NovelToon NovelToon
The Final Entity Never Regrets In Reality

The Final Entity Never Regrets In Reality

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Epik Petualangan / Keluarga / Romansa
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: RiesSa

"Namaku ya..."

Siapa nama dari tubuh gadis yang Kumasuki ini? Apa maksud dari semua mimpi buruk sebelum aku masuk ke tubuh ini? Lalu suara yang memanggilku Himena sebelumnya itu, apakah ada hubungannya denganku atau tubuh ini?

"Vıra...panggil saja aku Vıra." Jawabku tersenyum sedih karena membayangkan harus menerima kenyataan yang ada bahwa aku di sini. Benar, inilah Kenyataanku sekarang.

Semua tentangku, dia, dan tragedi pengkhianatan itu, akan terkuak satu-persatu. PASTI....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RiesSa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selesai Tidak Selesai

Aku dapat mendengar mereka…

“Kalian selalu menyiksa kami tanpa henti. Tiada satu hari tanpa kata kematian yang menemani hari-hari kami di sini! Lebih parahnya mereka mati sebagai tumbal dan percobaan untuk ibylis. Bahkan sampai sekarang aku dapat mendengar jerit tangis mereka yang mati akibat eksperimen MANA! Katakan Teer, Kau adalah salah satu Duke di kerajaan yang paling depan dalam membasmi para pengguna MANA. Namun kenapa kau malah melakukan eksperimen MANA tersebut? Berikan aku jawaban Teer! Kenapa?!!” Hatiku benar-benar sakit dengan kenyataan ini.

Ya… aku dapat mendengar mereka yang telah mati masih menjerit-jerit di setiap sisiku sekarang. Mereka yang ingin bebas dari belenggu ibylis yang mengurung jiwa merekadan terus tersiksa meski dalam kematian. Hatiku pilu! Sakit mendengar setiap teriakan mereka menggema di kepalaku. Kasihan kepada jiwa mereka yang terikat dan ingin kembali ke Tuhan.

Urusan dengan ketujuh peneliti telah selesai, tapi semua baru dibilang usai saat dia juga lenyap. Teer berdiri angkuh di depan subjek uji coba lainnya dan beberapa monster peliharaan yang siap mati untuknya.

“Semuanya demi hari yang dijanjikan, Wolf. Hari yang dinantikan untuk kerajaan Ingrid berdiri di atas semua. Tidak hanya dunia ini, melainkan juga dunia di atas dan di bawahnya. Kita akan jadi penguasa tunggal dunia, sebab itulah penelitian ini diperlukan. Sebuah surga akan tercipta saat tidak ada perselisihan satu sama lain. Tidak kusangka, kucing kecil yang kurawat hingga menjadi singa malah menyerang Tuannya sekarang. Aku sungguh kecewa.” Ujar Teer dengan nada sedih.

“Kucing? Singa? Tuan? Bangunlah dari mimpimu Teer. Berkaca pada cermin dan pikirkan, apakah seseorang yang derajatnya lebih rendah dari babi bisa jadi Tuan dari manusia normal?”

“Sepertinya aku terlalu memanjakanmu sampai sekarang.” Serunya sambil menggengam sebuah kapak besar dan mengambil persiapan menyerang.

“Siapkan kata-kata terakhirmu sekarang budak ibylis.”

Hening dalam atmosfer tekanan misterius, kami berdua tidak ada yang bergerak dan menunggu kesempatan. Aku sama sekali tidak bisa meremahkan Teer dan menyamakannya dengan peneliti yang lain. Dia adalah salah satu dari ke tiga belas ksatria utama dari kerajaan Ingrid.

Kemampuannya sepantaran dengan Pak Looqe atau bahkan lebih mengingat dia dapat menggunakan MANA. Apalagi dia adalah orang yang selama ini memperhatikan perkembanganku sedari menjadi anggota YMIRR. Prajurit boneka manusia dan monster-monster mirip dari mitologi di belakangnya juga tidak bisa dianggap sepele. Satu dari mereka saja sebenarnya sudah bisa memporak-porandakan lab ini jikalau tidak ada Teer di sini.

Aku tidak dapat melihat kemungkinan untuk menang, sepertinya menggunakan teknik itu hanya satu-satunya cara. Gunakan seluruh AURA dan kontrol sebisa mungkin. Sulitnya mempertahankan energi sebanyak ini seperti menahan tubrukan air tsunami dengan hanya menggunakan sebuah bendungan kecil. Sangat berat dan sulit diarahkan.

"Huft..."

Teknik awal selesai, selanjutnya adalah mengatur nafas jadi selambat mungkin dan mengosongkan pikiran. Aku hanya perlu fokus ke satu titik dan selalu berusaha ke titik itu, sama seperti saat aku melawan pemimpin bandit dulu.

“...” Mulai.

Para prajurit boneka tersebut yang pertama maju menyerangku diikuti monster-monster di belakangnya. Mereka mengepung dari berbagai arah lalu menyerang bersamaan, memaksaku berada di posisi bertahan.

Trang!

Pria berkumis tebal itu memakai AURA ungu gelapnya dan menyerangku di saat teralihkan serangan lain. Setiap dia selesai mengayunkan kapak, aku merasa ada efek terkejut sesaat yang kuterima sehingga membuatku terdiam. Ibarat seseorang yang kaget akan sesuatu, maka detakan jantungnya akan naik sesaat dan otaknya menstimulus otot-otot untuk menegang. Di waktu yang singkat itulah tubuhku tidak mematuhi apa yang kuinginkan. Memang tidak berarti, tapi di situasi yang mengharuskan aku tidak boleh lengah sedikit pun ini sangatlah berbahaya.

Slash!

"...!"

Tangan kiriku terpotong bersih oleh tebasan kapak Teer yang datang tiba-tiba tanpa kusadari, sontak langsung kuambil tanganku itu dan mundur beberapa langkah ke tempat kosong.

“Hahahahaa! Dari mana kamu dapatkan kontrol emosimu itu subjek nomer dua? Aku menyerangmu serasa menyerang udara kosong belaka. Biarkan aku meneliti itu! Kau terasa menyatu dengan lingkungan sekitar dan menimbulkan efek hampa, kemampuan itu akan sangat berguna untuk tujuanku. Jadi menyerahlah dan jadi milikku!” Teriak Teer antusias.

Aku tetap diam dan menyambungkan kembali tanganku menggunakan AURA jantung garuda. Tidak kusangka efek imun dari serangan milikku bisa ditembus oleh kapak milik Teer semudah ini. Apa karena rasa kaget sesaat tadi? Efek kaget setelah kapak Teer diayunkan termasuk momen kehilangan kesadaran sesaat?

Jantung makhluk surgawi garuda di dalam tubuhku akan berhenti menyuplai AURA bila kesadaranku hilang. Bila itu terjadi, maka tubuhku akan berubah jadi normal dan bisa diserang kapan pun. Jikalau memang iya, bukankah itu berarti Teer adalah lawan paling buruk untukku dari semua yang pernah kulawan.

“Kau sadar rupanya. Benar! Seperti yang kau pikirkan. Aku adalah lawan terburuk bagimu! Aku tahu sejauh apa kekuatan, perkembangan, dan kebiasaanmu gadis kecilku. Menyerahlah!” Ujar Teer yakin.

‘Bagaimana caranya aku memisahkan dia dengan kapaknya itu?’

Drap!

“…?!!”

Musuh tidak akan menunggu sampai kamu siap, begitupula dengan mereka semua. Belum selesai tanganku menyatu, Teer dan bawahannya kembali menyerang dari berbagai arah! Serangan mereka mulai satu-dua kali mengenaiku, membuat ruang gerakku semakin kecil.

“Ukh!”

Sekali lagi kapak Teer berhasil mengenaiku. Sabetannya membuat luka lebar di bagian punggung. Kuayunkan keras memutar pedang besar ini beserta AURA dari jantung garuda. Setidaknya mereka mundur sesaat mengambil jarak. Di waktu yang singkat ini kufokuskan lagi AURA ke penyembuhan luka di punggung. Tapi…

“Haaah…”

Aku berdiri untuk kesekian kalinya sambil bertumpu pada pedang besar di tangan. AURA dari jantung makhluk surgawi garuda telah merembes keluar melebihi dari jumlah yang dapat dikontrol. AURA bewarna emas kemerahan menyelimuti seluruh tubuh dan menguapkan setiap air disekitarku, tidak terkecuali keringat dan darah. Sakit! Panas! Semua menjadi satu! Terasa seperti saat pertama kali aku mendapatkan jantung makhluk surgawi ini.

“Hah…hah…hah… panas…”

“Hahahahaa….!!! AURA meluap itu, begitu rupanya! Jadi kau telah sampai pada batasanmu, Wolf. Sangat disayangkan sekali.” Teer memainkan kapaknya dengan angkuh. “Setelah ini tubuhmu pasti akan hancur terbakar tanpa sisa karena kekuatanmu sendiri. Semua usahamu sia-si… a-apa itu!? AURA lain!”

Sekelebat AURA perak kebiruan berbentuk bola keluar dari tengah dadaku dan menghisap AURA jantung yang berlebih. Bola AURA tersebut masuk menembus kepalaku dan menghilang lagi. Efek negatif dari AURA yang berlebih hilang? Tapi efek positif dari energi yang berlimpah ini masih tetap ada. Bola AURA apa tadi?’

Aku bisa menang! Kemunculan bola AURA tadi membuatku dapat merasakan alam lain, lewat alam itu aku bisa tahu setiap detail apa pun yang ada dan terjadi di tempat ini. Ibarat dari dunia dua dimensi yang hanya dapat melihat dari satu arah saja, ke dunia tiga dimensi yang dapat melihat dari berbagai arah, lalu ke dunia empat dimensi yang dapat merasakan secara nyata, dan seterusnya.

Alam lain itu memberiku informasi yang tidak pernah kuketahui dan bayangkan langsung ke pikiran. Inikah yang dimaksud Adis ketika kontrol AURA seseorang sampai pada tingkat menyentuh dunia lain?

Salah satu contoh infonya adalah…

Deg…!

Mataku terpaku dan melotot ke sosok di belakang Pangeran Teer, d-di sana…!

Demi Tuhan, sosok apa itu!?

Satu wujud besar, gelap, hitam, menyeramkan, menjijikkan, mempunyai ratusan tangan yang setiap tangannya membawa satu cahaya putih. Cahaya arwah korban penelitian di sini. Jiwa mereka semua…

Gigiku saling bertumbuk takut, apa Teer tidak dapat melihat sosok mengerikan itu di belakangnya? Tidak, aku rasa dia sepertinya sudah tahu, cuma cara kami melihatnya berbeda. Aku melihatnya sebagai wujud jelmaan ibylis sedangkan Teer mungkin melihatnya sebagai wujud malaikat. Jadi itu adalah perwujudan MANA? Sekarang aku mengerti kenapa Surtr bilang kalau ajaran ini harus dibasmi sampai ke akarnya.

Aku menghirup udara sedalam mungkin sambil mengangkat pedangku ke depan, Shukuchi…

Tap!

Aku memperpendek jarakku dengan Teer dalam satu kedipan dan menebaskan pedangku ke atas. Berkat AURA ini, apa yang sebelumnya mustahil kulakukan dapat kulakukan sekarang. Dia tersenyum sinis saat mengalirkan seranganku ke atas dengan mudahnya. Aku menyerang dari atas bersamaan dengan provokasi tanpa arti keluar dari mulut kotor itu… “Kau benar-benar penuh dengan misteri…”

“…Wolf”

“TEEER…!!!”

Masih kurang. Aku butuh lebih! Lebih dari yang aku mampu, lebih dari semua kemampuannya. Dia harus dihentikan sekarang atau tidak sama sekali. Sebelum tubuh ini jatuh dalam kenistaan.

Dentingan demi dentingan logam yang saling beradu memenuhi seluruh ruangan, suara yang memekakkan telinga bermain dalam nada dan simfoni hitam. Indera sebagai syarat, hati sebagai niat, dan darah sebagai hakikat. Aku tidak menghitung sudah berapa kali tubuh ini terkena MANA dan terkoyak oleh bilah kapak dari tangan itu, semua aku biarkan selagi momentum ini ada. Berjam-jam kemudian… aku mendapat momen krusial itu.

Momen di mana semua melambat dan ilham singkat prediksi masa depan muncul. Teer akan menyerangku dari belakang dengan wujud asli, artinya yang di depanku sekarang adalah palsu!

Trang!

“APA?!!”

Kapak Teer terlempar ke atas setelah Ia gunakan untuk menahan tebasan pedang besarku. Aku menggunakan tubuhnya sebagai loncatan dan menangkap kapak besar yang melayang di udara, memanfaatkan momentum beratnya untuk memutarkan tubuhku di udara dan…

Hup!

Kulemparkan pedang besarku yang berisi AURA ke arah Teer yang masih jatuh terduduk di lantai. Pedang besar dan berat tersebut berputar dan…

Jleb!

“AKH !!!” Erang Teer kesakitan.

Pedang besar tersebut menebas sangat dalam pundak Teer hingga tengah dadanya. Belum selesai di situ aku mengoles kapak Teer dengan dengan darahku dan mengalirkannya AURA garuda sampai titik kapak ini retak hampir hancur. Lalu melemparkan kapaknya ke arah sosok menyeramkan itu sebelum dia menyerangku juga.

Ctak! Ctak! Ctak!

GRAGHAAAA….!!!! Sosok mengerikan itu marah karena aku menyerangnya

.

Suara dan bau daging gosong tercium menyengat di seluruh ruangan. Kapak Teer yang kulempar tidak dapat Ia tangkis dan menancap dalam di tubuhnya. Makhluk itu berteriak kesakitan hingga muncul retakan-retakan putih bercahaya, sebelum pecah dan meledak, melepaskan semua cahaya putih yang dia genggam.

Terima kasih…

Terima kasih, sampai jumpa Wolf…

Ratusan suara berbisik di kepalaku bersamaan dengan cahaya putih yang satu-persatu menghilang.

‘Sampai jumpa lagi.’ Batinku menatap kepergian mereka dengan ekspresi datar dan melambaikan tangan. Kini hanya tinggal… dia.

Para monster dan boneka milik Teer diam tidak menyerang lagi, membiarkanku lewat mendekati Teer.

Tap…Tap…Tap…

Si bedebah ini masih hidup meski dalam kondisi sangat sekarat. Dia tetap diam dan tersenyum tipis melihatku berdiri di dekatnya. Seakan menyuruh secepat mungkin untuk melakukan apa yang kuinginkan.

Aku menghilangkan fokusku dan mengangkat pedang besar di atas lehernya, tapi dia tetap diam tidak merasa kalah. “Tch… ada kata terakhir?” Tanyaku malas.

Tiba-tiba saja ekspresinya berubah dan melotot tegas, mulutnya berulang kali bergetar ingin berbicara, tapi yang keluar hanya kata tidak jelas karena bibirnya kelu dan kaku. Kenapa orang aneh ini?

Tap.

“Vira.” Panggil sebuah suara yang kukenal dekat setahun ini.

Deg!? “Adi-”

Jleb!

Tip…tip…

“Haaah? A-adis?” Darah segar keluar dari mulutku. Sebuah tombak hitam muncul dari dadaku dan merusak setiap AURA yang mengalir di tubuh. Adis menombak jantungku dengan tombak hitam berhias garis emas. “A-apa yang kau la-kukan A-adis? Ukh!!!”

Dia mencabut keras tombak hitamnya dan menendangku hingga terjatuh di samping Teer. Pria yang menjadi tumpuan dan kupercaya selama setahun itu tertawa keras sambil menjilati darahku di tombaknya.

“HAHAHAHAHAAA...!!!”

Regenerasi luka tidak dapat berjalan karena jantungku terluka parah, AURAku mengalir tidak teratur seperti gelombang air yang saling bertabrakan. Imun tubuhku hilang karena terkejut saat Adis memanggil namaku.

“Vi…ra, ma-af. Dia men…dapat-kan…ku.” Kata Teer kelu disebelahku.

“Ap…a maksud-mu?” Tanyaku balik kesal.

“Teer…” Jawab Teer. Sekilas aku melihat simbol segitiga dan titik hitam di tengah lehernya.

Saat itulah aku sadar, alasan kenapa Teer tadi melotot dan ingin mengucapkan sesuatu. Bukan karena dia tidak mampu karena bibirnya kelu, tapi karena dia tidak boleh mengatakannya. Bibir Teer dipaksa diam oleh sebuah MANA pengikat dari simbol segitiga dan titik hitam.

“Kau sudah sadar subjek nomer dua?” Ejek Adis.

Teer yang terluka di sampingku ini bukanlah Teer yang sebenarnya, jiwa di dalam tubuhnya adalah milik Si Adis. Sedang Adis yang tertawa keras setelah menombakku adalah Teer itu sendiri.

“K-kau! Bagai-mana… bisa!?” Responku tak percaya.

“Dunia ini tidak sesempit dan sesederhana yang kau kira subjek nomer dua. Setelah pedangmu hampir mengantarku ke kematian, saat itulah aku sadar. Sebuah rahasia terbuka di depanku dan menyadarkanku sepenuhnya! Kenapa aku harus berkutat pada kerajaan Ingrid saja kalau tujuan akhirku seluruh dunia? Kenapa aku harus berkutat pada gelar Duke kalau aku bisa mendapatkan lebih tinggi dari itu? Kenapa aku harus berkutat pada tubuh rapuhku kalau aku bisa mendapatkan yang lebih baik? Akan kukerahkan semua hasil penelitianku, waktuku, ragaku, apa pun yang aku punya untuk utopia yang akan kuciptakan.” Ceramah Adis panjang lebar.

“TEER…!” Teriak marah Adis yang berada di tubuh Teer.

“Perbuatan kalian kali benar-benar di luar perkiraanku. Kalian menang subjek nomer dua, mantan asistenku. Sebagai hadiah untuk pemenang akan kubebaskan sisa anggota YMIRR dari MANA pengikat. Ini adalah hadiah untuk sang pemenang! Lagipula aku tidak butuh bawahan yang pernah berkhianat.” Adis palsu itu melepaskan MANA pengikat di tubuh Teer lalu pergi bersama semua boneka dan monsternya.

Aku dan Teer yang terluka ditinggalkan begitu saja di laboratorium, Adis palsu itu pergi setelah menepati perkataanya untuk melepaskan semua MANA pengikat anggota YMIRR. Aku... aku gagal.

“…”

“Maaf Vi-ra, karena a-ku…”

“Tidak, ini ju-ga kesala-hanku. Jangan ber-gerak Adis, Aku akan mena-rik kembali ener…gi kehidupan jantungku dari-mu. Akan kuubah energi i-tu untuk menyem…buhkanmu.” Kuulurkan tanganku ke tubuh Teer dan mengubah AURA yang menyiksanya menjadi penyembuh.

“Jangan Vi…ra, jantungmu masih ter-luka. Kalau ka…u memaksa dengan aliran e-nergi tidak sta-bil seperti i…tu, nya-wamu akan….”

Aku menolak perintah Adis untuk pertama kalinya dalam setahun kami bersama. Karena kalau dibiarkan tetap begini, dia… Adis yang akan mati. “Maaf A-dis aku tidak bi…sa, tidak setelah aku meragu-kanmu sesaat tadi. Aku kira kamu mengkhia…natiku saat dia menusukku, anggap ini per…mintaan maafku te...man.”

Rasa ini berat dan dingin di badanku ini, rasa lelah?

“Tidak, tidak de-ngan begi-ni Vi...ra. Berhenti Wolf…” Pintanya.

Ah… lagi-lagi aku melakukannya. Sepertinya aku akan minta maaf ke Pak Looqe karena janji kami harus tertunda lagi.

“Uhuk! Uhuk! Hah…hah…” Batuk darah dan sesak nafas, kesadaranku mulai hilang. Tinggal sedikit lagi, aku mohon bertahanlah tubuhku…

“Hentikan i-ni Vira! Kalau kamu memaksa-kan le-bih dari ini…” Sekali lagi Adis menyuruhku berhenti.

“Ugh…”

“Viraa!”

Braak…

1
RiesSa
Menyala gan
Hakim Zain
Menyala abangkuh!
Hakim Zain
Bagus thor
Hakim Zain
Nice
Linda Ika Widhiasrini
up gan
Linda Ika Widhiasrini
Doppelgangerkah? mirip banget
Linda Ika Widhiasrini
Up Thor
RiesSa: Siap, terima kasih
total 1 replies
Linda Ika Widhiasrini
lanjut thor
fayefae
penulisannya bagus thorr, aku mampir yaa, kalau berkenan boleh mampir balikk. semangat terusss
RiesSa
Terima kasih
👑Queen of tears👑
dalam bangettt ini thor /Kiss/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!