Kesetiaan yang dibalas dengan pengkhianatan, membuat Bianca rela menyamar menjadi pembantu di rumah wanita yang menjadi istri siri suaminya tercinta.
" Bersiap-siaplah mas, tertawalah sepuas mu. Kau dan gundikmu itu akan membayar rasa sakit dari pengkhianatan ini ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gevha Jeany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yura ???
Happy Reading...
💞
Seminggu kemudian. Bianca tetap menjalankan perannya seperti tidak terjadi apa apa. Pun begitu dengan Yuga, siang hari sering bolos demi menemui selingkuhan nya dan malam dia habiskan dirumah bersama Bianca. Terkadang ijin keluar kota dengan alasan pekerjaan padahal menghabiskan waktu dengan Nora.
Tentu tanpa sepengetahuan istrinya.
Jika istrinya tau, ntah apa yang akan terjadi.
Dia tidak tau saja, jika Bianca pura pura tidak tau.
Dan Bianca setelah tau bahwa suaminya bermain dengan wanita lain, Bianca tidak lagi melakukan kewajibannya melayani suaminya di ranjang. Dia memang belum tau pasti, apakah pasangan pengkhianat itu sudah berjalan terlalu jauh atau tidak.
Yang pasti dia merasa jijik. Jika hati sudah dibagi tidak menutup kemungkinan tubuhnya ikut serta. Memang salah jika menolak tapi dia tetaplah manusia biasa.
Ddrrtttt...ddrrrtttt
Getaran ponselnya mengalihkan pandangannya dari design yang sedang dirancangnya.
"Cindy..??" alis Bianca terangkat sebelah
"Hallo Cin, ada apa?"
" Hallo Bu. Ibu sedang butuh asisten rumah tangga ya ?
" Asisten rumah tangga ?? Gak. Kenapa?
" Tadi saya dengar dengar dari karyawan, Pak Yuga mencari asisten rumah tangga karna art ibu pulang kampung" Cindy menjelaskan
"Baiklah. Makasih buat infonya. Kabarin saya lagi"
" Baik Bu" Cindy menutup telpon
"Asisten rumah tangga, untuk apa?. Dan mengapa mas Yuga mengatakan mbok Yum pulang kampung?" beruntun pertanyaan di benak Bianca
" Harus ku cari tau ini" putusnya.
💞
Yuga buru buru keluar dari mobilnya dan berlari kekamar menemui kekasihnya. Panik.
"Sayang ada apa, kamu sakit ?" nafasnya terengah engah
Nora yang tiduran di ranjang mendekati Yuga dan mengelap keringat di dahi Yuga sambil tersenyum manis.
"Aku ada sesuatu untuk mu" bisiknya tepat ditelinga Yuga
"Apa?"
Kemudian Nora mengambil benda empat persegi di atas nakas dan memberikannya pada Yuga.
" Apa ini??, 2 garis merah?" tanyanya bingung
"Aku hamil mas" seru Nora sumringah
Yuga melongo. Mencerna ucapan Nora.
" Kamu hamil sayanggg. Yeesss !!!" teriak Yuga bahagia dan menghadiahkan kecupan diseluruh wajah Nora.
" Aku akan menjadi papa. Aku akan dipanggil papa"ucapnya terharu. Harusnya kebahagiaan ini miliknya bersama istrinya Bianca tapi sampai sekarang Bianca tak kunjung hamil
"Berarti aku gak mandul. Nora bisa hamil" teriaknya dalam hati
Nora hanya mengangguk, tersenyum licik tanpa Yuga sadari.
"Jadi ini maksud kamu meminta mas dicarikan art ?"
"Iya mas, kan aku sedang hamil muda jadi gak boleh terlalu lelah" jawab Nora manja
"Iya sayang, gak apa apa. Apa pun akan mas lakukan yang penting kamu dan bayi kita sehat" seru Yuga mengelus perut rata Nora.
" Mas ka..."
" Minggu depan kita akan menikah" Senyum Nora melebar saat Yuga menjawab pertanyaan Nora yang masih menggantung.
" Makasih mas" mereka berpelukan yang berakhir dengan keringat kenikmatan.
💞
Selesai membersihkan diri, Bianca menyusul suaminya ke ranjang yang sedang senyum senyum melihat gawainya.
" Mas dari tadi senyum senyum, kenapa?" tanya Bianca kepo
Yuga berjingkat kaget menyadari istrinya sudah berada disampingnya. Dia langsung meletakkan gawainya di nakas.
"Astaga sayang mas kaget".
"Iyalah kaget, mas dari tadi liatin hp mulu istri sendiri di cueki" pura pura merajuk
Tangan Yuga merengkuh tubuh Bianca dalam pelukannya. Entah kenapa Bianca rasanya tidak sudi dipeluk suaminya itu.
Kalau ditolak takut curiga. Pasrah aja deh, peluk doang.
"Mas minta maaf ya, tadi ada urusan kantor" jawabnya bohong
"Urusan kantor kok senyum senyum!!" gerutu Bianca
" Oya mas, aku dengar dengar mas lagi nyari art, untuk apa kita kan ada mbok Yun ? pertanyaan Bianca sontak membuat Yuga kaget.
" I itu..eeh hmm itu sebenarnya untuk teman mas. Dia minta tolong dicariin art, sayang" jawab Yuga gugup
"ooh...tapi kok pake acara bilang kalau mbok Yun pulang kampung segala?" tanya Bianca lagi.
"Kenapa mas bela belain coba nyari art untuk teman mas itu, sementara kemaren kita butuh art mas gak mau tau malah mama yang cariin?" beruntun pertanyaan Bianca semakin membuat Yuga pucat pasi.
Dia tau istrinya itu tidak gampang untuk dibohongi.
Seraya menyeka peluh di dahinya Yuga melonggarkan pelukannya " Sayang...kamu kok makin cerewet sih. Intinya mas cuma mau bantuin aja. Dapet syukur gak dapet ya udah biar dia yang nyari sendiri. Lagi pula bukan hanya mas aja yang dimintai tolong kok" ucap Yuga mencoba meyakinkan.
Dia tidak mau Bianca curiga.
Dari dulu Yuga memang tidak pernah kasar bahkan hanya untuk meninggikan suaranya pada istrinya. Dia harus berpikir ulang.
Kemarahan Bianca akan menjadi malapetaka baginya.
Bianca hanya ber oh ria.
Beberapa saat matanya terpejam, Bianca dibangunkan suara getaran dari ponsel suaminya. Melihat suaminya tertidur pulas memberi peluang agar Bianca bisa leluasa mengecek ponsel Yuga.
Dan...ponsel yang terkunci itu berhasil dibukanya. Namun dia mencoba menahan gemuruh di dadanya.
Bayangkan saja, tanggal lahir selingkuhannya dijadikan kunci ponsel suaminya.
Untung kemaren Bianca dapat data data Nora dari Dodi.
Pesan dari Yura ???
Yura siapa ??
{Sayang, secepatnya cari art nya ya. Kasian baby kita kalau ibunya kelelahan }
DEG
Baby kita???
Yura? Berart singkatan dari Yuga dan Nora.
Jadi selama ini mereka....?
Dada Bianca naik turun, terlihatnya mengepal.
.
.
.
.
💞
😭😭