NovelToon NovelToon
Lihatlah Aku, Suamiku!

Lihatlah Aku, Suamiku!

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Pernikahan Kilat / Tamat
Popularitas:4.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: fieThaa

"Aku kira pernikahan ini seperti kisah di novel romansa yang sering aku baca. Berawal dari perjodohan dan berkahir dengan cinta sungguhan. Ternyata, aku salah." -Elyna Prameswa-

Menjalani biduk rumah tangga tanpa adanya cinta sudah lumrah pada cerita fiksi novel romansa modern. Beda halnya dengan Elyna yang mengharapkan suaminya melihatnya sebentar saja. Jangan hanya menjadikannya bahan jinjingan ketika menghadiri acara penting perusahaan. Padahal, pada nyatanya dia terus diabaikan selama menikah dengan pria yang bernama Rifal Addhitama. Seorang suami yang mengharapkan wanita lain untuk kembali padanya. Bukankah itu sangat menyakitkan?

Akankah Elyna mampu mempertahankan rumah tangganya? Ataukah dia menyerah, memilih pasrah dan mengikhlaskan suaminya kembali ke pelukan wanita yang memang dia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Florist

Setelah kejadian itu Elyna memilih untuk tidur di kamar tamu. Hatinya masih terlalu pedih. Dia ingin menyembuhkan lukanya terlebih dahulu.

Dalam sujudnya di sepertiga malam, dia selalu memohon agar pintu hati suaminya dibuka lebar. Juga sembuhkan luka yang tengah Elyna derita.

"Pih, Elyna memang kerja di mana?" Rifal memberanikan diri untuk bertanya. Addhitama hanya melirik putranya sebentar.

"Kenapa tidak tanya kepada istrimu sendiri." Addhitama berkata dengan sangat ketus. Ada rasa kecewa di dada. Namun, dia juga harus berpikir jernih. Ini semua salahnya. Jika, dia tidak memaksa Rifal untuk menikah dengan wanita yang sama sekali tidak dia kenali juga cintai, ini tidak kan pernah terjadi.

Seminggu sudah berlalu, Rifal tidak pernah melihat Elyna di rumah besar. Sekalipun Rifal pulang lebih sore, dia tidak pernah bertemu dengan istrinya. Malam ini, Rifal memandangi ranjang yang biasa Elyna tempati untuk tidur. Ada rasa berbeda di hati. Biasanya dia melihat wanita yang selalu tertutup meskipun sedang tertidur. Namun, sekarang sudah tidak ada.

Rifal pun masih tidur di sofa. Dia tidak ingin merebut tempat Elyna di sana. Sebenarnya dia tidak jahat, hanya saja perasaannya yang masih terpatri pada satu sosok.

Ting!

Pesan dari grup keluarga yang sangat ramai. Walaupun hanya diisi tujuh orang, gelak tawa banyak tercipta di sana.

"Nemenin Nyonya ke florist." Tulis Rindra di sebuah foto yang dia kirimkan. Istrinya sedang memilih-milih bunga.

"Pengen dibeliin bunga bilang-bilang ya," tulis Radit.

"Iya. Untungnya aja bukan bunga bank."

Hanya emoticon tertawa yang dikirim dari anggota lain dari grup tersebut. Rifal tersnyum tipis.

"Nemenin Nyonya Raditya shopping." Radit mengirimkan foto sang istri yang tengah memilih kosmetik merk ternama yang terbilang muahal.

"Jajanan Nyonya Raditya gak bisa disaingin kayaknya. Merk sultan yang dibeli."

Mereka sangat asyik berbincang via aplikasi pesan. Rifal hanya membacanya saja tanpa membalas apapun di grup tersebut. Sama halnya dengan Elyna yang hanya dapat tersnyum dengan hati yang pedih melihat kebahagiaan Kakak dan adik iparnya.

"Kapan aku akan seperti mereka?" Itulah yang Elyna gumamkan. Dia masih betah merangkai bunga pesanan orang.

"Pengantin baru sepertinya tidak pernah mengumbar kemesraan nih." Rindra sedikit menyindir Rifal. Namun, orang yang disindir tak menampakkan diri. Elyna masih menunggu apakah Rifal akan membalas pesan dari kakaknya.

Rindra pun mencoba menge-tag nomor Elyna. Rifal dibuat terkejut. Dia menunggu jawaban dari Elyna dengan dada yang berdegup. Sayangnya, tak ada jawaban apapun. Hembusan napas kasar keluar dari mulut Rifal.

Dia meletakkan ponselnya. Menyandarkan kepalanya di kepala sofa. Matanya terpejam sejenak.

"Gua lagi nyari Keysha, tapi kenapa Elyna yang hadir di kepala gua." Lelehan air mata Elyna membuat Rifal membenci dirinya sendiri. Dia benar-benar sudah menjadi pria jahat. Bukan hanya Keysha yang dia sakiti. Elyna pun ikut tersakiti.

.

"Elyna!" Nesha melihat adik iparnya yang tengah menyerahkan sebuket bunga kepada customer.

"M-mbak." Elyna pun nampak terkejut. Dia seperti terciduk oleh kakak iparnya sendiri.

"Kamu ngapain di sini?"

"Aku kerja, Mbak." Elyna berterus terang. "Aku bosan di rumah tidak ngapa-ngapain. Lagi pula aku udah ijin sama Papih."

Dahi Nesha mengernyit mendengar apa yang dikatakan Elyna. Ijin kepada mertua, bukankah seharusnya dia ijin kepada Rifal.

"Dari pagi?" Elyna pun mengangguk.

"Suami kamu?" Wajah Elyna mendadak berubah. Nesha telah salah berucap dan dia segera meminta maaf. Dia lupa jikalau Rifal masih belum bisa menerima pernikahan mereka.

"Mamih," panggil Rindra. "Papih cari-cari tau-"

Rindra terkejut ada Elyna di florist ini. Sorot matanya menunjukkan rasa penasaran.

"Kamu beli bunga juga di sini? Rifal mana?" Sakit rasanya ditanya seperti itu. Apalagi mendengar nama suaminya disebut.

"Elyna kerja di sini, Pih." Nesha mulai menjelaskan. Kepala Elyna pun menunduk.

"Emang Rifal tidak memberi kamu uang?" Elyna menggeleng dengan cepat.

"Lalu?" Rindra masih mendesak Elyna.

"Sudah, Pih." Nesha mencoba menenangkan. "Elyna mungkin bosan di rumah. Anak juga belum punya 'kan."

Rindra menghembuskan napas berat. Dia sangat yakin ada yang telah terjadi di antara Rifal dan Elyna.

"Kita bayar yuk, Pih. Kasihan Rio nungguin di rumah." Nesha mencoba mengajak pergi suaminya. Tatapan suaminya saja sudah membuat Elyna ketakutan.

.

Hari-hari berikutnya Elyna masih tidak menampakkan diri di rumah besar itu. Ayah Rifal sama sekali tidak memberitahu di mana Elyna berada. Dia juga enggan menanyakan karena gengsi yang mendominasi.

Rifal yang tengah bergelut dengan pekerjaannya dikejutkan dengan kedatangan sang kakak. Dia mencari tahu dari mimik wajah Rindra. Dahinya pun mengkerut.

"Tumben, ada apa?" tanyanya. Sang kakak sudah duduk manis di atas sofa.

"Bagaimana hubungan kamu dengan Elyna?" Rifal yang baru saja berdiri dibuat membeku oleh pertanyaan yang langsung ke inti dari Rindra.

"Kamu memperlakukannya dengan baik 'kan? Uang belanja kamu kasih 'kan." Rindra memberondong banyak pertanyaan. Rifal pun hanya terdiam.

Rindra semakin memicingkan mata. Melihat wajah Rifal yang tidak bisa membohongi dirinya.

"Jawab Abang, Pang!" Suara Rindra sedikit meninggi.

"A-aku sudah memberikan semuanya. Sudah juga berbuat baik kepadanya walaupun aku tidak mencintainya."

Hembusan napas berat keluar dari mulut Rindra. Dia menghampiri Rifal dengan tatapan serius. Kedua tangannya pun dia masukkan ke dalam saku.

"Masih tenggelam akan masa lalu?" sergah Rindra. "Ingat, waktu tidak bisa mundur ke belakang. Sekarang, kamu harus menata masa depan. Meskipun bukan wanita yang kamu cinta yang kini berada di samping kamu. Setidaknya, belajarlah mencintainya, menghargainya. Ada kalanya wanita jika sudah lelah pergi begitu saja. Bukan karena dia tak cinta, hanya untuk mengurangi rasa kecewa."

Jleb.

Perkataan Rindra seperti sindiran keras untuknya. Rifal tidak berani menatap sang kakak sekarang.

"Temuilah dia, minta maaflah," titah Rindra. "Sebenar apapun seorang pria, tetap saja kita yang harus meminta maaf duluan kepada wanita." Rindra menyerahkan alamat florist yang istrinya kunjungi semalam.

"Pergilah ke sana. Elyna bekerja di sana."

Ketika makan siang tiba, Rifal mencoba datang ke florist yang dimaksud Rindra. Dia memantau dari kejauhan. Memang benar Elyna ada di sana. Namun, wajahnya terlihat sedikit tirus.

"Apa dia tidak makan dengan benar?" Tanpa Rifal sadari dia merasa cemas dengan kondisi Elyna sekarang.

Tidak ada keberanian untuk turun dan menghampiri. Rifal memilih untuk pergi dan kembali ke tempat asalnya lagi.

.

Elyna hanya bisa terduduk sekarang. Kondisi tubuhnya semakin hari semakin menurun.

"Apa karena aku sudah jarang bekerja? Makanya tubuh ini kaget." Elyna memilih untuk mengambil air wudhu dan bersujud kepada sang Maha Kuasa. Mencurahkan apa yang tengah dia rasakan hari ini. Tempat bercerita terbaik adalah Allah SWT.

Baru saja Elyna keluar dari musholla kecil yang ada di florist itu, dia dihampiri oleh rekan kerja yang sudah menyodorkan paper bag berisi makanan.

"Aku gak pesan makanan." Elyna berucap dengan begitu jujur. Lagi pula mana mampu dia membeli makanan dari restoran ternama yang tertulis di paper bag tersebut.

"Kata mamang kurirnya emang buat Mbak Elyna."

Elyna tengah menerka-nerka siapa yang mengirim makanan ini untuknya. Ketika dibuka pun banyak sekali makanan yang dikirimkan. Tak lama, dia teringat orang yang sering memesan makanan dari restoran itu.

...***To Be Continue***...

Komen dong ...

1
Elly Setia Ningsih
dan ternyata betul, elyna menyusul jaraaah
Dina Zuraida
Luar biasa
Ucie
pengumuman terus
Ucie: dihhhh....ee lo
total 2 replies
Rohimatul Amanah
Luar biasa
Yus Nita
/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Yus Nita
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Yus Nita
penyesalan selalu datang terlambatt.
di sat orang2 yg kita sayang telah tiad
Yus Nita
makan tuch penyesalan
Yus Nita
waooowww...
salam dari sang mantan /Smile//Smile/
Yus Nita
skakmatt..
Yus Nita
ini kah ug nama ny jodoh yg tertukar /Grin//Grin//Grin/
Yus Nita
sebuah keputusan yg telah di ambil oleh Rigal
dan menepati janji ny
Yus Nita
masa lalubiar lahmasa lalu..
tapi masalalujugamshbrersemayam i dah do hati kang Rifal.
Yus Nita
skakmatt
Bela Jana
yang pastinya terasa sedih sekali
Yus Nita
siapa pria ygenemani Elyana saatdia sdgtwrpuduk
dan sakit
Yus Nita
jbetul..
jangan berhara kepada manusia klu tak ingin kecewa dan sakit../Sob//Sob//Sob/
Yus Nita
sakit ny pedih ny....
melihat kaudan dia...
Evy Andriyani
aku suka ceritanye
Raida
harus sabar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!