Saat semua mahasiswi mencari muka di hadapan Revan, si dosen tampan tapi dingin. Ayunda justru sudah kehilangan mukanya. Setiap kali bertemu Revan, Ayunda selalu dalam masalah yang membuatnya malu di hadapan dosennya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Ambil ini untuk lunasi uang kuliah mu." jawab Pak Revan dengan nada datar seperti biasa.
"Ta pi pak, saya tidak bisa menerima ini." tolak Ayunda.
"Kemarin bapak telah membayar biaya operasi ibu saya. Itu sudah terlalu banyak. Bagai mana saya akan membayarnya." kata Ayunda merasa tidak enak harus menerima bantuan dari pak Revan lagi.
"Ambil ini !" kata pak Revan singkat tapi disertai sorot mata yang tajam tanda tak ingin di bantah.
Akhirnya mau tidak mau Ayunda terpaksa mengambil uang pemberian dosennya itu.
"Terima kasih pak. Saya janji akan membayar kembali setelah saya punya uang." ucap Ayunda sungguh-sungguh.
Saat Ayunda berbalik ingin keluar dari ruangan dosen, Ayunda berpapasan dengan ibu Murni yang baru masuk.
"Ah, Ayunda kebetulan bertemu di sini. Apa kah kau ingin membayar uang kuliah mu ?" tanya ibu Murni.
"I iya Bu." dan Ayunda pun melunasi uang kuliahnya.
Namun uang yang di berikan oleh Pak Revan masih ada sisa banyak sekali. Ayunda melihat Pak Revan yang duduk di belakang meja ibu Murni, namun dosennya itu seolah tidak melihatnya. Pak Revan sibuk sendiri dengan laptop di hadapannya.
"Ini bukti pembayarannya." suara Ibu Murni mengalihkan perhatian Ayunda.
"Iya Bu. Terima kasih." balas Ayunda.
Setelah selesai dengan kuliahnya, Ayunda langsung pulang ke rumah sakit. Beberapa hari ini dia tetap di rumah sakit untuk menjaga sang ibu. Untuk saat ini Ayunda belum mendapatkan pekerjaan.
Hari ini Ayunda membelikan makanan kesukaan ibunya dari uang yang di berikan oleh Pak Revan tadi. Berharap supaya keadaan sang ibu menjadi lebih baik.
"Ibu.." sapa Ayunda begitu masuk ke dalam kamar rawat ibunya.
Ibu Suri yang saat ini tengah bersandar di ranjang pasien menoleh. Bibirnya yang pucat itu tersenyum melihat kedatangan putri semata wayangnya.
Ayunda merasa bahagia sekali melihat perkembangan sang ibu hari ini. Sudah bisa duduk meski masih bersandar.
"Baru pulang kuliah?"
Ibu Suri juga sudah bisa bicara meski sangat lemah.
"Iya bu."
Ayunda meletakkan kantong plastik yang ia bawa di meja nakas. Kemudian dia langsung memeluk sang ibu.
Melihat keadaan ibunya yang semakin baik membuat Ayunda merasa lega.
"Bu, aku membelikan sate Madura kesukaan ibu." kata Ayunda setelah melepaskan pelukannya.
Ayunda kemudian menyediakan sate ke atas piring untuk sang ibu. Sudah lama ibunya tidak menikmati sate Madura. Sejak kehidupan ekonomi mereka yang semakin sulit, Ibu Suri sudah tidak pernah lagi membeli makanan kesukaannya itu.
Satu porsi sate Madura habis di lahap oleh ibunya. Sepertinya selera makan sang ibu sudah lebih baik dari sebelum-sebelumnya yang hanya makan sedikit.
"Bu, aku sangat senang melihat ibu sudah bisa makan banyak." kata Ayunda dengan bahagia.
Jika kondisi sang ibu semakin membaik, ibunya akan segera sembuh dan bisa pulang dari rumah sakit.
Keesokan harinya, Seperti bisa Ayunda pergi ke kampus pukul tujuh setengah pagi. Dia merasa agak tenang meninggalkan sang ibu. Kemarin ibunya sudah bisa bercerita dan makan yang banyak.
Pukul satu siang Ayunda sudah pulang. Gadis itu duduk di halte menunggu bus yang akan melewati rute rumah sakit Medika Sejahtera.
Sebelum bus itu tiba, sebuah mobil berhenti di depan Ayunda. Mobil yang sama yang ia tumpangi beberapa hari yang lalu. Namun Ayunda yakin, mobil milik pak Revan itu berhenti bukan untuk menawarkan tumpangan padanya. Mungkin saja dosennya itu sedang menunggu seseorang atau sedang berbicara melalui telepon.
Setelah berhenti beberapa menit, kaca mobil terbuka dan Revan menatap pada Ayunda. Dosen tampan itu memberi kode melalui jari telunjuknya meminta Ayunda mendekat.
"Bapak manggil saya ?" tanya Ayunda menunjuk pada dirinya sendiri dan hal itu membuat Revan merasa kesal.
Revan pasti mau melanjutkan pengobatan kakinya apabila Ayunda sudah bersamanya...
ko pindah kota macam mana cerita ma dosennya