Wang Bao pemuda pekerja keras menyelamatkan sepupunya dari sebuah kecelakaan, namun malah tertabrak dan melakukan transmigrasi ke dunia lain memasuki tubuh pemuda yang memiliki nama yang sama dengannya. Di dunia tersebut jiwa Wang Bao masuk ke dalam tubuh tuan muda dari keluarga bangsawan, mengetahui hal tersebut Wang Bao sengat senang hidup dengan kekayaan Wang Bao berpikir akhirnya tiba kesempatan untuknya bersantai tanpa harus bekerja mati-matian untuk mencari uang sayangnya ternyata Wang Bao terjebak ke dalam keluarga seniman beladiri, yang mengutamakan kekuatan membuat Wang Bao berpikir untuk melarikan diri dari dunia bela diri tapi semakin ingin melarikan diri Wang Bao semakin terjebak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mirna Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menjinakkan Hewan Roh
Walaupun udara terasa dingin, Wang Bao tetap bisa untuk tidur. Wang Bao bahkan tertidur begitu nyenyak sesat setelah membaringkan tubuhnya. Wang Bao sama sekali tidak terganggu dengan suara jeritan dan ledakkan di luar sana.
Selama merasa aman, Wang Bao merasa tidak perlu berkeliaran diluar untuk mencari harta atau menjinakkan hewan, memelihara nyawanya sendiri untuk tetap hidup pun sudah susah payah.
Setelah semalam membuat tempat tidur hangat dari daun-daun kering di sudut paling dalam gua, Wang Bao tertidur sangat pulas.
Memutuskan untuk tidak keluar dari sana sampai gerbang dibuka, apapun yang terjadi.
"Hoam!" Wang Bao menguap, membuka matanya dan duduk menghayal. Memikirkan bagaimana nasibnya dua hari kedepannya nanti.
"Huh! Apa ini? Air hujan?" Tiba-tiba air jatuh dari atas seperti hujan mengguyur Wang Bao.
Wang Bao memeriksanya dan merasa air yang jatuh menetes dari atas terasa begitu lengket dan licin.
Perasaannya mulai tidak enak, tetesan air semakin banyak membasahi tubuh Wang Bao.
Pelan-pelan Wang Bao mendongak melihat ke langit-langit gua, matanya membulat lalu menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara. Perlahan bergeser ke samping menghindar dari tetesan lendir yang jatuh mengenai tubuhnya.
'Semalam aku sudah curiga, kenapa tidak ada hewan liar atau serangga yang terlihat di dalam gua ini, ternyata saya masuk ke dalam sarang Monster.'
Wang Bao bergidik ngeri, di langit-langit gua menempel sesuatu seperti ulat raksasa tapi tidak memiliki wajah dan hanya mempunyai mulut dengan gigi-giginya yang runcing memutar semakin kedalam semakin kecil.
Srekk
Daun-daun kering tempat Wang Bao tidur saling bergesekan saat Wang Bao ingin keluar, membuat ulat raksasa diatas kepalanya waspada.
Wang Bao mematung, sama sekali tidak berani untuk bergerak kemudian setelah beberapa saat ulat itu tidak lagi terlihat siaga.
Wang Bao bergerak dengan sangat hati-hati, lalu lari terbirit-birit keluar ke mulut gua.
Trak!
Wang Bao menginjak ranting, dan ulat raksasa langsung memburu.
"Waaaa!!!" Pekik Wang Bao berlari sekencang mungkin.
Pak!
Ekor ulat lebih dulu menutup mulut gua, cahaya terhalang masuk Wang Bao sama sekali tidak bisa melihat sekelilingnya.
Sepertinya ulat itu tidak bisa melihat, hanya bergerak berdasarkan insting dan dari suara yang didengarnya.
Wang Bao mengambil batu kecil lalu melempar batu itu agak jauh dari tempatnya untuk memeriksa.
Benar saja ulat itu langsung membenturkan kepalanya di tempat Wang Bao melempar batu.
Setelah membenturkan kepalanya sendiri ulat itu bangun, terlihat linglung sebentar lalu kembali siaga.
Wang Bao memungut lebih banyak batu, melempar ke sembarang arah yang jauh dari tempatnya berdiri. Ulat itu lalu membabi-buta menyerang letak batu yang di lempar Wang Bao.
'Hanya badannya saja yang besar, otaknya tidak ada,' Wang Bao asik mempermainkan ulat besar itu, melempar batu sesukanya.
"Uhukeke, Bodoh," Wang Bao cekikikan, melihat ulat bertubuh raksasa itu ternyata bodoh.
'Eh!' Wang Bao menutup mulutnya, sayangnya ulat besar itu sudah mendengar dan datang menyerang ke arah Wang Bao.
PAKK
Wang Bao melompat lalu berguling ke kiri saat mulut Ulat itu datang menyerang.
Ulat besar itu sekarang sudah beradaptasi dengan semua pergerakan Wang Bao, terus mengejar membuat Wang Bao akhirnya terpojok.
"Tidak ada jalan lain, maju sini!" Wang Bao mengeluarkan pedangnya dan memasang kuda-kuda, sengaja bersuara untuk memancing ulat itu datang.
Ujung pedangnya mengarah ke luar, bersiap menantang ulat raksasa.
"Ayo! Maju sini!!!" Teriak Wang Bao menantang.
Benarkah saja, ulat besar itu menyerbu Wang Bao, menghantam kepalanya pada Wang Bao.
Srek!
Wang Bao menyambut dengan pedangnya, menghitung jarak aman lalu, 'Sreekk....'
Ulat besar itu terbelah dua dari mulut sampai ke tengah badannya, Wang Bao menggunakan momentum dari kecepatan ulat itu sendiri agar datang ke arah pedangnya.
Wang Bao menerima tekanan kuat tubuhnya terdorong ke mulut gua, ulat itu sendiri sudah tidak bergerak.
Wang Bao mengambil kesempatan untuk lari ke luar, namun saat menoleh ke belakang ulat raksasa tadi malah membelah tubuhnya menjadi dua, kini ulat itu ada dua.
"Waaa!!! Dasar parasit!" Pekik Wang Bao lari sekencang mungkin, karena tidak percaya diri menghadapi dua ulat sekaligus.
Walaupun tubuh mereka mengecil karena terbagi dua, tapi kecepatan tetap sama dan mulut mereka sama tajamnya mampu mengoyak tubuh Wang Bao dengan mudah. Membayangkannya saja sudah sangat menakutkan membuat Wang Bao takut setengah mati jika berakhir di dalam perut seseorang ulat raksasa.
Bak!
Kaki Wang Bao tersandung akar pohon, jatuh ke depan dan kepalanya berdarah terbentur batu dengan cukup keras. Sejenak merasa linglung, mendengar suara dengungan keras akibat dari benturan di kepalanya.
Kini darah merembes dari kepalanya, Wang Bao berkeringat dingin namun masih tetap berusaha melarikannya diri walaupun hanya bisa menyeret kakinya yang terluka dan hanya menahan pendarahan di kepalanya dengan tangannya.
Sementara Ulat yang telah membelah tubuh itu masih terus mengejar Wang Bao, nampaknya tidak mau melepaskan buruannya begitu saja.
Huuh..
Wang Bao terpojok, sudah tidak kuat untuk berlari lalu akhirnya bersandar pada batu. Pengelihatannya buram, seluruh tubuhnya bergetar karena takut.
AAAaaa...
Pekik Wang Bao saat dua ulat itu melilit tubuhnya dan separuh kepalanya masuk ke dalam mulut ulat besar yang mengejarnya.
Huh!?
Kedua ulat itu terdiam sejenak, lalu tiba-tiba menyatukan diri dan kembali menjadi ulat raksasa.
Setelah menyatukan tubuhnya tiba-tiba ulat raksasa itu terusan membelah tubuhnya menjadi bagian-bagian kecil, terlihat seperti ulat yang mengerubungi bangkai.
AAAARRRGGGGHHH!!!!!
Wang Bao berteriak ngeri, tubuhnya menggigil hebat selain karena ketakutan juga merasa jijik saat ulat itu terus membelah tubuh menjadi bagian-bagian kecil dan bergerak-gerak mengerubungi tubuh Wang Bao.
AAARRRRGHHHHHHHHHH!!!
Wang Bao kegelian tidak lagi merasakan sakit seluruh badannya merinding, dengan usaha terakhirnya berusaha berdiri melepaskan diri, mencabut satu-satu ulat yang menggerogoti badannya.
"Ahk!" Pekiknya terus berlari sambil mencabuti ulat-ulat kecil yang menempel.
AAAaaaaa!!!
Wang Bao terpojok, berdiri di ujung tebing karena terlalu terobsesi melepaskan ulat-ulat yang menempel di tubuhnya membuat Wang Bao tidak sadar sudah berdiri di mulut tebing.
AARRGGHH!
Kaki Wang Bao terperosok, lalu jatuh dari tebing. Tubuhnya menghantam batu besar di bawah, hingga badannya remuk dan darah merembes dari seluruh tubuhnya.
Ulat-ulat kecil malah semakin menggerogoti tubuh Wang Bao. Menempeli setiap inci kulit Wang Bao hingga tidak terlihat.
Membuat tubuh Wang Bao mati rasa sepenuhnya, pelan-pelan matanya mulai tertutup disusul dengan seluruh tubuhnya benar-benar dipenuhi dengan ulat-ulat kecil tidak ada bagian kulitnya yang terlihat kemudian kesadaran Wang Bao menghilang.
...***...