Setelah kematian kedua orang tuanya, Farhana baru tahu jika mereka bukanlah orang tua kandungnya.
Mereka berdua meninggal akibat kecelakaan. Dan ternyata yang menabrak adalah putri kandungnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurul Senggrong, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEBENARAN
"Aku ingin Informasi tentang Nyonya Dewi dengan lengkap, " kata Farhana dengan serius.
".... "
"Aku merasa ada yang tidak beres dengan Nyonya Dewi . Sepertinya dia bukan Mama kandungku. "
".... "
"Aku ingin informasi itu secepatnya! "
Farhana menelpon salah satu temannya yang seorang hacker. Perkenalan mereka dimulai saat liburan akhir sekolah.
Saat itu Farhana dan teman-temannya bermain di pantai. Tiba-tiba ada seseorang yang terbawa arus ombak. Ia dengan berani melawan ombak untuk menyelamatkannya.
Sejak saat itu hubungan mereka terjalin. Dia mengaku jika dirinya seorang hacker. Kapanpun Farhana butuh bantuan ia siap membantu.
Setelah melakukan panggilan telpon, Ia masuk kedalam kamar mandi. Tubuhnya yang lengket perlu dibersihkan.
Malam pun tiba. Kini semua anggota keluarga makan malam bersama. Farhana duduk diantara Bang Reza dan Bang Atta. Tempat yang biasa ia duduki ditempati oleh Putri.
"Makanlah yang banyak, " kata Bang Reza sambil meletakkan satu sendok daging di piringnya. Putri langsung cemberut saat melihatnya.
"Kok Aku tidak diambilkan ," rajuk putri dengan cemberut. Bibirnya sudah maju satu centi.
Bang Reza tidak banyak bicara dan langsung mengisi piring Putri dengan makanan kesukaanya.
"Terima kasih Bang Reza," katanya dengan manja. Bang Reza mengangguk sambil tersenyum.
Putri melirik Farhana dengan sinis. Meski Farhana tahu ia tidak menghiraukannya.
Selesai makan malam, Tuan Pratama mengajak Farhana dan yang lainnya untuk berkumpul di ruang keluarga. Selagi semua ada di rumah ada sesuatu yang ingin ia bicarakan.
"Sekarang sudah jelas kalau Farhana putri kandungku. Jadi Saya berencana untuk memasukkan namanya di dalam kartu keluarga. Bagaimana menurut Kalian semua?"
"Kalau Farhana masuk dalam kartu keluarga , bagaimana denganku?" tanya Putri dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
"Namamu juga tetap tercantum dalam kartu keluarga tidak ada yang berubah. Selain itu Aku juga berencana mengadakan pesta untuk memperkenalkan Farhana sebagai putri kandungku."
"Tidak bisa! Aku tidak masalah kalau misalkan Farhana masuk dalam kartu keluarga. Tapi Aku tidak setuju dengan pesta itu. Kalau sampai Farhana dikenalkan kan sebagi putri kandung kita maka bagaimana dengan Putri?" Nyonya Dewi menolak dengan tegas keputusan Tuan Pratama.
"Katakan yang sejujurnya kalau mereka tertukar sejak masih bayu, kan beres." Tuan Pratama menanggapinya dengan santai.
"Pokoknya Aku tidak setuju!"
"Apa maksudmu?"
"Pokoknya Aku tidak setuju!" teriak Nyonya Dewi sebari pergi dari sana.
"Dewi!" teriak tuan Pratama dengan marah. Ia dengan langkah panjang mengikuti langkah sang istri.
Suasana tiba-tiba hening. namun keheningan iu tidak bertahan lama.
"Hiks....."
Tiba-tiba saja Farhana mendengar suara tangisan. Ternyata Putri sudah memulai aksinya. Farhana menatapnya dengan seksama.
"Gara-gara Aku Mama sama Papa menangis hiks. Apa sebaiknya Aku pergi saja dari rumah ini agar Mama sama Papa tidak bingung dan bertengkar lagi."
"Apa yang Kamu katakan. Sampai kapanpun Kamu akan menjadi adik kesayangan Abang. Jangan berfikir macam-macam," tegur Bang Atta dengan dingin. Ia membawa Putri kedalam pelukannya. Dengan lembut mengelus rambut panjangnya.
Namun tangisnya tidak mereda.Bang Reza ikut mendekat dan mengelus punggung Putri dengan lembut.
"Apa yang dikatakan Bang Atta benar. Sampai kapanpun Kamu akan tetap menjadi adik kesayangan Kami."
Bang Atta dan bang Reza sibuk menenangkan Putri yang menangis. Mereka seakan lupa jika masih ada sosok lain selain mereka bertiga.
Farhana seolah dilupakan keberadaanya. Namun Farhana tetap diam ditempatnya. Melihat keseruan yang biasanya hanya ia lihat dalam sinetron.
Ada perasaan sakit saat melihat Putri menangis seperti itu. Apalagi dia putri satu-satunya dari mendiang ayah Candra dan Ibu Anggun. Namun melihat tatapan sinis yang dilayangkan padanya membuat Farhana acuh dan enggan mendekat.
Didalam kamar Tuan Pratama dan Nyonya Dewi bertengkar dengan hebat. Kedua-duanya tidak ada yang ingin mengalah.
Tuan Pratama tetap ingin mengenalkan Farhana sebagai putri kandungnya dihadapan publik. Sedangkan Nyonya Dewi meminta menyembunyikannya dari pubik.
Farhana diam-diam masuk kedalam kamar. Tidak ada yang memperhatikannya. Bang Atta dan Bang Reza masih sibuk membujuk Putri yang masih tidak berhenti menangis. Ketika tangis Putri mereda, Farhana sudah tidak ada disana.
"Loh....Farhana kemana?" kata Bang Reza dengan bingung.
"Mungkin Dia sudah kembali kekamar." jawab Bang Atta dengan murung. Dia merasa bersalah karena telah mengacuhkan Farhana.
"Apa dia marah karena Kita tak menghiraukannya?"
"Maafkan Putri....lagi-lagi Putri membuat orang kesal. Pasti sekarang Farhana marah sama putri," kata Putri dengan lemah.
"Tidak mungkin . Farhana bukan orang seperti itu."
"Tapi kan Abang belum kenal betul dengannya. Baru berapa hari dia tinggal disini."
Bang Atta dan bang Reza saling pandang mendengar ucapan Putri. Mereka memang baru kenal dengan Putri. Bukan berarti mereka bisa dibodohi.
Mereka malah curiga dengan Putri. Sejak di ruang makan tadi, dialah yang sebenarnya agak bermasalah.
"Meski Kami baru kenal, namun Kami tidak bisa mengabaikan Fakta bahwa dia memang Adik kandung kami. Lama-kelamaan juga Kami akan tahu semuanya."
Putri yang merasa Bang Atta dan bang Reza tidak bisa dipengaruhi merasa kesal sendiri.
Farhana yang sudah didalam kamar langsung membaca informasi yang sudah ia terima dari temannya.
Ternyata dia memang bukan putri kandung dari Nyonya Dewi. Nyonya hanyalah sahabat sang Mama yang statusnya meningkat menjadi istri Papanya.
Saat Mamanya melahirkan, Ia mengalami pendaharan yang hebat dan menyebabkan kematian. Saat itu hanya Nyonya Dewi yang menjaganya.Karena Tuan Pratama sedang ada perjalan bisnis keluar Negeri.
Nyonya Dewi dengan sadar menukarkan Farhana yang saat itu masih bayi dengan Putri. Ia juga membuatkan surat wasiat palsu yang meminta Tuan Pratama untuk menikahi Nyonya Dewi saat Mama Farhana meninggal.
Tentu saja Tuan Pratama tidak serta merta percaya dengan surat wasiat itu.Namun begitu melihat surat diagnosa Dokter yang menyatakan bahwa mama Farhana sakit sebelum meninggal, ia mulai mempercayainya.
Namun Tuan Pratama tidak langsung menikahinya. Butuh waktu lima tahun sampai keduanya menikah. Itupun karena saat itu Putri tidak bisa jauh dari Nyonya Dewi. Sedangkan Nyonya Dewi mengancamnya akan menikah dengan lelaki lain jika ia tak kunjung menikahinya. Jadi dengan terpaksa Tuan Pratama menikah dengan Nyonya Dewi.
Selain informasi tentang Nyonya Dewi . Farhana juga memperoleh informasi tentang siapa yang sebenarnya menjadi pelaku penabrakan.
Ia sangat shock mengetahui kebenarannya. Ternyata kedua orang tuanya meninggal ditangan anak kandungnya. Ia bisa memahami seandainya kecelakaan itu tidak disengaja. Bahkan dengan tulus memafkan seandianya ia berani mengakuinya dengan tulus.
Sayangnya ....Putri tidak mau mengakui kesalahannya dan melimpahkan kesalahan itu kepada orang yang jelas-jelas tidak bersalah. Bahkan masih dalam kondisi hidup dan mati.
Yang sangat membuatnya marah adalah semua itu didukung oleh Papanya. Orang yang mulai ia percayai.
hana dn kluarganya pst bhgia bgt....
slain hana udh smbuh,nnek shir jg bkln d hkum mti....
jd pgn mkan nasi padang jg....ngiler.....🤤🤤🤤
slain msih khilangn orngtua angktnya,dia jg kcewa dgn kluarga kndungnya....tp mngkn dgn brjalnnya wktu,dia jg mau mmaafkn kluarganya.....
yg mstinya malu tu klian kaleee....
ngaku2 dkt sm dzaki,pdhl mh knal jg kagak.....