NovelToon NovelToon
Anggap Aku Ada, Suamiku

Anggap Aku Ada, Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Perjodohan / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami
Popularitas:11.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: iraurah

Menjalin bahtera rumah tangga selama delapan tahun bukanlah waktu yang sebentar bagi seorang Marisa dan juga Galvin.

Namun pernikahan yang dilandaskan perjodohan itu tak membuat hati Galvin luluh dan memandang sosok sang istri yang selalu sabar menunggu.

Adanya buah hati pun tak membuat hubungan mereka menghangat layaknya keluarga kecil yang lain.

Hingga suatu hari keputusan Marisa membuat Galvin gusar tak karuan.

Instagraam: @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Interaksi

Marisa menghela nafas panjang sebelum dirinya berkata.

"Aku minta maaf.... " Lirih Marisa.

Galvin tersentak dan menghentikan hisapann rokok yang berada di antara jari telunjuk dan jari tengahnya, suara itu tiba-tiba saja membekukan aliran darah Galvin.

Marisa menunduk tak kuasa menatap Galvin, Marisa tak tau apa tanggapan yang akan keluar dari mulut suaminya, kejadian seperti ini tak pernah mereka alami.

Tak pernah sekalipun mereka berinteraksi, sekalinya berinteraksi justru dalam situasi panas seperti ini.

Tak ada jawaban dari mulut si pria, Galvin lebih memilih diam untuk mendengarkan perkataan Marisa selanjutnya.

Sedangkan Marisa dibuat linglung dan kebingungan, semarah itukah Galvin hingga permintaan maafnya saja tak disahuti oleh lelaki tersebut??

"A-aku tahu kau pasti tersinggung dengan perkataan tadi, ma-maafkan aku... Aku..... "

Belum sempat Marisa melanjutkan perkataannya Galvin lebih dulu bangkit dan menghampiri istrinya.

Marisa menelan ludah dengan susah payah, pria berbadan besar itu perlahan mendekat dan berdiri tepat didepan Marisa.

Tatapannya begitu tajam hingga membuat bulu kuduk Marisa berdiri, apa yang akan Galvin lakukan padanya? Memarahi atau bahkan memukul Marisa untuk melampiaskan kekesalannya??

Akan tetapi dugaan Marisa salah, Galvin justru tak berbuat apapun padanya.

"Jangan lakukan itu lagi, sekarang kembalilah ke dalam!" Setelah berkata demikian Galvin berbalik dan kembali duduk di bangku taman lagi.

Marisa terperangah melihatnya, bukannya merasa lega Marisa justru lebih merasa bersalah.

Ia pun mendekat dan berdiri di depan Galvin.

"Aku tau kau masih menyimpan amarah padaku, aku benar-benar minta maaf..." Ucap Marisa.

Namun Galvin sepertinya tidak mau mempermasalahkan hal ini.

"Aku tidak mau mengingat hal ini, jadi kau tidak perlu mengungkit-ungkit nya. Untuk kedepannya aku akan memperbaiki kesalahan yang tadi" Ucap Galvin dengan santai.

Marisa tidak bisa berkata-kata lagi, ia pun akhirnya mengangguk pasrah.

"Baiklah...

Aku... Akan kembali ke dalam" Marisa melangkahkan kakinya ke dalam.

Di saat Marisa baru saja berjalan pergi tiba-tiba Galvin teringat akan sosok lelaki yang sedang dekat dengan istrinya, ia pun menoleh ke belakang dan memanggil wanita itu.

"Marisa.... "

Langkah Marisa pun berhenti saat namanya disebut, lalu membalikkan badannya lagi.

"Ada apa?"

Galvin tak langsung menjawab, ia berpikir apakah ia harus bertanya soal ini atau tidak? Tetapi jika ia bertanya otomatis Marisa akan tau jika tempo hari ia datang ke cafenya.

Tetapi Galvin sangat penasaran dan benar-benar ingin tahu tentang seberapa jauh hubungan Marisa dengan pria yang martin katakan.

"Emm... Tidak ada" Ucap Galvin memutuskan untuk tidak bertanya.

"Ada apa? Apa soal masalah tadi?" Tanya Marisa.

"Tidak, bukan itu. Lupakan saja, masuklah!" Galvin pun kembali mengambil rokoknya untuk menghindari rasa penasaran Marisa.

Seperginya Marisa dari sana Galvin kembali termenung, jika dipikir-pikir kenapa ia peduli dengan orang yang sedang dekat dengan Marisa, dulu ia selalu acuh tentang apapun yang menyangkut kehidupan wanita itu. Tapi entah kenapa mendengar kata lelaki lain dirinya seolah harus tahu akan hal tersebut.

***

"Mah hari ini Devano diantar oleh papah ke sekolah, boleh kan mah??" Tanya Devano saat mereka baru saja menyelesaikan sarapan pagi.

"Boleh jika Devano mau"

"YEYYYY..................!!!"

Keceriaan Devano mengundang rasa bahagia orang tuanya, Devano yang biasanya bersikap formal dan tak banyak bicara sangat berbeda dengan hari ini.

Jiwa kekanak-kanakan nya muncul layaknya anak umur tujuh tahun pada umumnya, tak ada yang lebih membahagiakan selain melihat sang anak bahagia.

Marisa lantas mengambil tas Devano dan memberikannya pada anak itu.

"Terimakasih mah, Devano berangkat dulu ya" Ucap Devano lalu berlari ke arah mobil hitam Galvin setelah mencium tangan sang Ibu, bahkan Galvin sendiri pun baru saja bangkit dari duduknya.

Marisa mengikuti Galvin dari belakang sampai ke depan teras rumah.

"Terimakasih Galvin....... " Seru Marisa tiba-tiba.

Galvin berhenti sesaat, lelaki itu tidak berbalik hanya menoleh sedikit pada Marisa.

"Terimakasih?" Tanyanya.

"Terimakasih karna telah berusaha mendekatkan diri dengan Devano" Lirih Marisa.

Barulah Galvin mengerti akan maksud ucapan Marisa.

"Tidak perlu berterima kasih, ini sudah menjadi tugasku" Tanpa menunggu lagi Galvin masuk ke dalam mobilnya.

Kendaraan bercat hitam itu pun melaju meninggalkan pekarangan rumah.

***

Pukul delapan Marisa tiba di cafe miliknya, saat ia masuk Marisa mendengar suara seseorang yang memanggil namanya.

"Marisa..........!!" Panggil orang itu.

Ternyata Abrian lah orangnya, pria itu melambaikan tangan pada si pemilik cafe.

Mau tak mau Marisa pun menghampiri meja dimana Abrian berada, tampak dari raut wajah Abrian ia sangat senang melihat sosok Marisa.

"Hai Abrian, sedang ada meeting pagi?" Sapa Marisa karna biasanya Abrian selalu melakukan meeting bersama klien di cafe nya.

"Tidak, aku sengaja ingin sarapan disini.

Bisa kau menemani ku?" Pinta Abrian penuh harap.

"Maaf Abrian tapi aku sudah sarapan di rumah, lagipula ada hal yang harus aku kerjakan" Tolak Marisa dengan bahasa yang halus.

"Ayolah.... Kerjaan saja pekerjaan mu disini lagipula aku ingin membicarakan tentang cafe mu yang akan diiklankan di perusahaan ku" Ucap Abrian mencari alasan agar bisa berduaan dengan Marisa.

"Benarkah? Apa tidak bisa kita bicarakan lain waktu?"

"Sayangnya tidak bisa karna cafe mu akan diiklankan sebentar lagi, banyak yang harus kita bicarakan terutama konsep yang berbeda untuk iklan kedua ini" Jawab Abrian panjang lebar.

Marisa menghembuskan nafas berat, sejujurnya ia sedang tidak ingin membahasnya tetapi ia tidak enak dengan Abrian. Seharusnya dirinya lah yang mengajak Abrian untuk membahas bisnis nya bukan malah sebaliknya.

"Baiklah, aku akan mengambil pekerjaan ku di belakang. Kau lanjutkan lah sarapan mu"

"Tentu, aku akan menunggumu" Sahut Abrian semangat.

Satu jam pun berlalu, namun Abrian dan Marisa terlihat masih sibuk membahas masalah pekerjaan.

Di tempat yang sama pula tiga orang pria yang memakai pakaian formal nampak memasuki kawasan cafe.

Saat mereka mengantri untuk memesan makanan satu diantara ketiganya melihat keberadaan Marisa yang sedang duduk bersama seorang pria yang tidak mereka kenal.

Orang itu pun langsung memberi tahu kedua temannya.

"Hei bro lihatlah bukankah itu Marisa istri Galvin?" Tanyanya sembari menunjuk ke arah sang wanita.

"Iya benar, itu Marisa dengan siapa dia berbicara?"

"Entahlah, tapi kelihatannya mereka sangat akrab"

"Wah.... Ini gawat! Apa galvin mengetahuinya?" Tanya yang lain.

"Aku juga tidak tahu, lebih baik kita cepat bertindak, ayo"

Ketiga pria yang tak lain adalah sahabat Galvin itu berjalan ke arah Marisa, mereka pun mulai melakukan strategi.

"Hai Marisaaaaa...... " Sapa mereka bertiga memenuhi seisi penjuru cafe.

Marisa terlonjak kaget mendapati keberadaan sahabat dari suaminya, ia pun langsung bangkit dari kursi yang diduduki.

"Alex, Hardin, Bima? Kalian disini?" Ucap Marisa tak percaya.

"Tentu, kau pasti terkejut bukan?? Oh iya siapa ini?" Tanya Alex tanpa basa basi.

"Oh perkenalkan ini Abrian pemilik perusahaan stasiun televisi, dia rekan bisnis ku" Jelas Marisa.

"Oh begitukah? Apa kalian sudah selesai berbincang? Tapi sepertinya sudah ya... Maaf Tuan kami sedang ada perlu dengan Marisa, maaf ya obrolan kalian bisa dilanjutkan nanti... Ayo Marisa ikut dengan kami"

Ketiga orang tersebut tiba-tiba saja menarik Marisa dari jangkauan Abrian, sebagai sahabat sejati mereka harus menjauhi istri sahabatnya dari pria tak dikenal.

Sedangkan Marisa dan Abrian hanya bisa melongo melihat kelakuan ketiga pria ini.

1
cinta
maka ny jgn songong nirmala
cinta
mampus lo
cinta
cari kebenaran nya dl itu istri diperkosa bukan kemauanya
cinta
kesel ih
cinta
kan byk suster ngapain bodoh nungguin ulat bulu itu
cinta
ga usah cerai perbaikan aja rmh tangga km nanti ada ulat bulu ob itu🤣
cinta
mampus lo kehilangan kan🤭
cinta
nyesal kan skrg
cinta
kesel bgt ama ob ga tau diri ini
cinta
ngomong aj mah ibu mertua pasti dia ngrti
cinta
tu ank aj ngrti masa lo ga peka sebagai suami🤭
cinta
sama"egois
cinta
kesel mah ob itu jgn sampe ulat bulu itu masuk kermh tangga mereka thor🤭
cinta
nirmala ke gr an dih🤣
cinta
lo yg bikin ulah malah lo yg skt hati maka ny jd laki jgn egois
cinta
rasain maka nya jgn egois jd laki
cinta
laki angkuh gitu tinggalin uang bukan segala nya klu batin kita ga bahagia buat apa
SUPRI YATMI
tuh di kasih kesempatan lg sama Allah SWT jgn sia2kan lg istri dan anak yg sdg di kandung Marisa,
SUPRI YATMI
cari kebenarannya dl galvin jgn terbw emosi, akibatnya akan menyesal
SUPRI YATMI
thor ayo dong bikin si galvin bodoh itu jd pinter dan peka masa sm ulet bulu gitu gak peka sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!