Asta Stanley dan Okan Putra Wardana sebelumnya hanya pemuda baik baik, adiknya yang bernama Aluna Atasya Chelia diculik hal itu mengubah kehidupan keduanya. Mereka kembali menjadi mafia untuk menyelamatkan adi mereka.
Karya ini Skuel dari Menjadi Tawanan Bos Mafia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terpesona Pada Adik Sahabat
Stanley merasa sangat menyesal karena mengabaikan nasihat Dorroty, kini adik tercinta ikut terseret dalam bahaya besar.
Sebenarnya hal yang wajar ia menemui adiknya, saat ia pulang sudah lima tahun lamanya mereka tidak bertemu setelah ia masuk penjara, rindu sang adik sudah lama ia rasakan saat ia masih mendekam di balik jeruji.
Stanley saat dalam penjara , ia mendapat hak istimewa, ia beberapa kali bebas berkeliaran menikmati udara bebas di luar penjara, hak istimewa itu ia dapatkan sejak bos gangster penguasa itu mengangkatnya jadi orang kepercayaannya.
“Kita bertemu di pinggir pantai, saya datang ke sana.”
“Baik Bos.”
“Bagaimana keadaan mereka berdua?”
“Mereka baik-baik saja Bos, hanya mereka berdua jadi terlihat ketakutan,”ujar Billy.
“Katakan pada adikku kalau aku akan datang.”
“Baik Bos.”
Stanley menutup teleponnya, baru juga ia memasukkan ponselnya ke saku celana, tiba-tiba sebuah tangan mencekiknya, dari belakang mobil melaju tidak seimbang hampir menabrak mobil yang datang dari arah depan, dengan leher tercekik, Stanley menghentikan mobilnya dipinggir jalan, lalu mengarahkan sebelah tangannya kearah luka musuh, mencengkram luka itu dengan kuat.
“AAA!” Ia berteriak kesakitan melepaskan siku tangan yang mengunci leher Stanley, dengan wajah menghitam Stanley terbatuk-batuk dan berbalik badan menghantam dada lawannya dengan pukulan siku.
Bug …!
Satu pukulan keras mengenai dada kirinya, lalu, tubuh lelaki itu terhempas mundur ke belakang. Stanley tidak menyianyiakan kesempatan, ia menerjang tubuh lelaki di jok belakang, ia mendaratkan satu tinju keras mengenai pelipis kirinya , ternyata ia juga membalas, Stanley mendapat pukulan, walau tidak sekeras pukulannya, tetapi tinju pria berkepala botak licin itu mengena bibirnya hingga mengeluarkan cairan berwarna merah.
Saling baku hantam dalam mobil itulah yang terjadi saat itu, saat Stanley terlempar ke depan , ia menggunakan kakinya menendang si botak sampai terduduk dan Stanley melompat ke tubuhnya, memberinya hadiah bogem mentah sampai berkali-kali,dari pelipis dan mulut pria tersebut mengucur darah segar, ia kalah bertarung tangan kosong dengan Stanley.
“Kamu akan mati, bos ingin kepalamu,” ujar lelaki itu mengoceh, tubuhnya terkunci oleh kaki Stanley.
“Aku tidak takut,” balas Stanley dengan napas terengah-engah.
“Bos juga menginginkan adikmu yang cantik,” ucapnya lagi.
Karena adiknya ikut dikait-kaitkan, setan dalam tubuhnya Stanley langsung bangun, lalu menarik pistol dari balik pinggangnya.
“Tadinya aku ingin membiarkanmu hidup, tapi melihatmu mengoceh dan menyebalkan aku akan mengirim mu ke alam baka”
“Dor!”
Stanley menembak tepat di kepala, sekejap lelaki berkepala botak itupun modar …
Ia menunggu hari sampai gelap, melihat pakaian dan wajahnya yang lebam ia tidak mau Luna takut, jadi ia mengeledah barang-barang di mobil penjahat tersebut, ternyata ada tas berisi pakaian dan beberapa pistol, amunisi dan ada tiga paspor.
Ia berganti pakaian, ia yakin ia akan ditemukan para penjahat yang lain, jadi ia mencari cara untuk menyingkirkan mayat lelaki itu, ia mengikat tubuhnya dengan batu besar dan membuangnya ke satu bendungan yang sepi. Lalu ia membawa mobil itu jauh dari sana dan meninggalkannya di jalan raya, ia tahu kalau ia memakai mobil tersebut menemu Billy musuh akan menemukannya melalui GPS yang dipasang di dala mobil, jadi , jalan satu-satunya meninggalkan roda empat tersebut.
Stanley naik taxi menuju pantai, [aku datang kalian di mana?]
Mengirim pesan untuk Billy [ Kami menyewa satu penginapan di dekat pantai untuk mereka berdua, Bos di mana?]
Ia datang ke sana menemui mereka, kedua lelaki yang berjaga di luar itu terkejut melihat wajah Stanley.
“Apa yang terjadi Bos?” Billy menatap kaget.
“Kenapa tidak mengabari Bos.”
“Tidak apa-apa, saya bisa mengatasinya.”
Masuk ke dalam penginapan wajah kedua wanta itu langsung melongo menatap Stanley.
“Apa yang terjadi?” mata Luna berkaca-kaca.
“Tidak apa-apa Luna, hanya kesalahpahaman,” ucap Stanley.
Tetapi wanita cantik itu bukan anak-anak lagi yang bisa dibohongin seperti yang dulu, kalau dulu saat ia masih sekolah saat Stanley terlibat perkelahian ia selalu ia berbohong dan mengatakan tidak terjadi apa-apa, hanya terjatuh, tetapi kali ini, Luna dan Dita sudah tahu, saat bersama Billy dan Neil mereka sudah curiga kalau sang kakak terlibat dalam organisasi kejatahan.
Saat mereka makan di cafe tadi Luna tanpa sengaja sudah melihat pistol milik Billy terselip di pinggang di balik jaket.
“Apa kalian punya kotak obat?” tanya Luna, ia sengaja menghindari tatapan Stanley.
“Aku tidak apa-apa Lun, hanya terjatuh.”
“Berhentilah berbohong padaku Kak, aku bukan anak kecil lagi, ini luka perkelahian, apa perlu aku jabarkan, kakak dicekik dari belakang menyebabkan luka dileher lalu mendapat pukulan di bibir dan luka lebam di akibatkan tendangan sepatu, itu artinya ada perkelahian hidup dan mati, jika kakak masih hidup itu artinya orang itu yang lenyap,” ucap Luna menjabarkan dengan sangat rinci hanya dengan menatap luka tersebut.
“Luna ikut pelatihan team forensik, makanya dia tahu,’ ucap Dita menjelaskan tentang sahabatnya.
“Tidak usah Lun, aku tidak punya waktu untuk menjelaskannya, tai kita dalam bahaya, ada seseorang yang akan menghabisi ku, maka itu aku sudah minta Dorroty membawa kalian pulang.”
“Aku tidak ingin merepotkan Kak Dorty lagi.”
“Nanti kalau situasinya sudah tenang aku akan menjemputmu.”
Saat lagi bicara serius, Dorroty menelepon.
“Kalian sudah di mana, aku sudah di pantai?”
“masuk ke dalam saja, kami ada.”
Lelaki itu datang lagi menggunakan kerudung bercadar, ia datang dengan sikap buru-buru.
“Apa kamu puas sekarang!”
Bukkk …!
Memberi bogem mentah lagi tepat di wajah sang sahabat.
“Ah sial, kamu membuatku berdarah lagi,” ucap Stanley, ia tidak marah atau melawan saat Dorroty menghajarnya.
“Apa kamu ingin menerima lagi.” lelaki berambut keriting itu membanting tubuh Stanley ke lantai.
“Aih … brengsek kamu membuat pinggangku patah,” rintih Stanley, ia tidak melawan.
“Ah mulai lagi,” ujar Dita dan Luna, mereka berdua meninggalkan kedua sahabat yang sedang guling-gulingan itu.
“Apa mereka selalu seperti itu?” tanya Billy, ia terkejut melihat bosnya yang tidak marah ataupun kesal saat seorang pria menghajarnya.
“Aku minta maaf tidak ada niat untuk membuat kalian dalam bahaya,” ujar Stanley.
“Harusnya kamu tidak pulang ke sini, dengar!! menjauh dari Dita … jangan sesekali kamu mengharapkan nya,” ancam Dorroty dengan tegas.
“Bro … aku tidak akan melakukan itu,” ucap Stanley dalam hati, mulut boleh berbohong tetapi hati tidak, tetapi Stanley akan mengubur perasaannya lagi pada adik sahabatnya tersebut, demi kebaikan mereka semua.
Dorroty membawa mereka kembali ke asrama menggunakan penyamaran , setelah mereka aman barulah Stanley kembali ke Jakarta besok harinya.
Bersambung...
Terima kasih sudah baca karya saya, semoga kakak suka dan terhibur.
Bantu kasih masukan di setiap babnya ya kakak.
ceritnya bags alurnya.
kalimat demi kalimat juga tersusun rapi...apa kah ada masalah?