FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
.
BUTUH HEALING? BACA ɪᴍᴀᴍᴋᴜ, ꜱᴜʀɢᴀᴋᴜ SOLUSINYA!
.
DINGIN IN PUBLIC, BUCIN IN PRIVATE🕊️
.
PERINGATAN! HATI - HATI, CERITA INI DAPAT MENYEBABKAN KEJANG-KEJANG DAN SENYUM-SENYUM SENDIRI!🦋
.
Allah itu maha romantis. Ada banyak cara untuk Allah mempertemukan kita dengan jodoh. Salah satunya Azalea. Berawal dari ketidaksengajaan nya yang menghilangkan berkas penting, berakhir dengan ia yang menjadi istri sang bos besar.
Awalnya, Azalea pikir pernikahannya itu tidak akan berlangsung lama ketika mengingat bagaimana awal mereka berdua bisa menikah. Namun ternyata tidak. Husain bukan laki-laki pengecut yang akan mempermainkan kesakralan sebuah pernikahan. Justru Husain akan menjadi lelaki gentle yang akan terus mempertahankan rumahtangganya atas izin Allah.
"Kamu tahu istriku, jika saja setan melihat senyuman manis kamu, Abang khawatir malah ia yang akan tersesat saat menggodamu," - Azzam Gibran Al-Husain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon its.syrfhlee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(10). Cantik, selalu cantik.
Azalea membuka perlahan kedua kelopak matanya yang tertutup. Cahaya yang berasal dari luar jendela secara perlahan dapat ditangkap oleh retina mata Azalea. Setelah melaksanakan sholat subuh, Azalea kembali tertidur karena merasa sedikit lelah menemani ibu mertuanya melakukan cuci darah mulai dari jam 7 malam hingga jam 1 dini hari.
Dirasa seluruh nyawanya sudah terkumpul, netra Azalea menatap sekeliling kamar untuk melihat keberadaan suaminya. Dapat Azalea lihat punggung tegap suaminya itu tengah duduk di meja kerjanya.
"Assalamu'alaikum, sayangku. Selamat pagi!" sapa Azalea dengan riang.
Husain yang sedang fokus melakukan meeting dengan karyawannya di buat kaget mendengar sapaan riang istrinya. Matanya langsung menatap ke arah Azalea yang sudah menampilkan senyum manisnya yang mampu membuat Husain di mabuk kepayang.
"Wa'alaikumussalam, selamat pagi juga, cintaku." balas Husain lembut.
Husain berjalan menghampiri Azalea. Meninggalkan laptopnya yang sedang menampilkan wajah karyawannya karena ia sedang melakukan meeting melalui google meet.
Dengan spontan Azalea merentangkan tangannya ketika Husain berjalan ke arah dirinya.
Hap.
Husain langsung membawa Azalea ke dalam gendongannya.
"Abang bantuin cuci muka ya, sayangku." ujar Husain.
Azalea mengangguk semangat. Dengan senang hati Azalea menerima tawaran Husain.
"Boleh, Abang."
Husain berjalan ke arah kamar mandi dengan Azalea yang berada di gendongannya seperti bayi koala. Sesekali Husain menggesekkan hidung mereka berdua yang membuat Azalea terkikik karena merasa geli. Saat tiba di dalam kamar mandi, Husain mendudukkan Azalea di atas wastafel. Kedua lengan panjang kemejanya ia singkap sampai di atas siku.
"Seger gak?" tanya Husain setelah lelaki itu membasuh wajah Azalea dengan air.
"Seger banget,"
"Mau sekalian cuci muka, sayang?"
"Mau dong. Kapan lagi Azalea di layani kayak permaisuri begini," kelakarnya.
"Hari ini dan seterusnya dong. Abang akan melayani kesayangan abang seperti permaisuri,"
"Janji?" ujar Azalea sembari menyodorkan jari kelingkingnya kearah Husain.
"Janji, cintaku." sahut Husain menyambut uluran jari kelingking Azalea.
Mereka mengaitkan kedua jari kelingking mereka seperti anak kecil yang sedang melakukan pinky promise.
Setelahnya Husain membaluri telapak tangannya dengan sabun pencuci wajah milik Azalea. Dengan hati - hati Husain menggosok wajah Azalea menggunakan telapak tangannya yang sudah terbalur oleh sabun pencuci muka.
"Aza masih cantik gak abang kalau wajah Aza kayak gini?" tanya Azalea random.
Sebelum menjawab pertanyaan random dari Azalea, Husain mencium sekilas bibir Azalea yang tidak terkena sabun pencuci muka.
"Cantik. Bagaimanapun keadaan kamu, kamu tetap cantik dimata abang, cintaku. Karena mata ketika sudah senang kepada sesuatu, maka mata itu akan buta. Semua yang di pandangnya adalah keindahan, walaupun keburukan sekalipun akan tetap dipandang sebagai keindahan."
Pipi Azalea bersemu merah.
Setelah selesai mencuci muka, Azalea berniat ingin mengganti bajunya tanpa mandi, karena sebelum subuh tadi, Azalea sudah mandi terlebih dahulu.
Sembari menunggu Azalea bersiap - siap, Husain kembali melanjutkan meeting nya dengan para karyawannya. Tapi sebelum itu, Husain sudah meminta maaf atas perilakunya yang tiba - tiba saja meninggalkan meeting mereka.
"Abang, Aza cantiknya pakai baju yang mana?" tanya Azalea sambil menunjukkan dua pasang baju ke arah Husain.
Husain menghentikan sejenak meeting nya, lebih mengutamakan sang istri di banding pekerjaannya.
"Yang warna maroon cantik sayang." jawab Husain lembut.
Senyum Azalea mengembang. Ternyata selera fashion dirinya dengan Husain sangat cocok.
"Terimakasih, Abang."
"Eh tunggu dulu, sayang."
Husain menghentikan aksi Azalea yang akan berjalan menuju ke arah walk in closet untuk berganti pakaian.
"Kenapa?"
"Kamu harus ingat, kalau kamu itu cantik, selalu cantik. Apapun yang kamu pakai, kamu akan tetap terlihat cantik. Dan cantiknya kamu hanya boleh untuk abang. Paham, cinta?"
"Paham, Abang." sahut Azalea semangat.
"Pinter."
Sekretaris Husain yang menyaksikan Husain sedang berbicara penuh kelembutan dengan istrinya, mendadak merasa salting. Ada sedikit rasa iri ketika mengetahui bahwa Husain memperlakukan wanita lain dengan lembut, sedangkan dengan karyawan/karyawati yang bekerja di kantornya Husain akan berlaku dengan tegas.
Sementara beberapa karyawan yang ikut meeting dengan Husain merasa penasaran, siapa sekiranya wanita beruntung yang menjadi suami dari atasan mereka yang memiliki julukan Mr. Cold man.
Saat pernikahan Husain dan Azalea dilaksanakan, hanya ada beberapa karyawan yang di undang saja. Itupun hanya karyawan lama yang sebelumnya sudah bekerja di perusahaan Husain bahkan saat ayah Husain masih berjabat sebagai CEO. Sementara karyawan baru, tidak mereka undang karena satu dua alasan.
Husain sedikit berdehem. Wajahnya kembali berubah menjadi tegas saat berhadapan dengan karyawannya.
"Maaf sebelumnya meeting kita beberapa kali sempat terjeda. Karena istri saya harus saya dahulukan di banding pekerjaan." ujar Husain dengan tegas.
Karyawan Husain hanya mengangguk maklum. Tidak berani hanya untuk sekedar membantah ucapan atasan mereka.
Azalea yang sudah mengganti pakaiannya, langsung berjalan ke arah Husain.
"Sayang, Aza mau cium dong. Biar Aza semangat menjalani hari ini." teriak Azalea.
Lagi dan lagi, meeting yang mereka lakukan harus di jeda. Namun Husain sama sekali tidak marah. Malah Husain menyambut pelukan hangat Azalea dengan senang. Mengabaikan beberapa pasang mata di balik layar laptop yang sedang menatap interaksi mereka berdua.
Husain langsung mencium seluruh wajah Azalea dengan sayang. Tangannya tak lupa mengelus sayang kepala Azalea yang berbalut kerudung bergo berwarna senada dengan gamis yang wanita itu pakai.
"Sudah?" tanya Husain.
"Sudah." jawab Azalea dengan anggukan semangat.
"Aza sudah semangat. Karena sudah dapat kiss dari Abang." lanjutnya.
"Gemes banget sih kesayangan Abang."
Disaat dirinya menikmati kegemasan sang istri, Husain tak sengaja melirik ke arah laptopnya.
"Sayang!" panggil Husain lembut.
"Heum. Kenapa abang? Abang butuh sesuatu?" tanya Azalea yang masih betah berada di atas pangkuan Husain sambil memeluk leher lelaki itu.
"Bukan, sayang."
"Terus?"
"Sayang, abang boleh melanjutkan meeting abang?" tanya Husain.
"Meeting? Abang mau ke kantor?" tanya Azalea bingung.
"Bukan."
"Terus?"
Husain melirik sebentar ke arah laptopnya yang masih menampilkan wajah karyawannya yang sedang menunggu dirinya.
Azalea yang melihat Husain melirik ke arah belakangnya, secara reflek juga ikut melirik ke arah belakang. Namun kepala Azalea langsung di tahan oleh Husain agar tak melihat ke arah belakang.
"Kenapa, Abang? Aza mau lihat ke belakang. Soalnya abang tadi ngelirik ke arah belakang, Aza." ujar Azalea merengut.
"Di belakang kamu cuma ada laptop sayang. Dan di laptop abang, abang sedang melakukan google meet dengan beberapa karyawan abang untuk membahas beberapa proyek. Abang gak mau kamu malu. Makanya abang gak izinin kamu menghadap ke arah belakang kamu." jelas Husain lembut.
Azalea menganga. Dengan pandangan polosnya, Azalea bertanya, "Sejak kapan, abang?"
"Sejak sayang belum bangun dari tidur cantik sayang." jawab Husain enteng.
"Jadi --" ucapan Azalea terhenti. Bibirnya mendadak terasa sulit untuk melanjutkan sepatah dua patah kata sangking syoknya.
Seakan memiliki ikatan batin yang kuat, Husain tahu kalimat apa yang akan Azalea ucapkan.
"Benar, sayang." ujar Husain menjawab semua pertanyaan yang ada di kepala Azalea.
Pipi Azalea lagi - lagi bersemu merah. Wajahnya langsung ia sembunyikan di dada bidang milik Husain.
"Malu, Abang." cicitnya pelan.
"Gapapa, sayang. Kan mereka gak lihat muka kesayangan Abang." ujar Husain menenangkan.
Azalea lantas langsung berdiri dari pangkuan Husain. Tapi sebelum itu, Azalea mencuri satu kecupan di bibir Husain.
"Maaf ya semuanya sudah menganggu kegiatan meeting yang sedang berlangsung." ucap Azalea memohon maaf pada karyawan Husain.
"Tuh istri saya minta maaf sama kalian. Dimaafin gak?" sambung Husain ke arah karyawannya.
"Tidak masalah Nyonya. Nyonya tidak perlu meminta maaf seperti itu." ujar karyawan yang paling tua mewakilkan beberapa karyawan lainnya.
"Benar, Nyonya."
"Gimana, Nyonya Husain?" tanya Husain ke arah Azalea yang berdiri di samping meja kerjanya.
Azalea tersipu malu. Wajahnya kembali bersemu merah mendengar Husain mengatakan dirinya dengan sebutan 'Nyonya Husain'.
"Terimakasih." jawab Azalea sekenanya karena dirinya sudah terlanjur salting.
"Aza mau kebawah dulu ya, Abang." pamit Azalea.
"Silahkan, sayang."
- TO BE CONTINUED -