Hana berbahagia karena dia bisa menikah dengan pria yang ia cintai dalam diam sejak dia masih berumur enam tahun.
Sedangkan Alaric berwajah lesu karena dia terpaksa mau menikah dengan Hana demi keselamatannya dan demi menuruti kemauan neneknya. Neneknya Alaric mengetahui hubungan terlarangnya Alaric dengan Istri orang. Neneknya Alaric kemudian menutupi perbuatan bejat Alaric dengan berkata kepada suami dari selingkuhannya Alaric bahwa Alaric tidak mungkin berhubungan dengan wanita yang sudah menikah itu karena Alaric sendiri pun sudah menikah. Suami dari wanita itu kemudian melepaskan Alaric dengan catatan dia butuh bukti pernikahannya Alaric.
Namun, bukannya sembuh dari kelakuan bejatnya, setelah menikah dengan Hana, Alaric masih tetap berhubungan dengan wanita yang sudah bersuami itu.
Lalu, bagaimanakah nasib Hana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lizbethsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Debaran Jantung
Di sebuah mansion yang sangat luas, megah, bak istana, Anthony tampak mondar-mandir sambil berkacak pinggang di tengah halaman depan kediamannya. Dia menunggu kabar dari asisten pribadinya terkait kabar keberadaan istrinya yang kabur.
"Sial! Berani benar dia kabur dari sini. Aku akan beri dia hukuman yang tidak akan pernah dia lupakan kalau aku sudah berhasil membawanya pulang, cih! Dasar wanita murahan" Anthony meraup wajahnya dengan kasar dan kembali berjalan mondar-mandir dengan wajah dingin dan beberapa kali pria tampan itu menggertakkan gerahamnya.
Fransisca tersenyum lebar dan memekik riang di dalam hati karena rencananya berhasil. Dia bisa makan berduaan dengan pria pujaan hatinya.
Dia sangat tampan. Makan kue tiramisu aja seseksi itu. Ah! Aku meleyot, nih. Batin Fransisca.
Theo menautkan kedua alisnya setelah dia menyesap kopi kental less sugarnya. Lalu, dia bertanya ke Fransisca, "Kenapa menatapku terus?"
Fransisca tersentak kaget dan langsung menunduk sambil berkata, "Nggak, kok, saya cuma mengingat-ingat sepertinya saya pernah bertemu dengan Bapak. Tapi, ketemu di mana saya lupa, hehehehe" Fransisca berkata sambil terus menunduk dan memotong kue tiramisunya dengan sendok kecil.
"Kamu pernah melihat Bapak? Di mana?"
Fransisca mengangkat wajahnya dan menjawab sambil mengunyah kue yang sudah masuk ke dalam mulutnya, "Nah, itu, Pak, saya lupa, hehehehe"
Theo menghela napas panjang.
Tiba-tiba hadir seorang pemuda di samping meja dan pemuda itu langsung menggenggam pergelangan tangan Fransisca sambil berkata, "Frans, kita balikan, ya, aku tidak mau kita putus"
Theo membetulkan letak kacamatanya dan menatap Fransisca dengan wajah penuh tanda tanya.
Fransisca menarik tangannya dari genggaman pemuda itu lalu berkata, "Aku nggak mau lagi pacaran sama cowok tukang selingkuh. Jadian aja sana sama Delia dan jangan menemuiku lagi!"
Saat pemuda itu ingin menggenggam lagi pergelangan tangan Fransisca, gadis itu sontak bangkit berdiri dan menggeram, "Jangan menyentuhku lagi!"
Pemuda itu nekat melangkah maju dan Theo sontak bangkit berdiri lalu berkata, "Jangan melangkah lagi anak muda!"
Pemuda itu menghentikan langkahnya dan berbalik badan dengan cepat untuk menyemburkan, "Kamu siapa, hah?!"
Sebelum Theo sempat menjawab, Fransisca berteriak kencang, "Dia pacar baruku!"
Theo refleks berkacak pinggang dan mendelik ke Fransisca.
Fransisca langsung berlari ke arah Theo sebelum pria itu menyemburkan protes, lalu dia memeluk lengan kiri Theo dan berkata, "Dia pacarku. Dia lebih tampan, lebih keren, dan lebih pinter daripada kamu. Yang lebih penting lagi, dia ini setia"
Theo menoleh ke Fransisca dan hanya bisa menghela napas panjang.
Pemuda itu kemudian berbalik badan dan pergi meninggalkan Fransisca.
Setelah pemuda itu menghilang dari pandangannya, Fransisca bergegas melepaskan lengan Theo lalu meringis dan berkata, "Maaf, Pak. Dia namanya Deo. Dia mantan saya. Dia tukang selingkuh dan gila. Kalau tahu saya belum punya pacar, dia akan terus mengganggu saya, Pak"
Theo membetulkan letak kacamatanya lalu duduk kembali sambil berkata, "Lupakan saja! Toh, cuma pura-pura. Aku juga senang bisa menolong kamu. Duduk sana dan habiskan kuenya"
"Baik, Pak" Fransisca berlari kecil menuju ke bangkunya semula dan setelah duduk kembali dengan nyaman, dia berkata, "Terima kasih, Pak"
"Sama-sama" Sahut Theo.
"Sepertinya saya harus mentraktir Bapak lagi setelah ini"
"Hah?!" Theo ternganga kaget.
"Lho, iya. Harus! Kan, Bapak baru saja menolong saya dari gangguan mantan pacar saya"
"Tidak usah ditraktir lagi. Kamu masih kuliah. Uang bulanan dari ortu kamu bisa habis lebih cepat nanti kalau keseringan nraktir Bapak"
"Oh, jangan khawatir, Pak! Saya sudah bisa cari uang sendiri. Jelek-jelek begini, saya sering di-calling pemotretan, Pak. Makanya saya bisa tinggal di apartemen daripada di kost-an"
"Tapi, tetap saja itu......."
"Jangan khawatir, Pak. Saya tidak keberatan nraktir Bapak, kok"
Theo hanya bisa menghela napas panjang lalu menenggak habis kopi hitam less sugarnya.
...🔥🔥🔥🔥🔥🔥...
Alaric mengecup lembut pucuk hidung Hana, lalu pria tampan itu mencium pipi kanan Istri yang baru dia nikahi beberapa hari itu.
Hana memejam mata rapat-rapat dan menggigit bibir bawah saat Alaric mencium telinganya.
Alaric berbisik di sana, "Telinga kamu merah, Hana dan tubuh kamu gemetar. Kamu menyukai sentuhanku, ya?" Alaric kemudian menarik wajahnya dari telinga Hana. Pria tampan itu ingin melihat ekspresi Hana.
Hana semakin rapat memejamkan matanya dan semakin keras mengigit bibirnya.
Melihat ekspresi Hana, Alaric menyentuh sudut bibir Hana sambil berkata dengan suara serak menahan gairah, "Jangan kamu gigit sekeras itu bibir cantik kamu. Nanti luka"
Hana melepas gigitan di bibirnya, tapi gadis remaja itu masih memejamkan matanya rapat-rapat.
Dia imut banget. Dia masih sangat polos dan aku beruntung mendapatkan gadis sepolos ini menjadi Istriku. Ya, dia Istriku. Batin Alaric sambil mencium lembut kelopak mata Hana yang sebelah kiri lalu berpindah ke kelopak mata yang sebelah kanan.
Jantung Hana berdebar-debar semakin kencang, perutnya melilit hebat, dan tubuhnya bergetar.
Aku harus bagaimana? Kenapa Kak Aric suka sekali menciumku sekarang? Harusnya aku mendorongnya, tapi........a.....aku sama sekali tidak bisa bergerak. Hana semakin merapatkan kelopak matanya.
Alaric tersenyum dan setelah mengusap lembut pipi kanan Hana, dia menyusupkan wajahnya dengan pelan ke pipi kiri Hana. Dia gerakan dengan lembut pucuk hidupnya di atas pipi Hana hingga sampai ke rahang. Pria tampan itu kemudian mengecup rahang Hana lalu mengecup pipi Hana dengan desahan lembut.
Hana mengerang pelan. Saat bibir Alaric bergerak di sepanjang rahang Hana dan berakhir di sudut bibir Hana, pria tampan itu bertanya dengan suara serak, "Bolehkah aku memeluk kamu, Hana?" Alaric menegakkan kepalanya untuk melihat ekspresi Hana.
Hana refleks membuka bibir sedikit untuk melonggarkan paru-parunya yang terasa sesak sejak Alaric mengungkungnya. Lalu, Hana menggelengkan kepala dan di saat Alaric memandangi wajah Hana dengan debaran jantung abnormal, terdengar suara, tok, tok, tok!
Tzk! Siapa yang ketuk pintu? Ganggu aja! Alaric menoleh ke pintu dengan wajah kesal.
"Bos! Saya bawa laporan!" Suara asisten pribadinya Alaric yang bernama Bima terdengar nyaring dan terdengar lagi suara, tok,tok,tok!
Alaric terpaksa melepaskan Hana. Lalu, dengan cepat dia berbalik badan untuk membuka pintu. Saat Alaric melangkah keluar dan menutup pintu, Hana merosot lalu duduk selonjor di atas lantai dengan debaran jantung yang masih tidak karuan.
Wajah Hana terasa panas dan dia juga merasa kegerahan.
Sementara itu di dalam kamar tamu, Amanda tengah berendam dengan sabun khusus yang aromanya bisa membuat pria mabuk kepayang Malam ini dia berniat naik ke ranjangnya Alaric dan memuaskan hasratnya bersama Alaric......................
🌹🌹 buat author.