Elora Thomas Blossom, merupakan seorang gadis cantik yang sangat Malang, Ia hidup dalam sebuah tekanan yang terus membuatnya sedih. Perceraian kedua orang tuanya sendari kecil, serta mendapat Ibu tiri yang sangat kejam, membuat hidupnya sangat pilu. Ditambah lagi ayah kandungnya sendiri yang tidak pernah menganggapnya, dan hanya menyayangi saudari tirinya saja.
Ia memiliki seorang kekasih yang sangat ia sayangi, mereka akan segera melangsungkan pernikahan. Namun Elora tidak tau mengapa, kekasih yang akan menikahinya itu tiba-tiba membatalkan pernikahannya secara sepihak. Hal itu mampu membuat Elora tambah tersiksa, Ia terus dicaci maki oleh keluarganya.
Sampai akhirnya Ia tidak
Menyangka bertemu seorang CEO yang sangat angkuh, karena Ia telah menolong Ibu sang CEO.
Karena kebaikanya itu, Ibu sang CEO memaksa putranya untuk menikahi gadis itu disaat mereka berdua belum saling mengenal dan saling mencintai.
Dengan terpaksa Elora mau menikah dengan CEO itu dengan tujuan suapaya Ia bisa keluar dari keluarga yang terus menyakitinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kadek Widianingsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10. Gara-gara Bakso
Xander melemparkan Tuxedonya dengan asal. Pertemuanya dengan Danella benar-benar konyol menurutnya.
“Pelayann......” teriaknya dengan nada tinggi. Seorang pelayan yang kiranya berumur 40 tahun pun datang menghampiri dengan langkah yang cepat.
“Iya Tuan Muda, ada yang bisa bibi bantu?” Ucapnya. Tidak lupa ia membungkukkan badannya memberikan hormat pada Tuan Muda yang sangat angkuh itu.
“Katakanlah pada Ibu, aku tidak ingin bertemu gadis manapun yang dipilihkan olehnya” perintahnya pada pelayan. Wajah pria itu mengeras dengan rahang tegas yang terlihat begitu jelas.
“Baik Tuan, akan Bibi sampaikan pada nyonya besar”
Wanita itupun berlalu dari hadapan Xander yang tengah kacau dengan pikirannya.
Namun entah mengapa otaknya menyuruh tangannya bergerak untuk berseluncur kembali ke obrolan grup yang sempat tertunda tadi.
Ia berkali-kali menelpon Jayden untuk mengklarifikasi berita tersebut. Namun sialnya pria itu sama sekali tidak menganggkat telponnya, hingga membuat Xander mendidih.
*
*
Pagi hari yang cerah, dengan ribuan bintang yang bertabur di hati Pria tampan yang bernaman Zein. Ia melajukan mobilnya dengan pelan ke jalan raya yang nampak masih sangat sepi. Berkali-kali Ia meyakinkan hatinya, bahwa sang gadis pujaannya akan kembali ke pelukan hangat dirinya.
“Zein...” sapa Berlly pada Zein yang baru saja keluar dari mobil sport mewahnya.
Pria itu nampak berbinar berjalan masuk ke rumah Elora sambil membawa setangkai bunga mawar merah ditangannya. Namun senyuman itu perlahan luntur melihat Ibu tiri Elora yang tengah menunggunya dan tersenyum manis padanya.
“Tante, apa Elora sudah berangkat ke-“ belum selesai Zein mengucapkan kata dari bibirnya, Elora sudah muncul dari balik pintu.
Pagi ini Ia sangat segar dengan rambut panjangnya yang digerai. Lagi-lagi Zein terpesona olehnya, seperti baru pertama kalinya melihat gadis itu.
“Ze...... ada apa?” Tanya Elora pada Zein yang masih fokus memperhatikan wajah Elora.
Berlly yang melihat pemandangan itu sangat kesal karena Zein masih mencoba untuk mendekati Elora.
“Zein apa di perusahaanmu memerlukan seorang sekretaris? Davirra bisa menjadi sekretarismu” ucap Berlly yang memotong Zein untuk berbicara.
“Elora, biar aku yang mengantarkanmu” ucapnya dengan manis menjawab Elora lebih dulu.
Berlly yang merasa Zein tidak menggubrisnya langsung memasang wajahnya dengan tidak senang.
“Zein, kau tidak perlu untuk mengantarkan Elora. Tempo hari kekasihnya datang kemari untuk menjemputnya” ucap Berlly. Kalimat yang keluar dari mulut pedasnya membuat hati Zein yang tadinya penuh bintang-bintang, berubah menjadi ribuan meteor yang meledak di dalam hatinya. Ia menatap Elora agar gadis itu membenarkan ucapan Ibu tirinya.
“Apa benar El? Ku mohon berikan aku kesempatan lagi”
“Tidak Ze, itu sama sekali tidak benar. Ku mohon jangan hadir lagi di dalam hidupku. Sudah cukup semuanya. Aku hanya ingin semuanya baik-baik saja. Anggap saja aku tidak pernah mengenalmu.”
Dunia seakan runtuh, kakinya yang tengah berdiri kokoh begitu lemas hingga Ia terjatuh di hadapan Elora. Deraian air mata meluncur dengan sempurna dari mata indah gadis itu bersamaan dengan Zein yang jatuh di hadapannya.
Zein Immanuel, Ia masih berlutut pada gadis yang membawa separuh jiwanya terbenam didalam hatinya. Bagaimana Ia bisa hidup bahagia jika tangan gadis itu masih menggenggam dengan erat jiwanya. Hubungan mereka diibaratkan dengan gelas yang sudah pecah namun berusaha untuk disatukan kembali. Dan hasilnya pun tidak akan sama seperti dulu.
“Elora... bergegaslah” suara bariton yang begitu indah membuyarkan Zein yang tengah terkulai di kaki Elora.
Gadis itu berjongkok meraih kedua tangan Zein dan membantunya berdiri.
Disatu sisi Berlly nampak tersenyum puas karena tiba-tiba Xander datang pada waktu yang tepat. Itu artinya Zein sudah tidak memiliki harapan lagi untuk memiliki Elora.
Elora menatap Zein dengan iba.
“Ze dengarkan aku, jika kita tidak bisa menjadi sepasang kekasih, bukannya kita bisa menjadi sepasang teman atau sahabat?” Suara lembut itu keluar dari bibir manis Elora menatap kedua manik Zein yang berkaca-kaca. Namun hati Zein begitu serakah yang tidak menginginkan Elora hanya menjadi sahabatnya.
Zein hanya terdiam, lalu menoleh pada Xander yang tengah berdiri kokoh di depan sana yang terkesan sangat cuek. Menurutnya pria itu jauh lebih gagah dan tampan dibandingkan dengan dirinya.
Bukankah tampan dan cantik itu relatif? Mereka berdua sama-sama memiliki paras yang sama-sama tampan.
Kemudian tangan mungil gadis itu mengusap pelan pundak Zein dan berlalu dari pria itu.
“Sudah ku katakan Elora sudah menggantikanmu. Tapi kau tidak perlu berkecil hati karena kau jauh lebih kaya dari pria biasa itu. Kau hanya cukup menggandeng seorang wanita untuk membalas Elora”
*
*
“Tuan Xander, mengapa kau datang lagi ke rumahku” ucap Elora kesal sambil memukul dada bidang Xander yang tengah fokus menyetir. Tidak habis pikir pria itu datang ke rumahnya disaat ada sosok Zein yang tengah berderai air mata memohon padanya. Ia tidak ingin pria yang masih melekat di dalam hatinya itu menjadi salah paham dengan dirinya.
“Ihhhh diam.... bersikap sopanlah pada CEO yang ada disampingmu. Akan ku mutasi dirimu ke tempat terpencil jika tidak bisa sedikitpun untuk bersopan santun pada diriku!!!”
Elora yang tangannya sangat gatal itu jadi berhenti untuk memukul Xander. Ia hanya menatap kesal ke arah kendaraan yang berlalu lalang di depannya.
“Anda sudah lancang datang ke rumah saya tanpa izin terlebih dahulu”
“Kenapa? kau tidak suka karena aku mengganggu adengan dramatis percintaanmu dengan pria itu. Seorang Xander tidak main-main dengan ucapannya untuk mutasi karyawannya jauh dari negara ini” ucapan yang keluar dari bibir seksinya meledek dan mengancam Elora. Tentu saja gadis itu hanya diam saja. Ia juga takut di mutasi keluar dari negaranya ke tempat yang jauh.
“Aku menjemputmu hanya karena ingin menanyakan masalah keributan di group perusahaan pusat” ucapnya lalu mendelik ke arah Elora.
“Berarti anda tidak menjemputku karena suruhan Nyonya Stella?” Tanya gadis itu membulatkan bibirnya.
“Aku tidak sedang membahas itu Nona Elora. Batalkan semua petisi makan bakso gratismu di group itu!!. Kalau tidak akan ku pecat dirimu. Dan ku pastikan kau tidak bisa bekerja di perusahaan manapun!”
Perintah yang keluar dari bibir Xander membuat Otaknya seakan berbenturan hebat.
Seketika makan bakso rame-rame yang dibayangkan sangat seru lenyap begitu saja.
Dan bisa dipastikan teman-temannya akan sangat kecewa dengan dirinya.
Apa urusannya dengan pria itu? Bukannya yang membayar semua Jayden.
“Maaf Tuan, apa masalahnya. Bukankah ini bagus untuk menjalin kedekatan diantara rekan kerja?”
“Kau sangat bodoh! Kau hanya mengratiskan rekan-rekan kerja yang selantai denganmu saja. Bagaimana dengan ribuan karyawan yang spam aku minta di traktir bakso gratis juga?. Ponselku hampir meledak akibat ulah konyolmu itu.”
Elora hanya bisa memasang wajah bersalahnya. Ternyata Ia tidak memikirkan hal itu sebelumnya. Ia hanya menyetujui jayden yang menyuruhnya mengerjakan dokumen-dokumen penting tanpa memberitahu Xander bahwa Ia yang mengerjakan. Sebagai upahnya Elora akan di traktir bakso seumur hidup, dan juga mau membayar satu hari rekan kerja selantainya untuk makan bakso gratis di kedai bakso samping kantor. Dengan mantap Elora menyetujui kesepakatan itu.
Tentu saja di balik semua itu ada maksud licik dari seorang Jayden. Waktu itu Xander mengancamnya akan memberikan setengah gajinya pada Elora. Pria pelit itu tidak terima gajinya yang begitu besar harus dibagi dua dengan gadis yang baru Ia angkat menjadi sekretarisnya.
Ia tersenyum miring mengingat seorang Elora yang sudah dua kali Ia lihat makan bakso di kedai bakso samping kantor.
Jadi bisa dikatakan Jayden dalang dibalik semua itu. Ia juga sengaja mematikan ponselnya karena banyak juga yang spam chat dirinya.
Xander menghentikan mobilnya yang biasanya di gunakan oleh Dani di tepi jalan.
Ia melepas sabuk pengamannya lalu mendekatkan tubuhnya pada Elora. Wajah mereka hanya berjarak beberapa Centi saja. Elora bisa merasakan hembusan nafas berbau mint yang begitu segar dari mulut Xander. Tangan kokoh CEO nya itu memegang kedua pundaknya dan berkata
“Katakan padaku, mengapa kau melakukan hal bodoh seperti itu dengan Jayden”
pak jahe pasti kasihan sama davira🤭🤭🤭