Bunga Adelwis memiliki IQ di bawah rata rata , bandel , suka bolos , tentunya sering mendapat hukuman dari guru , terutama guru tampan dan galak pujaan hati siswi seantero sekolah .
Karna surat wasiat dari mendiang kakek Bunga . Ia pun harus menikah dengan seorang pria , yang ternyata guru paling galak disekolahnya ,cucu dari sepupu kakek Bunga . Dan bisa di bilang , Guru galak calon suaminya itu adalah sepupu jauhnya .
"Mama ! Bunga gak mau menikah sekarang ! titik ! , apa lagi dengan Guru galak itu , Bunga gak suka Ma !" bantah Bunga .
"Mama juga inginnya seperti itu sayang !, Tapi ini sudah wasiat mendiang Kakekmu !"
"Kenapa harus sekarang Ma !, apa gak bisa setidaknya Bunga lulus SMA dulu !" tawar Bunga .
"Apa kamu tega menolak permintaan Nenek Marni yang lagi sakit ?. Dia sangat ingin melihat cucu satu satunya menikah !" tanya Ibunya Bunga .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09
"Bukankah cucu Nenek galak ? , jangan kawatir , setan tidak akan ada yang berani menguntit kalian." Nenek marni tergelak , setelah berbicara membalas perkataan Bunga . Baginya Bunga sangatlah lucu .
Bunga mengerucutkan bibirnya karna tidak bisa membalas omongan Nenek Marni .
"Ayo Arya ! sana bawa calon istrimu jalan jalan . Ingat ! jangan menghukumnya besok berdiri satu kaki di sekolah !." Nenek Marni terawa lagi . Menurutnya menggoda Bunga adalah obat mujarab baginya .
"Iya Nek !" jawab Arya , kemudian mencium pipi Nenek Marni hendak berpamitan .
Bunga semakin memanyunkan bibirnya .seganas ganasnya binatang buas , ia akan patuh kepada pawangnya .batin Bunga , melihat Arya begitu patuh kepada Neneknya .
"Sana kalian pergi cari cincin pernikahan kalian" Suruh Mama Indah kepada Bunga .
"Tapi Ma !"
"Yuk !" Ajak Arya meraih pergelangan tangan Bunga .
"Jangan pegang pengang ! dosa !" ketus Bunga , menarik tangannya , tapi tidak lepas , karna Arya memengangnya kuat .
"Nenek ! Tante ! kami pergi dulu" pamit Arya . menarik Bunga keluar dari ruang ICU .
"Nanti putri Mama di antar langsung pulang kerumah ya Arya !" sahut Mama Indah tersenyum .
"Iya Tante !" balas Arya , sebelum mereka keluar pintu .
"Lepasin tanganku !" ketus Bunga , setelah mereka sampai di luar .
Tanpa berbicara , Arya menatap Bunga tajam . menarik Bunga berjalan di koridor Rumah Sakit , memasuki lif untuk turun ke lantai bawah .
"Lepas !"
Bunga masih berusaha melepaskan tanganya .
"Bisa diam ?" ucap Arya dingin .
Sampai di parkiran , Arya menarik Bunga , memaksanya masuk ke dalam mobil miliknya dan langsung menguncinya .
"Pak Aaryan Dhaky Alfarizqi ! , aku gak mau ikut demganmu !" teriak Bunga di dalam mobil , geram dengan Arya .
Arya masuk ke dalam mobil , duduk di kursi pengemudi dengan memasang wajah datarnya dan langsung melajukan kenderaannya keluar dari parkiran Rumah Sakit .
"Pak Arya !!!" pekik Bunga .
"Diam !!!" bentak Arya , membuat Bunga terlonjak kaget dan menciut . Benar benar galak ! pikir Bunga .
Bunga diam membeku , pandangannya ia arahkan keluar kaca mobil . Mata Bunga berkaca kaca , ia ingin mememui Aldo kekasihnya .
Yah ! , setelah ia di antar pulang , ia akan menemui Aldo ,menceritakan perjodohannya dengan pak Arya . Ia akan menangis di dalam peluakan Aldo , menumpahkan kegundahannya . Ia akan menyuruh Aldo menunggunya sampai mereka lulus sekolah . Karna menurut Bunga pernikahannya dengan Arya hanya sementara karna mereka tidak saling mencintai .
Bunga merapatkan giginya , supaya bibirnya tidak bergetar menahan tangis yang hampir tidak bisa ia bendung .
"Ayo turun ! , kalau kamu ingin cepat di antar pulang , ikut denganku membeli cincin." Bunga tersadar dari lamunannya , mendengar perintah dari Arya .
Tanpa menjawab Bunga membuka pintu di dampingnya dan segera turun , mengikuti Arya masuk ke salah satu Mall di daerahnya .
Melihat Bunga berjalan dengan lambat , Arya menghentikan langkahnya . kemudian menarik tangan Bunga , supaya berjalan lebih cepat .
Bunga tidak meronta lagi , ia hanya diam saja mengikuti langkah kaki Arya . Bukan karna Bunga takut , tidak ! , Bunga tidak takut . Saat ini ia memikirkan Aldo , memikirkan nasib cinta mereka , mampukah mereka jika harus berpisah ?.
Bunga terkesiap tersadar dari lamunannya, merasakan tangan Arya melingkar di pinggang belakangnya . Refleks Bunga mendongakkan kepalanya melihat wajah Arya , yang ternyata memandang lurus ke depan .
"Bersikaplah seolah olah kita pasangan yang saling mencintai"
Bunga langsung membuang pandangannya ke arah lain mendengar ucapan Arya . Bunga pikir Arya tidak tau kalau ia memperhatikan wajah Arya .
"Semoga ke pura puraan ini cepat berakhir , aku sangat menunggu waktu itu tiba !" balas Bunga , tanpa melihat ke arah Arya .
Arya tidak menanggapi perkataan Bunga , ia pun membawa Bunga masuk ke salah satu toko yang menjual perhiasan .
"Mabk !" Arya pun meberikan kertas nota pembelian kepada karyawan toko . Karyawan toko itu langsung paham dan menerima nota bukti pemesanan cincin pernikahan .
"Sebentar ya Mas !"
karyawan Toko itu pun segera mengambil pesanan Arya .
"Ini Mas !" Karyawan toko itu meletakkan dua cincin bermodel sama di atas etalase .
Cincin berwarna kuning emas berpadu dengan emas putih , ada berlian kecil berwarna putih tersemat di tengahnya . Terlihat sederhana tapi nampak indah , Bunga langsung menyukainya .
Arya langsung mengambil satu cincin berukuran lebih kecil , menyematkannya ke jari manis Bunga untuk mengukurnya .
"Sempit !" ucap Bunga .
Arya pun mengeluarkan cincin itu perlahan dari jari Bunga .
"Sakit !" Ringis Bunga .
"Maaf !" Ucap Arya , lalu mengusap jari Bunga yang sudah memerah . Meniup niupnya dan sesekali menciumnya .
"Masih sakit ?" tanya Arya lembut .
"Sudah gak lagi" jawab Bunga , Arya mengacak acak ujung kepala Bunga .
"Mbak ! tolong lingkar cincinnya dibesarin , sesuaikan dengan lingkar jari calon istri saya !" Suruh Arya kepada si Mbak penjaga toko .
"Baik Pak !"
Ternyata bisa juga dia romantis ,walaupun hanya acting . Untung aku sudah tau , jadi aku gak terbuai dengan acting manisnya ,batin Bunga .
"Mas ! coba lagi ke jari si Mbaknya" ucap karyawan toko itu memberikan cincin yang lingkarannya sudah di perbesar kepada Arya .
Arya langsung mengambilnya dan memasangkan cincin yang tadi ke jari manis Bunga .
"Apa udah pas ?" tanya Arya .
"Sudah !" jawab Bunga .
Arya melepas cincin itu kembali , memberikannya kepada penjaga toko untuk di bungkus tanpa ada bertanya kepada Bunga , apakah Bunga menyukainya atau tidak . Dan Bunga , ia pun tidak ada komentar apapun , karna ia tidak menganggap serius pernikahan mereka dan Bunga juga menyukai model cincin yang di pesan Arya .
Setelah penjaga toko itu memberikan cincin yang sudah di bungkus kepada Arya , mereka pun segera meninggalkan toko perhiasan itu . Tidak perlu melakukan pembayaran lagi , karna Arya sudah membayar lunas sebelumnya .
" Antar aku pulang !" ketus Bunga , karna menurutnya sudah tidak ada keperluan lagi di dalam mall.
Arya tidak menjawab , malah ia menarik Bunga ke salah satu tempat makan di dalam Mall tersebut.
"Duduk !" perintah Arya .
"Aku..mau..pulang..!" bantah Bunga , berbicara pelan dan menekan setiap katanya .
"Duduk !" perintah Arya lagi , menatap Bunga nyalang .
Bunga berdecih , menatap Arya dengan tatapan menantang ." Disekolah Bapak boleh memerintah saya , tapi diluar sekolah jangan harap saya akan mematuhinya."
"Kalau kamu gak mau duduk , saya cium kamu disini !" bisik Arya ketelinga Bunga . Membuat Bunga langsung patuh , dan mendudukkan tubuhnya di kursi yang sudah di tarik Arya untuknya . Di cium orang yang Bunga tidak sukai ! , tidak ! , jangan sampai itu terjadi , di tempat umum lagi , mau di tarok dimana mukanya yang cantiknya hanya pas pasan , lebih baik Bunga menurut saja .
Arya mengulum senyum , melihat tingkah Bunga yang langsung patuh tanpa bantahan . Arya pun mendudukkan tubuhnya duduk di kursi di samping Bunga .
"Mau pesan apa Mas ! Mbak ?" tanya si pelayan cafee , datang setelah mereka duduk .
"Aku minum aja !, aku pesan jus mangga !" jawab Bunga .
"Sapi lada hitam satu , batagor satu , jus jeruk satu , jus mangga satu , sama burger satu" ucap Arya .
"Masih ada lagi mas ? mbak ?" tanya sipelayan , setelah menulis pesanan mereka .
"Itu aja" jawab Arya .
"Di tunggu ya Mas ! Mbak !" ucap pelayan wanita yang nampak usianya masih muda , lalu undur diri meninggalkan meja Arya dan Bunga .
Selama menunggu makanan , calon penganten baru itu hanya diam saja . Mereka sibuk dengan handphon masing masing . Jika Arya sibuk mengecek bisnisnya , kalau Bunga sibuk dengan game onlinenya . Hening !
.
.
.