NovelToon NovelToon
Obsessed With My Handsome Duke

Obsessed With My Handsome Duke

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

Emily terkejut saat menyadari bahwa dia telah transmigrasi ke dalam sebuah novel yang dia baca sebelumnya. Lebih mengejutkan lagi, dia menyadari bahwa dia tidak menjadi tokoh utama seperti yang dia harapkan, melainkan menjadi seorang putri pendukung yang sombong, bernama Adeline. Adeline dikenal sebagai seorang putri sombong dan arogan yang akhirnya mati keracunan karena perselisihan cinta antara protagonis wanita, yang disebabkan oleh ulah antagonis wanita.

"Kenapa aku harus mati konyol?" batin Emily. "Dari pada hanya menjadi pemeran pendukung, sekalian saja aku yang jadi protagonis! Hey, aku seorang putri raja!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Sesuai Plot

Kuil Suci Eclelive

Adeline turun dari kereta dengan penuh keanggunan, mengenakan gaun yang mempesona, dan di sampingnya adalah Nathaniel, kakaknya yang tercinta.

"Terima kasih, Kak Nathan, telah membawaku ke sini."

"Tentu saja. Kamu terlihat cantik sekali, Adeline." Seru Nathaniel tersenyum bahagia melihat adik tersayangnya.

Tiba-tiba, kehadiran Duke Emeric mengacaukan suasana. Dia muncul dengan sikap yang percaya diri, seakan akan haknya untuk merebut Adeline dari Nathaniel.

"Putri, kau selalu mempesonaku." seru Duke Emeric dengan penuh kekaguman.

"Duke Emeric! Kau ternyata datang..." sahut Adeline dengan wajah berseri yang kemudian berganti dengan rona merah memenuhu wajahnya.

"Aku datang untuk mendampingimu, tentu saja." menyeringai pada Nathaniel, "Terima kasih, Yang Mulia Putra mahkota, telah membawa Putri ke sini dengan selamat."

Nathaniel menatap Duke dengan dingin "Tidak perlu berterima kasih, Duke." Kemudian pergi dengan langkah yang keras.

Adeline memandang Nathaniel dengan ekspresi bersalah "Maaf, kak Nathan." kata Adeline berbisik setelah Nathaniel terlihat jauh.

Duke Emeric mengambil tangan Adeline dengan lembut. "Mari, Putri, ayo masuk ke dalam. Kita tidak ingin terlambat untuk mendengar wahyu dari Saintess yang baru muncul."

Adeline mengambil nafas dalam-dalam. "Baiklah, Duke." memandang ke arah Nathaniel dengan rasa bersalah sebelum mengikuti Duke ke dalam Kuil.

Raja dan Ratu hanya bisa tersenyum menyaksikan insiden tersebut. Mereka tahu bahwa kedatangan Duke Emeric adalah hal yang signifikan dan melihat Duke memperlakukan Adeline dengan sopan membuat mereka merasa lega.

Raja berbisik pada Ratu dengan senyum puas. "Sepertinya hubungan antara Duke Emeric dan Adeline semakin dekat, bukan?"

Ratu membalas bisikan dengan senyuman "Ya, benar. Aku bahkan mendengar bahwa mereka sering berkencan belakangan ini."

"Itu kabar yang bagus. Duke Emeric adalah pria yang luar biasa, dan Adeline adalah seorang putri yang luar biasa pula. Jika mereka benar-benar dekat, itu akan menjadi berita yang menyenangkan bagi kerajaan kita." Seru Raja dengan antusias.

"Aku sangat setuju. Dan jika semuanya berjalan dengan baik, mungkin kita akan memiliki seorang menantu yang sangat istimewa." sahut Ratu dengan semangat.

"Tentu saja, Ratu. Kita harus mendukung dan memberikan restu kita pada mereka jika hubungan mereka semakin serius. Semoga Duke Emeric akan menjadi bagian dari keluarga kita suatu hari nanti."

Mereka kemudian saling memandang dan tersenyum senang melihat Duke Emeric dan Adeline yang berjalan dengan canggung memasuki kuil suci.

Dalam kuil yang khusuk, para hadirin duduk dengan tenang, meskipun suasana tegang terasa di udara. Mereka tahu bahwa perjumpaan dengan Saintess baru, Elisa, adalah momen yang penting dan sakral.

"Saudara-saudaraku yang terkasih, hari ini kita berkumpul di hadapan Matahari Splendora untuk menerima wahyu yang baru. Berikan sambutan yang hangat untuk Saintess Elisa, yang telah terpilih untuk menyampaikan wahyu ini kepada kita." seru paus suci dengan tenang namun suara nya menggema di dalam kuil suci.

Sebuah pintu di ujung kuil terbuka, dan Elisa muncul, ditemani oleh Para pendeta. Dia tampak anggun dan mempesona, dengan sinar keilahian yang memancar darinya. Meskipun wajah nya tertutup oleh jubah putih transparan, namun kecantikan nya terlihat jelas.

Paus Suci mengangkat tangannya "Inilah Saintess Elisa, yang telah dipilih oleh Dewa Splendora untuk membawa pesan suci kepada kita. Dengarkanlah dengan penuh perhatian dan hati yang terbuka."

"Saudara-saudaraku, aku hadir di sini atas kuasa Dewa Splendora untuk memberikan wahyu yang baru. Wahyu ini tentang kehancuran yang mengancam Splendora. Naga iblis telah terbangun, dan bahaya mendekat dengan cepat. Namun, ada harapan. Hanya melalui penyatuan darah Matahari Splendora dan darah Dewa kita dapat mengalahkan naga iblis dan menyelamatkan dunia kita dari kehancuran." seru Elisa dengan lantang dan penuh percaya diri.

Ketika wahyu tentang kehancuran Splendora dan kebangkitan naga iblis diumumkan, suasana di dalam kuil menjadi gaduh. Teriakan kebingungan dan desakan pertanyaan memenuhi ruangan.

Beberapa hadirin berbisik dengan khawatir, sementara yang lain menunjukkan ekspresi kepanikan yang jelas tergambar di wajah mereka.

"Tenanglah, saudara-saudaraku. Wahyu ini adalah anugerah yang sangat besar, dan kita harus menerima dengan ketenangan dan kesadaran penuh." seru paus suci dengan tenang namun lantang.

Para hadirin secara perlahan menenangkan diri mereka sendiri, meresapi kata-kata Paus Suci yang bijaksana. Mereka sadar akan kebutuhan untuk mendengarkan dengan seksama dan menghayati setiap kata yang disampaikan oleh Saintess Elisa.

Paus Suci menekankan bahwa darah Matahari Splendora dan darah Dewa adalah satu-satunya yang memiliki kekuatan untuk melindungi Splendora dari ancaman naga iblis yang telah terbangun.

"Tapi bagaimana ini mungkin, Anda berbicara tentang darah Matahari Splendora dan darah Dewa. Itu hanyalah legenda, bukan?" seru salah seorang kepala keluarga bangsawan.

"Legenda atau tidak, kita tidak boleh mengabaikan ancaman yang nyata. Kita harus bertindak sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Nona Elisa, saintes kita yang terpilih." sahut Paus Suci dengan bijak.

"Tapi apa yang bisa kita lakukan? Bagaimana kita bisa menemukan darah Matahari Splendora dan darah Dewa?" Tanya salah seorang putri bangsawan.

"Hal ini akan kita lanjut kan setelah membahas nya dengan pihak kerajaan dan para pendeta serta Saintess Elisa." Ucap Paus suci seolah ingin menutup acara.

Ketegasan dan ketenangan dalam suara Paus Suci memberikan kepercayaan kepada hadirin bahwa mereka memiliki pedoman yang jelas dalam menghadapi ancaman yang dihadapkan pada Splendora.

Keheningan pun akhirnya menyelimuti ruangan ketika semua orang menyerap pesan yang disampaikan oleh pemimpin spiritual mereka.

Setelah mengumumkan wahyu yang mendebarkan, Paus Suci dan Saintes Elisa bersama para pendeta meninggalkan ruang ibadah di kuil suci dengan langkah-langkah yang mantap.

Mereka berjalan dengan penuh keagungan, aura keagamaan menyertai langkah mereka saat mereka meninggalkan tempat tersebut.

Sementara itu, para hadirin yang terkejut dan khawatir mulai berbicara dengan penuh kekhawatiran ketika mereka meninggalkan kuil suci.

Beberapa berbisik-bisik dengan suara rendah, sementara yang lain terlihat cemas dan berusaha mencari tahu lebih lanjut tentang apa yang baru saja mereka dengar.

Wajah-wajah mereka mencerminkan kecemasan dan kegelisahan, seolah-olah mereka tahu bahwa masa depan Splendora bergantung pada apa yang baru saja mereka dengar.

Dalam kegelapan yang mulai menyelimuti ruangan, mereka meninggalkan kuil suci dengan hati yang penuh ketakutan dan risau tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya.

Adeline duduk dengan gelisah, mencerna semua yang baru saja dia dengar dalam wahyu yang diumumkan di kuil suci. Dalam keheningan setelah kepergian Paus Suci dan Saintes Elisa, dia merenungkan dengan cemas tentang bagaimana nasib Splendora yang seharusnya hanya menjadi setting bagi cerita romansa yang dia tulis dalam novelnya.

"Dalam novel, tidak pernah ada naga iblis," gumam Adeline pada dirinya sendiri dengan kegelisahan. "Ini seharusnya cerita romansa yang indah, bukan cerita yang melibatkan ancaman naga iblis."

Dia merasa frustrasi bahwa kenyataan dunia nyata tidak selalu mengikuti plot yang dia temui dalam novelnya.

1
salwi
/Chuckle/
Melsbay
Halo... terima kasih sudah menjadi pembaca setia. Untuk mendukung author, mohon di like, subscribe, komentar, kasih bintanng dan di vote ya... terima kasih banyak...
Melsbay
mohon di like, subscribe, bintang dan follow akun ya gaess ya...😇 biar authir lebih semangat up karya dan jangan lupa di komen juga ya😇😇😇 Sankyuuu...
Olive
/CoolGuy//CoolGuy/
Niaa🥰🥰
Luar biasa
Niaa🥰🥰
😁😁🥰🥰
Melsbay
mohon bantu support author dengan like, subscribe, follow dan bintang ya... jangan lupa dikomen ya, teman2... sankyu😇😇😇
Bird
👣👣👣
Keyzie
👣👣👣👣
Pembaca Setia
update terus ya thor👍👍
Pembaca Setia
gentle👍👍
Pembaca Setia
/Hey//Facepalm/
Ryfca
🥰🥰🥰
Vallleri Abel
up up up
Suryavajra
Saintes itu apa kak?
Melsbay: sama sama😄
Suryavajra: wah keren.. insight baru.. thanks kak
total 3 replies
Suryavajra
buat aku, author yang bisa bikin cerita kerajaan itu sesuatu banget.. keren ah kak.. baca pelan2 ah 👍👍👍
Suryavajra
wow.. produktif sekali kak.. udah keluar karya baru lagi 👍👍👍👍👍
Ryfca
🥰🥰🥰🥰
Keyzie
keren👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!