NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hilma Naura

Sebuah perjodohan tanpa cinta, membuat Rosalina harus menelan pil pahit, karena ia sama sekali tidak dihargai oleh suaminya.

Belum lagi ia harus mendapat desakan dari Ibu mertuanya, yang menginginkan agar dirinya cepat hamil.

Disaat itu pula, ia malah menemukan sebuah fakta, jika suaminya itu memiliki wanita idaman lain.
Yang membuat suaminya tidak pernah menyentuhnya sekalipun, bahkan diusia pernikahan mereka yang sudah berjalan satu tahun.

Akankah Rosalina sanggup mempertahankan rumah tangganya dengan sang suami, atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilma Naura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Godaan menyesatkan.

Dengan perlahan Handrian mencoba untuk menyingkirkan tangan halus yang melingkar di dadanya. Jemarinya juga bergerak pelan, dan berusaha melepaskan genggaman itu dengan hati-hati, agar tidak menimbulkan reaksi yang lebih rumit.

Namun begitu tangannya hendak menyingkirkan tangan lembut itu, wanita tersebut justru semakin mengeratkan pelukannya, seolah ia sangat enggan untuk melepaskan pria yang kini terbaring bersamanya.

Dengan suara lirih namun sarat dengan emosi, wanita itu berbisik di dekat telinganya.

"Handrian… sebenarnya kamu itu kenapa? Dari tadi aku melihatmu seperti tidak bersemangat, bahkan seolah tidak menikmati apa yang terjadi di antara kita. Tidak biasanya kamu begini. Apakah… kamu sudah tidak mencintaiku lagi?"

Wanita yang bernama Adelina Prameswari itu merupakan wanita cantik, yang pertama kali mengisi hati Handrian. Dia adalah wanita yang telah menjalin kasih dengan pria itu, sebelum pernikahan Handrian dengan Rosalina.

Selain seorang kekasih, Adelina juga seorang anak dari pemilik perusahaan tempat Handrian bekerja.

Suara Adelina terdengar gemetar meski dibalut kelembutan. Sorot matanya yang tadinya penuh pesona kini dipenuhi oleh tanda tanya, dan juga sedikit luka yang tidak bisa ia sembunyikan.

Handrian menjadi terdiam dalam beberapa saat. Dadanya terasa sesak seolah kata-kata Adelina tadi, adalah kata-kata yang begitu menusuk ke dalam ruang hatinya yang paling rapuh.

Sehingga, Handrian pun menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya dengan perlahan.

"Hhh…" sebuah helaan nafas terdengar pelan dari bibirnya, dan nyaris seperti rintihan.

Ia kemudian menggeser tubuhnya, dan berusaha untuk bangkit dari pelukan wanita itu. Dan dengan gerakan cepat, Handrian meraih kemejanya yang berceceran di lantai, lalu ia mulai mengenakannya.

Jari-jari tangannya bergerak dengan gerakan tergesa-gesa, untuk mengancingkan pakaiannya satu persatu, meskipun beberapa kali tangannya bergetar dan tidak terkendali.

Adelina hanya menatapnya dari balik sofa, sambil duduk bersandar dengan selimut tipis yang menutupi tubuhnya. Wajahnya masih menyimpan senyum samar, tapi kini dibalut dengan perasaan kebingungan dan juga rasa takut akan kehilangan.

"Handrian…" panggilnya lagi, dengan suara yang terdengar sedikit bergetar,

"Jawablah pertanyaanku… apakah benar perasaanku ini? Kalau kamu itu tidak sama lagi dengan Handrianku yang dulu?"

Namun Handrian hanya menghentikan gerakannya sejenak. Matanya mencoba menatap kearah jendela besar rumah Adelina, di mana terlihat cahaya lampu jalan yang temaram, dan masuk menembus kaca.

Namun tiba-tiba saja, bayangan Rosalina kembali hadir dalam pikirannya. Wajah istrinya yang berlinang air mata, dan juga suara tangisannya yang terus menghantui benaknya.

Bibir Handrian terlihat bergerak, namun kata-kata yang ingin ia ucapkan seolah terhenti di tenggorokan. Ia tidak sanggup memberikan jawaban yang pasti, karena hatinya sendiri masih berkecamuk di antara penyesalan dan juga rasa kebingungan.

Akhirnya, dengan suara lirih yang nyaris hilang dan tertelan oleh keheningan, ia pun berkata,

"Aku… tidak tahu, Adelina."

Dan jawabannya itu, seketika membuat suasana didalam ruangan tersebut menjadi semakin hening. Udara didalamnya juga seolah berhenti mengalir.

Disaat Handrian sudah selesai mengenakan semua pakaiannya, dan ia hendak melangkah pergi dari hadapan Adelina, wanita itu pun memanggilnya dengan suara yang begitu lembut.

"Handrian… tunggu dulu," suara itu terdengar sangat manja namun sarat dengan sebuah penekanan.

Handrian segera menoleh, dan menatap Adelina yang telah berdiri dibelakangnya, dan masih menggunakan selimut tipis yang melingkari tubuhnya.

Tatapan matanya begitu tajam namun juga penuh kelembutan yang sulit untuk ditolak.

Tangan wanita itu pun terulur, dan mencoba untuk menahan pergelangan tangan Handrian agar pria itu tidak melangkah lebih jauh.

"Kamu mau kemana buru-buru seperti itu, Han? Malam ini adalah malam yang masih begitu panjang," bisiknya sambil tersenyum samar.

"Setidaknya, sebelum kamu pergi… mandilah lebih dulu. Kamu pasti sangat kelelahan setelah perjalanan tadi."

Handrian kembali terdiam, dan dadanya juga masih berdegup kencang. Namun ada dorongan kuat yang membuatnya ingin segera pergi.

Tetapi genggaman Adelina pada pergelangan tangannya, membuat langkahnya terasa berat. Akhirnya ia pun menghela nafas panjang, dan kemudian mengangguk pelan.

"Baiklah… aku akan mandi sebentar. Setelah itu aku akan pulang."

Suara Handrian terdengar tegas, meskipun lirih.

Adelina hanya tersenyum tipis sambil menatap kearah pria yang sangat dicintainya itu.

Ya, silahkan Handrian. Aku akan menunggumu disini."

Dan dengan langkah ragu, Handrian pun masuk kekamar mandi untuk membersihkan dirinya. Suara air yang mengalir kini sedikit menenangkan hatinya yang terasa kacau.

Meskipun bayangan Rosalina masih terus menghantui pikirannya, namun ia mencoba menunduk untuk membasuh wajahnya berulang kali, dan berharap jika bayangan kesalahannya pada perempuan itu, bisa sedikit terhapus bersama dinginnya air yang telah menyentuh kulitnya.

Namun, saat ia tengah larut dalam pikirannya sendiri, tiba-tiba saja pintu kamar mandi terbuka dengan perlahan, yang membuat Handrian sontak menoleh kebelakang.

Dan saat itu juga, bola matanya melotot sempurna. Karena melihat Adelina yang sudah berdiri disana, dengan selimut yang sudah melorot dari tubuhnya. Sehingga tampilan tubuh dan kulitnya yang putih mulus, kini terlihat lagi oleh Handrian.

"Adelina?!" ucap Handrian, dengan nada suara yang begitu terkejut.

Namun wanita cantik itu terus melangkah masuk, dengan senyum menggoda yang terus menghiasi bibirnya yang ranum dan indah.

"Handrian… Tolong jangan pergi dulu. Aku tidak ingin malam ini berakhir dengan suasana yang dingin seperti ini. Tapi aku akan mengizinkan kamu pergi setelah kamu memberikan kehangatan yang seperti biasanya." Bisik Adelina lirih, sambil terus mendekat.

Handrian mencoba memundurkan tubuhnya selangkah kebelakang. meskipun saat itu tubuhnya terlihat semakin menegang.

"Adelina, jangan… Aku tidak bisa melakukan hal itu lagi, karena saat ini aku harus segera pulang. Karena Rosalina istriku..."

Namun sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, Adelina sudah lebih dulu meletakkan telunjuknya dibibir Handrian.

"Shhh… jangan sebut nama itu di sini. Karena malam ini… hanya ada aku dan kamu."

Tiba-tiba saja tubuh Handrian bergetar hebat. Ia berusaha menepis tangan Adelina yang mulai kembali menyentuh tubuhnya.

Dan entah mengapa kali ini ia merasa begitu risih dengan perlakuan wanita yang telah berulang kali dijamah olehnya itu. Seperti ada rasa tidak nyaman yang mulai menelusup masuk kedalam fikirannya.

Namun sebaliknya, jemari lembut milik Adelina tetap berusaha untuk menyentuh wajahnya, dan juga menyusuri rahangnya yang tegas. Dan kemudian, jemari itu pun mulai turun kearah dadanya yang polos tanpa ditutupi oleh apapun.

Untuk kesekian kalinya, sentuhan itu benar-benar telah membuat pertahanan Handrian goyah.

"Aku tahu kamu masih sangat mencintaiku, Han. Karena aku masih bisa merasakannya, dari tatapanmu… tubuhmu… semua itu masih menjadi milikku," Adelina berbisik dengan suara yang bergetar, lalu kemudian ia pun mulai merapatkan tubuhnya lagi pada dada bidang Handrian.

Kini Handrian hanya bisa memejamkan matanya, dan mencoba untuk menolak.

"Adelina, jangan… perbuatan ini adalah kesalahan besar yang telah kita lakukan, dan kita juga telah melakukannya berulang kali tanpa terikat dengan sebuah pernikahan. Sebaiknya sekarang..."

Namun, perkataan Handrian langsung terpotong saat Adelina mendekap tubuhnya dengan erat.

Aroma parfumnya yang hangat, dan tatapan matanya yang penuh dengan bujuk rayu, membuat Handrian semakin sulit untuk bertahan.

"Aku butuh kamu, Handrian… malam ini, aku hanya menginginkanmu. Aku juga tidak perduli bagaimana dengan hubungan kita, karena aku hanya ingin bersamamu, Jadi biarkan aku memelukmu, meski hanya sebentar," ujar Adelina sambil menempelkan wajahnya dileher Handrian.

Degup jantung Handrian pun terasa semakin kencang. Nafasnya saat itu juga kian memburu, dan fikirannya terasa semakin kacau.

Ia masih saja mencoba untuk menahan diri, namun setiap gerakan Adelina seolah semakin melumpuhkannya. Hingga akhirnya, dengan perlahan tapi pasti, tangannya mulai membalas pelukan dari wanita cantik itu.

Sejenak mereka berdua hanya bisa terdiam, dan yang terdengar hanyalah suara air yang masih menetes dari shower.

Hingga akhirnya, Handrian pun menyerah pada kelembutan dan juga rayuan yang diberikan oleh Adelina. Membuatnya membiarkan dirinya kembali tenggelam dalam godaan yang semakin menyesatkan.

Malam itu, sekali lagi ia terjerumus ke dalam hubungan yang penuh nafsu, meski hatinya masih terus dikejar dengan rasa bersalah yang begitu menyesakkan.

Bersambung...

1
Ma Em
Bagus pak Surya kamu ancam Handrian agar menceraikan Rosalina emang itu yg hrs Handrian lakukan daripada Rosalina hdp nya menderita lbh baik berpisah dgn lelaki yg tukang selingkuh .
Sunaryati
Jalanmu dimudahkan Rossalina untuk bercerai dengan Handrian. Dan Handrian selamat menikmati hidup dengan istri baru dan calon anakmu, semoga hidupmu penuh tekanan karena kamu tidak punya melawan. Bukan kebahagiaan yang kau dapat tapi hidup atas kendali istri dan mertua yang punya kekuasaan
Ma Em
Semoga kamu kuat Rosalina dan bertemu dgn lelaki yg baik hati yg mencintai Rosalina dgn tulus , semoga Handrian menyesal karena sdh menyakiti Rosalina juga untuk Bu Norma semoga dapat karma karena menantu pilihannya tdk sebaik yg bu Norma kira karena Adelina perempuan sombong biar Bu Norma sadar dan menyesal karena sdh jahat pada Rosalina
Sunaryati
Kau kuat Lina, benar kini saatnya kamu pergi, karena tak ada yang menghalangi lagi. Aku di luar sana aka ada orang yang akan mengangkat kamu dari jurang penderitaan, yang diciptakan mertuamu dan Handrian suamimu, Kamu bisa dan sukses.
Ma Em
Dasar Norma manusia kejam Rosalina baru sadar langsung disuruh pergi menjauh dari Handrian , semoga anak yg dikandung Adelina bkn darah daging Handrian serta Rosalina setelah pergi meninggalkan Handrian ada orang yg menolong Rosalina lelaki kaya raya yg sukses .
Hilma Naura: 🙂🙂🙂🙂🙂
total 1 replies
Sunaryati
Segera pergi Rosalina mumpung tidak ada yang menghalangi, kau harus bersyukur belum disentuh Handrian, apalagi yang kau tangisi? Hapus air matamu, bangkit untuk menata diri. Air matamu jangan kau sia- silakan untuk lelaki yang tidak menjaga amanat ayahnya dan ibu mertua yang tidak menginginkan kamu. Sekarang kau sudah tahu Handrian menghamili perempuan lain. Maka kuatkan hati semangat tanpa air mata pergilah songsong kehidupan baru dan tekat baru untuk hidup bahagia dengan caramu sendiri. Semangat Thoor kutunggu kelanjutannya.
Hilma Naura: Oke kakak🙂🙂🙂
total 1 replies
Sunaryati
Segera sembuh Rosalina, kebebasan kamu sudah di depan mata, Handrian akan bertanggungjawab atas kehamilan Adelia. Jadi itu sebagai jalan perceraian kamu.
Ma Em
Semoga Rosalina selamat dan cepat sehat kembali biarkan Handrian berpisah dgn Rosalina , dan Rosalina bisa mendapatkan pengganti Handrian lelaki baik dan cinta pada Rosalina
Sunaryati
Selingkuhan Handrian hamil , Rosallina. cepat sembuh dan pergi dari rumah Handrian, Handrian pasti menurut ibunya segera menceraikan kamu, karena ancaman Adelia pekerjaan.
Sunaryati
Selingkuhan kamu yang menghubungi Handrian, setelah sembuh. Teguhkan hatimu tetap pergi dari Handrian Hana.
Ma Em
Semoga Lina baik2 saja jgn sampai terjadi hal yg tdk diinginkan , Handrian sdh lepaskan Rosalina jgn kamu paksakan biarkan Lina bahagia tanpamu lbh baik kamu urus saja perempuan selingkuhan tercintamu itu
Hilma Naura: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Sunaryati
Jangan sampai terjjadi sesuatu yang fatal pada Lina dan Handrian mau melepaskan, karena dia belum selesai dengan masa lalunya
Hilma Naura: 🙂🙂🙂🙂🙂🙂
total 1 replies
Sunaryati
Nah gitu Rosalina untuk apa kamu bertahan pada suami yang mengabaikan kamu. Jangan goyah tetap melangkah tegak dan elegan. Mungkin kamu segera menemukan kebahagiaan dengan laki-laki yang menerimamu apa adanya.
Hilma Naura: 😄😄🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Ma Em
Bagus Rosalina lbh baik kamu keluar dari rumah yg seperti neraka itu kamu msh muda cantik pasti kamu akan bertemu dgn lelaki yg baik dan mencintaimu dgn tulus Rosalina , untuk Handrian kamu sdh terlambat untuk memperbaikinya karena Rosalina sdh muak dgn kamu , selamat menyesal saja Handrian .
Ma Em
Rosalina lebih baik menyerah untuk apa kamu bertahan dgn suami yg tdk pernah menginginkanmu dan mertua yg mulut nya pedas level 10 bahkan mungkin level 20 , tinggalkan Handrian mungkin emang bkn jodohmu juga pergilah cari kebahagiaanmu sendiri tdk baik menyiksa dirimu sendiri Rosalina .
Hilma Naura: 🤣🤣🤣🤣🥰🥰🥰
total 1 replies
Ma Em
Rosalina untuk apa kamu bertahan dgn suami yg tdk pernah mencintai dan tdk pernah menyentuhmu apalagi mertuamu juga bkn mertua yg baik , lbh baik lepaskan suami yg tdk pernah menganggap mu ada .
Ma Em
Bagus Rosalina jgn luluh sama Handrian lelaki yg tdk setia tukang selingkuh , lbh baik tinggalkan Handrian.
Ma Em
Rosalina kamu jgn mau memaafkan Handrian karena dia sdh tidur dgn wanita lain , jgn sampai Rosalina bisa termakan oleh bujuk rayu Handrian .
Ma Em
Semoga Rosalina segera tau semua perbuatan Hardian .
Ma Em
Ternyata teman Rosalina itu emang wanita jalang yg sdh berhubungan dgn Handrian , Rosalina lbh baik keluar dan pergi dari rumah suamimu yg tdk pernah mengganggap mu ada dan juga tdk pernah mencintaimu , carilah kebahagiaanmu Rosalina mungkin jodohmu bkn dgn Handrian dan lupakan perjanjian Handrian pada kedua orang tuamu
Hilma Naura: Kok langsung tau sih kak, kalau itu temannya Rosalina🙂🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!