novel ini untuk sementara sedang direvisi mohon maaf kalau ada ketidak nyamanan dalam membacnya🙏🙏,
Dinda,Arin,Dimas,Dani dan Wiira berencana mengisi liburan setelah ujian akhir sekolah,mereka berencana pergi ke naik ke gunung ciremai.
Fadilah dan Farhan teman teman Dani yang mendengarnya ikut bergabung,mereka adalah seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi dikota Jakarta sedang liburan ditempatnya Dani.
Mereka tak menyangka liburan mereka jadi bencada dan mengakibatkan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai pencarian
Pak Santoso yang sedang bersiap kekantor polisi untuk mencari informasi tentang cucunya yang belum ditemukan terkejut melihat ada mobil polisi yang datang.
"Pagi pak?"Salah seorang polisi datang menghampiri sambil memberi hormat.
"Iya pagi,ada apa ya,apa ada kabar tentang cucuku?"tanya pak Santoso dengan jantung yang berdebar-debar,ia khawatir mendapat berita yang tidak enak.
"Maaf pak,posisi mereka udah kami temukan dan salah seorang ada dirumah sakit tapi yang lain masih ada dihutan,kami diminta menjemput keluarganya,"ujar salah seorang polisi.
"Hutan larangan,kok bisa sedang apa mereka disana?"Pak Santoso terkejut mendengar Dinda ada dihutan larangan,ia tahu betapa angkernya Hutan itu,dan lagi Hutan itu tidak boleh dimasuki sembarangan orang.
"Sebaiknya bapak cepat ikut kami,ada yang selamat sekarang berada dirumah sakit disana,"kata salah seorang polisi.
"Oh iya pak."
"Yanti sini cepat!!"Pak Santoso bergegas memanggil anaknya.
"Iya pak ada apa?"bu Yanti keluar dari kamar,semenjak Dinda hilang ia hanya mengurung diri dikamar.
"Cepat ganti baju,kita kekantor polisi ada berita keberadaan mereka,cepat!!
"Ya pak,"begitu mendengar berita tentang keberadaan anaknya ia bergegas.
Dirumah sakit terlihat sudah banyak polisi dan ada dari media masa juga.
Bu Yanti dan pak Santoso datang disambut oleh Papahnya dan Mamahnya Dani.
"Mereka dimana?"bu Yanti langsung menanyakan keberadaan Dinda.
"Eh,begini bu,gimana ya,"Mamahnya Dani terlihat bigung.
"Ibu dan pak Santoso bicara saja sama Dani,sekarang Dani sedang bicara sama kepala polisi,"ungkap Papahnya Dani,mereka tidak tega untuk mengatakan yang sebenarnya.
Hati bu Yanti dan pak Santoso jadi was-was,mereka tahu pasti ada sesuatu yang tidak baik,dikursi seberang terlihat orang tuanya Arin dan Wira menangis.
"Pak aku takut,"tubuh Ibunya Dinda dingin dan gemetar,ia takut mendapat kabar yang tidak baik.
"Sabar,kita berdoa saja mudah-mudahan Dinda baik-baik saja,"ungkap pak Santoso lalu mengajak anaknya masuk kedalam ruang perawatan.
Mereka masuk keruangan tempat Dani dirawat,begitu melihat ibunya Dinda,Dani menangis.
"Bu,pak maafkan saya,saya tidak bisa menjaga Dinda dengan baik,"Dani mencium tangan bu Yanti begitu lama.
"Apa yang terjadi Dan?"tanya pak Santoso setelah Dani tenang.
"Maafkan saya pak,bu,Dinda masih dihutan,nanti Tim SAR dan dari pihak kepolisian akan mencari dan menjemputnya,"ungkap Dani,ia tidak tega membicarakan yang sebenarnya.
"Tapi apa yang sebenarnya terjadi Dani,bukankah kalian pamit ingin naik gunung,sebenarnya kalian selama ini kemana?"tanya bu Yanti.
"Sudahlah kamu keluar dulu,ada yang mau aku bicarakan dulu dengan Dani,nanti kita ikut mereka mencari Dinda,sekarang tunggulah diluar."
"Tapi pak,aku ibunya,"ujar Bu Yanti.
"Iya,aku mengerti tapi ada yang mau aku bicarakan dulu dengan Dani,"sahut pak Santoso.
Walaupun ia ingin tahu ada apa sebenarnya,tapi bu Yanti mengikuti perintah bapaknya,ia keluar ruangan.
Setelah bu Yanti pergi pak Santoso mendekati Dani.
"Jujur sama bapak,apakah Dinda masih hidup dan kenapa kalian ada disitu,"Dani mendapatkan banyak pertanyaan dari Kakeknya Dinda.
"Maaf pak itu diluar rencana,memang benar awal kami mau muncak keciremai,tapi dijalan salah seorang teman menyarankan camping dihutan,menurutnya tempatnya sangat indah,kami tidak tahu kalau Hutan yang kita masuki Hutan larangan,tapi ternyata kami dijebak,semua sudah mereka rencanakan dan malam ini mereka akan menjadikan Dinda korban mereka berikutnya,"ungkap Dani.
"Astagfirullah,siapa sebenarnya mereka Dan,"tanya pak Santoso terkejut.
"Yang dua orang memang teman Dani,tapi salah seorang lagi bapak mengenalnya dia Dimas pak."
"Dimas....?"
Pak Santoso terkejut tidak percaya apa yang didengarnya.
"Kenapa Dan?Apa dia punya dendam pada kalian,apa Dinda pernah punya salah sama dia?"
"Aku enggak tahu pak,tapi aku rasa kami selama ini baik-baik saja,entahlah aku sendiri tidak mengerti,"ujar Dani.
"Kenapa bisa begini?"Pak Santoso termenung mendengar penjelasan Dani.
Siang itu setelah berkoordinasi dengan semua Tim,Tim pun bergerak kehutan larangan,Dani ikut sebagai petunjuk jalan,sedangkan pak Santoso pergi ketempat pesantren temannya kyai Safi'i sambil menitipkan Yanti.
Pak Santoso sampai dipesantren menjelang siang,ia lansung disambut oleh kyai Safi'i sendiri.
"Assalamu allaikum...,"ucap pak Santoso,sambil menjabat erat sahabatnya.
"Waalaikum salam...,kalau tidak ada hal penting kamu tidak akan mengunjungiku bukan?"
"Yah,aku tahu dirilah,kamu pasti sibuk ngurus pesantren segini besarnya,"jawab pak Santoso.
"Bisa aja kamu,oh ini anakmu Yanti yah?"tanya pak kyai Safi'i.
"Iya,ada hal yang penting yang harus aku bicarakan,"ujar pak Santoso.
"Oh ya,masuk-masuk,"kyai Safi'i mempersilahkan mereka masuk.
Setelah duduk pak Santoso mulai menceritakan apa yang menimpa cucunya Dinda.
"Jadi bagaimana Fi'i apa kamu bisa menolong?"tanya pak Santoso.
"Sebentar,sebaiknya Yanti istirahat saja,nanti aku suruh istriku untuk menyiapkan tempat,"ujar kyai Safi'i.
"Tidak udah,aku mau ikut kesana,"sahut bu Yanti cepat.
"Yan,kamu disini dulu,nanti kamu bisa menyusul diantar santri kyai Safi'i,"ujar pak Santoso.
"Tapi pak....,"ketika bu Yanti ingin membantah ucapan Bapaknya,dari belakang terlihat seorang perempuan paruh baya datang dan mengajaknya.
"Ini Yanti yah Santoso,"ucap perempuan itu.
"Iyah,yang satunya Rina tapi ia tidak tinggal disini,"ucap pak Santoso.
"Oh,ayo sini ikut Umi nak,"pinta istrinya kyI Safi'i.
"Tapi pak...,"bu Yanti ingin menolak,tapi ucapannya dipotong bapaknya.
"Sudahlah kamu disini dulu,Bapak akan menjemputmu atau kamu bisa menyusul begitu ada kabar,"ujar pak.Santoso.
Bu Yanti mau tidak mau ikut dengan istrinya kyai Safi'i.
"Jadi bagaimana Fi'i,apa kamu bisa membantu?"
"Coba kita lihat dulu,"kyai Safi'i memejamkan matanya.
"Siapa nama cucumu dan nama bapaknya,"ujar kyai Safi'i.
Pak Santoso memberi tahu nama lengkap Dinda dan nama bapaknya Dinda,
Setelah beberapa saat kyai Safi'i berdiam diri,pak Santoso melihat tubuh kyai Safi'i bergetar,tapi pak Santoso tidak berani memegangnya,setelah itu Kyai Safi'i terlihat membuka matanya,ia menatap pak Santoso prihatin.
"Ini sulit Santoso,aku tidak tahu apa aku bisa atau tidak,tapi kita harus berusaha,nanti aku tidak akan ikut kalian,tapi aku akan membekali kamu dengan ini,akan banyak halangan disana,aku akan membantu dari sini,aku akan kerahkan para santri yang sudah senior untuk membantuku nanti malam."
"Apa yang sebenarnya yang akan aku hadapi?"tanya pak Santoso.
"Manusia setengah iblis,dia sudah bersekutu dengan iblis dan sudah lama menjadi pengikutnya,sekarang pergilah, sebelum masuk kehutan tebarkan bubuk ini,bubuk ini untuk mematahkan sihir atau pagar gaib dan sebagainya yang tak tampak dimata,sudahlah nanti kamu juga mengerti,pergilah sekarang sebelum terlambat,"ujar kyai Safi'i.
Mendengar itu semua,pak Santoso bergegas pergi,hatinya dipenuhi kecemasan.
Sementara itu Tim SAR beserta pihak kepolisian dan beberapa relawan sudah berkumpul didepan jalan masuk hutan larangan,mereka sedang berdoa sebelum masuk hutan,hutan yang jarang dimasuki orang dan terkenal angker membuat semua orang diminta berhati-hati.
Tim mereka dibagi dalam beberapa kelompok Tim A,B,C,dan tim D,Dani ikut kelompok yang dipimpin pak Yitno kepala Basarnas setempat Tim A,ketika semua orang akan bergerak masuk kehutan,tiba-tiba Kakeknya Dinda datang.
"Tunggu....."
mana berkuasa pula kepala sekolah
ruwet
supaya aman di pesantren kan saja
pergilah ke alam baka buat makhluk tekutuk di hutan itu
jangan sembarang ke tempat orang.. semua tempat ada peraturannya masing-masing. saling menghargai...
kembali jadi ke aslinya kakek peot
dr awal aku juga udah curiga sama Dimas...
tengah malam puncak ritual
Dinda di buat telanjang
di depan pemuja setan ?