NovelToon NovelToon
Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cherry Yang, yang dipaksa mendonor darah sejak kecil untuk adik tirinya, setelah dewasa ginjalnya diambil paksa demi menyelamatkan sang adik.
Di malam itu, ia diselamatkan oleh Wilber Huo—pria yang telah mencarinya selama delapan tahun.

Kehidupan Cherry berubah drastis setelah pertemuan itu. Ia bahkan terpaksa menikah dengan Wilber Huo. Namun, tanpa Cherry sadari, Wilber menikahinya dengan alasan tertentu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Mansion mewah Wilber Huo.

Suasana kamar terasa hening, hanya suara detak jam dinding yang terdengar samar. Cherry berbaring pucat di atas kasur empuk dengan wajah yang tampak lelah. Tubuhnya terlihat rapuh, seolah setiap helaan napas adalah perjuangan. Di sisi ranjang, Dokter Shen dengan teliti memeriksa denyut nadi dan kondisi tubuh Cherry, sementara Wilber berdiri di ujung kasur dengan ekspresi tegang, kedua tangannya dimasukan ke dalam saku celana.

"Kenapa Cherry tiba-tiba pingsan, apakah kondisinya sangat buruk?" tanya Wilber dengan suara berat, matanya tak lepas memandangi gadis itu.

Dokter Shen menghela napas, lalu menutup stetoskopnya. "Pasien yang telah sering melakukan pendonoran darah dan kehilangan satu ginjal, hidupnya akan berbeda dengan dulu. Terutama pada fungsi ginjalnya. Oleh sebab itu kondisinya tidak bisa begitu cepat membaik. Perawatan rutin serta konsumsi obat dan vitamin bisa membantunya pulih, walau tetap butuh waktu panjang. Wilber, seharusnya Cherry dirawat di rumah sakit."

Wilber menoleh, tatapannya tajam penuh kewaspadaan. "Karena tidak aman, makanya aku membawanya pulang. Keluarga Chen sangat gila dan berusaha ingin menculiknya. Aku tak akan membiarkan mereka menyentuh Cherry lagi."

Kening Dokter Shen berkerut. "Apakah mereka memang yang mengambil darah dan ginjal Cherry?"

Rahang Wilber mengeras, sorot matanya dingin penuh dendam. "Aku yakin itu perbuatan mereka. Masalahnya, dokter yang melakukan operasi sudah menghilang. Sepertinya mereka memang telah menyiapkan semua sejak awal. Karena itu, tidak ada informasi apa pun yang bisa kudapatkan."

Dokter Shen menunduk sejenak, lalu berkata dengan nada serius, "Transplantasi ginjal dengan cara paksa adalah tindakan ilegal. Kalau ada bukti, atau Cherry sendiri menjadi saksi, mereka akan ditahan."

Wilber berjalan pelan ke sisi ranjang, jemarinya menyentuh lembut tangan Cherry yang dingin. Wajah kerasnya melembut, namun sorot matanya tetap menyimpan amarah yang terpendam.

"Saat ini yang paling utama adalah dia sudah bersamaku. Soal pelakunya… aku akan menunggu hingga Cherry sendiri yang memberitahu. Dan aku berjanji akan tetap menyelidikinya secara diam-diam. Menerima perlakuan tidak adil dan kejam seperti itu… Cherry pasti sangat tertekan."

Dokter Shen menepuk pundaknya dengan lembut. "Asalkan kau merawatnya dengan baik, dia pasti akan baik-baik saja."

Wilber mengangguk tegas. "Berikan obat dan vitamin terbaik, sembuhkan Cherry. Aku hanya percaya padamu, Dokter Shen!"

Dokter Shen tersenyum kecil, merasa bangga mendapat kepercayaan itu. "Tenang saja! Seorang Tuan Huo sampai meminta bantuanku, ini adalah kebanggaan tersendiri bagiku. Lagi pula, gadis ini adalah harta berhargamu. Mana mungkin aku menolak?"

Malam hari.

Cahaya lampu gantung mewah di langit-langit redup, menebarkan suasana hening dan sepi. Cherry perlahan membuka matanya. Pandangannya sempat buram sebelum akhirnya jelas menatap langit-langit kamar mewah itu.

Dengan gerakan pelan, Cherry menoleh ke sekeliling. Dinding kamar yang kokoh, tirai tebal berwarna gelap, dan ukiran klasik di setiap sudut ruangan membuatnya merasa asing.

"Bukankah aku tadi di dalam mobil… kenapa aku bisa di sini? Jangan-jangan aku pingsan lagi," gumamnya lirih, nyaris hanya terdengar oleh dirinya sendiri.

Dengan susah payah, Cherry menurunkan kakinya ke lantai. Tubuhnya masih lemah, tapi rasa penasarannya lebih besar daripada rasa sakit. Ia berjalan perlahan, tangannya sesekali menyentuh dinding untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

"Apakah ini… rumah Tuan Huo?" gumamnya lagi, sedikit bimbang, seolah ia tak yakin sedang berada di tempat yang aman.

Pintu kamar terbuka perlahan, dan Cherry melangkah keluar. Suasana mansion begitu tenang, hanya suara detak jam tua yang menemani kesunyian.

Di ruang tamu yang tidak begitu terang, ia mendapati sosok Wilber Huo. Pria itu duduk di kursi kulit hitam dengan sikap santai namun penuh tekanan. Asap rokok tipis mengepul dari jemarinya, sementara cahaya lampu meja yang redup menerangi sebagian wajahnya.

Wilber tampak murung, mata tajamnya menatap kosong ke arah lantai. Ada beban berat yang tergambar jelas di wajahnya, seolah ia tengah menanggung rahasia yang tak seorang pun bisa pahami.

Cherry berhenti sejenak di ambang pintu, memandangi punggung pria itu. Hatinya berdebar—antara takut, bingung, dan penasaran.

Cherry menatap ruangan itu dengan ragu. Dalam hati ia masih bertanya-tanya, "Sungguh tidak menyangka aku bisa berada di rumah Tuan Huo. Kami bahkan belum pernah bertemu sebelumnya. Apa alasannya dia menyelamatkan aku?"

"Sudah bangun, duduklah," suara berat Wilber terdengar, memecah lamunannya. Pria itu mematikan rokok di asbak dengan gerakan tenang namun tegas, lalu menoleh sekilas ke arahnya.

Cherry terkejut karena Wilber menyadari keberadaannya. Dengan langkah perlahan, ia menghampiri dan duduk di sofa yang berhadapan dengan pria itu. Jemarinya saling menggenggam erat di pangkuannya, menahan gugup.

"Bagaimana perasaanmu? Apakah ada yang terasa tidak nyaman?" tanya Wilber, nada suaranya datar, tapi sorot matanya penuh pengamatan.

Cherry menunduk sedikit, suaranya pelan. "Sudah lebih baik. Terima kasih… karena telah membantuku."

"Hm…" Wilber hanya bergumam santai, lalu tubuhnya sedikit condong ke depan. "Keluargamu tidak baik padamu?"

Cherry tersenyum hambar, seolah ingin menutupi luka hatinya. "Lumayan…"

"Lumayan?" Wilber menatapnya tajam, nadanya meninggi sedikit. "Mengorbankan dirimu demi putri mereka yang lain. Kau menyebut itu lumayan?"

Cherry terdiam, menunduk makin dalam. Hatinya tercekat, karena ia tahu kalimat Wilber benar adanya, namun sulit baginya untuk mengakuinya secara gamblang.

Ia akhirnya memberanikan diri mengangkat kepala, menatap pria itu. "Tuan Huo, kenapa Anda menyelamatkan saya? Apakah Anda mengenal keluarga Chen?"

Wilber menyilangkan kaki, wajahnya tetap dingin. "Tidak. Tapi di dunia bisnis, siapa yang tidak mengenal mereka? Orang-orang yang curang, selalu menggunakan jalan yang salah."

Cherry mengerutkan kening. "Kalau begitu… mengapa Anda menolong saya?"

Mata Wilber menajam, suaranya tenang tapi menyimpan sesuatu yang tersembunyi. "Mengenai kenapa aku menyelamatkanmu… aku punya alasan tersendiri."

Cherry menelan ludah, jantungnya berdebar kencang. "Alasan tersendiri? Apakah saya boleh tahu, apa alasannya?"

Wilber perlahan bangkit dari kursinya.

Ia berhenti tepat di depan gadis itu, tubuhnya menjulang tinggi, membuat Cherry merasa semakin kecil dan rapuh. Wilber lalu menunduk, wajahnya mendekat, menatap dalam ke arah mata Cherry. Tatapannya begitu tajam, seakan bisa menembus hingga ke lubuk hatinya.

Cherry tersentak. Kedekatan itu membuatnya gugup. Tubuhnya bergetar halus, jemarinya yang berada di pangkuan saling meremas erat. Ia buru-buru menundukkan wajah, tidak sanggup menahan sorot mata pria itu yang begitu menusuk dan penuh kuasa.

Dalam hati Wilber bergumam getir, "Cherry yang aku kenal dulu ceria dan lincah… sekarang berubah menjadi penakut. Banyak penderitaan yang dia lalui selama ini sehingga keceriaannya hilang."

1
merry
gimjl cery gk bs di ambil bkin mrk sengsara ajj hdp yaa
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
merry
pura pura si rosa menyesal gk mngkn dlm 10 thn nekat saktinn mntn suami dan ank kandung y demi ank dr suami br y gk mngkin dlm sekejap nyesel
partini
nyesel ahh masa
Isnanun
jangan percaya sama mamamu Cherry
merry
buat mm mu malu cer ddpn umunn katakan kau bukn sorang ibu tp iblis yg hisap darah mu selm 10 thn hnya demi ank lain mu
Reni Anjarwani
harusnya menjauh ibu yg sangat kejam sekalii
partini
dihhh gampang banget minta maaf,, jangan percaya lagi itu tipu muslihat
Wil kata nak bikin perhitungan come on sat set ke ,,tuh Kunti bisa ga di kuliti atau ga cabut kuku ya gitu
merry
jgn serahin ke polisi buat mrk menderita dulu ginjal celia ambil ajjj itu kan ginjal cery,, klo serahin ke polisi terlalu gampang,, lgian apa y kesalahan ya ppy cery sm mamay smpai mmy sm suami baru bkin ppy cery koma dan ambil darah cery buat celia,,
merry
buat ank ibu y yg lain mersa kn apa yg kmu rasa kn
ambil darah tiap hari per botol gt sumbngknn ke pmi lakukan itu ddpnn mm mu dan papa trimu dan mike,,biar mrk sengsara liat org tersayang mrk menderita lbh bagus sii klo perlu darah mrk semuy di ambil biar mrk merasakan gmn tangan ditusuk jarum,,biar impas si 😁😁😁klo di penjara takutt bundir gk ngerasain penderitaan lgg,, viral jg kn biar pd tau kelakuan busuk mrk,,
Isnanun
lanjut
Bu Kus
harus berani Chery jangan takut jadilah kuat
Bu Kus
siapa suruh cari masalah
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Bu Kus
bagus cher
Bu Kus
lanjut
Bu Kus
apa mungkin hilang ingatan sampe lupa masa lalu kali ya
Bu Kus
seru teryata
Bu Kus
semoga wilber datang tepat waktu dan rencana gagal
Bu Kus
sebenarnya anak bukan sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!