Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17 mengulang berkali kali....
Malam kian larut, Amara bangun dari berbaringnya.
Lagi lagi ia tak melihat siapapun di kamar ini selain dirinya seperti waktu itu.
Dirinya kembali di tinggalkan dan di biarkan begitu saja oleh seorang Mattew setelah puas menikmati tubuhnya.
Dan lagi lagi....
Mattew membuat Amara jatuh pingsan tadi.
Amara memegangi kepalanya yang terasa pusing dan berdenyut nyeri sambil duduk.
Perlahan ia mulai turun dari pembaringan dan melangkah ke arah kamar mandi.
Dengan tanpa sehelai benang dan langkah yang sedikit terseok, wanita itu melangkah ke arah kamar mandi begitu saja.
Pencahayaan yang redup membuatnya tak menyadari keberadaan Mattew di balkon ruangan itu.
Sementara Mattew yang sejak tadi berada di balkon sembari menghisap rokoknya menoleh ketika mendengar langkah kaki.
Laki laki itu mengikuti langkah kaki Amara tanpa berkedip sambil mengumpat.
Ia baru saja selesai mandi, tapi melihat wanita itu melangkah ke arah kamar mandi tanpa sehelai benang.
Seketika miliknya di bawah sana menegang.
" sialan..." umpat Mattew.
" dasar wanita liar...." imbuh laki laki itu sambil menggeram.
Cklek....
Setelah berada di dalam kamar mandi beberapa lama,
Amara akhirnya keluar.
Kembali ia memakai kemeja Mattew dan membungkus rambutnya dengan handuk.
" akhh.....!!! " Amara terpekik ketika tiba tiba seseroang menarik tubuhnya dan kemudian memeluknya sambil menciumi lehernya.
" lepaskan....." sentak Amara,
Ia terkejut karena tak mengira jika Mattew masih ada di kamar ini.
" kenapa minta di lepaskan....bukankah ini adalah tujuanmu memakai pakaianku hemmmm...." bisik Mattew sambil menggigit kecil telinga Amara.
Amara mengedikkan telinganya ke arah pundaknya.
Berusaha melepaskan dan menyembunyikan telinganya dari bibir Mattew yang nafasnya terasa panas menyetuh kulit telinga Amara yang baru selesai mandi.
" dan ini....hemmmm...kau memang sengaja menggodaku kan ?!
kau lagi lagi tidak memakai apapun di balik kemeja ini.... " sambung Mattew lagi dengan tangan yang sudah merayap ke dalam kemeja Amara,
Tangan laki laki itu mengusap perut rata Amara yang terasa dingin karena habis mandi.
Kemudian tangan itu turun ke bawah dan mengusap milik wanita itu di bawah sana.
" aku tidak berminat sedikitpun menggodamu....lepaskan aku " Amara merasa kesal bukan main dan terus berusaha melepaskan dirinya dari dekapan Mattew.
Apalagi tangan laki laki itu mulai nakal meremas dan mulai menusuk nusuk dengan jarinya setelah membuka kaki Amara sedikit lebar dengan paksa dengan kakinya.
" oh ya....lalu apa ini ?! " jawab Mattew sambil menjatuhkan ciumannya ke arah dada Amara dan melahap pucuk bukit kembar wanita itu yang masih tertutup kemeja.
Amara menghela nafas kesal.
" kau lupa aku di mana ?! Apa aku memiliki pakaianku di sini ?! " kata Amara dengan ketus.
Mattew menghentikan pergerakan tangan juga bibirnya.
Jawaban Amara barusan tiba tiba membuatnya kecewa.
Entah jawaban apa yang ia harapkan sehingga jawaban wanita itu membuatnya sangat kecewa hingga sukses meredam hasratnya yang kembali sudah sampai di ubun ubun.
Perlahan laki laki itu sedikit membuat jarak dengan wanita itu dengan membuka kedua tangannya yang tadi mendekap Amara.
Tatapan Mattew berubah dingin....
Tak lama setelah saling menatap tajam, Mattew berlalu begitu saja dari hadapan Amara, laki laki itu terus melangkah ke arah pintu kemudian keluar dari dalam kamar dan membanting pintu dengan kasar.
Bruakk....
Amara nampak terjengkit kaget walau ia sudah melihatnya.
Beberapa menit kemudian, Amara jatuh terduduk di lantai.
Air mata jatuh membasahi pipinya.
Ia benar benar merasa seperti sampah saat ini.
Sementara itu Mattew....
Ia yang merasa sangat kecewa dengan jawaban Amara itu masuk ke dalam mini bar miliknya yang ada di apartemennya itu.
Pria itu mengambil sebotol minuman beralkohol dan menenggaknya begitu saja.
" apa yang terjadi padaku ?! jawaban apa yang sebenarnya ku inginkan darinya hingga aku merasa sekecewa ini mendengar jawabannya tadi...." omel Mattew sambil terus menenggak minumannya.
" akhh......!!! " Mattew berteriak keras ketika bayang bayang tubuh polos Amara memenuhi kepalanya.
Tiba tiba ia merasa begitu menginginkan wanita itu,
Tak pernah ia merasakan semenginginkan tubuh wanita seperti ini.
" brengsek.....kenapa aku bisa begitu menginginkannya " Mattew kembali berteriak dan kembali menenggak minumannya lagi.
Hingga malam menjelang pagi, Mattew beranjak dari duduknya.
Dengan langkah sempoyongan karena mabuk, laki laki itu melangkah ke arah tangga dengan membawa sebuah gelas berisi minuman di tangannya.
Ia terlihat menapaki anak tangga dan kembali menuju ke kamarnya.
Cklek...
Mattew masuk ke dalam kamar dan melangkah mendekat ke arah tempat tidur.
Amara nampak terlelap dengan posisi miring dan agak menelungkup.
Selimut yang di pakai wanita itu jatuh ke lantai karena memang Amara yang mengambil posisi tidur di ujung pinggir ranjang.
Paha mulusnya tersingkap dan terekspos di hadapan Mattew.
Mattew yang sejak tadi memang sudah sangat menginginkan wanita itu semakin merasa tak kuasa menahan hasrat.
Darahnya berdesir dan jantungnya berdetak kencang.
Mattew masih berdiri di tempatnya sambil menatap tubuh Amara yang terlelap dan terlihat begitu seksi di matanya.
Jawaban Amara tadi cukup membuatnya terganggu,
namun nyatanya rasa tak terimanya atas jawaban wanita itu tadi tak cukup mampu menghentikan hasratnya.
Sensasi rasa nikmat luar biasa yang di berikan oleh seorang Amara kepadanya seolah mampu mengalahkan gengsinya.
Akhirnya Mattew melangkah ke arah ranjang setelah meletakkan gelas yang ia bawa di atas nakas,
di gesernya tubuh Amara untuk lebih ketengah dan kemudian ia mulai ikut berbaring di belakang wanita itu.
Namun...
Bukan hanya menyusul berbaring, Mattew melingkarkan tangannya pada pinggang ramping Amara dan kemudian jari jarinya yang panjang mulai membuka satu persatu kancing kemeja yang di pakai Amara.
" eugh...." Amara melenguh pelan ketika Mattew mulai membenamkan wajahnya di tengkuk leher wanita itu dan tangannya mulai meremas bukit kembar wanita itu dari arah belakang.
Mattew membalik pelan tubuh Amara agar terlentang,
Dan sontak pemandangan tubuh polos Amara di bagian depan di hadapannya seketika membuat hasratnya semakin tinggi.
Mattew melepas semua yang melekat di tubuhnya tanpa tersisa dan kemudian melemparnya ke sembarang arah.
Kemudian laki laki itu menindih tubuh Amara, membenamkan wajahnya pada tulang selangka wanita itu dan menempelkan dadanya yang bidang ke pada dua bukit kembar Amara yang besar dan kenyal.
Miliknya di bawah sana pun ia tempelkan pada milik wanita itu di bawah sana.
" akhhh...." Amara sontak berteriak ketika ia merasakan sesak karena di tindih oleh Mattew dengan tubuhnya yang sebesar itu.
" empttt...." teriakan Amara terhenti ketika Mattew membungkam bibirnya dengan bibir laki laki itu.
Sementara ke dua tangannya pun menyatu dengan tangan Mattew yang menautkan jari jemari kedua tangannya dengan jemarinya.
Mata Amara terbuka lebar, rasa mengantuknya tiba tiba menghilang begitu saja karena perlakuan Mattew kepadanya ini.
Sesuatu yang keras di bawah sana juga terus terasa menggesek.
" apa yang kau lakukan ?! " sentak Amara setelah Mattew melepaskan ciumannya.
" aku menginginkanmu...." jawab Mattew kemudian laki laki itu langsung melahap kedua bukit kembar Amara secara rakus.
" shhht.....akhhh....." suara menjijikkan itu lolos begitu saja dari bibir Amara ketika Mattew memutar salah satu pucuk bukit kembar miliknya dengan bibirnya dan jari laki laki itu yang mulai bermain di bawah sana.
Mattew tersenyum sambil melirik ke arah Amara.
" lepaskan saja...tidak usah kau tahan, aku tahu kau juga menikmati permainanku ini kan....?! " ucap Mattew sambil tersenyum menyeringai.
Amara membekap bibirnya kuat kuat ketika tiba tiba Mattew telah berada di bawah sana.
Membuka ke dua kakinya lebar lebar dan membenamkan wajahnya di sana.
Laki laki itu mulai memainkan milik Amara di bawah sana dengan lidah dan bibirnya.
Jari jarinya pun tak mau kalah.
Amara mengaku kalah,
Ia tak bisa lagi menahan suaranya ketika laki laki itu memainkan lidahnya dengan lihai di bawah sana
" akhhh ....!! " Amara mengerang dan tubuhnya melengkung ke atas ketika gelombang kenikmatan datang menghatam jiwanya.
Sentuhan Mattew kali ini terasa berbeda, ia menjadi merasa lain saat ini.
" akhh.....!! " sekali lagi Amara mengerang, peluh membasahi keningnya.
Ia mencapai kenikmatan tiada tara hanya dengan permainan lidah dan jari laki laki itu
" sekarang giliranku babby..." bisik Mattew yang tiba tiba telah kembali menindih tubuhnya.
" eughh....akh...."
Kini giliran Mattew yang terdengar melenguh dan mengerang ketika ia mulai melesakkan miliknya di bawah sana.
" akhhh ....Amara...sebut namaku...." racau Mattew dengan jemari tangan mengusap bibir Amara.
Amara pun seakan kehilangan kontrol dirinya. Ia terseret arus kenikmatan yang di tawarkan seorang Mattew kepadanya.
Tanpa sadar ia memasukkan jemari Mattew yang mengusap bibirnya ke dalam mulutnya dan menyesapnya dengan mata terpejam.
Sensani hisapan yang di berikan Amara di jarinya semakin membuat hasrat seorang Mattew menggila.
Apalagi saat melihat wajah Amara yang seperti sedang menikmati sentuhannya hingga matanya terpejam.
" aku suka ekspresimu Amara...." bisik Mattew dan tak di gubris oleh Amara.
Ia sibuk memainkan jemari Mattew di bibirnya.
Hingga beberapa detik kemudian.
" akhh......!!! " keduanya sama sama mengerang ketika gelombang kenikmatan itu menghantam keduanya.
Tubuh Mattew yang basah oleh keringat jatuh di sisi Amara.
Dan Amara,
Ia memiringkan tubuhnya kembali dan membelakangi Mattew setelah sebelumnya menutupi tubuhnya dengan selimut.
❤❤❤❤❤
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗