Pergi sana!" ucap Juliette.

Wanita itu tampak kesal dan marah, lalu berbalik pergi meninggalkan mereka dengan langkah yang cepat dan marah. Juliette mengalihkan pandangannya ke Ronald dengan tatapan marah karena cemburu. Hal itu telah membuat Ronald tertawa lirih dengan nada yang santai dan menghibur. Ronald tidak mau ada ketegangan di antara dia dan Juliette.

"Ayolah Sayang, aku bahkan tidak tahu namanya siapa?" ucap Ronald dengan nada suara yang santai.

"Ada berapa banyak wanita yang pernah kamu tiduri?" tanya Juliette dengan nada marah dan penasaran sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Sayang, aku rasa itu tak perlu dibahas," ujar Ronald dengan nada sedii menghindar.

"Ok, baiklah. Jangan harap aku akan menjadi salah satu mainanmu," ucap Juliette dengan nada santai.

"Aku tidak pernah menganggap kamu sebagai mainanku," ucap Ronald serius dengan nada yang tegas dan penuh perhatian. "Kamu jadi ikut tahu baruan di Mommy Ros?" lanjut Ronald.

"Jadi," ucap Juliette santai sambil melanjutkan makannya.

"Apakah kamu akan pulang ke New York pas natalan?" tanya Ronald sambil memotong daging ikan tuna.

"Tidak, sejak Daddy meninggal, kami tidak merayakannya lagi."

"Maukah kamu ikut denganku ke Edinburgh?"

"Tidak karena jadwalku padat."

Tiba-tiba smartphone milik Juliette bergetar, menandakan panggilan masuk. Juliette menghentikan kegiatan makannya. Membuka resleting tas kerjanya. Mengambil smartphone miliknya, lalu tersenyum manis melihat tulisan Mommy di layar smartphonenya. Dengan bergegas, Juliette menyentuh ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon itu. Mendekatkan benda pipih itu ke telinga kirinya.

"Hallo Mom," sapa Juliette ceria.

"Hallo anak Mommy yang cantik, lagi ngapain kamu?" ucap Julia lembut dan ramah.

"Aku lagi makan malam Mom. Bagaimana kabarnya Mommy dan Kakak-kakakku yang ganteng?"

"Kami semua baik, kamu gimana di sana?"

"Baik Mom, aku sangat senang bekerja di sini Mom."

"Bagaimana kabarnya Andre Nak?"

"Kabar Andre baik Mom," jawab Juliette yang telah membuat Ronald marah dan cemburu.

"Kamu lagi makan malam sama Andre Nak?"

"Tidak Mom."

"Lalu kamu makan malam sama siapa?"

"Sama teman Mom," jawab Juliette santai yang telah membuat Ronald kecewa.

"Cantik, udah dulu ya, Mommy kedatangan pasien lagi, hati-hati ya Sayang, bye."

"Bye Mom."

Sambungan telepon itu terputus. Juliette menjauhkan benda persegi panjang itu dari telinga kirinya, lalu menaruhnya di tempat semula. Menutup resleting tas kerjanya. Mengalihkan pandangannya ke Ronald yang sedang memasang wajah yang menegangkan dan menatap Juliette dengan tatapan mata yang tajam. Tatapan mata mereka bertemu dan saling memaku.

"Kenapa kamu menyebutku sebagai teman kamu?" tanya Ronald dengan nada suara buang kesal.

"Tadi kenapa kamu tidak memperkenalkan aku sebagai kekasih kamu?" tanya balik Juliette.

"Jawab pertanyaanku!" titah Ronald tegas.

"Coba aja kamu pikir sendiri," ujar Juliette santai.

"Aku bukan paranormal yang tahu segalanya!"

"Huh... aku nggak suka kamu menerima pelukan dan ciuman dari seorang wanita!"

"Itu hanya ciuman di pipi," ujar Ronald melunak.

"Walaupun itu ciuman di pipi! Itu sama aja, kamu tidak menghargai aku sebagai kekasihmu, kamu tidak bisa menjaga perasaanku sehingga aku berfikir aku hanya sebagai mainanmu!" ucap Juliette kesal.

"Tadi kan aku sudah bilang, kamu itu bukan mainanku."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!