NovelToon NovelToon
Perjalanan Seraphina

Perjalanan Seraphina

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Murid Genius / Identitas Tersembunyi / Angst / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:457
Nilai: 5
Nama Author: miao moi

Seraphina di culik dari keluarganya karena suatu alasan. Lucunya ... Penculik Seraphina malah kehilangan Seraphina.

Seraphina di temukan oleh seorang perempuan yang sedang histeris sedih karena suaminya selingkuh, sampai mempunyai anak dari hasil selingkuhan. Perempuan yang menemukan Seraphina tidak mempunyai anak. Karena itulah dia memungut Seraphina. Jika suaminya punya anak tanpa sepengetahuannya jadi ... Mengapa tidak untuknya?

Kehidupan Seraphina nyaman meski dia tahu dia bukan anak kandung dari keluarganya saat ini. Kenyamanan kehidupannya berubah saat orang tuanya mati karena ledakkan.

Saat dirinya sedang terkapar tak berdaya dalam kobaran api. adiknya Ken, berbisik kepada dirinya untuk lari sejauh mungkin. Dengan sekuat tenaga ia melarikan diri dari seorang yang memburunya, karena ia penyintas yang sangat tak diharapkan.

Inilah perjalanannya. Perjalan yang penuh suka dan duka. Perjalanan kehidupannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon miao moi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9. si nyonya yang menemukan bayi.

Seorang perempuan menangis tergugu didalam kereta yang sedang berjalan. terlihat dua orang pelayan sibuk berusaha menenangkan majikan yang tengah histeris sedih. Sesaat sang nyonya mengingat suaminya, yang sedang menemani kekasih barunya yang sedang hamil besar. membuat dadanya sesak kesakitan. Semakin deras air mata di pipinya.

"Be--betapa, te--teganya dirinya ...," ia menangis sampai dirinya menunduk sambil memegang dadanya kesakitan. "Dia kira, diriku tidak menginginkan anak? Aku Pun menginginkannya"

"Nyonya ..., " desah pelayan perempuan yang memperhatikan nyonya nya dengan kasihan, "nyonya, berhentilah menangis ... anda sudah menangis kurang lebih sepanjang jalan."

Nyonya itu tiba-tiba mual karena lama menangis, dengan tergesa-gesa ia menggedor kereta agar berhenti, pelayan yang melihatnya kaget lalu teriak berkata kepada kusir kereta, "berhenti, nyonya mau muntah."

Sang kusir kereta langsung berhenti. Nyonya muda itu dengan tergesa-gesa meloncat turun lalu membungkuk untuk muntah isi perutnya. "Hueekkkk," badannya bergetar karena lemas setelah muntah.

Ia kemudian ambruk di sekitar semak-semak, tidak memperdulikan baju mewahnya akan kotor. Ke dua pelayannya memperhatikan nya dengan sedih.

Mata sang nyonya memerah, bibirnya gemetar. "Dulu aku tidak tahu mengapa ia begitu sering ke wilayah ini," ungkap nyonya itu. pelayanannya mendengar dengan sabar.

"Wilayah ini amat jauh dari wilayah kita sendiri. Kukira ada pekerjaan yang menantinya disini, ternyata ada jalang mengandung yang menantinya disini." Mulutnya terasa pahit, air mata kembali mengalir di pipinya.

"Nyonya ... Ayoo." pelayan itu maju memapah sang nyonya muda agar masuk kembali ke kereta. Tetapi sebelum sang pelayan berhasil melakukannya, sang nyonya mengangkat tangannya, isyarat untuk sang pelayan agar berhenti. Sang nyonya diam terpaku, raut wajahnya serius.

"Tapi nyonya anda tidak," pelayan itu menoleh ke sekitar takut ada orang yang lewat melihat sang nyonya yang kacau ini, "anda tidak boleh duduk disi--"

"Mariy berhenti," sergah sang nyonya, membuat mary sang pelayan langsung diam terpaku, "sssts," telunjuk nyonya berada dibibir. "Kalian mendengar sesuatu?"

Kedua pelayan itu saling menatap tidak yakin. Mereka mulai cemas dengan kondisi sang nyonya yang tidak setabil. Si nyonya menatap dua pelayannya lalu memutar bola matanya, melihat kebingungan yang terpancar di wajah keduanya.

"Aku sungguh ..., " Si nyonya mendekatkan tangan ke telinga supaya lebih fokus apa yang ia dengar secara samar, "mendengar... Suara tangisan."

Kedua bibir pelayan itu seketika mengering mendengarnya, mereka memperhatikan sekitarnya, tiba-tiba mereka merasa suasana sekitarnya menjadi tidak enak. Mereka kompak meraba lehernya, merinding. Si nyonya mulai bertingkah aneh, ia mendekat dengan cepat ke semak-semak, mencari-cari sambil mendekat kan kupingnya ke semak-semak.

Si nyonya membuka mengurai jalinan semak-semak, "ooh ada kotak disini."

"Kotak?" Sahut serempak kedua pelayannya.

"Benar kotak." Dahinya mengernyit saat suara tangisan itu berada didalam kotak itu, jantungnya berdebar dengan dugaannya, "mary bantu aku." Pinta si nyonya.

Mary dengan cepat langsung mendekati si nyonya. Si pelayan satunya mendekati mereka dengan penasaran. Si mary dan nyonya berusaha mengeluarkan kotak itu dari belitan semak yang rumit. Si pelayan satunya mengangkat tangannya, berdoa agar tidak ada ular yang tiba-tiba muncul dari semak itu.

Mary yang tadinya tak percaya ada suara tangisan, kini terdiam ngeri mendengar ada suara tangisan dari dalam kotak itu. Si nyonya dengan cepat membuka kotak itu.

"Oooh Tuhanku," si nyonya syok sekaligus takjub melihatnya, begitupun dengan kedua pelayannya. Sang kusir yang melihatnya mendekati mereka.

"Oh ya ampun bayi siapa itu?" Tanya si kusir.

"Ya ampun ... tega-teganya ada yang meletakkan bayi itu disini."

Si nyonya terpaku sejenak lalu tiba-tiba tersenyum, "aku akan membawanya." Membuat ketiga orang itu melongo memperhatikan si nyonya.

"Nyonya...," tegur pelayan yang bernama riya.

"Jika suamiku tiba-tiba mempunyai anak tanpa sepengetahuan ku ... maka aku juga bisa mempunyai anak tanpa sepengetahuannya." Ungkap si nyonya, ia kemudian menyeringai tipis senang.

Kedua pelayan itu mengangguk paham, si kusir mengangkat bahunya tidak peduli.

Si nyonya memeluk bayi itu dengan erat, lalu beranjak berdiri, "ayo kita lanjutkan perjalanan."

Mereka mengikuti apa yang diperintahkan si nyonya, mereka masuk kedalam kereta. Kereta itu kembali berjalan dengan tambahan satu anggota kecil didalamnya.

"Mary mengapa bayi ini tidak mau berhenti menangis?" Tanya si nyonya.

"Nyonya kana ... kurasa bayi ini sedang lapar." Kata mary.

"Dia makan apa?" Tanya si nyonya yang bernama Kana itu. Ia tidak pernah merawat bayi jadi ia tidak tahu.

"Dia minum susu." Ungkap riya.

"Tapi disini tidak ada susu, kita tidak memiliki susu." Kana kebingungan, ia mengusap usap badan bayi mungil itu, ia gelisah melihat bayi itu menjerit-jerit nangis.

Mary menyodorkan air minuman biasa, "untuk saat ini kita berikan ini saja, nyonya."

"Bolehkah?" Tanya Kana khawatir.

"Kita coba saja." Pungkas raya.

Mary dengan hati-hati menyendok air didalam gelas lalu mendekatkan ke bibir mungil itu. Bibir mungil bayi itu mengecap dengan rakus, tiba-tiba bayi itu berhenti menangis, menikmati apa yang dimasukkan kedalam mulutnya.

Mereka bertiga langsung lega, mereka saling tersenyum melihat bayi itu minum. "Teruskan mary." Pinta Kana.

Mary mengangguk sambil senyum, tiba-tiba ia merasa semangat melayani bayi itu. Si pelayan lain, raya, tiba-tiba mengangkat tangannya, berdoa agar si bayi tidak tiba-tiba saja menjadi sakit perut karena minum air, bukannya susu yang seharusnya diminum oleh bayi.

"Enak ya? Segar ya?" Tanya Kana main-main kepada bayi itu, tanpa diduga mereka, si bayi membalas mereka dengan kedipan imut, membuat mereka tertawa gemas.

"Kurasa aku jatuh cinta," kata Kana, membuat kedua pelayannya serempak menatapnya. "Kurasa aku jatuh cinta kepada bayi ini." Ucapnya dengan mata terpaku pada bayi itu.

Kedua pelayan itu tersenyum melihat Kana yang sedang menatap bayi itu, mereka lebih suka melihat Kana seperti ini daripada seperti tadi, bayi itu adalah berkah untuk mereka.

Mata Kana melihat dengan teliti, matanya menangkap sesuatu yang agak gembung disekitar leher baju bayi itu, ia dengan lembut membukanya, ternyata ada sapu tangan di sana. Kana membuka sapu tangan itu, ada corak jahitan nama disana. Nama yang tertulis adalah Sera, Kana mengusap nama itu dengan lembut.

Kana menatap bayi itu, "Sera ... Nama yang tertulis disini adalah Sera," ucapnya sambil memberikan sapu tangan itu kepada riya. "Sera ...," gumamnya lagi, "Sera ... phina." Ia merasa itu adalah nama bagus.

"Seraphina. Iya itu nama yang bagus nyonya." Kata mary.

"Kalau begitu, riya ...," panggil Kana.

Riya menoleh, menatap si nyonya menunggu.

"Teruskan tulisan ini, karena benang itu berwarna biru kau teruskan berwarna emas saja ... Tambahkan huruf phina di belakangnya agar tersambung menjadi Seraphina."

Riya tersenyum mengiyakan, "baik nyonya."

"Oh tunggu, biar aku saja yang meneruskannya, kau siapkan saja barangnya."

"Baik nyonya."

1
boing fortificado
Saya begitu bersemangat mengenalkan ini kepada teman-teman.
Yaky De la rosa
Gila ini karya hebat, dari jalan ceritanya sampe karakternya!
Graziela Lima
Gak sabar nih thor, gimana kelanjutan cerita nya? Update yuk sekarang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!