Lanjutan dari novel yang berjudul Cinta yang terluka.
"Om, om baik, aku ceneng deh kalo baleng cama om," ucap Lala gadis kecil yang imut,manis dan cerdas itu.
"Iya, om juga seneng kalo bisa ketemu sama Lala tiap hari," kata Antonio yang sudah balik dari Australia sejak tiga tahun yang lalu sejak perceraian dirinya dengan Laras yang membuat dia sangat shock dan patah semangat untuk melanjutkan hidupnya.
"Om baik, kata mama ...papa nya aku itu pelgi jauh.....cekali tapi campai cekalang papa gak datang-datang aku Lindu cama papa...," ucap Lala yang lucu dan cadel itu.
Entah mengapa Antonio selalu merasakan kehangatan dan kebahagiaan saat dia bersama Lala.
Antonio tidak mengerti dengan perasaannya sendiri yang selalu ingin bertemu dengan Lala si bocah perempuan kecil yang selalu membuat hatinya bahagia.
Siapakah Lala.....yuk baca di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isshabell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 9
Pandangan Edo beralih pada Antonio yang masih berdiri di belakang Laras.
"Ternyata Antonio sudah kembali dari Australia," gumam Edo dalam hatinya sambil menatap Antonio.
Antonio juga menatap Edo dan mereka tidak saling bertegur sapa. Antonio tidak menyapa Edo karena dia masih kesal dan cemburu melihat kejadian tadi saat Edo dan Laras saling berpandangan sesaat tadi.
"Emmm...pak Antonio silahkan duduk," Laras menoleh pada Antonio yang masih berdiri di belakangnya itu.
"Terimakasih Bu Laras, tapi maaf saya harus kembali ke kantor lagi," Antonio tersenyum pada Laras.
Edo mengerutkan kedua alisnya sambil bergumam dalam hatinya " kenapa Antonio memanggil Laras dengan sebutan Bu Laras? dan kenapa Laras juga memanggil Antonio dengan sebutan pak Antonio? Ada apa dengan mereka berdua ya, mereka jadi terlihat seperti kedua orang yang tidak saling mengenal satu sama lain?" Berbagai macam pertanyaan sedang berputar-putar di kepala Edo saat ini.
"Om baik, kenapa om baik gak duduk dulu nanti Lala buatin minum ya," Lala yang tadinya duduk itu langsung berdiri menghampiri Antonio dan menggandeng lengan Antonio dengan manja.
"Lala... sayang, om baik masih ada kerjaan di kantor jadi biarkan om baik pulang dulu ya," Laras menoleh pada Lala yang masih memegangi lengan Antonio itu.
Lala terlihat cemberut mendengar Laras berkata demikian padanya, Antonio menundukkan kepalanya pada Lala sambil tersenyum melihat tingkah lucu Lala itu.
"Gak apa-apa Bu Laras, saya akan duduk dulu di sini," kata Antonio menuruti permintaan Lala karena sebenarnya jauh di dalam hatinya dia juga sangat senang kalau bisa bersama dan ketemu Lala dan juga Laras.
"Hole...om baik Lala buatin minum dulu ya untuk om baik," Lala girang sekali karena Antonio tidak jadi pulang.
Laras tersenyum lalu dia mempersilahkan Antonio untuk duduk " silahkan pak Antonio," Laras mengarahkan lengan kanannya ke samping menyuruh Antonio duduk di sofa ruang tengah itu.
Antonio kemudian duduk di kursi sofa ruang tengah itu, sementara itu Edo yang juga masih duduk di kursi sofa itu menoleh pada Antonio dan menyapanya.
"Hai Antonio, bagaimana kabar kamu?" Edo berbasa-basi.
"Baik, kamu?" Antonio balik tanya pada Edo.
"Sama, aku juga baik."
Antonio dan Edo hanya sebatas bertegur sapa saja karena sepertinya mereka enggan untuk mengobrol, apalagi Antonio yang merasa jauh di dalam hatinya gak suka kalau Edo dekat dengan Laras.
"Laras, aku balik dulu ya," Edo pamitan pada Laras sambil beranjak dari tempat duduknya.
"Ya Edo, makasih ya sudah anterin Lala pulang ke rumah," Laras berdiri menghampiri Edo.
"Oke," Edo tersenyum pada Laras sambil melangkah keluar meninggalkan ruang tengah itu.
Lagi-lagi hati Antonio merasa kesal melihat Laras berjalan mengantarkan Edo sampai ke depan.
"Bu Laras ini sebenarnya siapa dan kenapa hatiku sakit melihat Bu Laras perhatian sama Edo," pikiran Antonio mulai mencoba mengingat-ingat kembali ke masa lalunya tapi nihil dia tidak ingat sama sekali tentang masa lalunya dan juga Laras.
"Lala, bikin minuman buat siapa?" Bu Weni menghampiri Lala yang sedang sibuk menuang sirup melon ke dalam gelas itu.
"Lala mau buatin minuman untuk om baik nek....," kata Lala sambil tetap fokus menuang sirup melon itu ke dalam gelas.
"Sini nenek bantu ya," Bu Weni meraih botol sirup melon itu dari tangan Lala.
Lala menggeser tempatnya berdiri ke samping Bu Weni dan dia memperhatikan neneknya yang sedang membuat minuman itu.
"Emang om baik ada di sini?" Bu Weni menoleh pada Lala sambil mengaduk sirup melon yang ada di dalam gelas itu.
"Iya. Om baik tadi antelin mama pulang," ucap Lala sambil memilin-milin rambutnya yang panjang dan lurus itu.
"Oh ya, nenek pingin liat om baik itu," Bu Weni berseloroh pada Lala.
"Ayok nek kita ke depan lihat om baik," Lala menggandeng tangan Bu Weni dan mengajaknya ke ruang tengah.
"Lala...nenek jangan di tarik-tarik dong sayang..., nanti minuman untuk om baik tumpah loh," Bu Weni menggeser gelas yang ada di nampan yang sedang di bawanya itu.
"Om baik....ini neneknya Lala....," ucap Lala pada Antonio ketika mereka sudah sampai di ruang tengah di mana Laras dan Antonio sedang duduk di sana.
Mata Bu Weni membulat seketika dia tidak percaya kalau yang di bilang om baik sama cucunya itu adalah Antonio ayah kandung Lala sendiri.
"Bu," sapa Antonio pada Bu Weni yang masih berdiri di tempatnya itu.
Sapaan Antonio itu makin membuat Bu Weni terheran-heran karena sikap Antonio tidak seperti dulu, kini dia seperti orang yang tidak kenal sama Bu Weni melihat dari cara dia menyapa tadi.
Bu Weni menoleh pada Laras sambil mengerutkan kedua alisnya seolah bertanya pada Laras kenapa dengan Antonio dan Laras paham akan hal itu lalu Laras memberi kode pada Bu Weni dengan menggelengkan kepalanya pelan yang berarti tidak usah di pertanyakan.
"Nek! Nenek di capa cama om baik itu loh," Lala menepuk tangan Bu Weni dan seketika Bu Weni terhenyak dari lamunannya tadi.
"Eh iya, s-saya ibunya Laras dan juga neneknya Lala," Bu Weni memperkenalkan diri pada Antonio meski rasa penasarannya belum terjawab.
Antonio tersenyum ramah pada Bu Weni sambil menundukkan kepalanya sedikit.
Kemudian Bu Weni meletakkan gelas minuman untuk Antonio itu di atas meja ruang tamu itu seraya berkata pada Antonio.
"Silahkan di minum," kemudian Bu Weni ikut duduk di kursi sofa ruang tamu itu.
"Om baik...ayo di minum bial cegel," ucap Lala yang duduk di sebelah Antonio itu sambil menggoyang-goyangkan kakinya.
Antonio tersenyum mendengar ucapan Lala yang masih cadel dan lucu itu.
"Om minum ya...." Antonio menjulurkan tangannya ke meja meraih gelas yang berisi sirup melon yang di suguhkan Bu Weni tadi.
Lagi-lagi Bu Weni di buat heran oleh sikap Antonio yang menyebut dirinya om pada Lala, Bu Weni bergumam dalam hatinya dengan menatap Antonio yang sedang minum sirup melon itu "Apa yang terjadi dengan Antonio? kenapa dia bisa lupa dengan Lala dan juga aku? apa dia juga lupa dengan Laras ya?"
"Cegel ya om baik," Lala nyeletuk setelah Antonio meletakkan gelas yang sudah di minumnya itu.
"Iya seger banget, om jadi gak haus lagi," Antonio tersenyum pada Lala yang kegirangan mendengar jawaban darinya itu.
"Emmm...pak Antonio, terimakasih ya tadi sudah menemani saya mencari Lala sampai mengantarkan saya pulang juga," Laras yang sedari tadi diam saja melihat keakraban Lala dan Antonio mulai buka suara.
"Iya sama-sama Bu Laras," Antonio mengulas senyumnya pada Laras.
"Ya Tuhan...Antonio memang benar-benar sudah lupa dengan keluarganya sendiri, apa dia shock karena perceraian mereka ya?" Bu Weni makin pusing memikirkan keanehan sikap Antonio itu.