NovelToon NovelToon
Menikahi Bos Mantanku

Menikahi Bos Mantanku

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Me Akikaze

"Apakah kamu sudah menikah?" tanya Wira, teman satu kantor Binar. Seketika pertanyaan itu membuatnya terdiam beberapa saat. Di sana ada suaminya, Tama. Tama hanya terdiam sambil menikmati minumannya.

"Suamiku sudah meninggal," jawab Binar dengan santainya. Seketika Tama menatap lurus ke arah Binar. Tidak menyangka jika wanita itu akan mengatakan hal demikian, tapi tidak ada protes darinya. Dia tetap tenang meskipun dinyatakan meninggal oleh Binar, yang masih berstatus istrinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Akikaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gelombang Gosip

"Om Aksaaaa..." pekik anak laki-laki berusia 6 tahun itu saat ikut sarapan bersama di rumah keluarga Aksa. Dinda, Mama Aksa sedang ingin anak-anaknya berkumpul sejak semalam di rumahnya.

"Hai...hai jagoan om Aksa," Aksa melihat keponakannya itu, lalu dia berjongkok agar berimbang dengan anak laki-laki itu. "Kamu mau sarapan sama Om?"

"Iya dong," jawab Aksa, lalu dia menarik kursi kayu tak jauh darinya, Aksa membantunya.

"Bisa naik?"

Anak laki-laki itu berusaha agar bisa duduk dengan manis atas usahanya sendiri, dan berhasil. Dari kejauhan Adis tersenyum melihat anak semata wayangnya sudah duduk manis di meja makan.

"Jadi kapan Mas Aksa punya jagoan kayak Tio?" Adis selalu suka meledeng Aksa yang sampai saat ini masih betah melajang, umur 30 tahun mungkin sudah dianggap karatan karena masih belum ingin menikah. Aksa melirik ke arah adiknya, lalu mengalihkan pandangannya ke piring makannnya.

Dinda melihat kedua anaknya tersebut sambil tersenyum.

"Selamat Pagi Omaaa" pekik Tio dengan bersemangat. Tio adalah anak Adisti, adik Aksara. Adiknya menikah saat berumur 22 tahun, tidak ingin berkecimpung dengan perusahaan Ayahnya. Karena suaminya juga seorang pimpinan perusahaan. Adisti lebih memilih menjadi pendamping anaknya saja, alis ibu rumah tangga.

"Pagi cucu Oma," balas Dinda tak kalah semangat.

Mereka berkumpul di rumah Dinda karena kondisi Ayah mereka kurang bagus, Himawan sedang ingin berkumpul dengan anak dan cucunya, sehingga Dinda mengundang anak-anaknya dan cucu semata wayang. Sementara, suami Adis tidak dapat ikut bergabung karena harus pergi ke luar kota untuk bisnisnya.

"Mas," Adis memanggil saudaranya. Aksa menoleh. Sarapan pagi sudah usai, hanya meninggalkan obrolan.

"Hehm" Aksa berdehem.

"Aku dengar berita yang beredar,"

Aksa menatap adiknya.

Adis masih terdiam, hanya mereka berdua yang masih tinggal di meja makan ini. Dinda dan Tio sudah keluar ruang makan dan bermain di luar. Kebetulan hari ini adalah hari libur untuk semuanya.

"Aku nggak tahu harus mulai dari mana" Adis menghela nafas. Beberapa kali dia membaca portal berita, dan mengatakan jika adiknya tidak tertarik dengan wanita.

"Kamu percaya dengan gosip murahan itu?"

Adis menelan ludahnya, ternyata Aksa bisa menebak apa yang ingin ditanyakannya.

"Harusnya kamu bisa meyakinkan Papa jika hal itu tidak benar, Papa sakit memikirkan ini,"

Aksa mendengus, "Sebesar itukah pengaruhnya?"

"Bagaimana tidak, anak pertama, digadang jadi penerus Papa, Papa juga pengen melihat kamu menikah,"

"Please lah....usia 30 tidak seburuk itu Dis,"

"Iya mas, tapi gosipnya yang bikin buruk, apalagi saat pesta beberapa hari lalu,"

Aksa menghela nafas, ingatannya kembali pada tiga hari yang lalu, saat undangan pesta dan dia menghadirinya, ada seorang laki-laki  bersamanya, dan saat itu tanpa pengawalan asistennya. Aksa tertawa kecil. Adis melihat Aksa dengan tatapan heran.

"Kenapa mereka menggosipkan hal yang tidak penting? bukankah Putra juga laki-laki? hampir 24 jam aku bersamanya"

"Tapi kali ini beda Mas, si teman kamu itu sudah terkenal kalau dia..." Adis membuat tanda kutip dengan tangannya di udara.

"Urusannya dia, bukan aku," Aksa tidak ambil pusing. Di tengah negara yang tidak mentolerir tentang hubungan sesama jenis itu, Aksa nampak adem ayem dengan gosip yang beredar.

Apa jadinya kalau gosip itu ternyata benar, bagaimana dengan pandangan khalayak ramai tentang orientasi seksualnya nanti? bagaimana dengan rekan bisnis, saham perusahaan. Adis ikut pusing memikirkan hal ini.

"Kamu tenang saja, aku sudah memikirkan semuanya"

"Benar yang dikatakan adikmu, kamu memang harus menikah, kenalkanlah Mama dengan calon kamu," suara Dinda tiba-tiba ikut bergabung setelah Tio sedang bermain sepeda di depan bersama salah satu asisten rumah tangganya. "Kenapa Mama mengumpulkan kalian di sini, karena Papa memikirkan Aksa,"

Oh Tuhan.

Aksa menghela nafas panjang lagi, ternyata serumit ini tentang pernikahan.

"Dan lagi, menikahlah dengan wanita yang benar-benar berpengaruh, jangan sembarangan" Diana mengingatkan.

"Ya...ya..ya..." Aksa mulai jengah, merasa didikte. Setelah berpindah ke kantor pusat, serasa yang membuat berat adalah seperti ini, bukan masalah kerja.

***

"Selamat pagi pak" sapa seorang frontliner saat Aksa tiba di kantornya, dia hanya melihat sejenak ke pegawainya itu lalu berlalu begitu saja. Begitulah kebiasaannya.

Aksa memasuki lift menuju ke lantai 20 menuju ruangannya, didampingi Putra asistennya. Hanya mereka yang ada di lift tersebut.

"Seberapa besar gosip itu menyebar?" tanya Aksa tak sabar.

"Ada beberapa yang mempertanyakan, ada juga yang cuek saja, Pak" jawab Putra tenang. Aksa tersenyum sinis, tangannya membenahi dasinya, sedikit mengusiknya.

"Lucu sekali orang-orang," gumamnya. Pintu lift terbuka, Aksa melangkah keluar diikuti Putra. Dia memasuki ruangan kerjanya yang nyaman, kursi empuk dengan sandaran yang tinggi. Nampak dia duduk di sana, wajahnya nampak sedikit gusar, jemari tangan kanannya mengetuk mejanya.

"Aku butuh sekertaris, ehm...maksudku selain kamu," Aksa sedang memikirkan sesuatu.

"Sudah dibuka lowongan beberapa hari yang lalu pak, hari ini adalah sesi lanjutan, wawancara. Apakah Bapak berkenan untuk terjun langsung menyeleksi?" Putra menawarkan.

Aksa tiba di sebuah ruangan yang biasanya digunakan untuk menyeleksi pegawai baru, hanya saja biasanya dia tak ikut terjung langsung. Karena kali ini salah satunya adalah kandidat sekertaris yang akan membantu Pekerjaan Putra di sampingnya, dia harus memilih yang sekiranya cocok.

Aksa tengah duduk di antara HRD, memperhatikan CV para pelamar. Cukup mentereng, Aksa mengangguk-angguk.

Sementara para pelamar sudah datang dan duduk rapi menunggu antrian untuk masuk wawancara.

Ada beberapa tujuan kenapa Aksa meminta ada sekertaris untuknya, dan harus wanita. Yang pertama, dia ingin ada yang mendampingi Putra dalam mengatur jadwal dan juga urusan di kantor ini, yang kedua adalah agar dia bisa meredam gosip tentang orientasi seksualnya yang mulai sampai di telinga keluarganya. Sungguh mengusiknya, meskipun bukan gosip yang benar. Ada saja berita sampah yang ingin menjatuhkan reputasinya. Tak habis pikir.

Ternyata tidak sesederhana itu memimpin sebuah perusahaan, terlebih pusat. Banyak hal yang membuatnya harus berpikir keras, seperti yang sudah dipesankan oleh Ayahnya. Banyak orang berkepentingan, bahkan ingin menjadi bagian walau bukan miliknya sendiri.

Aksa mulai menyadari, Meskipun ini perusahaan milik keluarganya, ternyata di luaran sana juga banyak yang menginginkan.

Terpaan udara dari pendingin ruangan tak membuat menjadi merasa sejuk, termasuk Binar. Ketika namanya dipanggil, ada rasa grogi yang melandanya. Sudah cukup lama dia tidak menghadapi dunia kerja. Binar menjawab pertanyaan dari tim perusahaan. Menurutnya dia juga sudah menjawab dengan mantab, menurutnya.

Binar keluar dari ruangan, dengan harapan besar bisa diterima di sini untuk sebuah misi. Teringat akan perkataan Tama.

"Jika kamu kerja di Aksa Company, jangan pernah melibatkan namaku di sana. Tetaplah menjadi Binar tanpa ada embel-embel bersuamikan Tama,"

Binar tidak mengetahui alasan di baliknya, dia tidak mau banyak berdebat. Nanti saja. Yang dia inginkan, dia kerja dan tidak dipandang sebelah mata. Binar menghela nafas panjang, besar harapannya bisa bekerja di sini. Binar menatap luar dari kaca mobil yang membawanya pulang. Sengaja dia memesan taksi online untuk pulang.

1
neur
kereeen
Sunaryati
Selidiki Pak Aksa siapa suami Binar, setelah tahu pecat saja, kan istrinya juga menyarankan untuk keluar dari perusahaan anda
Sunaryati
Kau sekarang karirmu bagus Tama tapi ingat karma
Sunaryati
Tabiatmu buruk suka mengkonsumsi minuman soda dan beralkohol, hatimu busuk begitupun dengan Tama, fix anak yang ditunggu cacat atau keguguran dan rahim diangkat. Sedangkan Binar makin bersinar
Sunaryati
Calon mantan mertuamu nanti akan malu sendiri oiya perusahaan Helena sudah bermasalah kan? Mungkin sebentar lagi kolaps
Sunaryati
Semoga setelah lepas dari Tsma kamu menemukan kebahagiaan kamu, Binar. Dan Tama Tama hidup dalam penyesalan, kemiskinan, dan kehampaan, itu harapan emak Thoor. Pengkhianat jangan dilindungi 💪💪🙏🙏
Sunaryati
Semoga berjalan lancar dan sukses Bos Aksa dengan pendamping sekretaris handal
Sunaryati
Semoga anak Helena cacat karena selalu mengkonsumsi minuman beralkohol
Sunaryati
Semangat semoga kamu semakin sukses dan dikelilingi banyak orang yang menyayangimu, Binar
Sunaryati
Segera layangkan gugatan cerai jika perlu laporkan dengan bukti, tentang perzinahan
Sunaryati
Benar kamu harus cepat- cepat pergi. toh Tama juga berpikiran untuk melepasmu dan Helena menginginkan Tama. Tapi kemungkinan Tama lusa berselingkuh lagi, kamu yang diperjuangkan 5 tahun saja diselingkuhin apalagi Helena hanya sebentar, apalagi jika Helena tak punya kuasa lagi
Sunaryati
Syukurin kamu suami tamak, pokoknya kamu dan Helena harus dapat karma yang pedih. Kamu wanita tersakiti yang tangguh emak suka. Jika dia manusia itu sudah dapat karma emak beri 5 ⭐
Sunaryati
Beri karma pada Helena dan Tama Thoor, buat bangkrut dan Tama dipecat
Sunaryati
Oh kirain lihat Tama dan selingkuhannya, ternyata Bosnya yang mabuk
Sunaryati
Kamu seharusnya instropeksi diri Tama, atau kamu terlanjur nyaman dengan perselingkuhan kamu
Sunaryati
Langsung ketahuan kan Tama, sebentar lagi hancur hidupmu dan tamat karirmu dan selingkuhan kamu seharusnya direkam Binar, jadi jika Tama mengelak ada bukti.
Sunaryati
maksudnya Binar
Sunaryati
Wah Binatang jadi sekretaris Pak Aksa, semoga tempat kerja suaminya dan bisa membongkar perselingkuhan mereka.
Sunaryati
Nah benarkan ada bau perselingkuhan?
Sunaryati
Salah paham, kamu🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!